You are on page 1of 13

Case Report Session

DIABETES MILLITUS TIPE II

Oleh :

Adriyan Sikumalay 1110312056

Preseptor :

dr. Sandra Yelli

Kepaniteraan Klinik Rotasi Tahap II


Fakultas KedokteranUniversitas Andalas
Puskesmas Seberang Padang
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

Diabetes mellitus merupakan suatu bentuk penyakit metabolik yang


ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin,
defek fungsi insulin maupun gabungan keduanya. Dalam jangka waktu yang
panjang, penyakit ini berkaitan dengan kerusakan berbagai organ terutama ginjal,
mata, jantung dan pembuluh darah.1
Pada tahun 2013, didapatkan estimasi sekitar 382 juta orang menderita
diabetes dan diprediksi akan meningkat menjadi sekitar 529 juta orang pada tahun
2035 dengan insidensi tertinggi berasal dari negara negara dengan pendapatan
menengah kebawah. Negara negara ini diprediksi akan mengalami peningkatan
drastis untuk kejadian diabetes mellitus.2
Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 didapatkan bahwa
jumlah absolut penderita Diabetes Mellitus adalah sekitar 6.9% populasi atau
sekitar 12 juta orang dengan perkiraan populasi sekitar 176 juta orang (penduduk
berusia diatas 15 tahun). Sedangkan untuk wilayah Sumatera barat sendiri
didapatkan data 1.3% penduduk (sekitar 44.000 orang) telah didiagnosa diabetes.
Selain itu juga didapatkan angka 1.8% untuk total penduduk yang pernah
didiagnosa oleh dokter, atau beum pernah terdiagnosa namun menunjukkan tanda
tanda diabetes. 3
Peningkatan insidensi ini tentu akan diikuti oleh peningkatan kejadian
komplikasi Diabetes Mellitus yang seharusnya dapat dicegah atau ditunda dengan
pengobatan yang teratur. Berbagai penelitian telah menunjukkan adanya
peingkatan penyakit penyakit pembuluh darah yang berkaitan dengan Diabetes
Mellitus seperti Retinopati, Nefropati, dan berbagai penyakit pembuluh darah
lainnya. 4
Dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012, Diabetes
Mellitus baik Tipe 1 maupun Tipe 2 merupakan penyakit pada sistem endokrin,
metabolik dengan standar kompetensi 4a sehingga penyakit ini dapat dilayani di
layanan primer hingga tuntas.5

2
Dengan standar kompetensi yang diberikan dan melihat tendensi kenaikan
prevalensi Diabetes mellitus terutama di negara negara berkembang termasuk
maka pelayanan terhadap diabetes mellitus sangat penting untuk diperhatikan di
terutama aspek promotive dan prefentif untuk menghambat laju peningkatan
prevalensi. Sedangkan aspek Kuratif dan Rehabilitatif dibutuhkan untuk
mempertahankan kualitas hidup penderita yang telah terdiagnosa dan mencegah
munculan komplikasi.

3
BAB 2

LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur/ : Ny. Rosmiati / perempuan / 62 th

b. Pekerjaan/pendidikan : Ibu rumah tangga / SMP

c. Alamat : Jln. Aur Duri, No. 65 Kec. Padang Timur

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Menikah

b. Jumlah Anak / Saudara : 4 orang

c. Status Ekonomi Keluarga : Mampu ( ± Rp. 2.000.000,00 / bulan )

d. KB : Tidak ada

e. Kondisi Rumah :

- Rumah semi permanen.

- Sumber air bersih dari sumur bor, air minum direbus.

- Kamar mandi ada.

- Sampah dijemput petugas.

- Perkarangan ada.

- Kesan : higine dan sanitasi kurang

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

- Perumahan kampung, kondisi biasa, tidak terlalu ramai.

3. Aspek Psikologis di keluarga

- Hubungan dengan keluarga baik

- Faktor stress di keluarga (-)

4. Keluhan Utama :

4
- Pergelangan kaki kanan bengkak sejak 3 hari yang lalu.

5. Riwayat Penyakit Sekarang :

- Pergelangan kaki kanan bengkak sejak 3 hari yang lalu, awalnya

terbentur tangkai sapu. Kemudian muncul bengkak, lama-kelamaan

muncul pus.

- Bengkak menimbulkan nyeri dan mengganggu saat berjalan.

- Demam tidak ada.

- Setahun yang lalu pasien pernah melalukan cek gula darah sewaktu

dan hasilnya >300 mg/dl. Pasien tidak pernah berobat ke dokter

ataupun mengkonsumsi obat untuk menurunkan gula darah.

- Penurunan berat badan ada sejak 1 tahun yg lalu ±11 kg disertai

keluhan badan cepat lelah.

6. Riwayat Penyakit Dahulu / Penyakit Keluarga :

- Tidak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya.

- Riwayat penyakit jantung, hipertensi, keganasan disangkal.

- Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan seperti ini.

7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Sakit ringan

Kesadaran : Komposmentis kooperatif

Tekanan darah : 140/90 mmHg

Nadi : 88 kali/menit

5
Nafas : 20 kali/menit

Suhu : Afebris

Tinggi badan : 159cm

Berat badan : 74kg

Status gizi : Overweight (29,36)

Edema : (-)

Anemis : (-)

Sianosis : (-)

Kulit : Ikterik tidak ada, sianosis tidak ada, CRT<2 detik

Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran KGB

Kepala : bulat, simetris,

Rambut : hitam, tidak mudah rontok.

Mata :tidak cekung, konjungiva tidak anemis, sklera


tidak ikterik, pupil isokor, diameter 2 mm/2 mm,
reflek cahaya (+).
Telinga : Tidak ditemukan kelainan

Hidung : Tidak ditemukan kelainan

Tenggorokan : Tidak ditemukan kelainan

Leher : JVP 5 – 2 cmH2O

6
Dada : Paru : Inspeksi : Simetris kanan dan kanan

Palpasi : Fremitus kanan sama dengan fremitus kanan

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikuler, Rhonki (-), wheezing (-)

Jantung : Inspeksi : Iktus tidak terlihat

Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial linea midsternalis sinistra

RIC V

Perkusi : Batas jantung atas RIC II, batas jantung kanan

linea sternalis kanan, batas jantung kanan 1 jari

medial linea midclavikularis sinistra RIC V

Auskultasi : Irama murni teratur, Bising (-)

Perut : Inspeksi : Tidak tampak membuncit

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Punggung : Nyeri ketok dan nyeri tekan CVA (-)

Alat kelamin : Tidak ada kelainan

Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan

7
Ekstremitas : tampak ulkus pada pergelangan kaki kanan

pinggir tidak rata berdiameter 0,5cmx0,5cm yang

dikelilingi daerah hiperemis dan udem

berdiameter 3,5cm x 3,5 cm

Gambar 2.1. Kaki pasien.

8. Pemeriksaan laboratorium :

- GDS : 422mg/dl

9. Diagnosis kerja :

- DM tipe II baru dikenal overweight dengan komplikasi ulkus pedis +

Hipertensi Essensial

10. Manajemen

a. Preventif
 Mengikuti pola makan sehat.
 Meningkatkan kegiatan jasmani dan latihan jasmani yang teratur.

8
 Menggunakan obat DM secara teratur.
 Menggunakan obat antihipertensi secara teratur
 Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan
sakit akut dengan tepat.
 Memiliki keterampilan mengatasi masalah sederhana, dan
bergabung dengan kelompok penyandang diabetes, serta mengajak
keluarga mengerti pengelolaan penyandang diabetes.
 Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

b. Promotif
1. Materi edukasi pada tingkat awal dilaksanakan di layanan kesehatan
primer meliputi :
 Materi tentang perjalanan penyakit DM.
 Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara
berkelanjutan.
 Penyulit DM dan risikonya.
 Intervensi nonfarmakologis dan farmakologis serta target
pengobatan.
 Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat
antihiperglikemia oral.
 Pentingnya latihan jasmani yang teratur.
.
2. Materi edukasi pada tingkat lanjut dilaksanakan di layanan kesehatan
sekunder/tersier meliputi :
 Mengenal dan mencegah penyulit akut DM.
 Pengetahuan mengenai penyulit menahun DM.
 Penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain.
 Rencana untuk kegiatan khusus.
 Kondisi khusus yang dihadapi.
 Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini dan teknologi mutakhir
tentang DM.

9
c. Kuratif
 Metformin tablet 500 mg diminum 2 kali sehari.
 Amlodipin 5mg diminum 1 kali sehari.
 Amoksisilin 500mg 3 kali sehari

d. Rehabilitatif
Kontrol kembali 5 hari lagi sekali untuk cek darah dan penentuan
terapi DM jangka panjang.
Dinas Kesehatan Kota Padang

Puskesmas Seberang Padang

Dokter : Adriyan Sikumalay

Tanggal : 10 Juli 2017

R/ Tab metformin 500mg no xx

∫ 2 dd tab 1

__________________________________________£

R/ Tab Amlodipin 5mg no V

∫ 1 dd tab 1

__________________________________________£

R/ Tab amoksisilin 500mg no XV

∫ 3 dd tab 1

__________________________________________£

Pro : Ny. Rosmiati

Umur : 62 th

Alamat : Jln. Aur Duri, No. 65 Kec. Padang Timur

10
BAB 3
DISKUSI

Pasien wanita usia 62 tahun datang dengan keluhan pergelangan kaki


kanan bengkak sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan hal ini setelah
sebelumnya kaki terbentur tangkai sapu. Dari luka yang dilihat, tampak seperti
infeksi kulit lainnya, namun pasien mengakui bahwa lebih kurang setahun yang
lalu pasien pernah memeriksa GDS di sebuah apotik swasta dan hasil >300mg/dl.
Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa ulkus tersebut muncul akibat komplikasi
gula darah yang tidak terkontrol. Dari anamnesis lainnya ditemukan bahwa pasien
mengeluhkan penurunan berat badan dan badan terasa mudah lelah sejak 1 tahun
ini.
Pemeriksaan fisik ditemukan indeks massa tubuh overweight, tekanan
darah pasien 140/90mmHg dengan deskribsi ulkus sebagai berikut : pinggir tidak
rata berdiameter 0,5cmx0,5cm yang dikelilingi daerah hiperemis dan udem
berdiameter 3,5cm x 3,5 cm. pasien diindikasikan untuk melakukan pemerikasaan
GDS dan hasilnya adalah 422mg/dl. Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang dapaat ditegakkan bahwa pasien ini menderita diabetes
millitus tipe II.

Gambar 3.1. Kriteria Diagnosis DM Tipe 26

Sudah terjadi komplikasi pada pasien ini yakni munculnya kaki diabetik.
Kaki menjadi lebih mudah terinfeksi penyakit dan penyulit menjadi lambat.

11
Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan metformin dengan dosis 2 kali 500mg.
metformin merupakan obat yang meningkatkan sensitivitas insulin dan merupakan
pilihan pertama pada sebagian besar kasus DM tipe II. Untuk infeksi dipilih
amoksisilin sebagai terapi karena merupakan antibiotik lini pertama. Pasien
memiliki hipertensi. Hipertensi juga merupakan salah satu faktor risiko
munculnya DM tipe II, dengan tekanan darah 140/90 mmHg, terapi pilihannya
adalah dengan menggunakan satu obat hipertensi dan memodifikasi gaya hidup.
Target tekanan darah pada pasien DM adalah sistol dibawah 130 dan diastol
dibawah 80.
Pasien memiliki beberapa faktor risiko seperti usia >45 tahun, wanita, IMT
>25kg/m2, hipertensi, dan aktifitas jasmani yang kurang. Pasien diedukasi
mengenai olahraga yang bermanfaat dan dikonsulkan kebagian gizi untuk
memodifikasi pola makan.
Tujuan pengobatan pada pasien adalah untuk mengontrol kadar gula darah
tetap normal dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut serta
meningkatkan kualitas hidup.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes


Mellitus. Diabetes Care. 2014 Jan; 37(Supplement 1) p81-p90
2. Guariguata L, Whiting D.R, Hambleton I, et al. Global Estimates of Diabetes
Prevalence for 2013 and Projections for 2035. Diabetes Research and Clinical
Practice. 2014 Feb; 103(2) p137-p149
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan Analisis Diabetes.
InfoDatin. 2014. p1-p4
4. Waspadji S. Komplikasi kronik diabetes : mekanisme terjadinya, diagnosis
dan strategi pengelolaannya. Dalam : buku ajar ilmu penyakit dalam. Sudoyo
AW, Setiyohadi B, Alwi I dkk, editor. Jilid III. Edisi IV. Jakarta : balai
penerbit FKUI, 2006; 1906
5. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta.
Konsil Kedokteran Indonesia. 2014
6. Habermann TM, Ghosh AK. Hypertension. In: Mayo Clinic Internal Medicine
Concise Textbook, 1st edition. Canada: Mayo Foundation for Medical
Education and Research. 2008; 1552-67.

13

You might also like