You are on page 1of 6

Kelompok 4

TUGAS KELOMPOK STUDI KASUS

Di susun oleh :

Dwi maulidta (C12116712)

Linda Tolanda (C12116713)

Pinrakati (C12116714)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017
Kasus:Setelah pensiun di rumah sakit militer, Ns. Malika diminta untuk membantu

mengembangkan RS Ardelia yang merupakan rumah sakit swasta yang baru di kota

kelahirannya. Pengalamannya sebagai seorang kepala bidang keperawatan selama 10 tahun di

rumah sakit militer diperhitungkan sebagai alasan diajaknya ns. Malika bekerjasama dengan RS

Ardelia. Setelah memimpin sebagai kepala bidang keperawatan yang baru selama kurang lebih 3

minggu, ns. Malika merasakan semangat kerja perawatnya rendah. Beberapa kepala ruangan

menunjukkan sikap tidak puas dan agresif. Ns Malika lalu melakukan investigasi dan menanyai

beberapa sumber yang dapat ia percaya. Hasilnya cukup mengagetkannya, semangat dan kinerja

perawat memang tampak menurun semenjak ia menjadi kepala bidang di RS Ardelia. Setelah

mencaritahu lebih mendalam, Ns. Malika mendapatkan informasi bahwa para perawat dan

utamanya kepala ruangan tidak senang dengan caranya mengambil keputusan sendiri tanpa

mendiskusikannya dengan perawat, kepala ruangan ataupun bidang lainnya. Ia lalu berkata

dalam hati “di RS militer semua keputusan saya buat sendiri, dan semua bawahan saya memang

mengharapkan saya berbuat seperti itu”.

Pertanyaan

1. Gaya kepemimpinan apa yang digunakan oleh Ns. Malika ? Apa alasannya? Bagaimana

keuntungan dan kelemahannya ? Bandingkan motivasi bawahan Ns. Malika sekarang dan

dulu sewaktu di RS Militer

2. Apa konsekuensinya bila Ns. Malika tidak mengubah gaya kepemimpinannya?


Jawaban

1. Gaya yang digunakan ners. Malika adalah gaya kepemimpinan otoriter, dengan Alasan

dari kasus diatas didapatkan beberapa ciri kepemimpinan yang terdapat dalam gaya

kepemimpinan otoriter yaitu :

- Beberapa kepala ruangan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.

- ns. Malika merasakan semangat kerja perawatnya rendah

- semangat dan kinerja perawat memang tampak menurun semenjak ia menjadi

kepala bidang di RS Ardelia

- kepala ruangan tidak senang dengan caranya mengambil keputusan sendiri tanpa

mendiskusikannya dengan perawat, kepala ruangan ataupun bidang lainnya

- di RS militer semua keputusan saya buat sendiri, dan semua bawahan saya

memang mengharapkan saya berbuat seperti itu”

Keuntungan dari gaya kepemimpinan otoriter antara lain bagi kinerja kelompok

seperti mudah diprediksi, sangat efisiensi, menurunkan frustasi dalam kelompok

kerja, serta memberikan perasaan aman bagi anggotanya, produktivitas tinggi dan

berguna dalam kondisi krisis misalnya pada pasien yang membutuhkan CPR

dibutuhkan gaya kepemimpinan otoriter agar cepat tertangani dengan baik.

kelemahannya antara lain dapat menurunkan kreatifitas diri dan otonomi, kepatuhan

yang bersifat kaku, rasa tidak puas akan kinerja, produktivitas bisa tinggi jika diawasi

terus menerus, tetapi menurun jika pengawasannya berkurang.


jika dibandingkan dengan rs. sebelumnya bawahan ners. Malika pada rs. Militer

senang dengan gaya kepemimpinan ners. Malika tetapi pada rs. Adelia kinerja

bawahan ners Malika cenderung menurun dikarenakan bahwa para perawat dan

utamanya kepala ruangan tidak senang dengan caranya mengambil keputusan sendiri

tanpa mendiskusikannya dengan perawat, kepala ruangan ataupun bidang lainnya.

2. konsekuensinya bila Ns. Malika tidak mengubah gaya kepemimpinannya adalah;

- rasa tidak puas akan kinerja dan ingin memberontak,

- perawat tidak ada yang berani mengambil prakarsa/inisiatif dan cenderung

menghindari tanggungjawab, perawat memiliki rasa kepekaan tinggi, mudah

marah, apatis dan saling mencari kesalahan,

- produktivitas bisa tinggi jika diawasi terus menerus, tetapi menurun jika

pengawasannya berkurang.

- Moral bawahan rendah dan tidak kohesif

- Perawat baru mudah terjadinya turn over yang tinggi.


Tugas 3 :

A. Mengidentifikasi situasi kepemimpinan.

Ditempat kami bekerja, perawat pelaksana melaporkan kepada kepala ruangannya tentang

jadwal dinas dimana pada satu shift perawat yang bertugas kurang jumlahnya yang

seharusnya 3 sampai 4 orang, perawat mengharapkan ada solusi dari kepala ruangan tetapi

tidak ada solusi, kemudian kepala ruangan tersebut tidak bisa mengambil keputusan jika ada

masalah yang terjadi, beliau tidak pernah melakukan evaluasi melalui rapat ruangan setiap

bulannya.

B. Kaji kesesuaian gaya yang digunakan

Dari situasi diatas diketahui gaya yang dipakai adalah gaya leissez-feire karena ciri dari gaya

kepemimpinan leissez-feire antara lain Pemimpin membiarkan segala sesuatu mengambang,

menganggap semua akan berjalan baik-baik saja, tidak pernah merumuskan tujuan dengan

jelas, tidak pernah mengambil keputusan, tidak ada evaluasi perkembangan kelompok.

C. Keuntungan dan kelemahan dari gaya kepemimpinan leissez-feire

Keuntungannya antara lain gaya ini juga dapat menghasilkan kreatifitas dan produktifitas

yang lebih jika didukung oleh anggota kelompok memiliki motivasi yang tinggi dan mampu

mengarahkan diri sendiri. Sedangkan kelemahan dari gaya kepemimpinan leissez-feire antara

lain dapat membuat frustasi, apatis dan menunjukan rasa ketidaktertarikan.

D. Saran untuk gaya kepemimpinan pada situasi tersebut. Sebaiknya partisipatif karena Gaya ini

didapatkan dari gabungan bersama antara gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis. dalam

hal ini, manajer menyajikan analisa data dan mengusulkan tindakan kepada para anggota

kelompok, meminta kritikan dan komentar mereka. Dengan menimbang jawaban bawahan

atas usulannya, kepala Ruangan selanjutnya membuat keputusan final bagi tindakan
kelompok. Pemimpin memberi kebebasan kepada bawahannya dalam mengemukakan

pendapat dan bertindak dalam batas tertentu namun tanggungjawab berada dalam tangan

pemimpin.

You might also like