Professional Documents
Culture Documents
KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
ini salah satunya dipengaruhi oleh desain pekerjaan yang dimiliki oleh
hasil penemuan dengan teori. Dalam penelitian ini penilaian kinerja perawat
Hal ini sejalan dengan Effendy (1995) dalam Zulfahmi (2009) yang
ditingkatkan dan dapat dijadikan sebagai tolak ukur evaluasi kinerja perawat.
a. Kesesuaian asuhan
keperawatan dengan standar
asuhan keperawatan, dinilai
atas:
- Pengkajian keperawatan
- Data Pelayanan
Keterangan:
: diteliti
: tidak diteliti
Definisi
No. Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
3. Hipotesis Penelitian
adalah hipotesa alternative (Ha) yaitu adanya pengaruh desain pekerjaan terhadap
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif
variabel bebas (desain pekerjaan) dan variabel terikat (kinerja perawat), peneliti
yang ada.
2.1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Rumah Sakit
Islam Malahayati Medan yang berjumlah 112 orang (RS Islam Malahayati, 2011).
2.2. Sampel
ruangan rawat inap di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Hal ini berdasarkan
Rumus Slovin: n= N
N d2 1
n= = 88
2
112(0.05) + 1
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Taraf signifikansi (alpha=0,05)
sampling jenis simple random sampling yaitu dengan memilih kelompok subjek
yang dipilih secara acak atau random sehingga setiap subjek yakni perawat
kesempatan yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih menjadi sampel
responden yaitu bersedia dan tidak cuti. Peneliti memilih calon responden dengan
kuisioner dan data yang tidak lengkap, peneliti menambahkan jumlah kuisioner
sebanyak 10% dari sampel penelitian yang akan diberikan kepada perawat diluar
buah.
beralamat di jalan Diponegoro No. 2-4 Medan. Alasan peneliti memilih Rumah
Medan. Selain itu, lokasi rumah sakit ini strategis dan memiliki jumlah perawat
yang memadai untuk dijadikan sebagai responden penelitian. Penelitian ini akan
dilakukan kurang lebih tiga bulan mulai Januari sampai Maret 2011.
4. Pertimbangan Etik
dari izin dari pihak Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Hal ini dikarenakan
bersedia menjadi subjek atau tanpa ada sanksi apapun dan responden tidak
secara lengkap dan rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi
kepada responden.
menjadi subjek penelitian. Kerahasiaan data responden dijaga, untuk itu perlu
hanya diberi nomor dan kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan
responden dijamin oleh peneliti dan data-data yang diperoleh dari responden
penelitian ini adalah kuisioner yang sesuai variabel penelitian. Kuisioner yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu data demografi
demografi dan desain pekerjaan dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan tinjauan
Depkes (2001).
tentang hal-hal yang akan diidentifikasi. Secara rinci instrumen dalam penelitian
pendidikan, dan lama kerja sebagai perawat di Rumah Sakit Islam Malahayati.
Kuisioner tentang desain pekerjaan ini dibuat oleh peneliti sendiri yang berisi
jawaban yaitu jawaban “S atau setuju” diberi nilai 3, jawaban “KS atau kurang
setuju” diberi nilai 2, dan jawaban “TS atau tidak setuju” diberi nilai 1. Dengan
rentang sebesar 42 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas 2
(desain pekerjaan baik dan desain pekerjaan kurang baik). Maka didapatkan p=21
responden agar lebih menganalisis dan teliti dalam memberikan jawaban untuk
setiap pernyataan.
(2001). Kuisioner ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari 24 kriteria mulai
nomor 8.9, 10,11,12, dan13), tindakan 4 kriteria (kriteria nomor 14,15, 16 dan
17), evaluasi 2 kriteria (kriteria nomor 18 dan 19), dan catatan asuhan
keperawatan 5 kriteria (kriteria nomor 20, 21, 23, dan 24). Bila telah dilaksanakan
sepenuhnya dengan tepat diberi nilai skor 4 dengan memberi tanda check list pada
kolom 4, bila dilaksanakan sepenuhnya namun tidak tepat diberi skor 3 dengan
dengan memberi check list pada kolom 2, dan bila hanya sedikit yang
dilaksanakan diberi nilai 1 dengan memberi check list pada kolom 1. Nilai
tertinggi yang diperoleh adalah 96, maka dapat dikategorikan atas kelas interval
sebagai berikut :
responden agar lebih menganalisis dan teliti dalam memberikan jawaban untuk
setiap pernyataan.
berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar atau tidaknya
data sangat menentukan bermutu atau tidaknya hasil penelitian yang juga sangat
tergantung oleh baik tidaknya instrumen sebagai alat pengumpul data. Instrumen
yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
ini distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. Uji validitas dan
realibilitas pada penelitian ini dilakukan pada perawat pelaksana di Rumah Sakit
Haji Medan yang terdiri dari 30 perawat pelaksana di Rumah Sakit Haji Medan
dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dengan mengungkap
variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas digunakan untuk mengetahui
apakah alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang di ukur
Depkes (2001).
validity) yaitu instrumen dibuat berdasarkan isi dan menjelaskan isi. Kemudian
kepada seorang yang ahli dibidangnya (Arikunto, 2003). Proses validasi dilakukan
dengan bantuan ahli akan menelaah lanjut isi proposal. Instrumen ini kemudian
tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap variabel
yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama ( Notoatmodjo, 2002).
Instrumen yang reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya atau
benar sesuai kenyataannya (Polit & Hungler, 1999). Uji reliabilitas dilakukan
Sakit Haji Medan karena memiliki tipe dan situasi yang sama dengan Rumah
Sakit Islam Malahayati Medan. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan
bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari
0,70.
Hasil uji reliabilitas pada desain pekerjaan didapatkan dengan nilai 0,97
dan uji reliabilitas pada kinerja perawat didapatkan dengan nilai 0,97. Sesuai
dengan pendapat Polit & Hungler (1999) instrumen yang memiliki nilai lebih dari
7. Pengumpulan data
Fakultas Keperawatan.
7.3. Peneliti mendapatkan surat balasan untuk izin pengumpulan data dari RS
7.5. Peneliti meminta daftar absensi perawat pelaksana kepada kepala bidang
8 subjek sehingga diperoleh 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17
7.7. Peneliti mendatangi calon responden yang telah ditentukan dan menjelaskan
untuk diisi.
8. Analisa Data
telah dikumpulkan.
8.2. Tabulasi data dengan memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang
8.3. Modifikasi data dan disesuaikan dengan teknik analisa yang digunakan.
dengan metode statistik. Analisa data variabel independen (Desain pekerjaan) dan
uji hipotesis dua variabel (Statistik bivariat) dengan menggunakan uji Kai Kuadrat
(Chi-square) (x2) dengan tingkat kepercayaan 95% (Arikunto, 2006). Uji ini
digunakan karena jenis data yang ada termasuk data ordinal. Secara rinci metode
statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai
berikut :
Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu
variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian (Polit &
Hunger, 1999). Pada penelitian ini analisa data dengan metode statistik univarat
akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Data desain pekerjaan akan
disajikan dalam bentuk skala ordinal, data ini merupakan jenis data kategorik
yang akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Data kinerja perawat
akan disajikan dalam bentuk skala ordinal, data ini merupakan jenis data kategorik
dua variabel. Hubungan desain pekerjaan dengan kinerja perawat pelaksana akan
Medan dengan menggunakan uji Kai Kuadrat (Chi-square) (X2) dengan tingkat
adalah :
a. H0 diterima dan Ha ditolak, jika nilai X2(hitung) X2(tabel) atau nilai probabilitas
(p) > 0,05 berarti tidak ada pengaruh desain pekerjaan dengan kinerja
b. H0 ditolak dan Ha diterima, jika nilai X2(hitung) > X2(tabel) atau nilai
probabilitas (p) < 0,05, berarti ada pengaruh desain pekerjaan dengan
Berdasarkan Dahlan (2004) jika syarat uji Chi-Square tidak terpenuhi maka
Smirnov.
suatu tabel B x K yang baru. Uji hipotesis yang akan dipilih sesuai dengan
tabel
PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian mengenai pengaruh
pekerjaan, data kinerja perawat pelaksana dan pengaruh desain pekerjaan terhadap
pendidikan terakhir, dan lama kerja. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel
lebih banyak dijumpai daripada laki-laki 89,8%. Status responden banyak yang
belum menikah yaitu 61,4%. Rata-rata berada pada usia 21-34 tahun sebanyak
memiliki desain pekerjaan yang baik 89,8% dan 10,2% kurang baik.
dan variabel dependen yaitu desain pekerjaan dengan kinerja perawat pelaksana.
Kinerja Perawat
Jumlah p
Desain Pekerjaan Kurang Baik Baik (%)
f % f %
Kurang Baik 4 4,5 5 5,7 9 (10,2)
Baik 7 8,0 72 81,8 79 (89,8)
0,013
Jumlah 11 12,5 81,8 87,5 88 (100)
Berdasarkan Tabel 5.4. diatas maka didapat bahwa 89,9% perawat yang
memiliki desain pekerjaan 81,8% berkinerja baik. Berdasarkan uji Exact Fisher
diperoleh nilai p (=0,013) < alpha (=0,05) menunjukkan bahwa ada pengaruh
2. Pembahasan
produktif dan memuaskan (Cook, 1997). Berdasarkan hasil analisis maka didapat
Sakit Islam Malahayati Medan sedangkan 10,2% perawat pelaksana bekerja tidak
telah menerapkan desain pekerjaan yang dibuat oleh rumah sakit dan dapat
baik hali ini dilihat dari persentase jawaban para perawat yaitu 89,9% memiliki
memiliki desain pekerjaan yang kurang baik artinya perawat belum menerapkan
67,9% perawat di Rumah Sakit Sigli yang memiliki persepsi bahwa desain
pekerjaan itu baik. Setiap indikator desain pekerjaan memiliki jawaban responden
penguasaan prosedur kerja, uraian kerja yang jelas, peralatan kerja yang tepat atau
sesuai dengan lingkungan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa desain pekerjaan
lingkungan, dan unsur keperilakuan. Unsur organisasional, dalam hal ini yang
identifikasi lengkap dari berbagai tugas dalam suatu pekerjaan disusun sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi pemborosan baik dari segi input maupun proses.
kemudahan dari seorang pekerja karena adanya kesuaian antara jenis pekerjaan
Selain itu, unsur keperilakuan juga meliputi identitas tugas, signifikansi tugas
dan umpan balik. Identitas tugas yaitu karyawan mengetahui porsi pekerjaannya
tugas yang dimaksud adalah bahwa rasa bangga seseorang perlu dibangkitkan
kelompok atau organisasi dimana dia menjadi anggota. Umpan balik sebagai
Pada penelitian ini masing-masing unsur diatas telah dijalankan oleh perawat
seperti perawat pelaksana setuju memiliki rincian pekerjaan dan bekerja sesuai
rincian pekerjaan ada 89%, perawat pelaksana juga setuju memiliki tugas yang
mengerti 92% tentang tugas-tugas yang dilaksanakan. 92% perawat setuju standar
baik. Hal ini dapat dilihat masing-masing indikator desain pekerjaan yang
(Lampiran7).
perawat dapat dilihat dan dinilai sesuai dengan peran fungsi perawat sebagai
dokumentasi ini menjadi bagian yang penting dalam penilaian kinerja perawat
keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang terdiri dari
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Depkes RI.
yaitu 87,5%. Hal ini dapat dilihat dari indikator yang digunakan dalam instrumen
penelitian tentang kinerja menunjukkan bahwa 67% perawat selalu mencatat data
77,3% selalu mencatat hasil evaluasi dan 78,4% perawat selalu mencatat tindakan
dengan jelas. Secara keseluruhan kinerja perawat pada setiap aspek yang dinilai
sesuai dengan standar asuhan keperawatan sudah baik hal ini terlihat dari
indikator pelaksanaan kinerja perawat dalam kategori baik cendrung diatas 50%
(Lampiran 7).
kinerja kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari lampiran 7, dijumpai 6,8% perawat
yang tidak pernah mencatat data yang dikaji, 9,1% perawat yang tidak pernah
membuat rencana tindakan tidak menggambarkan kerja sama dengan tim lain,
9,1% perawat tidak pernah mencatat semua tindakan dengan ringkas dan jelas,
15,9% perawat yang tidak pernah membubuhkan tanda paraf setiap melakukan
tindakan dan 17% perawat tidak pernah menyimpan berkas catatan keperawatan.
Kasmir (2003) menjelaskan bahwa pelayanan yang baik memiliki ciri yaitu
(1987) menjelaskan bahwa ada tiga hal yang dapat mempengaruhi kinerja seorang
perawat yaitu faktor individu, faktor psikologi dan faktor organisasi. Faktor
individu terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis
persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini dipengaruhi oleh
Faktor organisasi berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu
terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan dan struktur dan desain
pekerjaan.
usia 21-34 cendrung memiliki kinerja yang baik karena umur yang tergolong
muda membuat tingkat pemahaman kerjanya kurang. Begitu juga dengan tingkat
lebih baik dibandingkan DIII. Lama bekerja juga mempengaruhi kinerja. Perawat
yang bekerja <15 tahun cendrung memiliki kinerja yang baik dan yang >15 tahun
akan memiliki kinerja kurang baik. Hal ini disebabkan oleh semakin lama
Berdasarkan uji Exact Fisher diperoleh nilai p (=0,013). Hal ini menjelaskan
Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 89,9% perawat yang memiliki desain
dengan proses yang digunakan oleh menejer untuk menciptakan tugas individu
berarti, harga diri, penghargaan dari orang lain, ketertiban hidup kita dan
pekerjaan yang membedakan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang
membuahkan hasil (Gibson, 1987). Keadaan ini juga sesuai dengan prinsip
dipengaruhi oleh penguasaan prosedur kerja, uraian kerja yang jelas, peralatan
mempunyai respon baik terhadap desain pekerjaan, biasanya kinerjanya lebih baik
dibandingkan yang memiliki respon kurang baik. Selain itu, hasil penelitian juga
perawat.
Sesuai dengan tuntutan pekerjaan perawat yang harus cepat dan tanggap, maka
asuhan keperawatan, standar operasional prosedur yang ada, karena jika tidak
p=0,001. Perawat yang merasakan bahwa desain pekerjaan yang ada di rumah
sakit dalam kategori baik, kinerjanya juga baik yaitu sebanyak 90,7%. Vera
terhadap gairah kerja dengan koefisien regresi sebesar 0,942. Hal ini berarti
Pengaruh tersebut berhasil menyusun teori terintegrasi dari rancangan kerja yang
terdiri dari tiga tahapan model yaitu model inti pekerjaan, pernyataan psikologis
dan hasil kerja individu. Dimensi inti pekerjaan terdiri dari otonomi, keberagaman
dilakukannya.
(dipengaruhi oleh keberagaman tugas, identitas tugas, dan signifikansi tugas) juga
umpan balik). Dengan demikian, hal-hal tersebut akan menciptakan perilaku yang
mengarah pada pencapaian hasil atau kinerja yang tinggi (Cook, 1997).
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan
1. Kesimpulan
1.1. Desain pekerjaan yang dijalankan oleh perawat pelaksana di Rumah Sakit
1.2. Hasil observasi kinerja perawat pelaksana menjelaskan bahwa pada umumnya
Medan sebagian besar berada dalam kategori baik. Hanya 12,5% perawat
semakin baik desain pekerjaan yang dijalankan perawat pelaksana maka akan
semakin baik pula kinerja perawat yang akan dihasilkan. Demikian pula
sebaliknya, jika desain pekerjaan yang dimiliki kurang baik maka kinerja
kinerja perawat. Oleh karena itu, sebuah rumah sakit perlu menyusun desain
untuk perawat, pengaturan shift, keterampilan yang dimiliki perawat, hak dan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi data dasar dan informasi bagi
Untuk menjaga kinerja perawat dalam kategori baik di Rumah Sakit Islam
Malahayati Medan maka tetap disarankan agar desain pekerjaan yang dibuat
perawat memiliki desain pekerjaan baik maka kinerja perawat juga akan
baik.