Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI
tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi,
1995).
Tenggara (WHO SEARO / WHO South East Asia Regional Office) di New
Delhi, batasan usia lanjut untuk Indonesia sampai saat ini yaitu 60 tahun keatas
(Czeresna, 2000).
Dimana pada usia ini mengalami perubahan fisik, mental, sosial, dan spiritual
yang akan mempengaruhi semua aspek kehidupan yang akan dialami oleh
semua orang karena lansia merupakan tahapan dari hidup manusia yaitu
Berbagai masalah fisik / biologi dan sosial akan muncul pada lanjut
usia sebagai proses menua dan atau penyakit degeneratif yang muncul seiring
dengan menuanya seseorang. Menua merupakan proses yang alamiah yang akan
dialami oleh setiap individu. Hal ini ditandai dengan penurunan kemampuan
tubuh dan penurunan fungsi, fisik, mental dan sosial (Sahar, 2001).
otot dan hilangnya masa tulang sehingga gerakan menjadi lambat. Perubahan
lain yang paling menonjol pada lansia yaitu terjadinya inkontinensia urin karena
penurunan daya ingat, depresi, yang muncul akibat hilangnya berbagai fungsi
organ tubuh oleh karena bertambahnya usia. Lansia juga mudah tersinggung dan
merasa kesepian karena kehilangan pasangan hidup (Hudak & Carolyn, 1997).
sosial. Biasanya ini berkaitan dengan kehilangan pekerjaan akibat masa pensiun,
2. Inkontinensia Urin
Proses berkemih yang normal adalah suatu proses dinamik yang secara
fisiologik berlangsung dibawah kontrol dan koordinasi sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi di daerah sacrum. Sensasi pertama ingin berkemih biasanya
timbul pada saat volume kandung kemih mencapai 300 – 600 ml. Umumnya
kandung kemih dapat menampung urin sampai lebih kurang 500 ml tanpa
terjadi kebocoran. Frekuensi berkemih yang normal adalah tiap 3 jam sekali
jumlah yang cukup banyak, sehingga dapat dianggap sebagai kondisi yang
menua yang berdampak pada perubahan hampir seluruh organ tubuh termasuk
Perubahan ini diantaranya adalah melemahnya otot dasar panggul yang menjaga
kandung kemih dan pintu saluran kemih, timbulnya kontraksi abnormal pada
prostat juga dapat mengakibatkan banyaknya sisa air kemih di kandung kemih
diantaranya pengaruh cuaca atau iklim terutama pada cuaca dingin dan karena
letak toilet yang jauh sehingga sebelum mencapai tempatnya sudah tidak dapat
mengiringi perubahan pada organ tubuh antara lain infeksi saluran kemih, obat-
(Catherine, 1995).
2.2. Patofisiologi
lingkungan. Pada tingkat yang paling dasar, proses berkemih diatur oleh
2000).
kontraksi leher kandung kemih yang dipersarafi oleh saraf simpatis serta
2.3. Penatalaksanaan
farmakologis bisa dilakukan dengan latihan otot dasar panggul atau latihan
Kegel, agar otot dasar panggul menjadi lebih kuat dan uretra dapat tertutup
(Setiati, 2001).
beberapa alat bantu yang dapat digunakan oleh lansia yang mengalami
3. Latihan Kegel
Latihan Kegel adalah latihan yang didesain oleh Arnold Kegel untuk
(Mackenzier, 1995).
Penuaan menyebabkan penurunan kekuatan otot diantaranya otot
dasar panggul. Otot dasar panggul berfungsi menjaga stabilitas organ panggul
Utomo, 1997).
terjadi karena adanya rangsangan sebagai dampak dari latihan. Otot dapat
dipandang sebagai suatu motor yang bekerja dengan jalan mengubah energi
menggerakkan serat otot yang terletak pada interaksi aktin dan miosin. Proses
interaksi tersebut diaktifkan oleh ion kalsium dan adenotrifosfat (ATP), yang
pada saraf otot polos untuk memproduksi asetilkolin dimana asetilkolin akan
otot. Energi yang lebih banyak diperoleh dari proses metabolisme dalam
mitokondria untuk menghasilkan ATP yang digunakan otot polos pada kandung
kemih sebagai energi untuk kontraksi dan akhirnya dapat meningkatkan tonus
kontraksi selama 3 hingga 5 detik. Dengan melakukan secara bertahap otot ini
akan semakin kuat, latihan ini diulang 10 kali setelah itu mencoba berkemih dan
B. PENELITIAN TERKAIT
pengaruh latihan Kegel terhadap frekuensi inkontinensia urin pada lansia adalah
penelitian yang dilakukan oleh Wyman J.F. dkk (1998) mengenai keefektifan
Kegel, bladder training pada wanita dengan inkontinensia urin / kelemahan otot
detrusor. Penelitian ini dilakukan pada tahun 1998 dengan jumlah sampel 204.
Metode yang digunakan secara random dan diobservasi selama 3 bulan. Dari
penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan antara terapi latihan
C. KERANGKA TEORI
Penatalaksanaan
- Farmakologis
Faktor yang mempengaruhi
- Pembedahan
Inkontinensia
- Fisiologis - Modatitas lain
- Psikologis Urin seperti kateter
- Lingkungan - Non farmakologis
(Latihan Kegel)
Out Put
- Frekuensi urin
normal
Sumber : Darmojo. (2000), Czeresna. (2001), Setiati. (2001), Pujiastuti. (1997).
D. KERANGKA KONSEP
Variabel Perancu
variabel bebas artinya bebas dalam mempengaruhi variabel lain (Azis, 2003).
karena variabel bebas. Variabel ini dapat tergantung dari variabel bebas
terhadap perubahan (Azis, 2003). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
1. Latihan Kegel adalah latihan yang digunakan untuk memperkuat otot dasar
panggul, yang dilakukan sebanyak dua kali sehari dengan urutan-urutan sebagai
berikut :
Merupakan kekerapan pengeluaran urin oleh lansia dalam waktu 24 jam dalam
berikut :
a. Frekuensi sering bila berkemih / ngompol lebih dari > 7 kali / 24 jam.
c. Frekuensi ngompol jarang bila lansia mengalami ngompol < 5 kali / 24 jam.
G. HIPOTESA PENELITIAN
lansia.