You are on page 1of 4

Filosopi Hubungan Buruh & Majikan

1. Hubungan berbasis Kesetaraan


Secara mendasar hubungan antara sesama manusia adalah hubungan yg setara. Salah satu fihak
tidak boleh ada yg merasa lebih tinggi atau merasa lebih rendah.

Merasa lebih tinggi dari orang lain adalah melanggar fitrah sebagai.manusia, begitu juga merasa
lebih rendah dari manusia lain adalah pelanggaran atas fitrah manusia.

Hanya Tuhan yang boleh lebih tinggi dari manusia..dan hanya kepada Tuhan manusia boleh
merasa lebih rendah. Maka, merasa lebih tinggi dari manusia lain.atau merasa lebih rendah dari yg
lain adalah penghianatan terhadap Eksistensi Tuhan.

2. Saling Tolong untuk Kebaikan


Sebagai makhluk sosial, kita sadari bahwa kita tidak dapat hidup sendiri. Kita membutuhkan
orang lain untuk dapat hidup, artinya Nggak mungkin bisa kita hidup sendiri tanpa bantuan orang
lain dalam hal apapun, dalam kehidupan rumah tangga, kehidupan sosial masyarakat, bernegara
maupun dalam dunia bisnis.

Kesadaran akan kebutuhan terhadap orang lain pada akhirnya menjadikan kita harus bekerja sama
dengan orang lain untuk bisa hidup.

Dalam kerjasama ini bermakna bukan hanya sama sama kerja namun ada wilayah koordinasi, dan
saling tolong menolong satu sama lain yg tentunya untuk kebaikan bersama juga kebaikan untuk
masyarakat luas.

3. Berbasis kesepakatan atau kontrak/akad


Hubungan antar manusia di bidang apapun membutuhkan sebuah kesepaakatan bersama yang
dibuat dan disepakati bersama.

Dalam bisnis dikenal dengan MOU, dalam bernegara dikenal dengan Undang undang Dasar,
dalam pernikahan disebut akad nikah, dalam organisasi ada AD/ART, dalam hubungan industrial
dikenal dengan Perjanjian Kerja Bersama ( PKB), yg sebelumnya bernama Kesepakatan Kerja
Bersama

Mendefinisikan kesetaraan hubungan buruh dengan majikan

Kesetaraan hubungan buruh dan majikan bukanlah sebuah slogan atau doktrin semata. Setidaknya
ada beberapa hal penting yang perlu diimplementasikan dalam mewujudkan kesetaraan, yg berisi
hak dan kewajiban para pihak serta komitmen bersama para pihak, diantaranya :
1. Merumuskan Pembagian tugas/tanggung jawab
2. Merumuskan Target produksi dan keuntungan.
3. Merumuskan Upah & Pembagian laba /sharing profit.
Musyawarah mufakat.....

Ketiga hal tersebut akan kita dapatkan melalui mekanisme musyawarah atau perundingan bersama
diawal awal yg hasilnya disepakati bersama oleh para pihak. Musyawarah merupakan
implementasi dari wujud kesetaraan para pihak, saling menghormati dan saling menghargai satu
sama lain.

Melalui musyawarah segala sesuatunya disepakati bersama, sehingga tidak ada pihak yang merasa
lebih dominan atau lebih tinggi kedudukannya dan tidak ada pihak yg bisa semena mena.

Dalam dinamika perjalanan bisnis usaha yg terus berkembang maka yang disebut majikan atau
buruh tidak lagi perorangan namun kelompok. Sehingga dalam musyawarah atau perundingan
buruh dan majikan, yg bermusyawarah adalah para buruh ( perkumpulan buruh) dan perkumpulan
majikan/pemilik modal.

Pembagian tanggung jawab

Hal pertama yg perlu disepakati adalah pembagian tanggung jawab antara majikan dan buruh.
Misalnya majikan mempunyai tanggung jawab dalam hal pendanaan , sedangkan buruh
bertanggung jawab dalam membuat produk, menjual produk dan lainnya sesuai dengan
kebutuhan.

Merumuskan target produksi dan pendapatan

Setelah menyepakati pembahian tanggung jawab dan tugas, hal berikutnya yang perlu dirumuskan
bersama adalah menyepakati target produksi dan target penjualan. Kenaikan target produksi perlu
disepakati terutama dengan konsoekuensi benefit yh didapat. Jangan sampe, target produksi naik,
profit juga naik namun benefit yg didapat malah stagnan.

Merumuskan upah & sharing Profit

Dan yang terakhir adalah menyepakati berapa upah dan sharing profit / pembagian keuntungan
secara fair, yang menjadi kata kunci dalam membangun hubungan yang harmonis, namun sering
diabaikan dalam realitasnya.

Jenis upah
Setidaknya 3 jenis upah, diantaranya :
1. Upah berbasis waktu
2. Upah berbasis hasil kerja
3. Upah minimum

Upah berbasis waktu yakni upahnuang didasarkan atau dihitungbpada lamanya bekerja, bisa
hitungan jam, hari, minggu dan bulanan.
Sedangkan upah berbasis hasil kerja, dihitung dari hasil kerja yg dihasilkan.

Sedangkan upah minimum adalah upah yg didasrkan kebutuhan minimum dari pekerja seperi
kebutuhan makanan, minuman, pakaian, transportasi, perumahan, kesehatan, rekreasi termasuk
sosial dan spiritual.

Kesepakatan akan besaran upah dan sharing profit ini perlu disepakati dengan jelas dan fair, jelas
disini adalah transparan sejak awal sebelum dimulainya pekerjaan. Sedangkan fair diterjemahkan
dapat hidul secara layak.

Di luar upah yang kemudian di masukan oleh pengusaha dalam labor cost, maka yg perlu
dirumuskan berikutnya adalah sharing profit berupa bonus atau insentif. Berapa besarnya yg
didapat para buruh ? Bisa 30%, 50%, 60% atau 70% dari keuntungan yang didapat.

Memaknai Hubungan Atasan dan Bawahan

Istilah atasan dan bawahan dalam sebuah perusahaan atau organisasi adalah hal biasa terkait pola
kerja dan struktir kerja saja. Sehingga tidak otomatis si atasan berarti lebih mulia atau terhormat
dari bawahannya apalagi bisa sewenang wenang. Si atasan dan sesungguhnya masing masing
pihak tetap mempunyai kewenangan masing masing yang terbatas.

Yang disebut atasan dalam hubungan buruh dan majikan bukanlah komponen utama. Komponen
utamanya adalah buruh dan pemilik modal. Atasan adalah orang yang ditunjuk oleh para pihak
untuk memanage satu pekerjaan.

Memaknai Modal.
Hari ini kita memahami bahwa pemilik modal adalah pemilik perusahaan, hal tersebut tidaklah
salah. Yang perlu kita pahami lebih dalam adalah apa yang disebut dengan modal ?

Sebagian kita terbawa pemahaman bahwa modal itu identik dengan uang an sich. Padahal dalam
berbagai teori motivasi atau teori manajemen atau doktrin yg biasa disampaikan dalam pelatihan
bisnis, bahwa yang disebut modal bukan hanya bicara uang saja, pengertiannya modal bisa di
perluas, seperti skill, jaringan, sdm dll.

Sehingga kalo pemahaman awal bahwa pemilik modal adalah pemilik perusahaan, maka setelah
kita memahami pengertian modal secara luas, maka yang disebut pemilik perusahaan bukan hanya
pemilik uang saja, namun juga pemilik skill ( buruh) juga pemilik perusahaan.

Memahami kebutuhan Buruh & Majikan


Pada prinsipnya yang menjadi kebutuhan dasar manusia baik buruh dan majikan adalah :
1. Kebutuhan jasad /kesejahteraan ( makanan, minuman, kesehatan, perumahan)
2. Kebutuhan keadilan ( pemikiran/ pendidikan, kenyamanan, kesetaraan)
3. Kebutuhan sosial/spiritual ( aktualisasi diri, penguatan karakter)
Dengan memahami kebutuhan dasar tersebut, kita akan memahami kebutuhan manusia secara
utuh, memperlakukan manusia secara manusia secara utuh

Peran Serikat Pekerja dalam kemajuan perusahaan :


1. Mewakili dalam perundingan/musyawarah
2. Penguatan karakter pekerja
3. Penguatan kebersamaan pekerja

Dalam beberapa pandangan, kesuksesan dipengaruhi oleh tiga faktor seperti : skill, jam terbang
dan karakter. Disadari bahwa secara persentase kesuksesan adalah :
1. Skill 10%
2. Jam Terbang 20%
3. Karakter 70%

Sehingga dengan demikian, peran serikat pekerja menjadi sangat strategis dalam kemajuan
perusahaan. Serikat pekerja dengan pendekatan psikologis mempunyai peran yang tak tergantikan.

Parameter Kuatnya Serikat pekerja


1. Mempunyai konsep jelas ( konsep gerakan dan konsep hubungan industrial)
2. Kuantitas dan kualitas anggota
3. Kemandirian financial
4. Struktur Organisasi yang kuat dan aktif
5. Kemampuan mengkonsolidasi dan Lobby
6. Jaringan yang kuat

You might also like