You are on page 1of 4

ACARA 4

PENGENALAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3) IV


Handling tumpahan Bahan Kimia dan Penanganan Limbah Bahan Kimia

1. Tujuan
Memahami terkait cara-cara penanganan tumpahan bahan kkimia dan limbah
bahan kimia dengan studi kasus di Lab Kimia UNISA Yogyakarta
2. Dasar teori
Secara Umum B3 terdiri dari bahan beracun, korosif, mudah terbakar, mudah
meledak, reaktif terhadap air/asam, dan gas bertekanan. Bahan ini dapat berpengaruh
dan berdampak pada manusia/pekerja maupun lingkungan seperti keracunan, ledakan,
kebakaran, dan iritasi. Prinsip utama dalam menangani bahan-bahan berbahaya tersebut
adalah mendapat informasi sebanyak mungkin lebih dahulu sebelum menanganinya.
Cara penanganan yang tepat untuk setiap bahan kimia, hanya dapat diperoleh dari
pabrik atau pemasok yang memang telah berpengalaman dengan bahan tersebut.
Informasi spesifikasi bahan juga dapat dilihat melalui Material Safety Data Shet
(MSDS) Dalam MSDS terdapat keterangan mengenai suatu bahan yaitu identitas, sifat,
penanganan dan lain-lain yang berkaitan dengan keselamatan. Untuk itu sebelum bahan
kimia tersebut diterima, disimpan dan digunakan, maka keterangaan yang ada dalam
MSDS tersebut harus dipahami. Menangani bahan berbahaya tanpa mengetahui
informasi tersebut di atas dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja.
MANAJEMEN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN SEBAGAI
UPAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN Nur Tri Harjanto, Suliyanto, Endang Sukesi
I. No. 08/ Tahun IV. Oktober 2011
Efek yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya ini
antara lain adalah iritasi atau korosif pada mata, kulit, saluran pencernaan, dan saluran
pernafasan. Efek lebih lanjut yang diakibatkan oleh bahan kimia berbahaya ini adalah
luka bakar, sesak nafas, batuk, mual, muntal, diare, kegagalan pada sistem peredaran
darah, kegagalan fungsi ginjal, pankreas, hati, paru-paru, menyebabkan dermatitis,
gangguan saraf, keracunan, kerusakan pada kornea mata, kebutaan, sakit kepala,
pusing, koma, kanker, dan dapat merusak organ (Khasani,1986; Carson & Mumford,
2002). Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013 53 IDENTIFIKASI
BAHAN KIMIA BERBAHAYA YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTIKUM
KIMIA SMA I Wayan Redhana

Sumber kecelakaan terbesar bekerja di laboratorium kimia berasal dari bahan-bahan


kimia dan factor manusia. Pemahaman jenis, sifat, dan cara menanggulangi bahan
kimia sangat diperlukan oleh praktikan di laboratorium (Muhtaridi, 2011).Penanganan
bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya
kecelakaan kerja. Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan
memperhatikan sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau
mencampurkan bahan kimia, paling tidak jumlah yang digunakan telah diketahui
dengan pasti dan tersedia petunjuk teknik mereaksikan atau pencampurannya.
Mengenal sifat bahan kimia menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan
bahan kimia. Pemindahan atau pengambilan bahan kimia dilakukan sesuai dengan
prosedur yang benar. Penanganan tumpahan atau percikan bahan kimia perlu diketahui
sebelum bekerja di laboratorium. Tumpahan atau percikan bahan yang mengenai meja
atau lantai perlu ditangani secara tepat apabila mengenai kulit atau mata harus
mengetahui tindakan atau pertolongan pertama yang dapat dilakukan (Suwahono.
2012). ANALISIS PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG DAMPAK
PENGGUNAAN BAHAN KIMIA DALAM PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
TERHADAP KESEHATAN (STUDI MENUJU PENGELOLAAN
LABORATORIUM KIMIA YANG AMAN BAGI
KESEHATAN) I Ketut Lasia Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013

Penanganan limbah meliputi perubahan karakter atau komposisi limbah


secara fisik, kimiawi, atau biologis. Tujuan penanganan ini adalah menetralkan limbah,
memulihkan energi atau sumber daya penting, atau membuat limbah menjadi tidak
berbahaya atau berkurang bahayanya.
Penanganan limbah skala kecil di laboratorium tidak diperbolehkan di semua
tempat. Kondisi-kondisi tertentu yang memungkinkan dilakukannya penanganan tanpa
izin biasanya meliputi berikut ini:
z Penanganan di wadah pengumpulan.
z Penetralan dasar, atau pencampuran limbah asam dan alkali untuk membentuk larutan
garam. Pikirkan pertimbangan keselamatan, terutama penggunaan larutan encer untuk
menghindari pembentukan panas yang cepat.
z Penanganan produk sampingan eksperimen sebelum menjadi limbah. Penanganan
produk sampingan eksperimen berdasarkan asumsi bahwa bahan belum dianggap
sampah atau ditangani seperti sampah. Jangan lakukan penanganan seperti itu selain di
lokasi dihasilkannya produk sampingan tersebut. Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium Kimia Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak Lisa Moran
dan Tina Masciangioli. THE NATIONAL ACADEMIES PRESS Washington, DC
2010, 171-174
Penanganan limbah B3 yang ada di IEBE didasarkan pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun. Kegiatan pengelolaan limbah B3 dalam peraturan
tersebut terdapat pada Bab IV yang isinya secara berurutan adalah sebagai berikut[2]:
Reduksi, Pengemasan, Penyimpanan, Pengumpulan dan Pengangkutan.
Reduksi Dalam peraturan pemerintah dijelaskan bahwa kegiatan reduksi limbah B3
dapat dilakukan melalui upaya menyempurnakan penyimpanan bahan baku dalam
kegiatan proses (house keeping), substitusi bahan, modifikasi proses, serta upaya
reduksi limbah B3 lainnya.
PengemasanDalam peraturan pemerintah dijelaskan bahwa setiap kemasan limbah
B3 wajib diberi simbol dan label yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3.
PenyimpananDijelaskan dalam peraturan pemerintah bahwa penyimpanan limbah
B3 dilakukan di tempat penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir , tidak rawan bencana dan di luar
kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang; 2. Rancangan bangunan
disesuaikan dengan jumlah karakteristik limbah B3 dan upaya pengendalian
pencemaran lingkungan.
PengumpulanDalam peraturan pemerintah dijelaskan, bahwa kegiatan
pengumpulan limbah B3 wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. memperhatikan
karakteristik limbah B3; b. mempunyai laboratorium yang dapat mendeteksi
karakteristik limbah B3 kecuali untuk toksikologi; c. memiliki perlengkapan untuk
penanggulangan terjadinya kecelakaan; d. memiliki konstruksi bangunan kedap air dan
bahan bangunan. disesuaikan dengan karakteristik limbah B3; e. mempunyai lokasi
pengumpulan yang bebas banjir. EVALUASI PENANGANAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI INSTALASI ELEMEN BAKAR
EKSPERIMENTAL (IEBE) Susanto, Sunardi, Bening Farawan, No. 14/Tahun
VII. Oktober 2014, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Metodologi
 Alat dan Bahan: Bahan Kimia yang ada di Laboratorium Kimia UNISA Yogyakarta
 Cara kerja:
a. Sebutkan dan Lakukan dengan mempraktekkan terkait penanganan adanya tumpahan
bahan kimia dengan melihat sifat-sifat bahan kimia
b. Sebutkan dan Lakukan dengan mempraktekkan terkait penanganan limbah bahan
kimia
c. Catat semua kegiatan yang dilakukan

You might also like