You are on page 1of 19

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA :HALUSINASI PENDENGARAN

PADA KLIEN Ny.T DI RUANG


RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

I. Identitas klien
Nama : Ny.T

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Godong Purwodadi

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan :

Tanggal dirawat : 10 Oktober 2017

Tanggal pengkajian :

Ruang Rawat :

No. CM : 00044642

Diagnosa medis :

Penanggung jawab : Tn. I

II. Alasan Masuk


Marah-marah tanpa sebab,mudah tersinggung, sulit tidur dan
berkonsentrasi, mendengar suara-suara atau bisikanyang menyuruhnya
pergi dari rumah.
Masalah keperawatan :Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran
III. Faktor predisposisi
Klien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu dan
sudah pernah menjalani perawatan di RSJ yang sama. klien pernah dirawat
di rumah sakit jiwa dan pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena
klien tidak minum obat secara teratur. Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami klien. pengalaman masa
lalu klien yaitu

IV. Pemeriksaan Fisik


1. Tanda vital : TD : 120 / 80 mmHg, N : 80 x / menit, S : 36,5oC,
RR : 22 x / mnt

2. Ukur : TB : 157 cm, BB : 80 kg


3. Keluhan fisik : klien tidak memiliki keluhan fisik

V. Psikososial
1. Genogram

Klien
Ny.T
35 thn

Keterangan
: Laki –laki

: Perempuan

: Klien

: Menikah

: Tinggal serumah
Klien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Komunikasi dalam
keluarga baik, klien dilibatkan dalam pengambilan keputusan.Anggota
keluarga klien tidak ada yang menderita gangguan jiwa seperti klien.

2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien menyatakan menyukai dan bersyukur dengan semua bagian
tubuhnya.

b. Identitas
Klien adalah anak ketiga dalam keluarganya

c. Peran
Klien mengatakan dia adalah seorang anak dan belum menikah

d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan bertemu dengan keluarga
utamanya orang tua.

e. Harga diri
klien mengatakan malu dengan keluarga dan tetangga karena dirawat di
rumah sakit jiwa.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang paling dekat dengan klien adalah orang tua. Klien
mengatakan jika ada masalah selalu cerita sama orang tua.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Klien mengatakan saat di rumah jarang mengikuti kegiatan di
masyarakat dan lebih suka berada di rumah. Klien mengatakan
merasa malas karena malu dengan penyakit jiwa yang
dialaminya.Saat di rumah sakit jiwa klien di lebih sering
menghabiskan waktu di dalam kamar.
c. Hambatan dalam berhubungaan dengan orang lain
Klien mengatakan sering merasa malas berbicara dengan teman
yang lainya. Klien lebih suka diam.
Masalah keperawatan: Menarik diri

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam,dan keyakinannya hanya pada Allah SWT .

b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan jarang melakukan sholat, dan saat di rumah sakit
jiwa pun klien tetap jarang melaksanakan sholat dan berdoa.
VI. Status mental
- Penampilan
Penjelasan : Klien mandi teratur, memakai pakaian rapi, mengganti
pakaian teratur sehabis mandi
- Kulit : warna sawo matang, kulit bersih.
- Rambut : lurus,pendek, disisir rapi, tidak rontok
- Kuku : kuku pendek dan cukup bersih.
- Pembicaraan
Cara bicara agak lambat, nyambung dan bisa dimengerti.
- Aktifitas motorik
Tingkat aktivitas klien terlihat kurang bersemangat.
- Alam perasaan
Klien merasa sedih karena harus berpisah dengan keluarga
- Afek
Klien berespon sesuai dengan stimulus yang diberikan, klien tampak
tertawa bila mendengar atau melihat sesuatu yang menyenangkan dan
klien tampak sedih ketika menceritakan pengalaman masa lalu yang
tidak menyenangkan.
- Interaksi selama wawancara
Pada waktu interaksi klien kooperatif, kontak mata baik antara klien
dengan perawat.
- Persepsi
Klien mengatakan terkadang masih mendengar bisikan memanggil-
manggil namanya, biasanya klien mendengar saat bangun tidur dan
terjadi selama kurang lebih 1 menit, saat mendengar bisikan klien
merasa bingung.
Masalah Keperawatan : Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran
- Proses fikir
Saat berdiskusi klien berbicara lancar. Pembicaraan klien runtut, tidak
melompat-lompat dari kalimat yang satu ke kalimat lain.
- Isi pikiran
Klien tidak mengalami waham.
- Tingkat kesadaran
Klien tampak sedikit bingung, pandangan matanya kadang tampak
kosong, selalu melamun, namun bicara klien masih normal, sikap
klien juga tenang saat menceritakan semua hal yang dialami dan yang
dirasakannya. Orientasi klien terhadap waktu baik, klien sadar saat ini
dirawat di RSJ, klien mampu mengingat hari dan tanggal serta mampu
mengingat nama pasien yang berada di ruangan yang sama.
- Memori
Daya ingat memori jangka panjang klien masih bagus, karena klien
dapat menceritakan tentang kapan pertama kali di rawat di RSJ.
Daya ingat memori jangka pendek klien masih bagus, karena klien
dapat menceritakan kegiatan keseharian klien saat dirumah dan mampu
mengingat berapa lama di RSJ.
Daya ingat memori jangka sekarang klien masih bagus, karena klien
dapat menjawab dengan benar saat ditanya, seperti apakah hari ini
sudah mandi.
- Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berhitung dengan urut, masih dapat berkonsentrasi dengan
baik terbukti bahwa klien bisa menyebutkan jumlah saudaranya dan
bisa menyebutkan sudah berapa lama dia dirawat, serta mampu
menyebutkan angka ganjil 1-10 dengan cepat
- Daya titik diri
Klien menyadari bahwa saat ini dia sedang sakit, yaitu halusinasi
pendengaran sehingga dirawat di rumah sakit jiwa .

VII. Kebutuhan persiapan pulang.


1. Makan
Klien makan 3 x sehari dengan menu yang disediakan di RSJ. Klien mau
makan dengan menu yang disediakan di RSJ dan tidak ada pantangan
dalan makanan.
2. BAB/BAK
Klien mampu melakukan BAB dan BAK sendiri. Klien juga mampu
membersihkan diri setelah BAB dan BAK.
3. Mandi
Klien selama di RSJ mandi 2 x sehari tanpa bantuan, ganti baju 2 x sehari,
menggosok gigi 2 x sehari. Klien juga mampu mencuci rambut sendiri.
4. Berpakaian
Klien mampu mengenakan pakaian sendiri dan sesuai dengan
pasangannya. Setiap kali mandi klien ganti baju. Klien mampu menyisir
rambutnya sendiri.
5. Istirahat tidur
Klien selama ini susah tidur sehari tidur + selama 5 jam, siang hari klien
kadang tidur+2 jam, apabila ingin tidur tidak ada persiapan khusus, klien
jika merasa ngantuk langsung pergi tidur. Sedangkan aktivitas setelah
bangun tidur, klien langsung pergi mandi dan nonton.
6. Penggunaan obat
Selama di RSJ klien diberi obat sehari 2x yaitu makan pagi dan setelah
makan malam. Obat yang dberikan pada klien selalu dimakan tidak pernah
dibuang.
7. Pemeliharaan kesehatan :
Tekad keluarga sudah bulat dan berani menerima konsekwensinya, untuk
mengobatkan anaknya di RSJ ini. Klien mengatakan jika sudah pulang
nanti akan rutin kontrol di rumah sakit dan rajin minum obat.Jika penyakit
jiwanya kambuh keluarga segera membawa klien ke RSJ.
8. Kegiatan didalam dirumah
Klien mengatakan nanti kalau sudah pulang kerumah, dia akan membuat
menyibukkan diri dengan kegiatan dirumah.
9. Kegiatan diluar rumah
Klien mengatakan jika sudah sampai di rumah nanti dia akan bersosialisasi
dengan tetangganya.

VIII. Mekanisme koping


Klien mengatakan jika ada masalah klien kadang bercerita dengan orang
tuanya, namun klien lebih suka memendamnya sendiri, enggan bercerita,
klien sering menyalahkan diri sendiri jika ada masalah.
Masalah Keperawatan : Koping individu tidak efektif

IX. Masalah psikososial dan lingkungan


Ketika klien mendengar suara-suara klien selalu ketakutan dan ingin
marah-marah.Klien mau berkumpul dengan temannya di rumah sakit jiwa
walaupun kadang cepat bosan dan hanya diam.
- Masalah Keperawatan : Risiko perilaku kekerasan
X. Pengetahuan
Saat dikaji, klien mengatakan mengetahui bahwa dirinya mengalami
gangguan jiwa sehingga masuk di RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Semarang.
XI. Aspek medik
a. Diagnosa medik : Skizofrenia Paranoid
b. Terapi medik
clozapine : 2x25 mg Fluoxetin : 1x10 mg
CP2 : 2x50 mg K. Diclofenac : 2x1 tab
Hexymer :2x2 mg
XII. Analisa data
Hari/ DATA FOKUS MASALAH
Tgl KEPERAWATAN

DS : Gangguan persepsi sensori


- Klien mengatakan terkadang masih : Halusinasi pendengaran
mendengar bisikan atau suara-suara
- Klien mengatakan suara-suara itu muncul
ketika klien bangun tidur dan berlangsung
selama kurang lebih 1 menit
DO :
- Klien kooperatif, kontak mata terjaga,
ekspresi wajah tegang.

DS : Resiko mencederai diri,


- Klien mengatakan ketika klien orang lain dan lingkungan
mendengar suara-suara atau bisikan
klien ketakutan dan selalu ingin marah-
marah.
DO :
- Tingkat aktivitas klien terlihat lesu.

DS: Isolasi sosial: Menarik diri


- Klien mengatakan lebih senang
dirumah, jarang bersosialisasi
- Klien mengatakansering merasa malas
berbicara dengan teman yang lainya.
Klien lebih suka diam.

DO:
- Saat berkumpul dengan teman-teman di
RSJ, klien lebih banyak diam dan sering
melamun

XIII. Prioritas masalah keperawatan


1. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
2. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
3. Isolasi sosial : Menarik diri
XIV. Pohon Masalah
Risiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan akibat

core problem
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

Isolasi sosial: menarik diri penyebab

XV. Daftar masalah Keperawatan


1. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
2. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
3. Isolasi sosial: Menarik diri

XVI. Daftar diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan dan terapi keperawatan Diagnosa medis dan
terapi medis
1. Diagnosa keperawatan Diagnose medis:
a. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran
b. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan Program terapi medic:
lingkungan
c. Isolasi sosial: menarik diri
2. Therapy keperawatan
a. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran
1) Membantu klien mengenal halusinasi
2) Mengajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara:
- Menghardik
- Bercakap-cakap
- Beraktivitas
- Mengkonsumsi obat secara teratur

b. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan


lingkungan
1) Bina hubungan saling percaya
2) Ajarkan klien mengidentifikasi penyebab marah
3) Ajarkan klien mengontrol marah secara fisik
yaitu dengan:
- Nafas dalam
- Pukul bantal
- Verbal
- Spiritual
c. Isolasi sosial: menarik diri
1) Bina hubungan saling percaya
2) Ajarkan klien mengidentifikasi kemampuan dan
aspek yang dimiliki
3) Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
4) Ajarkan klien untuk berkenalan:
- Berkenalan dengan 1 orang
- Berkenalan dengan 2 orang
- Mengingat nama temannya
XVII. Rencana Keperawatan
A. TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.T


Ruang :
No. RM :00044642

Hari/ No. Diagnosa Perencanaan Intervensi TTD


Tgl DP Keperawatan
Prioritas Tujuan Kriteria Evaluasi

1 Perubahan Tujuan : Klien dapat: a. Adakan kontak sering dan singkat


persepsi secara bertahap
sensori : 1) Pasien mengenali halusinasi  Menyebutkan waktu, b. Observasi tingkahlaku klien
Halusinasi yang dialaminya isi, frekuensi timbulnya terkait dengan halusinasinya :
pendengaran 2) Pasien dapat mengontrol halusinasi bicara dan tertawa tanpa stimulus,
halusinasinya  Mengungkapkan memandang kekiri/ kekanan/
3) Pasien mengikuti program perasaan terhadap keatas/kebawah seolah ada teman
pengobatan secara optimal halusinasinya bicara
 Mengontrol halusinasi c. Bantu kien mengenal
SP 1 dengan cara halusinasinya:
Membantu pasien mengenal
menghardik  Jika menemukan klien yang
halusinasi, menjelaskan cara-cara sedang halusinasi, tanyakan
mengontrol halusinasi, mengajarkan apakah ada suara yang didengar
pasien mengontrol halusinasi dengan  Jika klien menjawab ada,
cara pertama: menghardik halusinasi lanjutkan: apa yang dikatakan
 Katakan bahwa perawat percaya
bahwa klien mendengar suara itu,
namun perawat sendiri tidak
mendengarnya ( dengan nada
bersahabat tanpa menuduh dan
menghakimi )
 Katakan bahwa klien lain juga ada
seperti klien
 Katakan bahwa perawat akan
membantu kilen.
d. Diskusikan dengan klien :
 Situasi yang menimbulkan dan
tidak menimbulkan halusinasi
 Waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi.
e. Diskusikan dengan klien apa
yang dirasakan jika terjadi
halusinasi
f. Ajarkan klien cara mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik
 Katakan saya tidak mau
mendengar kamu ( pada saat
halusinasi )

SP 2 Pasien : Melatih pasien  Klien dapat a. Identifikasi bersama klien cara


mengontrol halusinasi dengan cara menyebutkan tindakan tindakan yang dilakukan jika
kedua: bercakap-cakap dengan orang yang biasanya terjadi halusinasi ( tidur, marah,
lain dilakukan untuk menyibukkan diri ,dan lain-lain )
mengendalikan b. Jelaskan manfaat cara yang
. halusinasinya dilakukan klien, jika bermanfaat
 Klien dapat beri pujian
menyebutkan cara baru c. Diskusikan cara baru untuk
 Kien dapat memilh cara memutus/ mengontrol halusinasi:
mengatasi halusinasi  Menemui orang lain ( perawat,
seperti yang telah di teman, atau anggota keluarga
dikusikan dengan klien )untk bercakap-cakap atau
mengatakan halusinasi yang
terdengar

SP 3 Pasien : Melatih pasien a. Membuat jadwal kegiatan sehari-


 Klien dapat mengontrol
mengontrol halusinasi dengan cara hari agar halusinasi tidak sampai
halusinasi yaitu dengan
ketiga: melaksanakan aktivitas muncul
dialihkan untuk
terjadwal b. Bantu klien memili dan melatih
melaksanakan aktivitas
cara memutus halusinasi secara
terjadwal.
bertahap
c. Beri kesempatan cara yang telah
dilatih, dan beri pujian jika
berhasil
d. Anjurkan klien mengikuti terapi
aktivitas kelompok, orientasi
realita, stimulasi persepsi

SP 4 Pasien: Melatih pasien  Klien dan keluarga a. Diskusikan dengan klien dan
menggunakan obat secara teratur dapat menyebutkan
keluarga tentang dosis, frekwensi,
manfaat, dosis dan efek
dan, manfaat obat
samping obat
b. Anjurkan kien meminta sendiri
 Klien dapat
obat pada perawat dan merasakan
mendemonstrasikan
manfaatnya
penggunaan obat
c. Anjurkan klien bicara dengan
edngan benar
dokter tentang manfaat dan efek
 Klien dapat informasi samping obat yang dirasakan
tentang efek samping
obat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.T

Ruang :

No. CM :00044642

IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP)


DS : S : Klien menjawab salam
Klien bisa menceritakan masalah yang dihadapi. Klien
- Klien mengatakan terkadang masih mendengar bisikan atau suara-suara
mengatakan masih mendengar suara-suara yang
- Klien mengatakan suara-suara itu muncul ketika klien bangun tidur dan
memanggil namanya, dan biasanya muncul pada saat
berlangsung selama kurang lebih 1 menit
klien bangun tidur ± 1 menit
DO :
Klien mengatakan merasa takut jika mendengar suara
Klien kooperatif, kontak mata terjaga, ekspresi wajah tegang. halusinasinya
Dx: Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran Klien mengatakan mau mencoba menghardik.
Tindakan : O : Klien menjabat tangan perawat, tersenyum, mulai ada
BHSP dan SP 1 Pasien : kontak mata. Klien mau menceritakan masalah klien, dan
Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol mau menirukan cara mengontrol halusinasi dengan cara
halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik. Klien kooperatif dan terbina hubungan
menghardik halusinasi saling percaya
a. Menyapa klien dengan ucapan Assalamu’alaikum, selamat pagi. A : Halusinasi (+)
b. Memperkenalkan diri dengan menyebut nama lengkap, nama panggilan, BHSP terjalin baik antara perawat dan pasien
alamat dan berjabat tangan. Klien dapat menirukan menghardik dengan baik
c. Menanyakan nama lengkap klien, nama panggilan klien, menanyakan asal P : latih menghardik selama 3x/sehari
d. Menjelaskan tujuan pertemuan,yaitumengenal halusinasi, menjelaskan cara- TTD Perawat
cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara pertama: menghardik halusinasi ( )
RTL: Evaluasi Sp1 dan lanjutkan Sp2
DS : S: Klien menjawab salam
mengatakan takut dan ingin marah marah ketika suara itu
- Klien mengatakan ketika klien mendengar suara-suara atau bisikan klien
muncul
ketakutan dan selalu ingin marah-marah.
Klien mengatakan bersedia diajari cara mengontrol marah
- DO : O: Terbina hubungan saling percaya
Tingkat aktivitas klien terlihat lesu. Klien mau bercerita, klien kooperatif, kontak mata baik,
DX: Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan klien mampu mengingat yang sudah diajarkan
Tindakan : A: Klien mampu mempraktekkan cara mengontrol marah
1) Membina hubungan saling percaya dengan nafas dalam
2) Mengajarkan klien mengidentifikasi penyebab marah P: Klien latihan cara mengontrol marah dengan cara nafas
3) Mengajarkan klien mengontrol marah secara fisik yaitu dengan: dalam 2x sehari
- Nafas dalam
RTL: TTD Perawat
Evaluasi cara mengontrol marah dengan cara nafas dalam
Ajarkan cara mengontrol marah dengan cara pukul bantal
( )
DS: S: Klien menjawab salam
- Klien mengatakan lebih senang dirumah, jarang bersosialisasi Klien mengatakan lebih senang dirumah, jarang
- Klien mengatakan sering merasa malas berbicara dengan teman yang lainya. bersosialisasi
Klien lebih suka diam. Klien mengatakan sering merasa malas berbicara dengan
teman yang lainya. Klien lebih suka diam.
DO: Klien mengatakan belum mengenal semua nama perawat
Saat berkumpul dengan teman-teman di RSJ, klien lebih banyak diam dan sering yang ada diruangan Ongko Wijoyo
melamun Klien bersedia diajarkan berkenalan dan mengingat
DX: Isolasi Sosial : Menarik diri namanya
Tindakan: O: Terbina hubungan saling percaya
1) Membina hubungan saling percaya Klien mau bercerita, klien kooperatif, kontak mata baik,
2) Ajarkan klien untuk berkenalan: klien mampu mengingat yang sudah diajarkan
- Berkenalan dengan 1 orang A: Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan 1
- Mengingat nama temannya orang
P: Motivasi klien untuk aktif bercerita dengan yang lain
RTL:
Evaluasi kemampuan pasien berkenalan dengan 1 orang TTD Perawat
Ajarkan klien untuk berkenalan dengan 2 orang perawat

( )
DS : S : Klien menjawab salam
Klien mengatakan masih mendengar suara-suara
- Klien mengatakan masih mendengar bisikan atau suara-suara
Klien mengatakan sudah mencoba mengusir suara itu
- Klien mengatakan sudah mengusir suara itu dengan cara menghardik
dengan cara menghardik.
DO :
Klien bersedia diajarkan cara mengontrol halusinasi
Klien kooperatif, kontak mata terjaga. dengan cara bercakap-cakap
DX: Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran O : Klien mau menirukan cara mengontrol halusinasi dengan
Tindakan: cara bercakap-cakap. Klien kooperatif dan terbina
Evaluasi Sp1 dan lakukan Sp 2 hubungan saling percaya
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap A : Halusinasi (+)
dengan orang lain Klien dapat menirukan cara mengontrol halusinasi dengan
RTL: Evaluasi Sp2 dan lanjutkan Sp3 cara menghardik dan bercakap-cakap dengan baik
P :motivasi klien melatih menghardik selama 2x/sehari
TTD Perawat

( )
DS : S: Klien menjawab salam
- Klien mengatakan masih mendengar suara-suara Klien mengatakan sudah mampu mengontrol marah
- Klien mengatakan sering merasa kesal dengan cara nafas dalam
- Klien mengatakan bersedia diajari cara mengontrol marah
- DO : dengan cara pukul bantal
O: klien kooperatif, kontak mata baik, klien mampu
Tingkat aktivitas klien terlihat lesu.
mengingat yang sudah diajarkan
DX: Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
A: Klien mampu mempraktekkan cara mengontrol marah
Tindakan:
dengan nafas dalam dan pukul bantal
Mengevaluasi kemampuan klien melakukan nafas dalam
Mengajarkan klien mengontrol marah secara fisik yaitu dengan P: Klien latihan cara mengontrol marah dengan cara pukul
- Pukul bantal
bantal dalam 1x sehari
RTL:
Evaluasi kemampuan klien mengontrol marah dengan cara pukul bantal TTD Perawat
Ajarkan klien mengontrol marah secara fisik yaitu dengan
- Verbal
- Spiritual ( )
DS: S: Klien menjawab salam
- Klien mengatakan belum mengenal semua teman ruangannya Klien mengatakan belum mengenal semua teman
DO: ruangannya
Klien masih sering melamun dan berbicara hanya ketika disapa Klien bersedia diajarkan berkenalan dengan 2 orang
DX: Isolasi Sosial :Menarik diri perawat dan mengingat namanya
Tindakan O: Klien kooperatif, kontak mata baik, klien mampu
1. Mengevaluasi kemampuan pasien berkenalan dengan 1 orang mengingat yang sudah diajarkan
2. Mengajarkan klien untuk berkenalan dengan 2 orang perawat A: Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan 2
3. Mengajarkan klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki orang
4. Merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki P: Motivasi klien untuk aktif bercerita dengan yang lain
TTD Perawat
RTL:
Evaluasi kemampuan klien melakukan kegiatan sesuai rencana
Ajarkan klien untuk berkenalan dengan 3 orang
( )
DS : S : Klien menjawab salam
Klien mengatakan masih mendengar suara-suara
- Klien mengatakan masih mendengar bisikan atau suara-suara namun sudah
Klien mengatakan sudah mencoba mengusir suara itu
jarang
dengan cara menghardik dan bercakap-cakap.
- Klien mengatakan sudah mengusir suara itu dengan cara menghardik dan
Klien mengatakan lebih nyaman mengusir halusinasi
bercakap-cakap
dengan cara menghardik
DO :
Klien bersedia diajarkan cara mengontrol halusinasi
Klien kooperatif, kontak mata terjaga. dengan cara aktivitas terjadwal
DX: Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran Klien mengatakan akan sering berkumpul dengan yang
Tindakan: lainnya di ruang tengah, nonton TV, bercerita, dan
Mengevaluasi Sp2 membantu perawat jika dimintai tolong
Melakukan Sp3 : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan klien minum
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga: obat secara teratur
melaksanakan aktivitas terjadwal O : Klien mau menirukan cara mengontrol halusinasi dengan
cara bercakap-cakap. Klien kooperatif
Melakukan Sp 4 : A : Halusinasi (+)
Melatih Pasien menggunakan Obat secara teratur Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik, bercakap-cakap dan merencanakan kegiatan
RTL: Klien mengetahui 4 cara mengontrol halusinasi
Optimalkan pasien dalam mengontrol halusinasinya P : motivasi klien mengontrol halusinasi
TTD Perawat

( )
DS : S: Klien menjawab salam
Klien mengatakan masih mendengar suara-suara namun
- Klien mengatakan masih mendengar suara-suara namun sudah jarang
sudah jarang
- Klien mengatakan sudah mampu mengontrol marah dengan cara tarik nafas Klien mengatakan sudah mampu mengontrol marah
dalam dan pukul bantal dengan cara tarik nafas dalam dan pukul bantal
- DO : Klien mengatakan lebih nyaman mengontrol marah
dengan menggunakan cara tarik nafas dalam dan pukul
Tingkat aktivitas klien terlihat lesu. bantal
DX: Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan Klien mengatakan bersedia diajari cara yang lain untuk
Tindakan: mengontrol marah
Mengevaluasi kemampuan klien mengontrol marah dengan cara pukul bantal O: klien kooperatif, kontak mata baik, klien mampu
Mengajarkan klien mengontrol marah secara fisik yaitu dengan mengingat yang sudah diajarkan
- Verbal A: Klien mampu mempraktekkan cara mengontrol marah
Spiritual dengan cara verbal
RTL: Optimalkan klien dalam menerapkan cara mengontrol marah P: Klien latihan cara mengontrol marah dengan cara verbal
dalam 1x sehari
TTD Perawat

( )
DS: S: Klien menjawab salam
Klien mengatakan sudah sering bercerita dengan pasien yang laindan aktif Klien mengatakan sudah sering bercerita dengan pasien
melakukan kegiatan yang lain yang laindan aktif melakukan kegiatan yang lain
Klien mengatakan sudah mengenal semua perawat Klien mengatakan sudah mengenal semua temannya
DO: Klien bersedia diajarkan berkenalan dengan 3 orang
Klien sudah jarang melamun perawat dan mengingat namanya
Klien aktf bercerita dengan perawat O: Klien kooperatif, kontak mata baik, klien mampu
DX: Isolasi Sosial : Menarik diri mengingat yang sudah diajarkan
Tindakan: A: Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan 3
Mengevaluasi kemampuan klien melakukan kegiatan sesuai rencana orang
Mengajarkan klien untuk berkenalan dengan 3 orang perawat P: Motivasi klien untuk aktif bercerita dengan yang lain

RTL: Optimalkan klien untuk aktif bercerita dengan pasien yang lain
TTD Perawat

( )

You might also like