You are on page 1of 3

Dampak Penjas terhadap Fungsi Kognitif

Para guru pendidikan jasmani (Penjas) sering meprotes dan mengeluh,


karena ada beberapa anggapan bahwa mata pelajaran Penjas merupakan bidang
studi yang dianggap mata pelajaran yang membosankan. Hal ini dibangkitkan
oleh kesan, yaitu siswa hanya diajarkan meregangkan kaki dan tangan,
membentuk otot-otot dan menendang bola.

Selain itu, ada beberapa orang tua yang menghukum anak-anaknya dengan
melarang mereka untuk tidak ikut olahraga dan kegiatan latihan setelah pulang
sekolah, dan menyuruh mereka duduk berjam-jam membaca buku. Kondisi
seperti itu menunjukan, mereka mempunyai pengertian keliru terhadap peranan
aktifitas jasmani, seperti pendidikan jasmani dan olahraga dalam kehidupan
seorang anak. Dalam kasus-kasus seperti ini , para guru penjas harus mampu
mengajukan argumentasi dan alasan yang kuat dan tepat , menyangkut
keuntungan-keuntungan atau manfaat dan faedah yang diperoleh melalui
pendidikan jasmani.

A. Konsep Dasar Tentang Fungsi Kognitif

Proses dan fungsi kognitif menunjukan , bagaimana otak berfungsi


menangkap informasi dan bagaimana menyadarinya, menyimpan dan
menggunakan informasi tersebut untuk membangkitkan pola-pola tingkah
laku. Proses dan fungsi kognitif ini memainkan peran yang amat berarti
dalam banyak bentuk belajar termasuk belajar gerak dan belajar melalui
pikiran.

Suatu model proses informasi, dapat membantu menjelaskan


hubungan antara gerakan fisik dengan penampilan mental. Model ini terdiri
atas proses dan tahapan-tahapan tertentu yang melibatkan mulai dari saat
informasi masuk system, sampai kepada system tersebut membangkitkan
respons.
B. Pengaruh Aktivitas Jasmani Terhadap Fungsi Kognitif

Fungsi-fungsi kesadaran atau kognitif yang meliputi kemampuan


berkonsentrasi, memperhatikan, berfikir, memecahkan masalah membuat
keputusan dengan cepat dan tepat, ketelitian dan mereaksi secara tangkas
merupakan fungsu dasar yang efesien dalam kehidupan individu sehari-
hari, termasuk dalam kegiatan latihan fisik dan olahraga

Aktifitas jasmani yang dilakukan dalam intensitas yang rendah


sampai sedang dapat meningkatkan daya konsentrasi dan perhatian.
Kemampuan individu berkonsentrasi berhubungan dengan kemampuannya
yaitu memelihara fokus perhatian terhadap tugas atau objek tertenti.
Sedangkan perhatian adalah kemampuan individu untuk menghubungkan
sesuatu dengan kesadaran tentang perubahan lingkungan. Kemampuan
konsentrasi dan perhatian merupakan elemen kunci dalam proses belajar.
Proses perhatian digunakan untuk menjelaskan bagaimana proses
informasi mempengaruhi belajar dan ferporma, baik dalam tugas-tugas
kognitif maupun tugas-tugas gerak.

Dampak pengerahan tenaga jasmani atau fisik terhadap kemampuan


konsentrasi dan perhatian berbeda secara berartidan amat tergantung
kepada intensitas dan lamanya latihan yang dilakukan. Pengerahan atau
pengurasan tenaga fisik dalam jumlah yang sedang akan meningkatkan
kemampuan perhatian. Sedangkan pengerahan tenaga fisik yang tinggi
cenderung akan menurunkan perhatian (Davey,1973). Disamping itu
konsentrasi dan perhatian menurun ketika kerja mental terjadi selama
latihan fisik yang berat, sehingga terjadi kondisi kelelahan.

Aktifitas Jasmani berpengaruh pula terhadap kemampuan


memecahkan masalah. Istilah pemecahan masalah ini menunjukan
bermacam-macam tahapan proses informasi yang mencakup : Pengenalan
dan pemahaman terhadap masalah, Perencanaan menentukan cara
pemecahannya, dan melaksanakan rencana tersebut. Keberhasilan
pemecahan masalah dinilai atas dasar kecepatan, ketepatan dan
kecermatan mengambil keputusan atau memecahkan masalah.

Tinggi rendahnya intensitas latihan jasmani berpengaruh terhadap


kemampuan memecahkan masalah. Semakin tinggi intensitas kegiatan
fisik, sampai mendekati kondisi kelelahan maka semakin rendah
kemampuan pemecahan masalah. Sebaliknya jika intensitas kegiatan fisik
sampai berada pada tingkat yang sedang justru akan meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah.
Selain itu aktivitas jasmani dan latihan dalam taraf intensitas yang
rendah sampai sedang, akan memudahkan waktu reaksi dan waktu
bergerak seseorang. Waktu reaksi diartikan sebagai waktu diantara
kehadiran rangsangan atau stimulus (seperti cahaya lampu atau bunyi
tangga nada), Sampai dengan saat inisiatif memberikan respons (seperti
memencet tombol). Waktu bergerak adalah waktu yang dilalui atau
ditempuh antara saat mulai merespons , sampai menyelesaikan gerakan
(seperti dari saat start sampai finish pada lari jarak 100 m).

Tingkat kebugaran jasmani yang baik, sebagai akibat dari latihan


fisik yang teratur dan dalam dosis yang rendah sampai sedang hal ini akan
berpengaruh terhadap fungsi-fungsi kognitif, seperti kemampuan
mengingat, memecahkan masalah angka-angka dan kecermatan.
Disamping itu tingkat perkembangan jasmani yang baik tercermin dalam
tingkat kebugaran jasmani yang baik pula. Hal ini berkaitan dengan
performa kerja mental seperti : kecermatan, ketepatan dan kecepatan
menyelesaikan masalah. Suatu hal yang perlu dipahami bahwa kondisi
kelelahan akan menurunkan fungsi-fungsi kognitif seperti : konsentrasi,
perhatian, kemempuan menyelesaikan masalah, waktu reaksi, kecermatan
dan ketelitian.

You might also like