Professional Documents
Culture Documents
dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau deposit
mineral bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas
laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya.
Rig Darat (Land Rig), merupakan rig yang beroperasi di daratan dan dibedakan atas
rig besar dan rig kecil. Pada rig kecil biasanya hanya digunakan untuk pekerjaan
sederhana seperti Well Service atau Work Over. Sementara itu, untuk rig besar bisa
digunakan untuk operasi pemboran, baik secara vertikal maupun direksional. Rig
darat ini sendiri dirancang secara portable sehingga dapat dengan mudah untuk
dilakukan pembongkaran dan pemasangannya dan akan dibawa menggunakan truk.
Untuk wilayah yang sulit terjangkau, dapat menggunakan heliportable.
Rig Laut (Offshore Rig), merupakan rig yang dioperasikan di atas permukaan air
seperti laut, rawa-rawa, sungai, danau, maupun delta sungai.
Dari Rig Laut (Offshore Rig) sendiri terbagi atas berbagai macam jenis berdasarkan
kedalaman air yaitu:
Swamp Barge: merupakan jenis rig laut yang hanya pada kedalaman maksimum 7
meter. Dan, sangat sering dipakai pada daerah rawa-rawa dan delta sungai. Rig jenis
ini dilakukan dengan cara memobilisasi rig ke dalam sumur, kemudian
ditenggelamkan dengan cara mengisi Ballast Tanksnya dengan air. Pada rig jenis ini,
proses pengeboran dilakukan setelah rig duduk didasar dan Spud Cannya tertancap
didasar laut.
Tender Barge, merupakan jenis rig laut yang sama dengan model Swamp Barge,
namun dipakai pada kedalaman yang lebih dalam lagi.
Jack Up Rig, rig jenis ini menggunakan platform yang dapat mengapung dengan
menggunakan tiga atau empat kakinya. Kaki-kaki pada rig ini dapat dinaikan dan
diturunkan, sehingga untuk pengoperasiannya semua kakinya harus diturunkan hingga
ke dasar laut. Kemudian, badan dari rig ini diangkat hingga di atas permukaan air dan
memiliki bentuk seperti platform. Untuk melakukan perpindahan tempat, semua
kakinya harus dinaikan dan badan rignya akan mengapung dan ditarik menggunakan
kapal. Pada operasi pengeboran menggunakan rig jenis ini dapat mencapai kedalaman
lima hingga 200 meter.
Drilling Jacket, merupakan jenis rig yang menggunakan platform berstruktur baja.
Pada umumnya memiliki bentuk yang kecil dan sangat cocok berada di laut dangkal
maupun laut tenang. Rig jenis ini sering dikombinasikan dengan Rig Jack Up maupun
Tender Barge.
Semi-Submersible Rig, jenis rig yang sering disebut “semis” ini merupakan model rig
yang mengapung (Flooded atau Ballasted) yang menggunakan Hull atau semacam
kaki. Rig ini dapat didirikan dengan menggunakan tali mooring dan jangkar agar
posisinya tetap diatas permukaan laut. Dengan menggunakan Thruster (semacam
baling-baling) yang berada disekelilingnya, dan Ballast Control System, sistem ini
dijalalankan dengan menggunakan komputer sehingga rig ini mampu mengatur
posisinya secara dinamis dan pada level diatas air sesuai keinginan. Rig ini sering
dipakai jika Jack Up Rig tidak mampu menjangkau permukaan dasar laut. Karena
jenis rig ini sangat stabil, maka rig ini sering dipakai pada lokasi yang berombak besar
dan memiliki cuaca buruk, dan pada kedalaman 90 hingga 750 meter.
Drill Ship, merupakan jenis rig yang bersifat mobile dan diletakan di atas kapal laut,
sehingga sangat cocok untuk pengeboran di laut dalam (dengan kedalaman lebih dari
2800 meter). Pada kapal ini, didirikan menara dan bagian bawahnya terbuka ke laut
(Moon Pool). Dengan sistem Thruster yang dikendalikan dengan komputer, dapat
memungkinkan sistem ini dapat mengendalikan posisi kapalnya. Memiliki daya muat
yang lebih banyak sehingga sering dipakai pada daerah terpencil maupun jauh dari
daratan.
Rig Yang Paling Sering Di Gunakan Di Indonesia
Sesuai dengan perairan Indonesia, yang rata-rata kedalamannya kurang dari 100
meter, maka jenis anjungan yang paling cocok digunakan adalah bangunan lepas pantai
terpancang, atau Fixed Offshore Platform tipe jacket.
Semi-submersible rig : sering hanya disebut “semis” merupakan rig jenis mengapung.
Desain : Eksplorasi dan produksi, struktur terapung, diderek ke situs, swabalast dan tertambat
(berlabuh), kolom vertikal besar terhubung ke ponton besar, kolom mendukung struktur
geladak dan peralatan.
Kedalamannya : ± 90-1000 m
Keuntungan :
Mobile dengan kecepatan transit tinggi (~ 10 kts)
Stabil – minimal respon terhadap aksi gelombang
Kekurangan :
Biaya awal dan operasi yang tinggi
Deck beban terbatas (apung cadangan yang rendah)
Kelelahan struktural
Sulit untuk menangani sistem tambat dan tanah rumpukan BOP dan riser dilaut kasar
Rig ini “diikat” ke dasar laut menggunakan tali mooring dan jangkar agar posisinya
tetap di permukaan. Dengan menggunakan thruster, yaitu semacam baling-baling di
sekelilingnya, rig semis mampu mengatur posisinya secara dinamis. Rig semis sering
digunakan jika lautnya terlalu dalam untuk rig jackup. Karena karakternya yang sangat stabil,
rig ini juga popular dipakai di daerah laut berombak besar dan bercuaca buruk.
Helicopter pad adalah tempat helicopter mendarat karena untuk menuju ke lokasi rig
dengan menggunakan helicopter membutuhkan waktu yang lebih singkat.
Crew quarter adalah tempat tinggal para kru rig.
b. Drilling Ship
Drill ship merupakan bentuk kapal sepenuhnya dan dilengkapi dengan propeler sendiri.
Karena sifatnya mengapung sehingga sangat dipengaruhi oleh arus, ombak dan pasang surut.
Untuk mengatasi pengaruh tersebut harus dijangkar seperti submarsible. BOP dipasang di
dasar laut.
Desain merupakan eksplorasi, lambung kapal disesuaikan untuk mengakomodasi peralatan
pengeboran, pengeboran bagian tengah kapal derek dengan pembukaan "moonpool" terletak
di bawah derek, fleksibel anak tangga dengan terputus, self-propelled, memanfaatkan
positioning system dinamis untuk mempertahankan kapal di atas lokasi pengeboran
(komputer dikontrol pendorong, lingkungan sensor, posisi menentukan peralatan). Sistem
Mooring turret memungkinkan kapal untuk kepala ke angin / gelombang mengurangi
efeknya,
Kedalamannya : ± 2500 m
Keuntungan :
Ponsel dengan transit kecepatan tinggi (hingga 16 kts),
Beban deck dan beban total lebih besar daripada jack-up dan semi submersibles,
Mengurangi melintasi samudra waktu transit (mampu melewati Suez dan Panama
Canals)
Kekurangan :
miskin stabilitas di laut kasar
daerah dek minimal
freeboard rendah
sulit untuk menangani sistem tambat dan tanah tumpukan BOP & riser di laut kasar
Well head adalah sebagai pengganti well head dipakai serangkaian casing head untuk
masing-masing casing. Masing-masing casing head mempunyai "HUG" yaitu tempat
untuk memasang hydraulic connector dan mempunyai ulir kiri untuk
menyambungkan dengan running tool pada waktu menurunkan casing dan juga untuk
penemenan
Acoustic positioning beacons adalah sebagai sensor agar posisi untuk pemboran dari
rig pas pada dasar laut.
Riser adalah mengalirkan fluida lumpur ke permukaan dalam proses pemboran serta
memudahkan dalam memasukkan peralatan pemboran seperti pahat,kedalaman
lubang bor.
c. Tension Leg
Tension Leg Platform (TLP) adalah salah satu jenis struktur lepas pantai yang mana jenis ini
sangat cocok dipakai di perairan dalam.
Desain : produksi semisubmersible ditambatkan ke dasar laut dengan garis-garis vertikal
achor (kabel atau pipa) dipertahankan dalam ketegangan dengan daya apung kelebihan dari
platform.
Kedalamannya : ± 120 – 1500 m
Keuntungan :
stabil - gerak vertikal minimal
biaya kenaikan rendah dengan peningkatan kedalaman
Kekurangan :
biaya penyimpanan awal yang tinggi
tinggi subsea biaya
Tension legs (pipes) adalah kaki dari rig tersebut yang berbentuk pipa.
d. Jack up rig
Jack-up berbentuk semacam barge, berukuran besar dan tidak punya propeler sendiri
sehingga untuk menuju ke lokasi harus ditarik dengan kapal tunda. Jack-up dilengkapi
dengan kaki-kaki yang terdiri dari tiga, empat, lima kaki atau lebih. Pada posisi pemboran,
kapal diangkat berdiri di atas kaki, cukup tinggi di atas air serta diatas jangkauan ombak.
Kedalaman laut sesuai dengan panjang kaki jadi terbatas pemakaiannya.
Jack-up stabil, tidak terpengaruh oleh cuaca, arus dan ombak. Semua peralatan berada
di atas kapal. Pada pemboran pengembangan, biasanya sebelum pemboran dimulai terlebih
dahulu dipasang jacket, kemudian dipasang conductor dan ditumbuk. Pada pemboran
explorasi biasanya digunakan mudline suspension, dan dari mud line suspension casing
disambut ke atas sampai platform.
Keuntungan:
Mobile
Stabil ketika diangkat
Kekurangan :
Tergantung pada jendela cuaca untuk penempatan
Terbatas pada daerah dangkal
Dasar laut gerusan
Dapat menyebabkan ledakan runtuhnya platform karena fluidisasi tanah
Drilling derrick adalah menara rig, fungsi utamanya untuk memberikan ruang kerja
yang cukup untuk pengangkatan dan penurunan drill collar serta casing string. Oleh
sebab itu tinggi dan kekuatannya harus sesuai dengan keperluan.
Helicopter pad adalah tempat helicopter melakukan pendaratan.
Legs adalah kaki sebagai tempat berdirinya rig di laut.
Fixed platform adalah daratan buatan ,rig berada di platform sampai operasi
pemboran selesai.
a. Jacket
Struktur jacket adalah struktur dengan struktur rangka baja yang terdiri dari kaki struktur dan
rangka penunjang (brace) yang dikonfigurasikan dengan berbagai tipe perangkaan. Tipe
perangkaan ini berguna untuk membentuk struktur jacket yaitu; brace tipe X, brace tipe K,
brace tipe diagonal tunggal, maupun tipe perangkaan kombinasi dari ketiga tipe tersebut.
Desain : produksi; struktur baja tubular dibingkai melekat pada dasar laut dengan tumpukan
yang didorong ke dasar laut (kaki bertindak sebagai perangkat membimbing atau “jaket”
untuk tumpukan). Dibangun dibagian dan diangkut ke situs, desain seumur hidup 10-25
tahun. Kedalamannya : ± 500 m
Keuntungan:
Lahan yang luas, produksi jangka panjang (mendukung sejumlah besar sumur)
Kekurangan:
Deck leg Dipakai untuk mengintegrasikan modul-modul yang ada di top side.
b. Concrete/steel gravity
Concrete Gravity Structure adalah bangunan yang dapat duduk stabil di dasar laut karena
beratnya structure tersebut, sehingga tahan terhadap dorongan arus dan pukulan ombak.
Caissons pada gravity structure dapat berfungsi sebagai storage tank atau sebagi tanki ballast.
Desain : produksi; besar bottom mount struktur beton bertulang yang menggunakan berat
untuk menahan beban lingkungan, tidak melekat pada bagian bawah dengan tumpukan.
Kedalamannya : ± 350 m
Keuntungan :
Mendukung beban besar dek
Penggunaan kembali mungkin
Lahan yang luas, produksi jangka panjang (mendukung sejumlah besar sumur)
Mungkin memiliki kapasitas penyimpanan yang besar, (6) lebih toleran terhadap
overloading & paparan air laut dibandingkan platform baja berjaket
Kekurangan :
Biaya meningkat secara eksponensial
Penyelesaian pondasi
a. Articulated Tower mirip dengan guyed tower hanya tidak dilengkapi dengan mooring
lines. Konstruksi penopang antara struktur dengan dasar laut biasanya berupa
sambungan engsel. Articulated Tower dilengkapi dengan struktur apung yang cukup
besar.
b. Guyed Tower adalah konstruksi rangka langsing yang ditopang oleh beberapa
mooring lines disisi-sisinya dan sekitar permukaan air hingga dasar laut. Dengan
demikian beban horizontal dan momen melalui mooring lines ditransformasikan ke
dasar laut. Konstruksi pada dasar laut dapat fixed structure atau juga konstruksi
engsel. Pada daerah sekitar permukaan air guyed tower biasanya dilengkapi dengan
struktur apung.
Kelebihan dan Kekurangan Fasilitas Offshore atau Onshore Blok Masela
Menurut data dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang diberikan
pada wartawan, Jakarta, Rabu (3/2/2016) ada beberapa perbedaan yang menjadi pertimbangan bila
blok abadi masela dilakukan dengan memakai sistem Floating LNG (FLNG) di laut dan Onshore
LNG (OLNG) di darat.
"Pertama, dari segi pengadaan lahan, konsep FLNG pengadaan lahan terbatas hanya untuk basis
pengadan logistik. Sedangkan konsep OLNG tidak ada keterbatasan lahan, karena wilayahnya sangat
luas untuk pembangunan kilang Onshore LNG," tulis laporan itu.
Kedua, dari segi konflik lahan, konsep FLNG sangat meminimalisir konflik lahan karena berada di
laut. Sedangkan konsep OLNG sangat besar kemungkinannya terjadi konflik.
Ketiga, dari segi kontrak EPC, konsep FLNG menggunakan full lump sum. Sedangkan konsep OLNG
menggunakan partial lump sum. Keempat, dari segi pengembangan derah, konsep FLNG
jangkauannya lebih luas. Sedangkan OLNG sangat terbatas.
Kelima, dari segi sosial dan lingkungan, konsep FLNG pengaruhnya sangat minimal. Sedangkan
OLNG pengaruhnya sangat besar karena langsung di darat.
"Keenam, dari segi penyediaan infrastruktur gas, konsep FLNG dengan LNG lebih berkelanjutan.
Sedangkan OLNG yakni melalui gas pipa, dirasa akan kurang berkelanjutan," tambah laporan itu.
Ketujuh, dari segi fasilitas setelah kontrak berakhir, konsep FLNG dapat dialokasikan ke tempat lain.
Sedangkan OLNG susah untuk dipindahkan.