You are on page 1of 12

TUTORIAL KLINIK

Abortus Incomplete

Disusun oleh :
Mark Belfis Wicasono Harsono
42 15 0049

DOSEN PEMBIMBING
dr. Trianto Susetyo, Sp.OG

Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi


RS. BETHESDA
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta
2016
TUTORIAL KLINIK

I. Identitas Pasien
Nama : Ny. TN
Tanggal Lahir : 5 mei 1973
Umur :42 Th
Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat :Sapen GK I/408 RT 22/07
Pendidikan :S1
Tanggal MRS :21 desember 2015
No. RM :02033267

II. Anamnesis
A. Keluhan utama
Perdarahn melalui jalan lahir
B. Riwayat Kehamilan Sekarang
Pasien 42 tahun G4 P3 AB0
Pasien kontrol, dengan keluhan muncul flek- HPHT : 16 oktober 2015
flek berwarna merah segar disertai pinggang HPL : 23 juli 2016
terasa pegal, mual(-), muntah(-) UK : 20 + 2 minggu

Pasien datang dengan keluhan keluarnya darah melalui jalan lahir sejak
kemarin malam, satu bulan yang lalu PP test positif. Pada tanggal 20
desember 2015 pukul 20.30 keluar seperti daging putih dari jalan lahir, lalu
terjadi perdarahan yang banyak. Perdarahan berhenti pukul 01.00, kemudian
perdarahan muncul lagi pada siang harinya. Pada sore hari perdarahan dirasa
semakin memberat dan pasien lemas. Lalu pasien dibawa ke RSB oleh suami
dan keluarga.

C. Riwayat penyakit dahulu:


Keluhan sama sebelumnya (-) Keguguran (-)
Alergi (-) Asthma (-)
Penyakit jantung (-) Hipertensi (-)
Diabetes Melitus (-) Hepatitis (-)

D. Riwayat penyakit keluarga


Alergi (-), Asthma (-)
Penyakit jantung (-) Hipertensi (-)
Diabetes Melitus (-) nenek, ayah, ibu Hepatitis (-)
Stroke (+) Ayah dan Ibu

E. Riwayat kehamilan
G4P3AB0
I: 15 tahun/ perempuan/ lahir spontan/3900 gram/ hidup/dokter
II: 12 tahun/ Gemeli/Laki-laki/laki-laki/ lahir sesar/3100 gram/3300 gram/
hidup/dokter
III: 8 tahun/ permpuan/ lahir sesar/3800 gram/hidup/dokter

F. Riwayat menstruasi
Menarche 15 tahun
Siklus Teratur
Durasi menstruasi 5-7 hari
Dismenorea Disangkal
Flour albus Disangkal
Hari pertama menstruasi terakhir 16 Oktober 2015
Hari perkiraan lahir

G. Riwayat pernikahan
Menikah 1 kali
Lama menikah pernikahan 16 tahun

H. Riwayat kontrasepsi
-
III. Pemeriksaan fisik (21 Desember 2015)
A. Keadaan umum : Sedang
B. Kesadaran : CM, E4V5M6
C. Tanda Vital:
Tek. Darah : 120/70 mmHg Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit Suhu : 36 oC
BB : 51 kg TB : 158 cm
D. Status generalis
Kepala Normochepali
Rambut hitam, tidak mudah dicabut
Kunjungtiva anemis (-)
Sclera ikterik(-)
Reflex cahaya +/+
Leher Pembesaran limfonodi (-)
Pembesaran tiroid(-)
Thoraks Pengembangan paru simetris
Ketinggalan gerak (-)
Nyeri tekan (-)
Fremitus normal
Perkusi sonor kedua lapang paru
Auskultasi vesikuler +/+, whezzing -/-,
ronkhi -/-
Jantung Batas jantung dalam batas normal
Suara jantung S1-S2 murni, regular
Gallop (-)
Bunyi tambahan (-)
Abdomen Tidak ada lesi
Distensi(-)
Defense muscular (-)
Bising usus(+)
Nyeri tekan (-)
Perkusi timpani
Ekstremitas Akral dingin
Kapilari refill <2 detik
Nadi teraba kuat
Edema (-)

E. Status ginekologis
Pemeriksaan genitalia eksterna
Inspeksi Rambut pubis hitam,
OUE dalam batas normal, radang(-
),
polip(-)
Klitoris dalam batas normal
Hymen (-)
Kulit sekitar vagina tidak
didapatkan kelainan
Introitus Tanda radang (-)
vagina
Darah(+)
Tumor (-)
Prolaps uteri (-)
Fluor albus (-)
Glandula Peradangan (-)
bartholini
Tumor(-)
Palpasi Nyeri tekan supra pubik (-)

Vagina Touche Cerviks kaku, bulat


Pembukaan (+) 1cm
Nyeri goyang serviks (-)
Darah (+)
Lendir (+)

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Darah
Parameter Hasil Nilai rujukan

Hemoglobin 9,9 gr/dl 11.7-15.5

Hematokrit 28,4 % 36-46

Eritrosit 3,90 juta/ul 3.7-5.2

Trombosit 256 ribu/ul 140-440

Leukosit 10,25 ribu/ul 4.1-11

Golongan darah A

HBSAg Negatif Negatif

G. Diagnosis kerja
Abortus inkomplete
Anemia

H. Rencana terapi
Informed consent
Pasang infuse RL 20 TPM
Kuretase tanggal 22/12/2015
Pengawasan Keadaan umum
Tanda vital
Perdarahan pervaginam

I. Laporan kuretase
1. Memposisikan pasien litotomi
2. Dilakukan teknik anastesi generalmenggunakan propofol,
,fentanyl, dan aerene
3. Dilakukan toilet vulva vagina dengan kasa + povidon
iodine
4. Dipasang speculum posterior
5. Porsio di klem dengan klem ovarium
6. Dilakukan sondage uterus ±15 cm
7. Dilakukan kuretase dari arah jam 12 searah jarum jam
sampai kesan bersih
8. Kuret selesai
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Abortus Inkomplit


Abortus adalah pengeluaran hasil pembuahan (konsepsi) dengan berat badan
janin <500 gram atau kehamilan kurang dari 20 minggu (Naylor, 2005). Abortus
inkomplit adalah keluarnya sebagian hasil konsepsi dimana usia kehamilan kurang
dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram (Prawirorahardjo, 2009).
Pada abortus inkomplit, masih terdapat sisa jaringan yang tertinggal dalam kavum
uteri.

Faktor Risiko
Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
abortus adalah :
- Usia. Wanita dengan usia lebih dari 35tahun memiliki risiko lebih tinggi
untuk terjadi abortus dibandingkan dengan usia yang lebih muda. Pada
usia 35 tahun, memiliki 20 % risiko, usia 40 tahun berisiko sebanyak
40%, dan usia 45 tahun ke atas memiliki risiko sebesar 80 %. Beberapa
penelitian juga mengatakan bahwa wnita yang hamil dari pasangan yang
berusia tua juga dpat meningkatkn risiko terhadap kejadian abortus.
- Riwayat abortus. Wanita yang pernah mengalami abortus sebelumnya
sebanyak 2 kali atau lebih memiliki risiko tinggi terhadap terjadinya
abortus untuk berikutnya.
- Kondisi kronis seperti diabetes yang tidak terkontrol.
- Permasalahan pada uterus dn serviks seerti lemahnya jaringan pada
serviks (inkompetensi serviks) dapat meningkatkan risiko terjadinya
abortus.
- Wanita perokok, peminum lkohol dan pecandu narkoba.
- Berat badan yang berlebihan (overweight)
(Mayoclinic, 2013)

Etiologi
Terdapat banyak alasan terjadinya abortus walaupun terdaptbeberapa
penyebab yang tidak teridentifikasi. Jika abortus terjadi selama trimester pertama
kehamilan biasanya disebabna oleh karen masalah pada janin, terdapat 3
kejadian dari 4 abortus yang terajadi pada trimester pertama. Jika abortus terjadi
pada kehmilan trimester kedua biasanya disebabkan oleh kondisi dari ibu.
- Abortus pada trimester pertama
 Masalah pada kromosom biasanya terjadi saat proses konsepsi, janin
kemungkinan mendapatkan hormon yang berlebihan atau bahkan
tidak cukup. Alasan hal ini terjadi masih belum jelas, tetapi hal ini
menyebabkan janin tidak dapat bertumbuh dengan baik dan
menyebabkn terjadinya abortus.
 Masalah pada plasenta. Ketika terdapat masalah pada perkembangan
plasenta, hal ini dapat menyebabkan terjadinya abortus.
- Abortus pada trimester kedua
 Kondisi kesehatan. Pada ibu yang memiliki penyakitkronis seperti
diabetes, tekanan darah tinggi, lupus, penyakit ginjl, overaktif dari
kelenjar tiroid dan penyakit kolik dapat meningkatkan terjadinya
abortus.
 Infeksi. Beberapa infeksi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
abortus yaitu infeksi rubella, cytomegalovirus, , bakterial vaginosis,
HIV, chlamydi, gonorrhea, sifilis, dan malaria.
 Obat-obatan, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus yaitu
misoprostol, retinoid, methotrexate, NSAID
 Inkompetensia serviks, dimana otot dari serviks melemah
menyebbkan mulut serviks mudah terbuka dan emudhkan terjadinya
abortus.
 Sindrom polikistik ovarium, merupakan kondisi dimana ovarium
membesar lebih dari ukuran normal yang disebabkan oleh perubahan
hormonal dan dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus.
 Masalah psikologis seperti stres emosional. (NHS choices, 2015)

Patofisiologi
Ketika terjadi perdarahan pada desidua, dapat menyebabkan lepasnya
sebgian atau seluruh bagian embrio. Perdarahan pada desidua menyebabkan
kegagalan fungsi plasenta yang menyebabkan terjadinya kontraksi pada
uterus yang mengawali proses abortus. Pada kehamilan usia kurang dari 8
minggu, embrio masih terbungkus dengan sebagian desidua dan villi
choriales cenderung dikeluarkan secara in toto, meskipun sebagian hasil
konsepsi masih tertanam di kanalis servikalis. Pada kehamilan 8-14 minggu,
mekanisme abortus diawali dengan terjadinya pecahnya selaput ketuban
terlebih dahulu dan kemudian diikuti dengan pengeluarn janin, terkdang
plasenta masih tertinggal dalm kavum uteri sehingga menyebabkan
perdarahan pervaginam yang banyak (Decherney, et al., 2006)

Gejala Abortus Inkomplit

Pada abortus inkomplit, terdapat perdarahan dengan jumlah yang


sedikit hingga banyak. Pada pemeriksaan dalam ditemukan serviks
terbuka dan lunak, uterus lebih kecil dari usia kehamilan serta terdapat
gejala lain berupa perut terasa keram dan keluar jaringan uterus lunak.
(Triana, Ani., et al) selain itu terdapat juga gejala berupa nyeri pada
pinggang bagian belakang. Nyeri pada pelvis (medicine online,2015).

Diagnosis
Anamnesis
a. Adanya amenore pada masa reproduksi
b. Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil konsepsic
c. Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis
Pemeriksaan Fisik
d. Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri tekan
e. Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus,
dapat juga menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina.
f. Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol.
g. Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak.
Pemeriksaan Penunjang
h. Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit,
waktu bekuan, waktu perdarahan, dan trombosit.
i. Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil
konsepsi
(Martin., 2002)

Terapi
Tujuan utama terapi selama atau sesudah abortus adalah mencegah
terjadinya perdarahan ataupun infeksi. Jika semua jaringan tidak dapat keluar
secara spontan, maka prosedur yang dilakukan adalah menghentikan
perdarahan dan mencegahinfeksi dengan cara melakukan dilatasi jika mulut
rahimbelum terbuka dan melakukn kuretase atau yang dikenal dengan D&C
(Dilation and curretage). Dapat juga diberikan obat untuk mengontrol
perdarahan sesudah dilakukan D&C. Perdarahan harus dimonitor dengan
ketat. Jika penyebab abortus adalah kelainan kromosom, tidak banyak yang
dapat dilakukan untuk mencegahnya.yang terpenting adalah menjaga
kesehatan tubuh selama persian untuk kehamilan maupun selama hamil. Hal
ini dapat dilakukan dengan, mkan makanansehat, olahraga teratur,
memanajemen stress, jaga berat badan ideal, minum asam folat setip hari,
tidak merokok, tidak minum alkohol, batasi penggunaan kafein, jauhi
lingkungan yang penuh dengan radiasi, penyakit infeksi dan trauma.
(DeCherney, Alan H., et al., 2006)
DAFTAR PUSTAKA

Martin, Eva. 2002. Incomplete Abortion-Incomplete Miscarriage. Article,


Medicine Online. Diakses tanggal 27 Januari 2016.

Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment Ninth Ed. DeCherney,
Alan H., et al, Ch. 14. MedlinePlus [Internet]. Bethesda (MD): National Library
of Medicine (US); [updated 2006 Feb 23]. Pregnancy Loss; [updated 2006 Feb
22; reviewed 2006 Feb 7; cited 2006 Feb 23]. Available from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/pregnancyloss.html

Mayo Clinic Staff. 2013. Diseases and Conditions, Miscarriage. Article. Diakses
tanggal 27 Januari 2016.

NHS choices. 2015. Miscarriage – Causes. Article. Diakses tanggal 26 Januari


2016.

Buku Ajar Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo, tahun 2008

You might also like