Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Kelompok 4
Arifah Putri Normalita 121150091
Arrossy Fannymia Kusumaning Putri 121150095
Nur Endah Filaili 121150097
Andriani Wulansari 121150101
Realita Dini Mustika 121150105
Annisa Hindun Narullita 121150108
1. Pengertian
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama
dari seseorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh
pengambil keputusan (decision maker) yang hasil nya keputusan (decision). Keputusan-
keputusan ini akan menimbulkan aktivitas-aktivitas, sehingga proses manajemen dapat
terlaksana. Keputusan akan menimbulkan aktivitas dan atau mengakhiri aktivitas.
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan
pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan
dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah
utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang
terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
A. G. R. Terry
Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
B. Claude S. Goerge, Jr
Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan
manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
2. Pengelompokan keputusan
Herbert A. Simon mengklasifikasikan keputusan menjadi 2 jenis:
1) Keputusan yang diprogramkan (Program Decision)
Keputusan yang diprogramkan atau Program Decision adalah Keputusan yang
dibuat pada kondisi ataupun hal-hal yang bersifat rutin dan sering terjadi dengan
menggunakan prosedur operasi standar atau biasanya dikenal dengan SOP (Standard
Operation Procedure).
Keputusan Terprogram ini cukup efektif dalam menangani masalah sehari-hari
pada organisasi seperti permintaan cuti karyawan, permintaan pembelian peralatan
kantor maupun permintaan lembur karyawan. Begitu keputusan diambil, program
menentukan proses atau prosedur yang harus diikuti ketika situasi yang sama terulang
kembali. Aturan, prosedur maupun kebijakan yang dibuat untuk menghadapi
permasalahan rutin biasanya ditetapkan sebagai Standar Perusahaan.
2) Keputusan yang tidak diprogramkan (Non-Programmed Decision)
Keputusan yang tidak diprogramkan atau Non-Programmed Decision adalah
Keputusan yang diambil pada permasalahan yang unik dan belum pernah terjadi. Non-
Program Decision tidak terstruktur dan tidak memiliki prosedur baku seperti pada
Program Decision. Karena permasalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, maka
diperlukan penilaian dan kreatifitas dalam pengambilan keputusannya.
3) Keputusan setengah terprogram
Keputusan yang sebagian dapat deprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin
dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini bersifat rumit dan membutuhkan
perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci
Herbert A. Simon, ahli teori keputusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap
utama dalam proses pengambilan keputusan, sebagai berikut:
i. Aktivitas inteligensi, berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon
mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan
ii. Aktivitas desain, tahap ini terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan
analisis masalah
iii. Aktivitas memilih, tahap ini merupakan tindakan untuk memilih
tindakan/alternatif tertentu dari yang tersedia.
Teori pengambilan keputusan klasik berjalan dalam asumsi rasionalitas dan kepastian,
tetapi tidak begitu halnya dengan teori keputusan perilaku. Ahli teori perilaku pengambilan
keputusan berpendapat bahwa individu mempunyai keterbatasan kognitif.
Menurut Driscoll (1978), partisipasi dalam pengambilan keputusan berhubungan
dengan efficacy. Efficacy sendiri didefinisikan sebagai perasaan atau anggapan bahwa
seseorang mampu untuk mempengaruhi pembuatan keputusan dalam organisasi.
Partisipasi seorang individu dalam proses pengambilan keputusan yang tinggi apabila
ia memiliki efficacy yang tinggi, ia memiliki keyakinan bahwa ia bisa ikut mempengaruhi
sistem, proses, dan isi dari keputusan yang dibuat. Begitu pula sebaliknya, apabila seorang
individu memiliki efficacy yang rendah ia cenderung akan kurang berpartisipasi. Hal ini
disebabkan ia memiliki anggapan bahwa dirinya tidak bisa mempengarui sistem, proses dan
isi dari sebuah keputusan.
4. Gaya Pengambilan Keputusan
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang
pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah:
a. Gaya mengarahkan. Orang yang menggunakan gaya ini memiliki toleransi rendah
terhadap ambiguitas dan bersikap rasional dalam cara berpikirnya. Mereka itu efisien
dan logis. Jenis mengarahkan membuat keputusan secara cepat dan memusatkan
perhatian pada jangka pendek. Kecepatan dan efisiensi mereka dalam membuat
keputusan sering mengakibatkan mereka mengambil keputusan dengan informasi
minimum dan dengan menilai sedikit alternative saja.
b. Gaya analitis. Pembuat keputusan gaya ini mempunyai jauh lebih banyak toleransi
terhadap ambiguitas daripada jenis mengarahkan. Mereka menginginkan lebih banyak
informasi sebelum mengambil keputusan dan merenungkan lebih banyak alternative
daripada pengambil keputusan yang bergaya mengarahkan. Para pengambil
keputusan analitis paling baik di cirikan sebagai pengambil keputusan yang hati – hati
dengan kemampuan untuk beradaptasi atau menghadapi situasi – situasi yang unik.
c. Gaya konseptual. Individu – individu dengan gaya konseptual cenderung amat luas
pandangan mereka dan akan melihat banyak alternative. Mereka memusatkan
perhatian jangka panjang dan sangat baik dalam menemukan pemecahan kreatif atas
sejumlah masalah.
d. Gaya perilaku. Para pengambil keputusan gaya ini sangat baik dalam bekerjasama
dengan orang lain. Mereka menaruh perhatian pada prestasi anak buah dan sangat
suka menerima saran dari orang lain. Seringkali mereka menggunakan rapat untuk
berkomunikasi meskipun mereka berusahamenghindari konflik. Penerimaaan oleh
orang lain itu penting bagi para pengambil keputusan yang bergaya perilaku.
b. Linear Programming
Yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik yang disebut juga vector
analysis.
d. Probability
Yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi
rasionalitas hal-hal yang tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang
dipertimbangkan dan diperhitungkan.
Ditinjau dari sudut perolehan informasi dan cara memproses informasi, keputusan dibagi empat
kategori (Nutt, 1989) :
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-pengambilan-keputusan-decision-making-
jenis-keputusan/
http://www.seputarilmu.com/2015/11/macam-macam-pengambilan-keputusan-dalam.html
http://ravina-bethebest.blogspot.co.id/2009/11/konsep-pengambilan-keputusan-di-dalam.html
http://meyka.blogdetik.com/2013/05/11/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/
https://mazda4education.wordpress.com/2010/11/07/teknik-pengambilan-keputusan/
http://ivotreswono.blogspot.co.id/2016/02/pengaruh-perilaku-individu-dalam.html
https://ryanzzeka.wordpress.com/2015/05/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pengambilan-keputusan/
http://degung-wira.blogspot.co.id/2012/10/4-gaya-pengambilan-keputusan.html
https://panetir.wordpress.com/2013/01/16/gaya-pengambilan-keputusan/
https://vaisal.wordpress.com/2011/11/01/pengambilan-keputusan/