Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Secara umum pengertian antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan, terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, untuk mengetahui kesehatan
umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini
komplikasi kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan.4,5 Secara khusus, pengertian antenatal
care dapat dibedakan menjadi antenatal care dalam arti luas dan antenatal dalam arti sempit.6
Antenatal dalam arti yang sempit meliputi:6
Pengawasan ibu hamil.
Pertolongan persalinan adekuat.
Mempersiapkan pemeliharaan bayi.
Mempersiapkan pemberian laktasi.
Antenatal dalam arti yang luas meliputi:5,6
Mempersiapkan remaja untuk menjadi calon orang tua yang efektif.
Meningkatkan pengertian bahwa keluarga sebagai masyarakat.
Meningkatkan pengertian hubungan seksual yang sehat.
Meningkatkan pengertian merencanakan keluarga dan keluarga berencana untuk
meningkatkan kesejahteraan umum keluarga.
Menghindari PID dari infertilitas.
Menegakkan secara dini berbagai penyulit hamil atau penyakit yang menyertai
kehamilan.
Menetapkan kehamilan dengan risiko rendah, meragukan atau kehamilan dengan risiko
tinggi.
Menghilangkan faktor-faktor sosial dari masyarakat yang dapat mempengaruhi kesehatan
reproduksi.
2.2. Tujuan Antenatal Care
Antenatal care berperan penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan
perinatal. Tujuan antenatal care ini adalah untuk mengetahui data kesehatan ibu hamil dan
perkembangan bayi intrauterin sehingga kesehatan yang optimal dapat dicapai dalam
menghadapi persalinan, puerperium, dan laktasi, serta mempunyai pengetahuan yang cukup
untuk pemeliharaan bayinya. Evaluasi keadaan dan kemajuan dalam inpartu menggunakan
evaluasi menurut Friedmann dan / atau “Partogram menurut WHO” sehingga pada saat mencapai
garis waspada, penderita sudah dapat direferal ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang
cukup untuk melakukan pertolongan sehingga Well Born Baby (WBB) dan Well Health Mother
(WHM) dapat tercapai.7
Mufdlilah (2009b) menyatakan bahwa tujuan pelayanan antenatal antara lain :8
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan
pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
2. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi
4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puerperium
normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial
B. Pemeriksaan9
Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik diagnostik, obstetrik dan diagnostic penunjang.
Pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari anamnesis.
a. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
Hal-hal yang diperiksa adalah:
- Barat badan, lingkar lengan atas (LLA) dan tinggi badan
- Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh
- Adanya cacat tubuh
b. Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan obstetrik meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan panggul dalam
(pelvimetri)
1. Pemeriksaan luar
Pemeriksaan luar dilakukan dengan perabaan perut (cara Leopold I sampai IV) yang
bertujuan untuk memperkirakan:
- Umur kehamilan
- Taksiran berat janin terhadap umur kehamilan
- Letak janin
- Turunnya bagian terendah janin
- Detak jantung janin
2. Pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri)
Biasanya dilakukan sekali dalam kehamilan untuk mengetahui panggul sempit, pintu atas
panggul, pintu bawah panggul dan kelainan bentuk panggul. Biasanya dilakukan pada kehamilan
8 bulan atau lebih.
c. Pemeriksaan Diagnostik Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik yang penting adalah:
- Pemeriksaan Hb : untuk menentukan kadar hemoglobin dan derajat anemia (bila ada)
- Pemeriksaan urin : untuk mengetahui adanya protein dan gula dalam urine
- Lain-lain bila diperlukan
C. Diagnosis9
Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik diagnostik, obstetrik dan
diagnostik penunjang seperti diuraikan diatas. Diagnosis dituliskan secara singkat.
B. Intervensi Khusus9
Intervensi khusus adalah perlakuan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai
dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan. Perlakuan tersebut meliputi tindakan
pemantauan ketat atau intensif, pemberian obat, bila perlu dirujuk ke tingkat pelayanan yang
lebih lengkap.
1) Faktor resiko
Faktor resiko adalah keadaan yang tidak secara langsung mengancam jiwa akan tetapi
memperburuk keadaan kesehatan ibu. Faktor resiko pada ibu hamil meliputi:
- Umur : terlalu muda yaitu < 20 tahun dan terlalu tua yaitu > 35 tahun
- Paritas : paritas 0 dan paritas > 4
- Interval : jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun
- Tinggi badan : < 145 cm
- Lingkar lengan atas: < 23,5 cm
- Kelainan bentuk tubuh : kelainan tulang belakang dan kelainan pada panggul
2) Komplikasi Kehamilan
a) Komplikasi obstetrik langsung
- Pendarahan
- Preeklampsia/eklampsia
- Kelainan letak janin
- Anak besar, hidramnion dan kehamilan kembar
- Ketuban pecah dini
b) Komplikasi obstetrik tidak langsung
- Penyakit jantung
- Hepatitis
- Tuberkulosa
- Anemia
- Malaria
- Diabetes Mellitus
3) Komplikasi yang tidak berhubungan dengan obstetrik
Cedera akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran dan lain-lain)
2.4.2. Palpasi11
Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta
menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan
menggunakan metode leopold, yakni :
a. Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada di
fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan ,menghadap kemuka ibu, kemudian
kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk
mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada didalam fundus/ bila kepala sifatnya
keras, bundar dan melenting.
Gambar 1. Leopold I
b. Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada
anak.
Caranya: Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakan bagian terkecil
bayi
Gambar 2. Leopold II
c. Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian bawah dan
apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya: Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan
masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.
Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presentasi
tersebut.
Gambar 4. Leopold IV
Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan leopold lengkap dapat
dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan ke VI le atas.
2.4.3. Auskultasi11
Dilakukan umumnya dengan stetoskop manoaural untuk mendengarkan bunyi jantung
anak, bising tali pusat, gerakan anak, bisisng rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung
anak dapat didengar pada akhir bulan ke -5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui
pada akhir bulan ke – 3. bunyi jantung anak dapat terdengar dikiri dan kanan dibawah tali pusat
bila presentasi kepala. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak
fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali permenit. Bunyi jantung
dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit
atau lebih dari 160 kali per menit. Kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin . selain bunyi
jantung anak, dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti
bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya tidak teratur.
DAFTAR PUSTAKA
4. Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
5. Manuaba IAC, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC.
6. Manuaba IBG. 1995. Penuntun Diskusi Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
7. Manuaba IBG. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi 2.
Jakarta: EGC.
8. Mufdlilah. 2009b. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jogjakarta : Nuha Medika
9. Anonim. 2010. Tinjauan Pustaka – Pelayanan Dasar Antenatal Care. Universitas
Pembangunan Nasional.
Diunduh dari http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311021/BAB%20II.pdf,
pada tanggal 11 Oktober 2012.
10. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo.
11. Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.