Professional Documents
Culture Documents
12.1 Umum
Proses analisis struktur dengan metoda perpindahan dalam Bab IX dan X
mencakup penentuan vektor perpindahan akibat gaya luar yang disusun sebagai vektor
gaya sebagai mana tertuang dalam Pers.(10.2.8). Perpindahan global ini kemudian
digunakan untuk menyusun vektor perpindahan elemen dalam tata sumbu global,
merotasikannya ke tata sumbu lokal sebelum mengalikan hasilnya dengan matriks
kekakuan elemen untuk mendapatkan gaya-gaya dalam elemen, yang ditambahkan
dengan gaya-gaya ujung jepit untuk mendapatkan gaya-gaya final dalam elemen-
elemen.
Dalam terapan sering dihadapi berbagai kasus di mana yang bekerja atas struktur
bukan merupakan beban atau gaya, namun sebagai bentuk pengaruh yang tidak dapat
dikuantifisir sebagai gaya namun pada akhirnya menimbulkan perpindahan dan gaya
reaksi dalam struktur. Kejadian ini khususnya ditemukan dalam kasus sistem struktur
yang statis tidak tentu. Contoh-contoh dari pada pengaruh luar semacam ini antara lain
penurunan (settlement) dari pada perletakan, perobahan suhu dan kesalahan
pemotongan dan pemasangan komponen.
Dalam analisis, akibat dari pada pengaruh luar semacam itu dapat diintrodusir
sebagai perpindahan yang diketahui atau hubungan antara beberapa komponen
perpindahan di beberapa titik simpul. Yang disebutkan terakhir ini dinamakan kekangan
multi titik (multi-point constraint) yang menjadi bahan bahasan dasar dalam bab ini.
Bahasan dimulai dari pada bentuk persamaan kekangan multi titik, formulasi serta
algoritma, dan pada akhirnya memberikan contoh penerapan.
12.2 Kekangan
Secara umum, analisis struktur dengan metoda perpindahan pada akhirnya
bermuara kepada penyelesaian sistem persamaan keseimbangan simultan
K U P (12.2.1)
255
AU C B (12.2.2)
K 11 K 12 K13 K 14 U 1 P1
K K 22 K 23 K 24 U 2 P2
21 (12.2.3)
K 31 K 32 K 33 K 34 U 3 P3
K 41 K 42 K 43 K 44 U 4 P4
dengan solusi bahwa perpindahan ujung balok di arah tegak lurus arah pergerakan rol,
harus bernilai nol. Untuk dapat melakukan hal ini, maka perpindahan global struktur
dalam Gambar 12.2.1(a) dirotasikan ke arah seperti dalam Gambar 12.2.1(b) dengan
hubungan
U 3 sin U 4 cos 0 (12.2.4)
U
sin cos 3 0 (12.2.5)
U 4
Dengan demikian, untuk contoh ini, bentuk dalam Pers.(12.2.2) diperoleh dengan
A sin cos
U C U 3 U 4 (12.2.6)
B 0
Persyaratan dalam Pers.(12.2.4) yang dituliskan dalam bentuk matriks dalam Pers.
(12.2.5) merupakan kekangan (constraint) yang harus dipenuhi oleh solusi U dari
Pers.(12.2.1).
Contoh berikutnya adalah sistem struktur balok di atas tiga perletakan seperti
dalam Gambar 12.2.2, dalam mana perletakan pada ujung C mengalami amblas
sebesar ke bawah. Selain akibat gaya luar, amblasan ini akan menimbulkan gaya-
256
gaya dalam balok. Untuk dapat memperhitungkan pengaruh dari amblasan, kebebasan
perpindahan vertikan di titik C diaktifkan sehingga ada empat komponen perpindahan
struktur. Dengan derajat kebebasan struktur seperti dalam Gambar 12.2.2(b),
persamaan keseimbangan diberikan identik dengan bentuk dalam Pers.(12.2.3) dengan
kekangan
U 4 (12.2.7)
atau
U 4 (12.2.8)
Dengan demikian, untuk contoh ini, bentuk dalam Pers.(12.2.2) diperoleh dengan
A 1
U C U 4 (12.2.9)
B
U4 0 (12.2.10)
atau
U 4 0 (12.2.11)
yang dinamakan kekangan absolut (restraint) sebagai mana telah dipaparkan dalam
Pasal 10.7.
Contoh lainnya adalah sistem struktur portal ruang seperti dalam Gambar 12.2.3,
yang dalam analisis diambil penyederhanaan dengan menganggap lantai sebagai
diafragma kaku, sedemikian hingga perpindahan horisontal kepala-kepala atas kolom
berpindah seragam di arah horisontal. Asumsi ini didekati dengan suatu model diskrit
dalam mana ketiga portal bidang dijejer sebidang seperti dalam Gambar 12.2.3(b).
257
Perpindahan horisontal seragam ini dimimik dengan pemberian elemen-elemen pendel
dengan kekakuan aksial EA sedemikian hingga hanya ada 7 derajat kebebasan,
berupa 6 rotasi titik simpul kepala kolom dan 1 perpindahan horisontal lantai (dus juga
kepala kolom).
Berikut ini kita akan menurunkan formulasi dalam mana sistem persamaan
keseimbangan struktur dalam Pers.(12.2.1) digabungkan dengan kekangan dalam Pers.
(12.2.2) dalam suatu sistem persamaan simultan, yang solusinya otomatis memenuhi
baik persamaan keseimbangan maupun persyaratan kekangan.
258
U f
U U m (12.3.1)
U s
yang sekaligus secara koresponden membagi matriks kekakuan dan vektor perpindahan
struktur atas partisi yang koresponden, dalam bentuk
K ff K fm K U P
fs f f
K mf K mm K ms U m Pm (12.3.2)
K sf
K sm K ss U s Ps
K ff K fm K U P
fs f f
K mf K mm
K ms U m
Pm (12.3.5)
K sf K sm
K ss U s
s
P
259
U f
I 0 0 U f 0
U m
0 I 0 U m 0 RU B ' (12.3.6)
U s 0 Am As U s 0
U A
s m U m As U s B (12.3.7)
Merujuk kepada bentuk dalam Pers.(12.3.7), pemenuhan syarat kekangan dalam Pers.
(12.3.3) identik dengan penerapan kekangan
U 0
s (12.3.8)
atas bentuk dalam Pers.(12.3.5). Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan modifikasi
atas Pers.(12.3.5) menjadi
K ff K fm O U f
Pf K fs B
K mf K mm O U m
Pm K ms B (12.3.9)
O O K ss U s O
atau
K U P '
'
m
(12.3.10)
Kita sekarang memisalkan suatu medan perpindahan maya dengan kinematika yang
sama dengan yang ada dalam Per.(12.3.6), yaitu
U f
I 0 0 U f 0
U m
0 I 0 U m 0 (12.3.11)
U s 0 Am As U s 0
260
Karena U merupakan perpindahan maya yang bersifat sembarang namun secara
kinematis dimungkinkan (kinematically admissible), maka Pers.(12.3.12) memberikan
K ff K fm O U f
K mf K mm Am K ss Am
T
Am T K ss As U m
O As K ss Am
T
As T K ss As U s
(12.3.13)
Pf K fs B
Pm Am K ss B K ms B
T
As T K ss B
Hal berikutnya yang penting untuk dicatat dan diperhatikan adalah bahwa
penerapan syarat kekangan yang menghasilkan persamaan termodifikasi dalam Pers.
(12.3.13), menghasilkan matriks kekakuan termodifikasi yang memiliki besar paroh lajur
yang berbeda dibandingkan dengan besar paroh lajur matriks kekakuan awal. Hal ini
perlu diperhatikan untuk menyiapkan lokasi penyimpanan matriks kekakuan
termodifikasi yang memadai.
261
Algoritma kekangan sekarang dapat disusun dengan urutan tindakan operasional
sebagai berikut .
Contoh 12.1: Struktur balok tunggal prismatis berbentang L dalam Gambar 12.5.1.
mengalami amblas pada perletakan B . Tentukan gaya reaksi balok dan
perletakan akibat amblasan tersebut.
Penyelesaian:
Sistem dimodel dengan suatu elemen dengan kebebasan seperti dalam Gambar
12.5.1(b) dengan perpindahan yang dapat memodelkan amblasan . Persamaan
keseimbangan yang koresponden dengan model ini adalah
12 EI / L3 6 EI / L2 U 1 0 (12.5.1)
6 EI / L 4 EI / L U 2 0
2
1U 1 (12.5.2)
Kemudian, baris pertama yang berkaitan dengan perpindahan ini dimodifikasi seturut
dengan Pers.(12.3.14), yaitu
12 EI 6 EI
R1 3
U1 2 U 2 (12.5.3)
L L
262
Perhatikan bahwa sub-vektor perpindahan U m tidak muncul dalam Pers.(12.5.2).
Modifikasi persamaan simultan menurut Pers.(12.3.13) memberikan
12 EI / L3 0 U 1 12 EI / L3 (12.5.4)
0 4 EI / L U 2 6 EI / L2
U 1 (12.5.5)
3
U 2 2 L
12 EI 6 EI 3 3EI
R1 3
() 2 ( ) 3 (12.5.8)
L L 2L L
263
Contoh 12.2: Struktur balok prismatis menerus di atas 4 perletakan dengan sub-
bentang masing-masing L dibebani gaya terpusat P di tengah sub-
bentang kedua seperti dalam Gambar 12.5.2. Dengan menggunakan
teknik kekangan, hitunglah momen reaksi pada ujung A dan D akibat
gaya tersebut.
Penyelesaian:
Untuk dapat menghitung momen reaksi yang dimintakan, maka digunakan jenis
elemen seperti dalam Gambar 12.5.2(c). Untuk mendapatkan momen reaksi tersebut,
rotasi di kedua titik yang diminati, dilepaskan sehingga kebebasan struktur seperti
terlihat dalam Gambar 12.5.2(b). Persamaan keseimbangan menjadi
4 EI 2 EI
L
L
0 0
2 EI 8EI 2 EI U 1 0
0 U PL / 8
L L L 2
2 EI 8 EI 2 EI U 3
0 PL / 8
L L L U 4 0
2 EI 4 EI
0 0
L L
(12.5.9)
1 0 U 1 0 (12.5.10)
0 1 U 0
2
Selanjutnya kekangan dalam Pers.(12.5.10) merobah baris ke-1 dan ke-4 Pers.(12.5.8)
menurut Pers.(12.3.4) menjadi
4 EI 2 EI
R1 U1 U2
L L
(12.5.11)
2 EI 4 EI
R4 U3 U4
L L
264
Gambar 12.5.2: Struktur Contoh 12.2
Sekarang, baris per baris kekangan dalam Pers.(12.5.10) diterapkan ke dalam Pers.
(12.5.9) secara berturutan, dalam artian bahwa penerapan baris ke-2 dilakukan
terhadap hasil modifkasi yang diperoleh setelah penerapan baris ke-1. Penerapan baris
pertama memberikan
4 EI / L 0 0 0 U 1 0
0 8 EI / L 2 EI / L 0 U PL / 8
2
0
2 EI / L 8 EI / L 2 EI / L U 3 PL / 8
0 0 2 EI / L 4 EI / L U 4 0
(12.5.12)
Penerapan kekangan baris ke-2 atas Pers.(12.5.12) memberikan
4 EI / L 0 0 0 U 1 0
0 8 EI / L 2 EI / L 0 U PL / 8
2
0 2 EI / L 8 EI / L 0 U 3 PL / 8
0 0 0 4 EI / L U 4 0
(12.5.13)
PL2 PL2
U 1 U2 U3 U 4 0 0 (12.5.14)
48 EI 48 EI
yang secara otomatis dan sekaligus memenuhi persamaan keseimbangan dan syarat
kekangan. Reaksi momen di perletakan A dan D dihitung dengan Pers.(12.5.11)
dengan hasil
265
4 EI 2
R1 0 2 EI PL PL
L L 48 EI 24
(12.5.15)
2 EI PL2 4 EI
R4 0 PL
L 48 EI L 24
Gaya-gaya ujung elemen demi elemen dapat dihitung dengan cara yang standard, mulai
dari penyusunan vektor perpindahan elemen dalam tata sumbu global, merotasikannya
ke tata sumbu lokal, serta mengalikan hasilnya dari depan dengan matriks kekakuan,
dan setelahnya menambahkannya dengan vektor gaya ujung jepit akibat beban luar.
12.6 Rangkuman
Dari formulasi dan penerapan algoritma teknik operasi kekangan yang telah
dibahas dalam bab ini, ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
12.7 Soal-soal
Soal 12.1: Sistem struktur portal dengan perletakan miring sesudut 45 o dalam
Gambar 12.7.1, dianalisis dan tetap dengan menggunakan reaksi horisontal
dan vertikal di titik perletakan 3. Kemudian, terapkanlah syarat kekangan
atas persamaan simultan yang disusun, untuk memperhitungkan kondisi
perpindahan pada perletakan rol miring tersebut.
Soal 12.2: Sistem struktur rangka sendi bidang seperti dalam Gambar 12.7.2, ingin
dianalisis dengan menggunakan teknik kekangan di mana perpindahan di
266
arah ortogonal gerakan rol, dikekang. Hitung reaksi rol dan gaya-gaya reaksi
dalam batang-batang.
Gambar 12.7.1: Struktur Soal 12.1 Gambar 12.7.2: Struktur Soal 12.2
Soal 12.3: Sistem struktur berupa balok menerus seperti dalam Gambar 12.7.3 ingin
dianalisis dengan cara kekangan, di mana reaksi perletakan rol di titik 2
sementara dilepas kemudian dikekang. Hitung reaksi rol dan gaya-gaya
reaksi batang.
Soal 12.4: Sistem struktur berupa balok menerus dengan overstek di ujung 3 seperti
dalam Gambar 12.7.4 ingin dianalisis dengan cara kekangan, di mana reaksi
perletakan rol di titik 2 sementara dilepas kemudian dikekang. Hitung reaksi
rol dan gaya-gaya reaksi batang.
Soal 12.5: Sistem struktur rangka sendi bidang seperti dalam Gambar 12.7.5, ingin
dianalisis dengan menggunakan teknik kekangan di mana perpindahan di
arah ortogonal gerakan rol pada titik 3 pada awalnya dibebaskan dan
kemudian dikekang. Hitung reaksi rol dan gaya-gaya reaksi dalam batang-
batang.
267
Gambar 12.7.5: Struktur Soal 12.5
268
255,257,259,261,263,265,267
256,258,260,262,264,266,268
269