You are on page 1of 5

Aims of Mathematics Tujuan Pengajaran

Teaching Matematika
DEFINITION DEFINISI
The aims of teaching mathematics are those long-term Tujuan pengajaran matematika adalah pembelajaran
purposes that together constitute the justification for jangka panjang yang memiliki unsur jastifikasi pada
the subject having such a prominent place in the satu subjek siswa di dalam satu struktur kurikulum?
school curriculum. They are the answer to the Tujuan pengajaran matematika dapat dikategorikan
question: why teach mathematics? The aims of dalam lima hal pokok: utilitarian, aplikasi,
mathematics teaching can be categorized under five keterampilan yang dipindah tangankan, estetika dan
headings: utilitarian, application, transferable epistemologis.
skills,aesthetic and epistemological.

PENJELASAN DAN PEMBAHASAN


EXPLANATION AND DISCUSSION Mata Pelajaran Matematika pada kurikulum nasional
The mathematics section of the National Curriculum Inggris diawali dengan pernyataan yang mencakup
for England begins with a statement that embraces lima kategori tujuan dari pengajaran subjek ini:
these five categories of aims forteaching this subject:
Matematika membekali siswa dengan seperangkat
Mathematics equips pupils with a uniquely powerful set
kompetensi yang berguna untuk memahami dan
of tools to understand and change the world. These tools
mengubah dunia. Kompetensi ini termasuk penalaran
include logical reasoning, problemsolving skills, and the
ability to think in abstract ways. Mathematics is logis, keterampilan menyelesaiakan masalah, dan
important in everyday life, many forms of employment, kemampuan untuk berpikir abstrak. Matematika penting
dalam kehidupan sehari-hari dalam banyak jenis
science and technology, medicine, the economy, the
environment and development, and in public decision- pekerjaan antara lain, ilmu pengetahuan dan teknologi,
making. Different cultures have contributed to the kedokteran, ekonomi, lingkungan dan pembangunan,
development and application of mathematics. Today, the dan publik pengambilan keputusan. Budaya yang
subject transcends human boundaries and its importance berbeda telah memberikan kontribusi untuk
pengembangan dan penerapan matematika. Hari ini,
is universally recognised. Mathematics is a creative
discipline. It can stimulate moments of pleasure and subjek melampaui batas manusia dan pentingnya diakui
wonder when a pupil solves a problem for the first time, secara universal. Matematika adalah disiplin kreatif.
Hal ini dapat merangsang saat-saat kesenangan dan
discovers a more elegant solution to that problem, or
bertanya-tanya ketika murid memecahkan masalah
suddenly sees hidden connections. (DfEE,1999a: 60)
untuk pertama kalinya menemukan cara yang lebih
elegan untuk menyelesaikan masalah, atau tiba-tiba
melihat hubungan tersembunyi dalam soal. (DfEE,
1999a: 60)
Kebermanfaatan
Utilitarian
Kebermanfaatan pengajaran matematika sangat
The utilitarian aims for teaching mathematics are
berkaitan dengan berhitung, Hal ini harus dipahami
related to numeracy, which is understood as equipping
sebagai satu kelengkapan yang harus dimiliki oleh
the individual to cope with the mathematical demands
individu untuk mengatasi tuntutan dalam kehidupan
of everyday life and the basic needs of most forms of
sehari-hari yang melibatkan matematika dan
employment. Most forms of employment require a
kebutuhan dasar yang paling banyak digunakan dalam
basic level of numeracy: confidence with number,
berbagai jenis pekerjaan. Sebagian besar pekerjaan
measurement, manipulating shapes, organizing space,
memerlukan kemampuan berhitung tingkat dasar :
handling money, recording numerical information,
tidak anti pati dengan angka, pengukuran, manipulasi
handling data in simple graphical form, and so on.
bentuk, pengaturan ruang, penanganan uang,
The fact that ‘mathematics is important in everyday
mengingat informasi numerik, memahami data dalam
life’ and in ‘many forms of employment’, as stated in
bentuk grafik sederhana, dan sebagainya. Fakta bahwa
the National Curriculum quotation above, is one of
'Matematika penting dalam kehidupan sehari-hari dan
the main rationales for the place of mathematics as a
digunakan dalam berbagai pekerjaan, sebagaimana
core subject in the curriculum: ‘This fact in itself
tercantum dalam kutipan dalam Kurikulum Nasional
could be thought to provide a sufficient reason for
di atas, adalah salah satu alasan utama untuk
teaching mathematics’ (Cockcroft, 1982: para. 1). An
menempatkan matematika sebagai matapelajaran inti
aim such as ‘preparing pupils not only for the world
dalam kurikulum: "Fakta ini sendiri dapat dianggap
of work, but for active citizenship and responsibilities
sebagai alasan yang cukup bagi pengajaran
as members of households’ (Goulding, 1997: 128) is
matematika '(Cockcroft, 1982:). Tujuan matematika
relevant to all pupils, whatever their future courses of
tidak hanya mempersiapkan murid tidak hanya untuk
study or forms of employment.
dunia kerja, tetapi untuk menjadi warganegara yang
aktif dan tanggung jawab sebagai anggota keluarga'
(Goulding, 1997: 128) adalah relevan untuk semua
murid, apapun masa depan mereka program studi atau
bentuk pekerjaan.

Application Aplikasi
A frequently cited aim for teaching mathematics is Tujuan yang sering diungkapkan dalam pengajaran
that of equipping pupils with the knowledge and skills matematika adalah bahwa membekali murid dengan
that they will require to function effectively in a range pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan
of other subjects in the curriculum. The National akan membantu berfikir secara efektif dalam
Curriculum quotation above, for example, mentions berbagai mata pelajaran lain dalam kurikulum.
the subject’s importance in science and technology, Kutipan dari The National Kurikulum di atas,
medicine, economics, and so on. Goulding (1997: misalnya, menyebutkan bidang penting dalam
129) identifies the need for data-handling skills in kehidupan diantarannya ilmu pengetahuan dan
history and biology; for skills in measurement, ratio teknologi, kedokteran, ekonomi, dan sebagainya.
and scale in art, technology, science and geography; Goulding (1997: 129) mengidentifikasi kebutuhan
and for algebraic skills in science.In his influential untuk pengolahan data pada ilmu sejarah dan biologi;
book on mathematics as an educational task, rasio dan sekala dalam ilmu seni, teknologi, ilmu
Freudenthal (1973: 67), while recognizing the pengetahuan dan geografi; dan keterampilan dalam
importance of application in mathematics, introduces ilmu aljabar. Dalam bukunya yang berpengaruh pada
a realistic note of caution: ‘All of us understand that matematika sebagai tugas pendidikan, Freudenthal
mathematics admits of numerous applications and that (1973: 67), mengakui pentingnya aplikasi dalam
more pupils than ever will have to apply matematika, memperkenalkan fokus yang realistik:
mathematics.We would be fortunate if we could tell "Kita semua memahami bahwa aplikasi dari
of each of them which mathematical concepts and perhitungan dan semakin banyaknya siswa akan
techniques he [or she] would need in the future.’ menggunakan matematika. Kita beruntung jika kita
dapat menjelaskan pada mereka konsep-konsep
matematika dan teknik yang akan dibutuhkan di masa
depan. "

Transferable skills Keterampilan yang mudah diajarkan


An aim of mathematics teaching might be to develop Tujuan pengajaran matematika mungkin berguna
through this subject particular kinds of thinking skills, untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yang
which, it is assumed, will develop pupils’ general mana, itu diasumsikan, akan mengembangkan
intellectual capacity and enable them to apply the kemampuan intelektual murid secara umum dan
kinds of reasoning they use in a mathematical context memungkinkan mereka untuk menerapkan jenis
in a range of circumstances and problem-solving penalaran yang digunakan dalam konteks matematika
situations. The National Curriculum quotation above dalam berbagai situasi dan pemecahan masalah.
reflects this kind of aim, mentioning, for example, the Kutipan Kurikulum Nasional di atas mencerminkan
potential contribution of mathematics to the jenis tujuan, bimbingan, misalnya, kontribusi yang
development of logical reasoning, problem solving potensial dari matematika adalah untuk
and abstract thinking. There has been considerable pengembangan penalaran logis, pemecahan masalah,
interest in British primary education in recent years in dan berpikir abstrak. Dalam kurikulum tersebut
the development of ‘thinking skills’. What has not terdapat cukup minat yang sungguh-sungguh pada
been addressed with sufficient rigour is the question pendidikan dasar di Inggris dalam beberapa tahun
of the educational conditions under which thinking terakhir dalam pengembangan 'kemampuan berpikir'.
skills developed in one context, such as mathematics, Apa yang belum ditangani dengan cukup pada
might or might not be transferable more generally. It pendidikan di mana kemampuan berpikir yang
is certainly true that doing mathematics at a certain dikembangkan dalam satu konteks, seperti
level requires particular kinds of logical thinking, matematika, mungkin atau sedapat mungkin dapat
such as reasoning analytically, arguing deductively, ditransfer secara lebih baik lagi. Memang benar
and the awareness of the distinction between a bahwa mempelajari matematika di tingkat tertentu
conjecture and a proven generalization, for example. memerlukan kemampuan berpikir logis, seperti
These are powerful kinds of thinking that are penalaran analitis, berdebat deduktif, dan kesadaran
important in many spheres of life. But the question is atas perbedaan antara dugaan dan generalisasi
whether or not they transfer. Does learning to think terbukti, untuk contoh. Ini adalah jenis pemikiran
logically and analytically in mathematics make an yang sangat berpengaruh dan penting dalam banyak
individual more logical and analytical in their bidang kehidupan. Tapi pertanyaannya adalah apakah
approach to human relationships, problem solving in itu di ajarkan atau tidak. Apakah belajar untuk
the workplace, personal finances and political debate? berpikir logis dan analitis dalam matematika membuat
individu lebih logis dan analitis dalam pemahaman
pada hubungan antar manusia, pemecahan masalah di
tempat kerja, keuangan pribadi dan masalah politik?
Aesthetic Estetis
The National Curriculum quotation above emphasizes Kutipan Kurikulum Nasional atas menekankan
the pleasure and wonder that can be experienced by kesenangan dan kekaguman yang bisa dialami oleh
pupils engaging with mathematics. This introduces siswa yang sedang belajar matematika. Pembukaan ini
the possibility of an aesthetic aim in teaching the menunjukkan kemungkinan tujuan estetika dalam
subject, which would justify mathematics in the same mengajar subjek, yang akan membenarkan
terms as we would justify the teaching of music, matematika dalam hal yang sama seperti yang kita
literature or art: here is a potential source of human lakukan membenarkan ajaran musik, sastra atau seni:
aesthetic experience and it is our responsibility to Hal ini adalah sumber yang potensial bagi
open up this world of delight and beauty to our pupils! pengalaman estetika manusia dan itu adalah tanggung
Freudenthal (1973: 69) suggests that ‘for quite a few jawab kita untuk membuka dunia yang menyenangkan
it is the aim of mathematics teaching to introduce dan keindahan murid kita! Freudenthal (1973: 69)
children into a system of mathematics, a system that menganjurkan bahwa 'untuk beberapa hal tujuan
irradiates undeniably aesthetic charm … ’ – but again mengajar matematika untuk memperkenalkan anak-
he introduces a note of caution – ‘which, however, anak ke dalam sistem matematika, sistem yang
cannot be apprehended by people who have no menyinari dan penuh dengan pesona estetika ... "- tapi
profound knowledge of mathematics’. sekali lagi ia menyerukan catatan untuk berhati-hati -
'yang, bagaimanapun, tidak dapat dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki pengetahuan yang
mendalam mengenai matematika '.
Epistemological
Discussion of aesthetic aims in mathematics teaching Epistemologi
raises then the question as to whether all such aims Pembahasan mengenai tujuan estetika dalam
are realistic and relevant for all pupils. This is a mengajar matematika adalah untuk meningkatkan
particularly pertinent question in relation to our fifth ketertartikan siswa tapi kemudian pertanyaan adalah
category, epistemological aims. These would be aims apakah semua tujuan tersebut realistis dan relevan
related to the nature of knowledge. Mathematics is a untuk semua murid. Ini adalah pertanyaan yang sangat
distinctive and universal field of human knowledge, relevan dalam kaitannya dengan kelima kategori
which, as the National Curriculum quotation dalam tujuan epistemologis. Ini akan menjadi tujuan
recognizes, has drawn on different cultures and yang berhubungan dengan sifat pengetahuan.
centuries of human endeavour. One definition of an Matematika adalah bidang yang khas dan universal
educated person would be someone who has a grasp dari pengetahuan manusia, yang, seperti dalam
of all the major fields of knowledge, so that initiation kutipan Kurikulum Nasional yang mengakui, telah
into the academic discipline of mathematics is as menarik peran budaya dan usaha manusia selama
essential as understanding the notion of historical berabad-abad. Salah satu definisi orang berpendidikan
evidence or the nature of scientific theory. Pupils adalah orang yang memiliki pemahaman dari semua
therefore must be introduced to mathematics and the bidang utama dalam pengetahuan, sehingga proses
ways in which mathematicians reason. This is not to masuk ke dalam dunia akademis pada matematika
say that we pretend that we are training all pupils to sama pentingnya dengan pemahaman gagasan dari
be potential mathematicians. bukti sejarah atau sifat ilmiah dari Teori. Karena itu
siswa harus diperkenalkan pada matematika dan cara
dalam matematika yang penuh pertimbangan. Hal ini
bukan merupakan alasan untuk mengatakan bahwa
One thing can be predicted with near certainty, that is, kita berpura-pura melatih semua murid menjadi mahir
that [the averagepupil] probably will not become a matematika.
mathematician … Again and again we should stress this
one point that is so easily forgotten: that besides the Satu hal yang dapat diprediksi dengan pasti, yaitu,
future mathematician a great many others must learn bahwa [rata-rata siswa] mungkin tidak akan menjadi
mathematics, that those who finally apply a relatively ahli matematika ... Lagi dan lagi kita harus menekankan
sophisticated mathematics are a minority among those satu titik ini yang begitu mudah dilupakan: bahwa
who will apply mathematics at all, and that even those selain matematika masa depan banyak orang besar
who will never apply mathematics should learn harus mempelajar matematika terlebihdahulu, orang-
mathematics because they need it as one aspect of their orang yang akhirnya menerapkan matematika yang
being human beings. (Freudenthal, 1973: 68–9) relatif canggih minoritas di antara mereka yang akan
menerapkan matematika sama sekali, dan bahkan
orang-orang yang tidak akan menerapkan matematika
harus belajar matematika karena mereka membutuhkan
hal tersebut sebagai salah satu aspek untuk menjadi
manusia. (Freudenthal, 1973: 68-9)
PRACTICAL EXAMPLES CONTOH PRAKTIS
Discussion like this will seem a long way from the Pembahasan seperti ini akan tampak jauh dari realita
reality of the primary classroom on a Monday pada siswa SD ketika Senin pagi seorang guru
morning when a teacher struggles to get pupils to deal berjuang untuk mengajarkan murid yang bermasalah
correctly with a zero in the first number in a dengan bilangan nol sebagai angka pertama dalam
subtraction. Teachers operate on the basis of medium- pengurangan. Guru mengajar atas dasar tujuan jangka
term goals in designing their schemes of work and menengah dalam merancang skema kerja dan jangka
short-term goals in their daily lesson plans. But this pendek dalam rencana pelajaran mereka sehari-hari.
is not to say that such aims as those categorized above Tapi ini bukan untuk mengatakan bahwa tujuan
are irrelevant. It is at the level of preparing a school’s seperti yang dikategorikan di atas tidak relevan. Hal
curriculum policy statement for mathematics that such tersebut adalah tingkatan dalam mempersiapkan
considerations will come into play. Below are kebijakan kurikulum sekolah untuk matematika
examples of statements of aims for teaching bahwa pertimbangan tersebut akan ikut dipikirkan. Di
mathematics in a primary school, reflecting the five bawah ini adalah contoh laporan dari tujuan untuk
categories described above, that might appear in such mengajar matematika di SD sekolah, mencerminkan
a curriculum policy statement. When such aims have lima kategori yang dijelaskan di atas, yang mungkin
been adopted as school policy, those who monitor and muncul sebagai sebuah pernyataan kebijakan
evaluate a school’s work would expect to see kurikulum tersebut. Ketika tujuan tersebut telah
evidence in medium-term plans and in the practice diadopsi sebagai kebijakan sekolah, orang-orang yang
within actual lessons that the experience of pupils is memonitor dan mengevaluasi sekolah akan berharap
being shaped to promote these longer-term purposes. melihat bukti dalam rencana jangka menengah dan
dalam praktek dalam pelajaran yang sebenarnya
bahwa pengalaman murid sedang dibentuk untuk
mempromosikan tujuan jangka panjang tersebut

 Untuk meletakkan landasan bagi keterampilan


matematika dasar dan pengetahuan, siswa akan perlu
 To lay the foundation for the basic mathematical skills percaya diri dengan angka-angka yang akan mereka
and knowledge that pupils will need to deal confidently hadapi dalam kehidupan normal sehari-hari mereka,
with the numerical situations they will encounter in sekarang dan di masa depan sebagai orang dewasa yang
their normal, everyday life, now and in the future as mempunyai pekerjaan dan sebagai warga masyarakat.
adults in employment and within society.  Untuk membekali siswa dengan kemampuan
matematika dan pengetahuan yang mereka akan perlu
untuk kemajuan dalam mata pelajaran lain di sekolah
 To equip the pupils with mathematical skills and kurikulum dan memungkinkan mereka untuk mengakui
knowledge that they will need to progress in other peran penting dari matematika pada aspek lain dalam
subjects within the school curriculum and to enable pembelajaran.
them to recognize the important role of mathematics in  Untuk mengembangkan kemampuan murid dalam
other areas of learning.
matematika untuk berpikir logis, untuk menjelaskan
alasan mereka, untuk menganalisis, menerapkan
 To develop the pupils’ ability within mathematics to
think logically, to explain their reasoning, to analyse, to strategi untuk memecahkan masalah, mengenali pola,
apply strategies to solve problems, to recognize pattern, untuk menggeneralisasi konsep dan prinsip-prinsip.
to generalize concepts and principles.  Untuk mempromosikan sikap positif terhadap mata
pelajangan, dengan memastikan bahwa Pengalaman
 To promote a positive attitude towards the subject, by matematika menyenangkan, merangsang, kreatif dan
ensuring that mathematical experience is enjoyable, menarik.
stimulating, creative and fascinating.  Untuk meningkatkan kesadaran akan sesuatu, akan
 To promote awareness of some of the contributions of kontribusi dari berbagai budaya untuk tubuh
various cultures to the body of mathematical pengetahuan matematika.
knowledge.

BACAAN LANJUT
FURTHER READING Untuk konsepsi yang berbeda dari tujuan pengajaran
For a different conception of the aims of mathematics matematika membaca bab yang berjudul 'Kenapa
teaching read a chapter entitled ‘Why teach mengajar matematika? "oleh Paul Ernest (di White
mathematics?’ by Paul Ernest (in White and Bramall, dan Bramall, 2000). Argumen Ernest terlibat dan khas
2000). Ernest’s arguments are engaging and menantang. Bab-bab lain dalam buku yang sama
characteristically challenging. Other chapters in the mengeksplorasi berbagai ide terkait dengan mengapa
same book explore various ideas related to why pupils siswa harus belajar matematika.
should learn mathematics.
ENTRIES TERKAIT
RELATED ENTRIES Matematika lintas-kurikuler. Penalaran deduktif dan
Cross-curricular mathematics. Deductive and induktif. Berhitung. Menggunakan dan menerapkan
inductive reasoning. Numeracy. Using and applying matematika
mathematics.

You might also like