Professional Documents
Culture Documents
Teh
Senyawa utama yang dikandung teh adalah katekin, yaitu suatu turunan
tanin yang terkondensasi yang juga dikenal sebagai senyawa polifenol karena
banyaknya gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Selain itu teh juga
mengandung alkaloid kafein yang bersama sama dengan polifenol teh akan
teh, terutama fluorida yang dapat memperkuat struktur gigi (Kustamiyati, 2006).
Unsur unsur utama dalam teh adalah kafein, tanin dan minyak esensial.
Unsur pertama memberikan rasa segar yang dapat mendorong dan meningkatkan
kedua adalah sebagai pemberi cita rasa dan warna. Unsur ketiga memberi rasa dan
bau harum yang merupakan faktor faktor pokok dalam menentukan nilai tiap
varietas Assamica. Salah satu kelebihan dari varietas Assamica ini adalah
Indonesia lebih berpotensi dalam hal kesehatan dibandingkan teh Jepang maupun
(Unpad, 2010).
fisiologis disebut katekin. Katekin ini terdiri dari 4 jenis yaitu epicathecin (EC),
(EGCG). Komponen katekin ini lebih banyak terdapat dalam teh hijau
dibandingkan teh hitam. Dalam teh hitam, sebagian besar katekin dioksidasi
darah, dan melancarkan sirkulasi darah. Maka tidak heran bila minuman ini
disebut sebut sebagai minuman kaya manfaat. Selain manfaat teh, ada juga zat
yang terkandung dalam teh yang berakibat kurang baik untuk tubuh yaitu kafein.
Batas aman untuk mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah 750 mg/hari atau
setara dengan 5 cangkir teh berukuran 200 ml. Kafein yang dikonsumsi diatas
(http://kesehatan.kompasiana.com, 2012).
pengolahannya berbeda dari segi bentuk serta cita rasanya yaitu Black Tea
(teh hitam), Green Tea (teh hijau) dan Oolong Tea (teh oolong). Perbedaan pokok
antara teh hitam dan teh hijau adalah bahwa teh hitam mengalami proses
fermentasi (proses pemeraman) yang merupakan ciri khasnya sedangkan teh hijau
adalah semacam pencampuran antara teh hitam dan teh hijau, takni mengalai
setengah fermentasi (1-5 jam). Disamping itu teh hitam tidak mengandung unsur-
unsur lain di luar pucuk teh, sedangkan teh hijau karena bau daunnya tidak hilang
Substansi fenol
a. Katekin/tannin
Senyawa fenol yang paling utama dalam teh adalah tanin/katekin. Tanin
disebut juga sebagai asam tanat atau asam galotanat. Tanin sebagaian besar
katekin galat. Dari seluruh berat kering daun teh terdapat katekin sekitar 20-30%.
(Danang, 2011)
Senyawa ini tidak berwarna dan paling penting pada daun teh karena dapat
dihubungkan dengan semua sifat teh kering yaitu rasa, warna dan aroma.
Jumlah atau kandungan katekin ini bervariasi untuk masing-masing jenis teh.
Adapun katekin teh yang utama adalah epicatehcin (EC), Epicatehcin galat
sifat tidak berwarna, larut dalam air, serta membawa sifat pahit dan sepat pada
seduhan teh.
b. Flavanol
pengolahan teh hitam, sekitar 90-95% flavonol dalam daun teh mengalami
thearubigin (TR).
dihasilkan. Senyawa ini berperan untuk membuat warna seduhan teh menjadi
Berikut ini adalah gambar stuktur kimia theaflavin (TF) dan thearubigin
(TR)
a. Karbohidrat
Seperti tanaman lain, daun teh mengandung karbohidrat mulai dari gula
sederhana sampai yang kompleks. Yang berperan penting adalah glukosa, sukrosa
dan fruktosa. Kandungan karbohidrat secara keseluruhan yaitu sebesar 0,75% dari
b. Substansi pektin
atas pektin dan asam pektat. Substansi ini dianggap menentukan sifat baik dari teh
hitam karena pektin akan terurai menjadi asam pektat dan metil alkohol akibat
adanya enzim pektin metil esterase. Metil alkohol ini akan menguap ke udara,
tetapi sebagian yang kembali akan berubah menjadi ester-ester dengan asam
organik yang ada. Seperti pada bahan makanan lain ester menyusun aroma.
c. Alkaloid
memberikan rasa segar. Komposisi alkaloid dalam daun teh sebesar 3-4% berat
kering. Alkaloid yang utama dalam daun teh adalah kafein, theobromin, dan
theofilin. Kafein tidak mengalami perubahan, selama pengolahan teh hitam tetapi
dari seduhan teh. Kadar kafein yang tinggi merupakan petunjuk pucuk teh dapat
menghasilkan kualitas teh yang baik. Berikut ini adalah gambar struktur kimia
kafein.
menjadi foefitin yang berwarna hitam dan feoforbida (coklat). Karotenoid (zat
warna jingga) dalam daun teh juga menentukan aroma teh karena oksidasinya
menghasilkan substansi yang mudah menguap yang terdiri atas aldehid dan keton
tidak jenuh.
f. Asam organik
penting sebagai pengatur proses oksidasi dan reduksi. Selain itu asam organik
juga merupakan bahan untuk membentuk karbohidrat, asam amino dan lemak
untuk tanaman. Asam organik dengan metil alkohol akan bereaksi membentuk
Pelayuan Teh
Di ujung kotak atau rak terdapat kipas yang berfungsi untuk menarik hawa
panas yang dihasilkan dari mesin pengeringan yang terletak disebelah bawah
Tujuan Pelayuan adalah untuk mengurangi kadar air daun teh hingga 70%
(persentase ini bervariasi dari satu wilayah dengan yang lain). Daun teh
ditempatkan diatas loyang logam (wire mesh) dalam ruangan (semacam oven).
memakan waktu 12 hingga 17 jam. Pada akhir pemprosesan daun teh menjadi
proses fermentasi.
dapat berlangsung dengan leluasa yaitu antara 16-18 jam dalam keadaan
normal.
5. Umumnya persentase daun layu berkisar antara 47-49%, kondisi dan mutu
dari daun sangat menentukan lama pelayuannya dan kadar air daun setelah
pelayuan
Selama proses pelayuan, daun teh akan mengalami dua perubahan yaitu
kandungan air sehingga daun teh menjadi lemas. Proses ini dilakukan pada alat
withering trough selama 14-18 jam tergantung kondisi pabrik yang bersangkutan.
Hasil pelayuan yang baik ditandai dengan pucuk layu yang berwarna hijau
kekuningan, tidak mengering, tangkai muda menjadi lentur, bila digengam terasa
lembut dan bila dilemparkan tidak akan buyar serta timbul aroma yang khas
pembalikan. Langkah ini juga supaya pucuk teh tidak terbang tertiup blower.
(http://www.google.co.id., 2011).
mudah digiling pada daun. Selain itu, pengurangan air dalam daun akan
(Situmorang, 2010).
Penggilingan teh
oksidasi enzimatis yaitu enzim polifenol oksidasi dengan bantuan oksigen. Pada
proses tahap kedua ini mengakibatkan dinding sel pada daun teh menjadi rusak
(Widhia, 2010).
Penggilingan akan mengakibatkan memar dan dinding sel pada daun teh
menjadi rusak. Cairan sel akan keluar di permukaan daun secara rata. Proses ini
secara merata
Fermentasi Teh
bak-bak atau diletakkan diatas meja, sehingga enzim-enzim yang ada di dalam
daun teh bersentuhan dengan udara dan mulai teroksidasi. Hal inilah yang
menghasilkan bau, warna dan mutu dari teh. Pada proses ini daun teh berubah
warna hijau, menjadi coklat muda, lalu coklat tua dan perubahan warna daun ini
terjadi pada temperatur 28-29oC. Tahap ini merupakan tahap kritis dalam
menentukan rasa teh, jika oksidasi dibiarkan terlalu lama, rasa akan berubah
menjadi seperti busuk. Proses oksidasi memakan waktu kurang lebih 1,5-2 jam
(Foodinfo, 2009).
kualitas yang cukup besar. Dari ilustrasi reaksi ini, pada 3 jam fermentasi ekstrak
bahan larut air mungkin turun dari 50% menjadi 42% yang dihitung dari bahan
daun kering, pada waktu yang bersamaan bahan oksidasi menurun dari
Teh hitam, diperoleh melalui proses fermentasi oleh enzim yang terdapat
di dalam daun teh itu sendiri (enzim polifenol oksidase). Prosesnya dimulai
dengan melayukan daun teh tersebut pada palung pelayu, kemudian digulung
menentukan kualitas hasil akhir, biasanya dilakukan 2-4 jam (Fitriyanti, 2004).
yang warnanya terlalu muda, mutu rendah dan cita rasanya belum terbentuk
sempurna. Sebaliknya waktu fermentasi yang terlalu lama akan menghasilkan teh
yang berwarna gelap, cita rasa kurang dan aromanya mulai menurun. Hubungan
antara waktu fermentasi dan karakteristik yang dihasilkan pada seduhan teh
Fermentasi optimum
(warna dan mutu seduhan baik)
Warna dan mutu belum
sempurna Warna dan mutu sudah
menurun
Pengeringan Teh
saat seluruh komponen kimia penting dalam daun teh telah secara optimal
terbentuk. Proses ini menyebabkan kadar air daun teh turun menjadi 2,5-4%.
Keadaan ini akan memudahkan proses penyimpanan dan transportasi. Mesin yang
digunakan dapat berupa ECPD (Endless Chain Pressure Dryer) maupun FBD
(Fluid Bed Dryer) pada suhu 90-95oC selama 20-22 menit (Andrianis, 2009).
bernilai yang terkumpul mencapai kadar yang tepat. Suhu 95-98oC yang dipakai
pada pengeringan akan mengurangi kandungan air teh menjadi 2-3% membuat
tahan lama disimpan. Beberapa perubahan kimia lain selain aktivitas enzim adalah
pembentukan rasa, warna dan bau spesifik (karena pembentukan karamel dari
Makin muda daun pucuk teh, makin tinggi kandungan bahan kimianya,
yang tertinggi terdapat pada daun peko. Zat zat/senyawa senyawa tersebut antara
lain adalah :
1. Katekin tidak berwarna tetapi mempengaruhi sifat teh jadi (bubuk teh) baik
rasa, warna maupun aromanya. Tanin yang terkandung 20-30% dari berat
kering daun. Pada peko kandungan kimianya 30% dari berat kering, pada
daun 2, 3 dan 4, masing-masing 21%, 18% dan 14% sedangkan pada tangkai
4. Kafein : Kafein akan menyusun 3-4% dari berat kering daun dan peko
mengandung 3-4% dari berat kering, daun lainnya 1,5% dan tangkai 0,5%.
5. Protein : Seluruh protein dan asam amino berkisar antara 1,4%-5% dari berat
kering daun.
6. Vitamin : antara lain, Vit P, Vit K, Vit A, Vit B1, dan Vit B2
Tanaman Sirsak
Buah sirsak berukuran cukup besar, bentuknya tidak teratur. Kulit buahnya
berwarna hijau tua agak kekuningan setelah tua. Banyak terdapat duri lunak yang
pendek pada kulit buah ini. Daging buahnya berwarna putih, lunak, berserat, dan
mengandung banyak air. Didalam buah sirsak terdapat banyak biji berukuran kecil
berwarna hitam kecoklatan. Buah sirsak yang matang mengeluarkan aroma harum
yang khas. Soursop, guanabana, graviola, dan zuurzak adalah beberapa nama lain
sirsak di beberapa negara. Di Indonesia, sirsak disebut juga nangka belanda atau
durian belanda. Tambahan nama “belanda” diberikan karena buah ini didatangkan
ke Indonesia oleh Pemerintahan Kolonial Belanda pada abad ke-19. Nama sirsak
juga berasal dari bahasa Belanda zuurzak yang berarti kantung yang asam.Rasa
buah sirsak memang asam-manis menyegarkan sehingga buah ini sering dijadikan
jus, es krim, es buah, sari buah, selai buah, atau sirop (Haryadi, 2011).
berukuran antara 10-13 cm. Tanaman sirsak memiliki daun yang agak tebal,
berbentuk bulat telur, permukaan bagian atas licin berwarna hijau tua, permukaan
bagian bawah berwarna lebih muda. Bunga sirsak berbentuk seperti kerucut,
berwarna kuning muda, dasar bunga cekung, benang sari dan bakal buahnya
banyak. Bunga ini ini muncul dari ketiak daun, ranting atau cabang
(Haryadi, 2011)
Buah sirsak memiliki rasa yang manis asam dan memiliki kandungan gizi
yang baik sehingga menimbulkan sensasi bagi penggemarnya. Buah sirsak rendah
lemak (0,3 g/100g) sehingga cocok untuk diet. Kandungan mineral seperti fosfor
dan kalsium yang berguna untuk pembentukan massa tulang serta mencegah
senyawa yang terdapat dalam familia Annonaceae yang diduga memiliki potensi
sitotoksik. Senyawa sitotoksik adalah senyawa yang dapat bersifat toksik untuk
saraf pusat. Tanin termasuk senyawa fenol yang mempunyai aktivitas antioksidan,
sumber energi didalam tubuh. Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga
produksi energi didalam sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati
(Trubus, 2011).
hitungan jam yakni setiap 2-5 jam. Sedangkan sel normal biasanya 7-14 hari.
Pembelahan yang cepat itu memerlukan energi yang cukup besar berasal dari
ATP. Jika pasokan energi berkurang, aktivitas sel kanker melamban dan akhirnya
kanker yang memiliki kelebihan ATP. Senyawa itu tak menyerang sel sel lain
tempat berlangsungnya antara lain respirasi sel, metabolisme lemak, dan penghasil
tanaman sirsak untuk dijadikan obat baik bagian daun, biji, buah, batang, dan
akar. Daun sirsak dikatakan dapat berkhasiat untuk pengobatan kanker, yakni
dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak.Selain itu, tanaman sirsak juga
dimanfaatkan untuk pengobatan diare, anti kejang, anti jamur, gatal-gatal dan lain-
obat. Suku Indian di Amerika Selatan menggunakan mulai dari akar, kulit kayu,
daun, daging buah, dan biji sirsak untuk mengobati beberapa macam penyakit.
Untuk mengobati kanker, bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan
digunakan sebagai obat kanker adalah daun yang tidak terlalu muda dan daun
yang tidak terlalu tua. Hal ini berkaitan dengan kandungan senyawa acetoginin,
senyawa yang bersifat anti kanker. Pada daun yang terlalu muda, acetoginin
belum terbentuk, sedangkan pada daun yang terlalu tua, kandungan senyawa
mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, reumatik, obat bisul, dan penurun panas.
sirsak. Masyarakat juga memanfaatkan daun sirsak untuk mengusir serangga dan
prostat, kanker usus besar. Dan juga dapat mengobati darah tinggi, asam urat,
Mengkonsumsi daun dan buah sirsak tidak hanya baik untuk penderita kanker,
tetapi juga untuk orang yang sehat. Kandungan Vitamin C yang tinggi pada sirsak
merupakan antioksidan yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh
sehingga tidak mudah sakit dan memperlambat penuaan sehingga terlihat awet
pencernaan sehingga bisa mencegah dan mengobati sembelit atau susah buang air
besar. Selain itu, mengkonsumsi daun dan buah sirsak dipercaya bisa
Buah sirsak
Bagian terbesar dari buah adalah kandungan air yang mencapai 82% dari seluruh
bagian daging buah. Kandungan karbohidrat sekitar 16% yang terdiri dari
glukosa dan fruktosa. Buah sirsak juga mengandung zat besi, fosfor dan kalium.
Buah sirsak juga mengandung serat yang tinggi, sangat baik untuk membantu
proses pencernaan
Daun sirsak
Seperti juga buahnya, daun sirsak mengandung berbagai zat aktif yang berkhasiat
Penyakit yang dapat disembuhkan dari daun sirsak antara lain: lever (penyakit
hati), kejang, batuk, rematik, radang sendi, dan rasa nyeri pada sel saraf
(neuralgia).
Senyawa bioaktif yang terdapat pada biji sirsak adalah senyawa alkaloid yang
terdiri dari annonaine dan acetogenins. Di Indonesia senyawa bioaktif ini biasa
digunakan sebagai pestisida nabati. Bijih sirsak oleh sebagian masyarakat awam
Akar sirsak.
Akar sirsak mengandung senyawa aktif annonain, tannin dan alkaloid. Sebagai
bahan yang digunakan untuk obat, akar pohon sirsak biasanya dikonsumsi dalam
bentuk teh. Akar ini digunakan sebagai obat penenang, antikejang, antidiabetes,
murisine, dan alkaloid. Kulit batang biasa dikonsumsi setelah direbus dengan air.
Air rebusannya digunakan untuk pengobatan penyakit asma, batuk, penenang dan