Professional Documents
Culture Documents
FISIOLOGI LATIHAN
O
L
E
H
KELOMPOK III
DINDA BATHARI ANA DARA
FITRAENI KUSUMAH
GISMAN LAADAM
HASMANIAR
MIRANDA
NOVITA WULANSARI
NURUL PRATIWI
RAHMADHANI BASIR
RESKI AMALIAH RAHMAN
WAHYU ALAMSYAH
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
tugas kelompok yang diberikan kepada kami untuk membuat makalah dari mata
Maka dari itu, makalah ini sangat penting untuk dikaji sehingga
kesehatan.
Sehingga kami dari kelompok III, sangat menyadari bahwa makalah yang
kami selesaikan ini, masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
Terima kasih,Wassalam.
Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. SIMPULAN .. ...................................................................................
B. SARAN ... ..........................................................................................
A. Latar Belakang
Otot dan saraf tidak bisa dipisahkan dengan sistem gerakan.
Neuromuscular merupakan penyebab adanya gerakan. Gerakan adalah suatu
perubahan tempat atau perpindahan dari satu tempat ke tempat lain dengan
sebuah titik referensinya (titik orientasi). Kontraksi otot berlangsung cepat bila
menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah
pengaruh saraf sadar.
Menurut Sugiarto, “Latihan olahraga yang dilakukan secara baik, teratur,
progesif, dan tepat dosis akan menyebabkan peningkatan sistem adaptasi
tubuh” (Bawono, 2008: 103). Adaptasi fisiologis merupakan bentuk reaksi
yang terjadi dalam tubuh untuk mempertahankan homeostatis tubuh saat
menghadapi tekanan latihan.
Ada empat bentuk adaptasi yang nampak dalam mempertahankan proses
homeostatis tubuh, meliputi adaptasi neuromuscular, adaptasi metabolisme,
adaptasi kardiorespiratori, dan adaptasi otot skelet. Selain empat bentuk
adaptasi tersebut, kelelahan otot merupakan salah bentuk mempertahankan
homeostatis tubuh.
Aktivitas otot yang dilakukan berkali-kali akan menyebabkan bertambah
besarnya otot skelet. Karena latihan, otot membesar sampai batas
maksimumnya. Hipertropi otot biasanya diikuti oleh makin banyaknya kapiler
yang aktif di dalam otot. Daya otot adalah hasil dari kekuatan kali kecepatan
kontraksi. Jadi peningkatan daya otot maksimal adalah hasil dari kenaikan dua
unsur yaitu kenaikan kekuatan dan kenaikan kecepatan.
Untuk lebih jelasnya, pada makalah ini akan diuraikan lebih detailnya
mengenai terminologi neuromuscular, peran neuromuscular dalam mengontrol
gerakan, adaptasi neuromuscular terhadap latihan, dampak dari latihan dan
gerakan terhadap neuromuscular, serta perubahan yang terjadi pada
neuromuscular.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan neuromuscular?
2. Bagaimana peran neuromuscular dalam mengontrol gerakan?
3. Bagaimana adaptasi neuromuscular terhadap latihan?
4. Perubahan apa saja yang terjadi pada neuromuscular ?
5. Kelainan apa saja yang dapat ditimbulkan pada neuromuscular saat
latihan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian neuromuscular
2. Mengetahui peran neuromuscular dalam mengontrol gerakan
3. Mengetahui cara adaptasi neuromuscular terhadap latihan
4. Mengetahui perubahan yang terjadi pada neuromuscular
BAB II
PEMBAHASAN
A. Neuromuscular
Dalam tubuh manusia, ada sel sel yang disebut sel peka rangsang. Sel yang
di beri rangsangan yang adekuat mampu menimbulkan terjadinya potensial
aksi. Sel-sel tersebut adalah sel otot dan sel saraf.
1. Pengertian neuromuscular
Ujung-ujung saraf membuat hubungan yang dinamakan hubungan saraf-
otot atau Neuromuskular, dengan serabut-serabut otot kira-kira pada
pertengahan serabut, sehingga potensial aksi dalam serabut berjalan dalam
dua arah.
2. Susunan neuromuscular
a. Upper motor neuron (UMN)
UMN merupakan kumpulan saraf-saraf motorik yang menyalurkan
impuls dan area motorik di korteks motorik sampai inti-inti motorik di
saraf cranial di batang otak atau kornuanterior. Berdasarkan perbedaan
anatomic dan fisiologik kelompok UMN di bagi dalam susunan
pyramidal yang terdiri dari traktus kortikospinal dan traktus
kortikobulbar. Traktus kortikobulbar fungsinya untuk gerakan-gerakan
otot kepala dan leher, sedangkan traktus kortikospinal fungsinya untuk
gerakan-gerakan otot tubuh dan anggota gerak.
b. Lower motor neuron (LMN)
LMN merupakan kumpulan saraf-saraf motorik yang berasal dari
batang otak, pesan tersebut dari otak dilanjutkan ke berbagai otot
dalam tubuh seseorang. Dari otak medulla spinalis turun ke bawah
kira-kira di tengah pungung dan dilindungi oleh cairan jernih yaitu
cairan serebrospinal. Medula spinalis terdiri dari berjuta-juta saraf
yang mentransmisikan informasi elektrik dari dan ke ekstremitas,
badan, organ-organ tubuh dan kembali ke otak. Otak dan medulla
spinalis merupakan SSP yang menghubungkan saraf-saraf medulla
spinalis ke tubuh adalah SST. Medula spinallis terdiri dari traktus
ascenden (yang membawqa informasi di tubuh menuju ke otak seperti
rangsangan raba, suhu, nyeri dan gerak posisi) dan traktus descenden
(yang membawa informasi dari otak ke angota gerak dan mengontrol
fungsi tubuh).
3. Sel saraf
Susunan sel saraf manusia mengandung neorun dan sel glia. Neuron terdiri
dari dendrit (penerima rangsang), Soma (perikarion, tubuh sel yang
berfungsi untuk menyediakan bahan makanan untuk hidup sel), dan akson
(penghantar impuls). Neuron (kompleks bangunan dasar susunan saraf)
telah disusun dari sel neuroefektor primitive yang berespon terhadap
berbagai rangsangan dengan berkontraksi.
Sistem saraf tersusun oleh sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang
berperan dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf
terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf.
Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan
sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron). Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi
sebagai penyedia energi untuk membawa rangsangan.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Neurit (akson)
Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel
saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut
selubung myelin yang terdiri atas perluasan membran sel Schwann.
Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf.
Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung mielin. Bagian
ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya
rangsangan.
Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak
bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat
sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain
tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia
yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk
membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron
berikutnya.
- Macam-macam Neuron (Sel Saraf)
a. Saraf sensorik
Saraf sensorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari
reseptor (indra) ke saraf pusat(otak dan sumsum tulang belakang).
b. Saraf motorik
Saraf motorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari
saraf pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Saraf konektor
Saraf konektor adalah saraf yang menghubungkan rangsangan
(impuls) dari saraf sensorik ke saraf motorik.
- Macam-macam Gerak
Gerakan merupakan salah satu cara tubuh dalam mengagapi
rangsangan. Berdasarkan jalannya rangsangan (impuls) gerakan
dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena
disengaja atau disadari. Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh
dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra)
disampaikan ke otak melalui neuron sensorik. Di otak rangsangan tadi
diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan. Kemudian otak
mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot (efektor)
bergerak melaksanakan perintah otak. Contoh gerak sadar misalnya :
menulis, membuka payung, mengambil makanan atau berjalan.
Skema gerak sadar :
--> Sumsum Tulang Belakang --> Saraf motorik --> Efektor (Otot)
4. Sel otot
Sel-sel otot (seperti neuron) dapat dirangsang secara kimia, secara listrik
dan secara mekanik untuk menimbulkan suatu potensial aksi yang
dihantarkan sepanjang membran selnya. Ia mengandung protein kontraktil
dan (berbeda dari neuron) ia mempunyai mekanisme kontraktil yang
diaktifasi oleh potensial aksi. Pada umumnya, otot terbagi atas 3 yaitu otot
rangka, otot jantung dan otot polos.
- Otot Polos
1. Struktur sel otot polos
O t o t polos t e r s u s u n t e r s e b a r d a n b e r b e n t u k l e m b a r a n .
S e l o t o t p o l o s b e r b e n t u k gelendong dengan kedua ujungnya
meruncing dan inti selnya terletak di tengah. Ototpolos tersusun atas
miofilamen halus dan miofilamen kasar.
2. Fungsi sel otot polos
Karena otot polos bekerja di luar kesadaran, biasanya otot polos ada di
organ-organpenting, seperti organ pencernaan, pernafasan, reproduksi,
serta organ-organ lainnyakecuali jantung. Otot polos yang mengatur
kontraksi dari kerja organ-organ ini.
- Otot Jantung
a. Struktur otot jantung
Otot jantung berbentuk seperti otot lurik tetapi bentuknya tidak
silindris, tetapibercabang. Namun letak inti selnya di tengah. Sama
halnya dengan otot lurik, otot jantung juga tersusun atas serabut-
serabut sel otot dan terdiri dari miofilamen tebaldan tipis, hanya saja
susunannya tidak teratur seperti otot lurik.
b. Fungsi otot jantung
Otot ini bekerja di luar kesadaran dan hanya terdapat di miokardium
jantung. Ototjantung ini hanya berfungsi mengatur kontraksi kerja
jantung.
A. SIMPULAN
Dalam tubuh manusia, ada sel sel yang disebut sel peka rangsang. Sel
yang di beri rangsangan yang adekuat mampu menimbulkan terjadinya
potensial aksi. Sel-sel tersebut adalah sel otot dan sel saraf. Ujung-ujung
saraf membuat hubungan yang dinamakan hubungan saraf-otot atau
Neuromuskular, dengan serabut-serabut otot kira-kira pada pertengahan
serabut, sehingga potensial aksi dalam serabut berjalan dalam dua arah.
Aktivitas motorik somatik sangat bergantung pada pola dan kecepatan
lepas muatan saraf motorik spinalis dan saraf homolog yang terdapat di
nukleus motorik saraf kranialis. Saraf ini, yang merupakan jalur terakhir ke
otot rangka, yang dibawa oleh impuls dari berbagai jalur.
Aktivitas otot yang dilakukan berkali-kali akan menyebabkan
bertambah besarnya otot skelet. Keadaan ini bukan karena terbentuknya
serabut-serabut otot baru, tetapi disebabkan karena menjadi aktifnya
serabut otot yang tadinya berada di dalam keadaan tidak aktif. Karena
latihan, otot membesar sampai batas maksimumnya.
Neuromuscular juga mengalami perubahan saat latihan. Perubahan
tersebut yaitu hipertropi dan hyperplasia serta terjadinya kelelahan otot.
B. SARAN
- Dimohon pada para pembaca untuk memberikan kritikannya yang
bersifat membangun agar pembuatan makalah kedepannya lebih baih
dari yang kami buat
- Saran–saran pembaca juga sangat diperlukan dalam pembuatan
makalah yang lebih baik kedepan karena mengingat kita adalah
makhluk tuhan yang jauh dari batas kesempurnaan. Dan apabila dari
makalah kami ada kesalahan mohon dimaklumi karena sebagai
manusia biasa, kita tidak luput dari khilaf.
DAFTAR PUSTAKA
http://andibrilinunm.blogspot.com/2011/04/definisi-otot-rangka-dan-
pengaruh.html
Cahyani, N. 2006. Pengaruh latihan terhadap kerja otot rangka. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Drs.%20Rumpis%20Agus%20
Sudarko,%20MS./FaalOlahraga%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf.
Diakses pada tanggal 9 Maret 2015 jam 18.00.
Media Belajar Online: Sistem Saraf (Koordinasi) pada Manusia. Diakses pada
tanggal 9 Maret 2015 jam 20.00.