You are on page 1of 6

INVAGINASI

5. Usus halus tidak mempunyai kantong lemak yang melekat pada dindingnya.
Usus besar mempunyai kantong lemak yang dinamakan appandices
------------------------------------------------- RD - Collection 2002 epiploideae.
----------------------------------------------- 6. Dinding usus halus adalah halus, sedangkan dinding usus besar sakular.

Anatomi usus halus  Perbedaan interna


Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, yejunum dan ileum. Panjang 1. Mucosa usus halus mempunyai lipatan yang permanen yang dinamakan plica
duodenum 26 cm, sedangkan yejunum + ileum : 6 m Dimana 2/5 bagian adalah silcularis, sedangkan pada usus besar tidak ada.
yejunum (Snel, 89). Sedangkan menurut schrock 1988 panjang usus halus manusia 2. Mukosa usus halus mempunyai fili, sedangkan mukosa usus besar tidak
dewasa adalah 5-6 m. Batas antara duodenum dan yejunum adalah ligamentum mempunyai.
treits. 3. Kelompokan jaringan limfoid (agmen feyer) ditemukan pada mukosa usus
Yejunum dan ileum dapat dibedakan dari : halus , jaringan limfoid ini tidak ditemukan pada usus besar.
1. Lekukan –lekukan yejunum terletak pada bagian atas rongga atas peritoneum di
bawah sisi kiri mesocolon transversum ; ileum terletak pada bagian bawah Intususepsi adalah keadaan yang umumnya terjadi pada anak-anak, dan
rongga peritoneum dan dalam pelvis. merupakan kejadian yang jarang terjadi pada dewasa, intususepsi adalah masuknya
2. Jejunum lebih besar, berdinding lebih tebal dan lebih merah daripada ileum segmen usus proksimal (kearah oral) kerongga lumen usus yang lebih distal
Dinding jejunum terasa lebih tebal karena lipatan mukosa yang lebih permanen (kearah anal) sehingga menimbulkan gejala obstruksi berlanjut strangulasi usus
yaitu plica circularis, lebih besar, lebih banyak dan pada yejunum lebih Definisi lain Invaginasi atau intususcepti yaitu masuknya segmen usus
berdekatan ; sedangkan pada bagian atas ileum lebar, dan pada bagian bawah (Intesusceptum) ke dalam segment usus di dekatnya (intususcipient). Pada umumnya
lipatan ini tidak ada. usus bagian proksimal yang mengalami invaginasi (intussuceptum) memasuki usus
3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen diatas dan kiri bagian distal (intussucipient), tetapi walaupun jarang ada juga yang sebaliknya atau
aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat dibawah dan kanan aorta. retrograd (Bailey,90) Paling sering masuknya ileum terminal ke kolon.
4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya menmbentuk satu atau dua Intususeptum yaitu segmen usus yang masuk dan intususipien yaitu segmen usus
aarkade dengan cabang-cabang yang panjang dan jarang yang berjalan ke yang dimasuki segmen lain
dinding usus halus. Ileum menerima banyak pembuluh darah yang pendek, yang Invaginasi terjadi karena adanya sesuatu di usus yang menyebabkan peristaltik
beraal dari 3 atau 4 atau malahan lebih arkade. berlebihan, biasanya terjadi pada anak-anak tetapi dapat juga terjadi pada dewasa.
5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkalan dan lemak Pada anak-anak 95% penyebabnya tidak diketahui, hanya 5% yang mempunyai
jarang ditemukan didekat dinding usus halus. Pada ujung mesenterium ileum kelainan pada ususnya sebagai penyebabnya. Misalnya diiverticulum Meckeli,
lemak disimpan di seluruh bagian , sehingga lemak ditemukan dari pangkal Polyp, Hemangioma (Schrock, 88). Sedangkan invaginasi pada dewasa terutama
sampai dinding usus halus. adanya tumor yang menyebabkannya (Dunphy 80). Perbandingan kejadian antara
6. Kelompokan jaringan limfoid (Agmen Feyer) terdapat pada mukosa ileum pria dan wanita adalah : 3 : 2 (Swenson,90), pada orang tua sangat jarang dijumpai
bagian bawah sepanjang pinggir anti mesentrik. (Ellis ,90). Daerah yang secara anatomis paling mudah mengalami invaginasi adalah
ileo coecal, dimana ileum yang lebih kecil dapat masuk dengan mudah ke dalam
Perbedaan usus halus dan usus besar pada anatomi adalah : coecum yang longgar. Invaginasi dapat menyebabkan obstruksi usus baik partiil
 Perbedaan eksterna maupun total. Intususepsi paling sering mengenai daerah ileosekal, dan lebih jarang
1. Usus halus (kecuali duodenum) bersifat mobil, sedang kan colon asenden terjadi pada orang tua dibandingkan dengan pada anak-anak. Pada kebanyakan kasus
dan colon desenden terfiksasi tidak mudah bergerak. pada orang tua dapat diketemukan penyebab yang jelas, umumnya tumor yang
2. Ukuran usus halus umumnya lebih kecil dibandingkan dengan usus besar membentuk ujung dari intususeptum.
yang terisi.
3. Usus halus (kecuali duodenum) mempunyai mesenterium yang berjalan ke Invaginasi atau intususepsi merupakan keadaan gawat darurat, dimana bila tidak
bawah menyilang garis tengah, menuju fosa iliaka kanan. ditangani segera dan tepat akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut. Hampir 70%
4. Otot longitudinal usus halus membentuk lapisan kontinyu sekitar usus. Pada kasus invaginasi terjadi pada anak-anak umur kurang dari 1 tahun, paling sering
usus besar (kecuali appendix) otot longitudinal tergabung dalam tiga pita dijumpai pada ileosekal. Invaginasi sangat jarang dijumpai pada orang tua, serta
yaitu taenia coli. tidak banyak tulisan yang membahas hal ini secara rinci.
Ada perbedaan etiologi yang mencolok antara anak-anak dan dewasa, pada anak- Hampir 70 % kasus invaginasi terjadi pada anak-anak umur kurang dari 1 tahun
anak etiologi terbanyak adalah idiopatik yang mana lead pointnya tidak ditemukan (Bisset et all, 1988) sedangkan Orloff mendapatkan 69% dari 1814 kasus pada bayi
sedangkan pada dewasa penyebab terbanyak adalah keadaan patologik intra lumen dan anak-anak umur kurang dari 1 tahun (Cohn 1976). Chairl Ismail 1988
oleh suatu neoplasma baik jinak maupun ganas sehingga pada saat operasi lead mendapatkan insiden tertinggi dicapai pada anak-anak umur antara 4 sampai dengan
poinnya dapat ditemukan 9 bulan. Perbandingan antara laki-laki dan wanita adalah 2:1 (Kartono, 1986; Cohn
1976; Chairul Ismail !988).
Kalsifikasi Insidensi tertinggi dari inttususepsiterdapat pada usia dibawah 2 tahun (Ellis 1990).
Intususepsi dibedakan dalam 4 tipe : Orloof mendapatkan 69% dari1814 kasus pada anak-anak terjadi pada usia kurang
1. Enterik  usus halus ke usus halus dari 1 tahun (Cohn 1976). Pada bayi dan anak-anak intususepsi merupakan
2. Ileosekal  valvula ileosekalis mengalami invaginasi prolaps ke sekum dan penyebab kira-kira 80-90% dari kasus obstruksi. Pada orang dewasa intususepsi
menarik ileum di belakangnya. Valvula tersebut merupakan apex dari lebih jarang terjadi dan diperkirakan menjadi penyebab kira-kira 5% dari kasus
intususepsi. obstruksi (Ellis, 1990)
3. Kolokolika  kolon ke kolon.
4. Ileokoloika  ileum prolaps melalui valvula ileosekalis ke kolon. Patofisiologi
Berbagai variasi etiologi yang mengakibatkan terjadinya intususepsi pada dewasa
Umumnya para penulis menyetujui bahwa paling sering intususepsi mengenai valvula pada intinya adalah gangguan motilitas usus terdiri dari dua komponen yaitu satu
ileosekalis. Namun masih belum jelas perbandingan insidensi untuk masing-masing bagian usus yang bergerak bebas dan satu bagian usus lainya yang terfiksir/atau
jenis intususepsi. Perrin dan Linsay memberikkan gambaran : 39% ileosekal, 31,5 % kurang bebas dibandingkan bagian lainnya, karena arah peristaltik adalah dari oral
ileokolika, 6,7% enterik, 4,7 % kolokolika, dan sisanya adalah bentuk-bentuk yang keanal sehingga bagian yang masuk kelumen usus adalah yang arah oral atau
jarang dan tidak khas (Tumen 1964). proksimal, keadaan lainnya karena suatu disritmik peristaltik usus, pada keadaan
Invaginasi dapat ditemukan di semua umur, pada penderita dewasa ditemukan 5%kasus khusus dapat terjadi sebaliknya yang disebut retrograd intususepsi pada pasien
obstruksi usus disebabkan karena invaginasi (Ellis,90). Biasanya terdapat tumor pada pasca gastrojejunostomi . Akibat adanya segmen usus yang masuk kesegmen usus
apex intussuception, pada usus halus biasnya tumor jinak dan tumor ganas pada usus lainnya akan menyebabkan dinding usus yang terjepit sehingga akan mengakibatkan
besar. (Ellis 90). Tumor usus halus banyak ditemukan diduodenum, yejunum bagian aliran darah menurun dan keadaan akhir adalah akan menyebabkan nekrosis dinding
proksimal dan terminal ileum. Distal yejunum dan proksimal ileum relatif jarang usus
(Leaper 89) dan terbanyak di temukan di terminal ileum (Schrok,88). Tumor usus halus Perubahan patologik yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai intususeptum.
merupakan 1-5% tumor di dalam saluran pencernaan makanan, hanya 10 % yang akan Intususepien biasanya tidak mengalami kerusakan. Perubahan pada intususeptum
menimbulkan gejala-gejala antara lain perdarahan, penyumbatan atau invaginasi. ditimbulkan oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari intususepien, dan
Perbandingan tumor jinak dan tumor ganas adalah 10 : 1 (Schrock,88). Tumor jinak juga karena terganggunya aliran darah sebagai akibat penekanan dan tertariknya
usus halus biasanya adenoma, leyomiomalipoma, hemangioma, ployposis. Sedangkan mesenterium. Edema dan pembengkakan dapat terjadi. Pembengkakan dapt
tumor ganas biasanya carcinoma, carcinoid tumor, sarcoma, tumor metastase sedemikian besarnya sehingga menghambat reduksi. Adanya bendungan
(Leaper,89). menimbulkan perembesan (ozing) lendir dan darah ke dalam lumen. Ulserasi pada
dindidng usus dapat terjadi. Sebagai akibat strangulasi tidak jarang terjadi gangren.
Epidemiologi Gangren dapat berakibat lepasnya bagian yang mengalami prolaps. Pembengkakan
Angka kejadian intususepsi (invaginasi) dewasa sangat jarang , menurut angka yang ddari intisuseptum umumnya menutup lumen usus. Akan tetapi tidak jarang pula
pernah dilaporkan adalah 0,08% dari semua kasus pembedahan lewat abdomen dan 3% lumen tetap patent, sehingga obstruksi komplit kadang-kadang tidak terjadi pada
dari kejadian obstruksi usus , angka lain melaporkan 1% dari semua kasus obstruksi intususepsi (Tumen 1964).
usus, 5% dari semua kasus invaginasi (anak-anak dan dewasa), sedangkan angka-angka Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus (obstruksi) baik partiil maupun
yang menggambarkan angka kejadian berdasarkan jenis kelamin dan umur belum total dan strangulasi (Boyd, 1956). Hiperperistaltik usus bagian proksimal yang lebih
pernah dilaporkan, sedangkan segmen usus yang telibat yang pernah dilaporkan mobil menyebabkan usus tersebut masuk ke lumen usus distal. Usus bagian distal
Anderson 281 pasien terjadi pada usus halus ( Jejunum, Ileum ) 7 pasien ileocolica, 12 yang menerima (intussucipient) ini kemudian berkontraksi, terjadi edema. Akibatnya
pasien cecocolica dan 36 colocolica dari 336 kasus yang ia laporkan . Desai pada 667 terjadi perlekatan yang tidak dapat kembali normal sehingga terjadi invaginasi
pasien menggambarkan 53% pada duodenum,jejunum atau ileum, 14% lead pointnya
pada ileoseccal, 16% kolon dan 5% termasuk appendik veriformis.
Intestinal obstruksi terdapat dua bentuk yaitu : mekanik obstruksi dan neurogenik Sedangkan pada anak-anak umur lebih dari 2 tahun dapat dijumpai kelinan pada
obstruksi paralitik (Meingot’s 90 ; Bailey 90). usus sebagai penyebabnya, misalnya divertical meckel, hemangioma, polip. Pada
Menurut etiologinya ada 3 keadaan : orang tua sangat jarang dijumpai kasus invaginasi (Tumen 1964; kume GA et al,
1. sebab didalam lumen usus 1985; Ellis 1990), seta tidak banyak tulisan yang membahas tentang invaginasi pada
2. sebab pada dinding usus orangtua secar rinci.
3. sebab diluar dinding usus (Meingot’s 90)
Penyebab terjadinya invaginasi bervariasi, diduga tindakan masyarakat tradisional
Menurut tinggi rendahnya dibagi : obstruksi usus halus letak tinggi , obstruksi berupa pijat perut serta tindakan medis pemberian obat anti-diare juga berperan pada
usus halus letak rendah dan obstruksi usus besar. timbulnya invaginasi. Infeksi rotavirus yang menyerang saluran pencernaan anak
Berdasarkan waktunya dibagi : dengan gejala utama berupa diare juga dicurigai sebagai salah satu penyebab
1. Acuta intestinal obstruksi invaginasi Keadaan ini merupakan keadaan gawat darurat akut di bagian bedah dan
2. Cronik intestinal obstruksi dapat terjadi pada semua umur. Insiden puncaknya pada umur 4 - 9 bulan, hampir
3. Acut super exposed on cronik 70% terjadi pada umur dibawah 1 tahun dimana laki-laki lebih sering dari
wanita kemungkinan karena peristaltic lebih kuat. Perkembangan invaginasi
Sekitar 85 % dari obstruksi mekanik usus terjadi di usus halus dan 15 % terjadi di menjadi suatu iskemik terjadi oleh karena penekanan dan penjepitan pembuluh-
usus besar (Schrock, 82). pembuluh darah segmen intususeptum usus atau mesenterial. Bagian usus yang
Aethiologiobstruksi usus halus menurut Schrock 88 adalah : paling awal mengalami iskemik adalah mukosa. Ditandai dengan produksi mucus
1. Adhesion yang berlebih dan bila berlanjut akan terjadi strangulasi dan laserasi mukosa
2. Hernia sehingga timbul perdarahan. Campuran antara mucus dan darah tersebut akan keluar
3. Neoplasma anus sebagai suatu agar-agar jeli darah (red currant jelly stool).
4. Intussusception Keluarnya darah per anus sering mempersulit diagnosis dengan tingginya insidensi
5. volvulus disentri dan amubiasis. Ketiga gejala tersebut disebut sebagai trias invaginasi.
6. benda asing Iskemik dan distensi sistem usus akan dirasakan nyeri oleh pasien dan ditemukan
7. batu empedu pada 75% pasien. Adanya iskemik dan obstruksi akan menyebabkan sekuestrisasi
8. imflamasi cairan ke lumen usus yang distensi dengan akibat lanjutnya adalah pasien akan
9. strictura mengalami dehidrasi, lebih jauh lagi dapat menimbulkan syok. Mukosa usus yang
10. cystic fibrosis iskemik merupakan port de entry intravasasi mikroorganisme dari lumen usus yang
11. hematoma dapat menyebabkan pasien mengalami infeksi sistemik dan sepsis.

Etiologi Intususepsi pada dewasa kausa terbanyak adalah keadaan patologi pada lumen usus,
Menurut kepustakaan 90-95% terjadi pada anak dibawah 1 tahun akibat yaitu suatu neoplasma baik yang bersifat jinak dan atau ganas, seperti apa yang
idiopatik. Pada waktu operasi hanya ditemukan penebalan dinding ileum terminal pernah dilaporkan ada perbedaan kausa antara usus halus dan kolon sebab terbanyak
berupa hipertrophi jaringan limfoid (plaque payer) akibat infeksi virus (limfadenitis) intususepsi pada usus halus adalah neoplasma yang bersifat jinak (diverticle
yang mengkuti suatu gastroenteritis atau infeksi saluran nafas. Keadaan ini meckel’s, polip) 12/25 kasus sedangkan pada kolon adalah bersifat ganas
menimbulkan pembengkaan bagian intusupseptum, edema intestinal dan obstruksi (adenocarsinoma)14/16 kasus. Etiologi lainnya yang frequensiny labih rendah
aliran vena  obstruksi intestinal  perdarahan. Penebalan ini merupakan titik seperti tumor extra lumen seperti lymphoma, diarea , riwayat pembedahan abdomen
permulaan invaginasi. sebelumnya, inflamasi pada apendiks juga pernah dilaporkan intususepsi terjadi
Pada anak dengan umur > 2 tahun disebabkan oleh tumor seperti limpoma, polip, pada penderita AIDS , pernah juga dilaporkan karena trauma tumpul abdomen yang
hemangioma dan divertikel Meckeli. Penyebab lain akibat pemberian anti tidak dapat diterangkan kenapa itu terjadi dan idiopatik .
spasmolitik pada diare non spesifik. Pada umur 4-9 bulan terjadi perubahan diet
makanan dari cair ke padat, perubahan pola makan dicurigai sebagai penyebab Perbedaan dalam etiologi merupakan hal utama yang membedakan kasus yang terjadi
invaginasi pada bayi/ anak-anak penyebab intususepsi tidak dapat diketahui pada kira-kira 95%
Invaginasi pada anak-anak umur kurang dari 1 tahun, tidak dijumpai kelinan yang kasus. Sebaliknya 80% dari kasus pada dewasa mempunyai suatu penyebab organik,
jelas sebagai penyebabnya, sehingga digolongkan sebagai invantile idiophatic dan 65% dari penyebabnya ini berupa tumor baik benigna maupun maligna.
intususeption.
Oleh karenannya banyak kasus pada orang dewasa harus ditangani dengan anggapan Diagnosis
terdapat keganasan. Insidensi tumor ganas lebih tinggi pada kasus yang hanya Gejala klinis yang sering dijumpai berupa nyeri kolik sampai kejang yang ditandai
mengenai kolon saja (Cohn 1976). dengan flexi sendi koksa dan lutut secara intermiten, nyeri disebabkan oleh iskemi
segmen usus yang terinvaginasi. Iskemi pertama kali terjadi pada mukosa usus bila
Gambaran Klinis berlanjut akan terjadi strangulasi yang ditandai dengan keluarnya mucus
Rasa sakit adalh gejala yang paling khas dan hampir selalu ada. Dengan adanya bercampur dengan darah sehingga tampak seperti agar-agar jeli darah Terdapatnya
serangan rasa sakit/kholik yang makin bertambah dan mencapai puncaknya, dan darah samar dalam tinja dijumpai pada + 40%, darah makroskopis pada tinja
kemudian menghilang sama sekali, diagnosis hampir dapat ditegakkan. Rasa sakit dijumpai pada + 40% dan pemeriksaan Guaiac negatif dan hanya ditemukan mucus
berhubungan dengan passase dari intususepsi. Diantara satu serangan dnegan pada + 20% kasus.
serangan berikutnya, bayi atau orang dewasa dapat sama sekali bebas dari gejala. Diare merupakan suatu gejala awal disebabkan oleh perubahan faali saluran
Selain dari rasa sakit gejala lain yang mungkin dapat ditemukan adalah muntah, pencernaan ataupun oleh karena infeksi. Diare yang disebut sebagai gejala paling
keluarnya darah melalui rektum, dan terdapatnya masa yang teraba di perut. awal invaginasi, didapatkan pada 85% kasus. Pasien biasanya mendapatkan
Beratnya gejala muntah tergantung pada letak usus yang terkena. Semakin tinggi intervensi medis maupun tradisional pada waktu tersebut. Intervensi medis berupa
letak obstruksi, semakin berat gejala muntah. Hemathocezia disebabkan oleh pemberian obat-obatan. Hal yang sulit untuk diketahui adalah jenis obat yang
kembalinya aliran darahdari usus yang mengalami intususepsi. Terdapatnya sedikit diberikan, apakah suatu antidiare (suatu spasmolitik), obat yang sering kali dicurigai
darah adalah khas, sedangkan perdarahan yang banyak biasanya tidak ditemukan. sebagai pemicu terjadinya invaginasi. Sehingga keberadaan diare sebagai salah satu
Pada kasus-kasus yang dikumpulkan oleh Orloof, rasa sakit ditemukan pada 90%, gejala invaginasi atau pengobatan terhadap diare sebagai pemicu timbulnya
muntah pada 84%, keluarnya darah perektum pada 80%dan adanya masa abdomen invaginasi sulit ditentukan
pada 73% kasus (Cohn, 1976). Muntah reflektif sampai bilus menunjukkan telah terjadi suatu obstruksi, gejala ini
dijumpai pada + 75% pasien invaginasi. Muntah dan nyeri sering dijumpai sebagai
Gambaran klinis intususepsi dewasa umumnya sama seperti keadaan obstruksi usus gejala yang dominan pada sebagian besar pasien. Muntah reflektif terjadi tanpa
pada umumnya, yang dapat mulai timbul setelah 24 jam setelah terjadinya penyebab yang jelas, mulai dari makanan dan minuman yang terakhir dimakan
intususepsi berupa nyeri perut dan terjadinya distensi setelah lebih 24 jam ke dua sampai muntah bilus. Muntah bilus suatu pertanda ada refluks gaster oleh adanya
disertai keadaan klinis lainnya yang hampir sama gambarannya seperti intususepsi sumbatan di segmen usus sebelah anal. Muntah dialami seluruh pasien. Gejala lain
pada anak-anak. Pada orng dewaasa sering ditemukan perjalanan penyakit yang berupa kembung, suatu gambaran adanya distensi sistem usus oleh suatu sumbatan
jauh lebih panjang, dan kegagalan yang berulang-ulang dalam usaha menegakkan didapatkan pada 90%.
diagnosis dengan pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan-pemeriksaan lain (Cohn, Gejala lain yang dijumpai berupa distensi, pireksia, Dance’s Sign dan Sousage
1976). Adanya gejala obstruksi usus yang berulang, harus dipikirkan kemungkinan Like Sign, terdapat darah samar, lendir dan darah makroskopis pada tinja serta
intususepsi. Kegagalan untuk memperkuat diagnosis dengan pemeriksaan radiologis tanda-tanda peritonitis dijumpai bila telah terjadi perforasi. Dance’s Sign dan
seringkali menyebabkan tidak ditegakkanya diagnosis. Pemeriksaan radiologis Sousage Like Sign dijumpai pada + 60% kasus, tanda ini patognomonik pada
sering tidak berhasil mengkonfirmasikan diagnosis karena tidak terdapat intususepsi invaginasi. Masa invaginasi akan teraba seperti batang sosis, yang tersering
pada saat dilakukan pemeriksaan. Intussusepsi yang terjadi beberapa saat ditemukan pada daerah paraumbilikal. Daerah yang ditinggalkan intususeptum akan
sebelumnya telah tereduksi spontan. Dengan demikian diagnosis intussusepsi harus teraba kosong dan tanda ini disebut sebagai Dance’s Sign. Pemeriksaan colok dubur
dipikirkan pada kasus orang dewasa dengan serangan obstruksi usus yang berulang, teraba seperti portio uteri, feces bercampur lendir dan darah pada sarung tangan
meskipun pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan-pemeriksaan laim tidak merupakan suatu tanda yang patognomonik.
memberikan hasil yang positif. Pemeriksaan foto polos abdomen, dijumpainya tanda obstruksi dan masa di kwadran
tertentu dari abdomen menunjukkan dugaan kuat suatu invaginasi. USG membantu
Pada kasus intususepsi khronis ini, gejala yang timbul seringkali tidak jelas dan menegakkan diagnosis invaginasi dengan gambaran target sign pada potongan
membingungkan sampai terjadi invaginasi yang menetap. Ini terutama terdiri dari melintang invaginasi dan pseudo kidney sign pada potongan longitudinal invaginasi.
serangan kolik yang berulang, yang seringkali disertai muntah, dan kadang-kadang Foto dengan kontras barium enema dilakukan bila pasien ditemukan dalam kondisi
juga diare. Pada banyak kasus ditemukan pengeluaran darah dan lendir melalui stabil, digunakan sebagai diagnostik maupun terapetik.
rektum, namun kadang-kadang ini juga tidak ditemukan. Gejala-gejala lain yang
juga mungkin didapatkan adalah tenesmus dan anoreksia. Masa abdomen dapat
diraba pada kebanyakan kasus, terutama pada saat serangan (Tumen, 1964).
TRIAS INVAGINASI : Ketika tekanan ditingkatkan, sebagian atau keseluruhan intususepsi mungkin akan
1. Anak mendadak kesakitan episodic, menangis dan mengankat kaki (Craping tereduksi. Jika barium dapat melewati tempat obstruksi, mungkin akan diperoleh
pain), bila lanjut sakitnya kontinyu suatu coil spring appearance yang merupakan diagnostik untuk intususepsi. Jika
2. Muntah warna hijau (cairan lambung) salah satu atau semua tanda-tanda ini ditemukan, dan suatu masa dapat diraba pada
3. Defekasi feses campur lendir (kerusakan mukosa) atau darah (lapisan dalam) tempat obstruksi, diagnosis telah dapat ditegakkan (Cohn 1976).
 currant jelly stool
Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebagian kasus intususepsi mempunyai
Obstruksi usus ada 2 : riwayat perjalanan penyakit yang khronis, bahkan kadang-kadnag mencapai waktu
1. Mekanis  kaliber usus tertutup bertahun – tahun. Keadaan ini lebih sering ditemukan padaorng dewasa daripada
2. Fungsional  kaliber usus terbuka akibatperistaltik hilang anak-anak (Tumen 1964). Biasanya ditemukan suatu kelainanlokal pada usus namun
Goodal (cit Tumen, 1964) telah mengumpulkan dari literatur 122 kasus intususepssi
Pemeriksaan Fisik : khroni primeir pada orang dewasa. Beberapa penulis tidak menyetujui konsep
 Obstruksi mekanis ditandai darm steifung dan darm counter. bahwa intususepsi tersebut berlangsung terus menerus dalam waktu demikian lama.
 Teraba massa seperti sosis di daerah subcostal yang terjadi spontan Stallman (cit Tumen 1964) mempertanyakan tepatnya penggunaan istilah intususepsi
 Nyeri tekan (+) khronis. Goldman dan Elman (cit Tumen 1964) mengemukakan keyakinannya
 Dancen sign (+)  Sensai kekosongan padakuadran kanan bawah karena bahwa penderita tidak mungkin dapat bertahan hidup dengan intususepsi yang
masuknya sekum pada kolon ascenden berlangsung lebih dari 1 minggu. Para penulis ini berpendapat, hal yang paling
 RT : pseudoportio(+), lender darah (+)  Sensasi seperti portio vagina mungkin telah terjadi pada kasus seperti ini adalah adanya reduksi spontan dan
akibat invaginasi usus yang lama rekurensi yang terjadi berganti-ganti. Adanya mesenterium yang panjang, yang
memungkinkan invaginasi terjadi tanpa gangguan sirkulasi,kemungkinan dapat
Radiologis : menyebabkan terpeliharanya integritas striktural usus. Serangan ini dapat berulang
 Foto abdomen 3 posisi dalam waktu yang lama dengan status kesehatan penderita yang relatif baik, sampai
Tanda obstruksi (+) : Distensi, Air fluid level, Hering bone (gambaran akhirnya terdapat suatu serangan yang demikian beratnya sehingga tidak dapat
plika circularis usus)  DAH tereduksi spontan, dan tindakan bedah menjadi diperlukan.

 Colon In loop  berfungsi sebagai : Mendiagnosis intususepsi pada dewasa sama halnya dengan penyakit lainnya yaitu
 Diagnosis  cupping sign, letak invaginasi melalui :
 Terapi  Reposisi dengan tekanan tinggi, bila belum ada tanda2  Anamnesis , pemeriksaan fisik ( gejala umum, khusus dan status lokalis seperti
obstruksi dan kejadian < 24 jam diatas).
 Pemeriksaan penunjang ( Ultra sonography, Barium Enema dan Computed
Reposisi dianggap berhasil bila setelah rectal tube ditarik dari anus barium keluar Tomography)
bersama feses dan udara

Pada orang dewasa diagnosis preoperatif keadaan intususepsi sangatlah sulit, Penatalaksanaan
meskipun pada umumnya diagnoasis preoperatifnya adalah obstruksi usus tanpa Dasar pengobatan adalah :
dapat memastikan kausanya adalah intususepsi, pemerikasaan fisik saja tidaklah 1.Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit.
cukup sehingga diagnosis memerlukan pemeriksaan penunjang yaitu dengan 2.Menghilangkan peregangan usus dan muntah dengan selang nasogastrik.
radiologi (barium enema, ultra sonography dan computed tomography), meskipun 3.Antibiotika.
umumnya diagnosisnya didapat saat melakukan pembedahan. 4.Laparotomi eksplorasi.
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan riwayat yang khas dan pemeriksaan fisik.
Pada penderita dengan intususepsi yang mengenai kolon, barium enema mungkin Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya pertolongan
dapat memberi konfirmasi diagnosis. Mungkin akan didapatkan obstruksi aliran diberikan, jika pertolongan kurang dari 24 jam dari serangan pertama, maka akan
barium pada apex dari intususepsi dan suatu cupshaped appearance pada barium di memberikan prognosa yang lebih baik.
tempat ini.
Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak 1. Ruptur dinding usus selama manipulasi
dahulu mencakup dua tindakan : 2. Kemungkinan iskemik sampai nekrosis pasca operasi
 Reduksi hidrostatik 3. Kemungkinan rekurensi kejadian intususepsi
Metode ini dengan cara memasukkan barium melalui anus menggunakan 4. Ileus yang berkepanjangan akibat ganguan otilitas
kateter dengan tekanan tertentu. Pertama kali keberhasilannya dikemukakan 5. Pembengkakan segmen usus yang terlibat
oleh Ladd tahun 1913 dan diulang keberhasilannya oleh Hirschprung tahun
1976. Batas reseksi pada umumnya adalah 10cm dari tepi – tepi segmen usus yang
terlibat, pendapat lainnya pada sisi proksimal minimum 30 cm dari lesi,
 Reduksi manual (milking) dan reseksi usus kemudian dilakukan anastosmose end to end atau side to side.
Pasien dengan keadaan tidak stabil, didapatkan peningkatan suhu, angka Pada kasus-kasus tertentu seperti pada penderita AIDS, lesi/lead pointnya tidak
lekosit, mengalami gejala berkepanjangan atau ditemukan sudah lanjut yang ditemukan maka tindakan reduksi dapat dianjurkan, begitu juga pada kasus
ditandai dengan distensi abdomen, feces berdarah, gangguan sistema usus yang retrograd intususepsi pasca gastrojejunostomi tindakan reduksi dapat dibenarkan,
berat sampai timbul shock atau peritonitis, pasien segera dipersiapkan untuk keadaan lainya seperti intususepsi pada usus halus yang kausanya pasti lesi jinak
suatu operasi. Laparotomi dengan incisi transversal interspina merupakan tindakan reduksi dapat dibenarkan juga, tetapi pada pasien intususepsi tanpa
standar yang diterapkan di RS. Dr. Sardjito. Tindakan selama operasi riwayat pembedahan abdomen sebelumnya sebaiknya dilakukan reseksi
tergantung kepada penemuan keadaan usus, reposisi manual dengan milking anastosmose .
harus dilakukan dengan halus dan sabar, juga bergantung kepada ketrampilan
dan pengalaman operator. Reseksi usus dilakukan apabila pada kasus yang 3. Pasca Operasi
tidak berhasil direduksi dengan cara manual, bila viabilitas usus diragukan atau  Hindari Dehidrasi
ditemukan kelainan patologis sebagai penyebab invaginasi. Setelah usus  Pertahankan stabilitas elektrolit
direseksi dilakukan anastomose “end to end” apabila hal ini memungkinkan,  Pengawasan akan inflamasi dan infeksi
bila tidak mungkin maka dilakukan exteriorisasi atau enterostomi.  Pemberian analgetika yang tidak mempunyai efek menggangu motilitas usus

Terapi intususepsi pada orang dewasa adalah pembedahan. Diagnosis pada saat
pembedahan tidak sulit dibuat. Pada intususepsi yang mengenai kolon sangat besar Pada invaginasi usus besar dimana resiko tumor ganas sebagai penyebabnya adalh
kemungkinan penyebabnya adalah suatu keganasan, oleh karena itu ahli bedah besar, maka tidak dilakukan reduksi (milking) tetapi langsung dilakukan reseksi.
dianjurkan untuk segera melakukan reseksi, dengan tidak usah melakukan usaha Sedangkan bila invaginasinya pada usus halus reduksi boleh dicoba dengan hati-hati
reduksi. Pada intususepsi dari usus halus harus dilakukan usaha reduksi dengan hati- , tetapi bila terlihat ada tanda necrosis, perforasi, oedema, reduksi tidak boleh
hati. Jika ditemukan kelainan telah mengalami nekrose, reduksi tidak perlu dilakukan, maka langsung direseksi saja (Elles , 90). Apabila akan melakukan
dikerjakan dan reseksi segera dilakukan (Ellis, 1990). Pada kasus-kasus yang reseksi usus halus pada invaginasi dewasa hendaknya dipertimbangkan juga sisa
idiopatik, tidak ada yang perlu dilakukan selain reduksi (Aston dan Machleder, 1975 usus halus yang ditinggalkan, ini untuk menghindari / memperkecil timbulnya short
cit Ellis, 1990). Tumor benigna harus diangkat secara lokal, tapi jika ada keragu- bowel syndrom.
raguan mengenai keganasan, reseksi yang cukup harus dikerjakan. Gejala short bowel syndrom menurut Schrock, 1989 adalah:
1. Pre-operatif  adanya reseksi usus yang etensif
Penanganan intususepsi pada dewasa secara umum sama seperti penangan pada  diarhea
kasus obstruksi usus lainnya yaitu perbaikan keadaan umum seperti rehidrasi dan  steatorhe
koreksi elektrolit bila sudah terjadi defisit elektrolit
 malnutrisi
2. Durante Operatif
Penanganan secara khusus adalah melalui pembedahan laparotomi, karena kausa
Apabila usus halus yang tersisa 3 meter atau kurang akan menimbulkan gangguan
terbanya intususepsi pada dewasa adalah suatu keadaan neoplasma maka
nutrisi dan gangguan pertumbuhan. Jika usus halus yang tersisa 2 meter atau kurang
tindakan yang dianjurkan adalah reseksi anastosmose segmen usus yang
fungsi dan kehidupan sangat terganggu. Dan jika tinggal 1 meter maka dengan
terlibat dengan memastikan lead pointnya, baik itu neoplasma yang bersifat jinak
nutrisi prenteralpun tidak akan adequat. (Schrock, 1989).
maupun yang ganas.

Tindakan manual reduksi tidak dianjurkan karena risiko:

You might also like