You are on page 1of 2

Kalam ( Berbicara / Berfirman )

Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu
tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan
(panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia.

Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun
sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa adanya
wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi
Muhammad SAW.

Sifat mustahi-Nya adalah : Bukmun, artinya Bisu.

Allah SWT mustahil bersifat bisu. Seandainya Allah SWT bersifat bisu mana
mungkin para utusan-Nya bisa mengerti maksud wahyu yang diturunkan
kepada tersebut, baik dalam bentuk perintah maupun larangan.

Padahal kenyataannya semua itu tidak mungkin terjadi. Firman Allah SWT

Surat An-Nisa' Ayat 164

‫ك ۚ َو ك َ ل َّ مَ َّللاَّ ُ ُم و سَ ٰى ت َكْ لِ ي ام ا‬ ْ ُ‫ك ِم ْن ق َ بْ ُل َو ُر س ُ اًل ل َ ْم ن َ ق ْ ص‬


َ ْ ‫ص هُ ْم ع َ ل َ ي‬ َ ْ ‫ص ن َا ه ُ ْم ع َ ل َ ي‬ َ َ ‫َو ُر س ُ اًل ق َ د ْ ق‬
ْ ‫ص‬

Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.
Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri
mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti
ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.

Apabila kita menerima nikmat, maka segeralah mengucapkan hamdalah.


Selain itu, kita juga harus membiasakan diri bertutur kata yang lemah lembut
dan sopan santun dengan sesama manusia.

You might also like