Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing :
dr. Listyo Asist P, M.Sc, Sp. S
dr. Eddy Rahardjo, Sp. S
Diajukan Oleh :
Fadilatul Halimah, S.Ked
J510165049
VERTIGO PERIFER
Oleh :
Pembimbing :
A. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 52 tahun
Alamat : Bejen, Karanganyar
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
MRS : 18 Desember 2017
B. Anamnesis
Keluhan utama :
- Pusing berputar
Keluhan Tambahan
- Mual, pandangan kabur, leher cengeng, telinga berdenging
Anamnesis Sistem:
- Sistem serebrospinal : Penurunan kesadaran (-), demam (-),
kejang (-), pusing berputar (+).
- Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-), keringat
dingin (+).
- Sistem respirasi : Sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-).
- Sistem gastrointestinal : Makan minum tidak tersendak, mual (+),
muntah (-), BAB (+) dbn.
- Sistem musculoskeletal : kelemahan anggota gerak (-/-), otot
mengecil (-), tungkai bengkak (-), baal (-).
- Sistem integumentum : ruam (-), perubahan warna kulit (-).
- Sistem urogenital : BAK (+) sering pada malam hari.
Resume Anamnesis :
Seorang pasien wanita berusia 52 tahun datang ke IGD RSUD
Karanganyar dengan keluhan tetapi tidak ada penurunan kesadaran. Keluhan
pusing muncul terutama saat perubahan posisi dari berbaring ke duduk/
berdiri. Keluhan di tambah dengan lemas, mual, keluar keringat dingin, leher
cengeng dan pengelihatan terganggu. Defisit neurologis yang lain tidak
didapatkan. Hal ini mengakibatkan pasien harus selalu berbaring di tempat
tidur dan memejamkan matanya agar keluhannya berkurang. Keluhan
dirasakan sudah dua kali ini dan pernah mondok di RS dengan keluhan yang
sama. Pasien memiliki riwayat sakit gula (DM) sejak 2,5 tahun yang lalu dan
mengkonsimsi OAD metformin. Pasien memiliki satu gigi berlubang.
C. Diagnosis sementara
Diagnosis klinis
Pusing berputar, lethargi, nausea, parase N.II dan VIII
Diagnosis topis
Sistem vestibularis
Diagnosis etiologi
Vertigo perifer, DM type II (terkontrol), HT
D. Diagnosis banding
BPPV
Meniere dissease
Neuritis vestibuler
Vertigo central
E. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
- TD : 180/90mmHg
-N : 74x/menit
-R : 19x/menit
-S : 36,6o C
- Keadaan Umum : Tampak lemes
- Status Gizi : Baik
- Kepala : Normosepal, simetris
- Mata : Konjungtiva anemis (-), edema palpebra (-), reflek
cahaya (+/+), pupil isokor 3mm/3mm.
- Leher : bentuk normal, pembesaran KGB (-), JVP tidak
meningkat.
- Paru-paru:
Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-) retraksi intercostae (-)
Palpasi : Gerak dada simetris, Fremitus normal
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : SDV (+/+), whezing (-/-), ronkhi (-/-)
- Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis pada SIC V linea midclavicularis
sinistra, tidak kuat angkat.
Perkusi : Dalam batas normal
- Cranial : SIC II linea parasternalis sinistra – SIC III linea sternalis
dextra redup
- Dexter : SIC III linea sternalis dextra – SIC V linea
midclavicularis dextra redup
- Caudal : SIC V linea midclavicularis dextra – SIC V linea
midclavicularis sinistra redup
- Sinister: SIC V linea midclavicularis sinistra–SIC II linea
parasternalis sinistra redup
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas regular, bising jantung
(-)
- Abdomen :
Inspeksi : Simetris, darm contour (-), tidak ada bekas luka
operasi
Palpasi : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani dalam batas normal
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ektremitas :
Superior et Inferior dextra : akral hangat (+), edema (-)
Superior et Inferior sinistra : akral hangat (+), edema (-)
1. Status Neurologis
o Kesadaran : Compos Mentis
o Kuantitatif : GCS (E4V5M6)
o Kualitatif :
- Cara berpikir : normal
- Perasaan hati : normal
- Orientasi : normal (tempat,waktu,orang sekitar)
- Tingkah laku : normal
- Daya ingat : normal
2. Kepala :
- Bentuk : normochepal
- Ukuran : normal
- Simetris : (+)
3. Leher :
- Sikap : normal
- Gerakan : terbatas
- Kaku kuduk : (-)
- Nyeri tekan : (-)
- Bentuk vertebra : normal
- Tes brudzinki : (-)
- Tes nafziger : (-)
- Tes valsava : (-)
4. Saraf Otak :
- N. 1 (olfaktorius)
Kanan Kiri
Daya Pembau Normal Normal
- N. II (optikus)
Kanan Kiri
Daya penglihatan 1/60 1/60
Pengenalan warna Normal Normal
Medan penglihatan Normal Normal
Fundus okuli
Papil Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Arteri/vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- N. III (okulomotorius)
Kanan Kiri
Ptosis - -
Gerakan mata
Atas Baik Baik
Medial Baik Baik
Bawah Baik Baik
Ukuran pupil 3mm 3mm
Bentuk pupil Isokor Isokor
Reflek cahaya langsung + +
Reflek cahaya tidak + +
langsung
Stabismus divergen - -
Diplopia - -
- N. IV (trokhlearis)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke lateral Normal Normal
bawah
Stabismus konvergen - -
Diplopia - -
- N. V (trigeminus)
Kanan Kiri
Mengigit Normal Normal
Membuka mulut Normal Normal
Sensibilitas muka Normal Normal
Reflek kornea + +
Reflek bersin + +
Reflek maseter Normal Normal
- N.VI (abducens)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke lateral Normal Normal
Strabismus konvergen - -
Diplopia - -
- N.VII (facialis)
Kanan Kiri
Kerutan kulit dahi Normal Normal
Kedipan mata Normal Normal
Lipatan naso-labial Normal Normal
Sudut mulut Normal Normal
Mengerutkan dahi Normal Normal
Mengerutkan alis Normal Normal
Menutup mata Normal Normal
Meringis Normal Normal
Mengembungkan pipi Normal Normal
Tik fasial - -
Lakrimasi - -
Daya kecap lidah 2/3 Normal Normal
depan
Bersiul Normal Normal
- N. VIII (akustikus)
Kanan Kiri
Mendengar suara berisik Normal Normal
Mendengar suara detik Normal Normal
arloji
Tes weber Normal Normal
Tinitus/berdenging + +
- N. IX (glossofaringeus)
Kanan Kiri
Arkus faring Normal Normal
Daya kecap lidah 2/3 + +
depan
Reflek muntah + +
Sengau - -
Tersedak - -
- N. X (vagus)
Kanan Kiri
Arkus faring Uvula di tengah Uvula di tengah
Nadi + kuat + kuat
Bersuara + +
Gangguan menelan - -
- N. XI (aksesorius)
Kanan Kiri
Memalingkan kepala Normal Normal
Sikap bahu Normal Normal
Mengangkat bahu + +
Trofi otot bahu Eutrofi Eutrofi
- N. XII (hipoglossus)
Kanan Kiri
Sikap lidah Normal Normal
Artikulasi Jelas Jelas
Tremor lidah - -
Menjulurkan lidah Normal Normal
Kekuatan lidah Normal Normal
Trofi otot lidah Normal Normal
5. Meningeal sign
Kaku kuduk (-)
Brudzinski I (-)
Brudzinski II (-)
Brudzinski III (-)
Brudzinski IV (-)
Tanda kernig (-)
6. Badan
Interpretasi
Trofi otot punggung Normal
Nyeri membungkukan badan -
Kolumna vertebralis Membungkuk
Trofi otot dada Eutrofi
Palpasi dinding perut Supel, distensi (-), nyeri tekan (-)
Gerakan Terbatas
Reflek dinding perut Normal
7. Anggota gerak atas
Inspeksi : tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada kelainan
- Lengan atas
Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal
Kekuatan otot 5 5
Tonus + +
Trofi Eutrofi Eutrofi
- Lengan bawah
Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal
Kekuatan otot 5 5
Tonus + +
Trofi Eutrofi Eutrofi
- Tangan
Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal
Kekuatan otot 5 5
Tonus + +
Trofi Eutrofi Eutrofi
- Sensibilitas
Lengan Lengan Lengan Lengan Tangan Tangan
atas atas kiri bawah bawah kanan kiri
kanan kanan kiri
Nyeri + + + + + +
Termis + + + + + +
Taktil + + + + + +
Diskriminasi + + + + + +
Posisi + + + + + +
Vibrasi + + + + + +
Biceps Triceps
Reflek fisiologi +/+ +/+
Perluasan reflek -/- -/-
Reflek silang -/- -/-
Reflek patologis -/- -/-
8. Anggota gerak bawah
Inspeksi : tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada kelainan
- Tungkai atas
Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
- Tungkai bawah
Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
- Kaki
Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
- Sensibilitas
Tungkai Tungkai Tungkai Tungkai Kaki Kaki
atas atas kiri bawah bawah kanan kiri
kanan kanan kiri
Nyeri + + + + + +
Termis + + + + + +
taktil + + + + + +
diskriminasi + + + + + +
Posisi + + + + + +
Vibrasi + + + + + +
Patella Achilles
Reflek fisiologi +/+ +/+
Perluasan reflek -/- -/-
Reflek silang -/- -/-
Kanan Kiri
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
schaeffaer - -
rossolimo - -
Mendel bachterew - -
Tes kernig - -
Tes o’connel - -
Laseque - -
Tes patrick - -
Tes kontra patrick - -
Tes gaenselen - -
Klonus paha - -
Klonus kaki - -
9. Koordinasi, langkah dan keseimbangan :
- Cara berjalan : normal
- Tes romberg :+
- Ataksia :-
- Diskiadokinesis :-
- Dismetri :-
- Nistagmus :+
- Gerakan abnormal :-
- Finger to finger :+
- Nose finger nose :+
F. Pemeriksaan Laboratorium
G. Resume Pemeriksaan
1. Dari anamnesis didapatkan dizzines, dan bertambah berat bila terjadi
perubahan posisi, nausea, pandangan kabur, leher cengeng, lemas, dan
memiliki riwayat diabetes meilitus.
2. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
a. Keadaan umum tampak lemas
b. Kesadaran kompos mentis E4V5M6,
c. TTV : TD : 180/90mmHg N : 84x/menit
R : 20x/menit S : 36,3o C
d. Koordinasi, langkah dan keseimbangan
- nose finger nose (+)
- finger to finger (+)
- test romberg (+)
- Nistagmus (+)
I. Diagnosis
• Diagnosis klinis : pusing berputar, nausea, lethargi, parase N.II dan VIII
J. Terapi
Medikamentosa :
o Inf. RL 20 tpm
o Inj. Ondancetron 1 amp/ 8 jam
o Inj. Neurobion 5000/24jam (drip)
o Inj. Omeprazole 1amp / 12 jam
o Betahistin 2xII
o Amlodipine 1x5mg
o Glimepiride 1mg 1x1
o Glukosamin 750mg 2x1
Non medikamentosa :
o Fisioterapi latihan vertigo
K. Prognosis
Death : ad bonam
I. DEFINISI
II. EPIDEMIOLOGI
III. ETIOLOGI
VERTIGO SENTRAL
1. Supratentorial
- Trauma
- Epilepsi
2. Infratentorial
- Insufisiensi vertebrobasiler
3. Obat
Beberapa obat ototoksik dapat menyebabkan vertigo yang disertai
tinitus dan hilangnya pendengaran.Obat-obat itu antara lain aminoglikosid,
diuretik loop, antiinflamasi nonsteroid, derivat kina atau antineoplasitik
yang mengandung platina. Streptomisin lebih bersifat vestibulotoksik,
demikian juga gentamisin; sedangkan kanamisin, amikasin dan
netilmisin lebih bersifat ototoksik. Antimikroba lain yang dikaitkan dengan
gejala vestibuler antara lain sulfonamid, asam nalidiksat, metronidaziol dan
minosiklin. Terapi berupa penghentian obat bersangkutan dan terapi fisik,
penggunaan obat supresan vestibuler tidak dianjurkan karena jusrtru
menghambat pemulihan fungsi vestibluer. Obat penyekat alfa adrenergik,
vasodilator dan antiparkinson dapat menimbulkan keluhan rasa melayang
yang dapat dikacaukan dengan vertigo.7
IV. KLASIFIKASI
Vestibular Neuritis
Vestibular neuritis ditandai dengan vertigo, mual, ataxia, dan
nistagmus. Hal ini berhubungan dengan infeksi virus pada nervus
vestibularis. Labirintis terjadi dengan komplek gejala yang sama
disertai dengan tinnitus atau penurunan pendengaran. Keduanya
terjadi pada sekitar 15% kasus vertigo otologik.11
2. Sentral Vertigo
Migraine
Selby and Lance (1960) menemukan vertigo menjadi gejala
yang sering dilaporkan pada 27-33% pasien dengan migraine..
Sebelumnya telah dikenal sebagai bagian dari aura (selain kabur,
penglihatan ganda dan disarthria) untuk basilar migraine dimana juga
didapatkan keluhan sakit kepala sebelah. Verigo pada migraine lebih
lama dibandingkan aura lainnya, dan seringkali membaik dengan
terapi yang digunakan untuk migraine. 10
Vertebrobasilar insufficiency
Vertebrobasilar insufficiency biasanya terjadi dengan episode
rekuren dari suatu vertigo dengan onset akut dan spontan pada
kebanyakan pasien terjadi beberapa detik sampai beberapa menit.
Lebih sering pada usia tua dan pada paien yang memiliki factor resiko
cerebrovascular disease. Sering juga berhungan dengan gejala visual
meliputi inkoordinasi, jatuh, dan lemah. Pemeriksaan diantara gejala
biasanya normal. 9
Tumor Intrakranial
Tumor intracranial jarang member manifestasi klinik vertigo
dikarenakan kebanyakan adalah tumbuh secara lambat sehingga ada
waktu untuk kompensasi sentral. Gejala yang lebih sering adalah
penurunan pendengaran atau gejala neurologis . Tumor pada fossa
posterior yang melibatkan ventrikel keempat atau Chiari
malformation sering tidak terdeteksi di CT scan dan butuh MRI untuk
diagnosis. Multipel sklerosis pada batang otak akan ditandai dengan
vertigo akut dan nistagmus walaupun biasanya didaptkan riwayat
gejala neurologia yang lain dan jarang vertigo tanpa gejala neurologia
lainnya.
V. GEJALA KLINIS
A. Vertigo Sentral
Penyebab vertigo jenis sentral biasanya ada gangguan di batang otak
atau di serebelum. Untuk menentukan gangguan di batang otak, apakah
terdapat gejala lain yang khas bagi gangguan di batang otak, misalnya
diplopia, parestesia, perubahan sensibilitas dan fungsi motorik, rasa lemah.5
B. Vertigo Perifer
Lamanya vertigo berlangsung :9
1. Episode (serangan) vertigo yang berlangsung beberapa detik
Paling sering disebabkan oleh vertigo posisional benigna. Dapat
dicetuskan oleh perubahan posisi kepala. Berlangsung beberapa detik dan
kemudian mereda. Paling sering penyebabnya idiopatik (tidak diketahui),
namun dapat juga diakibatkan oleh trauma di kepala, pembedahan di
telinga atau oleh neuronitis vestibular. Prognosis umumnya baik, gejala
menghilang secara spontan.
2. Episode vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang.
Penyakit meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran
menurun (tuli), vertigo dan tinitus.
Riwayat pengobatan
Beberapa obat dapat menginduksi terjadinya vertigo melipti obat-obatan
yang ototoksik, obat anti epilepsy, antihipertensi, dan sedative
VI. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Neurologik
Pemeriksaan neurologic meliputi :
1. Fungsi Vestibuler
- Dix-Hallpike manoeuvre 1
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring-kan ke
belakang dengan cepat, sehingga kepalanya meng-gantung 45º di bawah
garis horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke
kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan
uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral.
- Test hiperventilasi
Tes ini dilakukan jika pemeriksaan-pemeriksaan yang lain hasilnya
normal. Pasien diinstruksikan untuk bernapas kuat dan dalam 30 kali. Lalu
diperiksa nistagmus dan tanyakan pasien apakah prosedur ersebut
menginduksi terjadinya vertigo. Jika pasien merasakan vertigo tanpa
nistagmus maka didiagnosis sebagai sindrom hiperventilasi. Jika
nistagmus terjadi setelah hiperventilais menandakan adanya tumor pada
nervus VIII. 5
Tes Kalori
Tes ini membutuhkan peralatan yang sederhana. Kepala penderita
diangkat ke belakang (menengadah) sebanyak 60º. (Tujuannya ialah agar
bejana lateral di labirin berada dalam posisi vertikal, dengan demikian
dapat dipengaruhi secara maksimal oleh aliran konveksi akibat endolimf).
Tabung suntik berukuran 20 mL dengan ujung jarum yang dilindungi oleh
karet ukuran no 15 diisi dengan air bersuhu 30ºC (kira-kira 7º di bawah
suhu badan) air disemprotkan ke liang telinga dengan kecepatan 1
mL/detik, dengan demikian gendang telinga tersiram air selama kira-kira
20 detik.
Bola mata penderita segera diamati terhadap adanya nistagmus.
Arah gerak nistagmus ialah ke sisi yang berlawanan dengan sisi telinga
yang dialiri (karena air yang disuntikkan lebih dingin dari suhu badan)
Arah gerak dicatat, demikian juga frekuensinya (biasanya 3-5 kali/detik)
dan lamanya nistagmus berlangsung dicatat.Lamanya nistagmus
berlangsung berbeda pada tiap penderita. Biasanya antara ½ - 2 menit.
Setelah istirahat 5 menit, telinga ke-2 dites.
Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan
untuk merekam gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus
tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.
Posturografi
Dalam mempertahankan keseimbangan terdapat 3 unsur yang
mempunyai peranan penting : sistem visual, vestibular, dan
somatosensorik. Tes ini dilakukan dengan 6 tahap :
a. Pada tahap ini tempat berdiri penderita terfiksasi dan pandangan pun
dalam keadaan biasa (normal)
b. pandangan dihalangi (mata ditutup) dan tempat berdiri terfiksasi (serupa
dengan tes romberg)
c. pandangan melihat pemandangan yang bergoyang, dan ia berdiri pada
tempat yang terfiksasi. Dengan bergeraknya yang dipandang, maka
input visus tidak dapat digunakan sebagai patokan untuk orientasi
ruangan.
d. pandangan yang dilihat biasa, namun tumpuan untuk berdiri digoyang.
Dengan bergoyangnya tempat berpijak, maka input somatosensorik dari
badan bagian bawah dapat diganggu.
e. mata ditutup dan tempat berpijak digayang.
f. pandangan melihat pemandangan yang bergoyang dan tumpuan
berpijak digoyang.
Dengan menggoyang maka informasi sensorik menjadi rancu
(kacau;tidak akurat) sehingga penderita harus menggunakan sistem
sensorik lainnya untuk input (informasi)
2. Fungsi Pendengaran
Tes audiologik tidak selalu diperlukan. Tes ini diperlukan jika pasien
mengeluhkan gangguan pendengaran. Vestibular testing tidak dilakukan pada
semau pasieen dengan keluhan dizziness . Vestibular testing membantu jika
tidak ditemukan sebab yang jelas. Pemeriksaan laboratories meliputi
pemeriksaan elekrolit, gula darah, funsi thyroid dapat menentukan etiologi
vertigo pada kurang dari 1 persen pasien. 11
VIII. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sekitar
20 sampai 40% pasien dapat didiagnosis segera setelah anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Diagnosis juga dapat ditentukan berdasarkan komplek
gejala yang terdapat pada pasien (table . dan durasi gejala (table )
X. TERAPI
Medikasi
Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali
merasa sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali
menggunakan pengobatan simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi.
Sebagian besar kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu.
ANTIHISTAMIN
Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo.
Antihistamin yang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat,
difenhidramin, meksilin, siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti
vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di susunan saraf pusat.
Mungkin sifat anti-kholinergik ini ada kaitannya dengan kemampuannya
sebagai obat antivertigo. Efek samping yang umum dijumpai ialah sedasi
(mengantuk). Pada penderita vertigo yang berat efek samping ini
memberikan dampak yang positif.
ANTAGONIS KALSIUM
Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis
kalsium Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium) sering
digunakan. Merupakan obat supresan vestibular karena sel rambut vestibular
mengandung banyak terowongan kalsium. Namun, antagonis kalsium sering
mempunyai khasiat lain seperti anti kholinergik dan antihistamin. Sampai
dimana sifat yang lain ini berperan dalam mengatasi vertigo belum
diketahui.
- Cinnarizine (Stugerone)
- Skopolamin
Contoh latihan :
Tgl S O A P