You are on page 1of 19

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian
Secara umum pengertian antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan, terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, untuk mengetahui kesehatan
umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini
komplikasi kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan.4,5 Secara khusus, pengertian antenatal
care dapat dibedakan menjadi antenatal care dalam arti luas dan antenatal dalam arti sempit.6
Antenatal dalam arti yang sempit meliputi:6
 Pengawasan ibu hamil.
 Pertolongan persalinan adekuat.
 Mempersiapkan pemeliharaan bayi.
 Mempersiapkan pemberian laktasi.
Antenatal dalam arti yang luas meliputi:5,6
 Mempersiapkan remaja untuk menjadi calon orang tua yang efektif.
 Meningkatkan pengertian bahwa keluarga sebagai masyarakat.
 Meningkatkan pengertian hubungan seksual yang sehat.
 Meningkatkan pengertian merencanakan keluarga dan keluarga berencana untuk
meningkatkan kesejahteraan umum keluarga.
 Menghindari PID dari infertilitas.
 Menegakkan secara dini berbagai penyulit hamil atau penyakit yang menyertai
kehamilan.
 Menetapkan kehamilan dengan risiko rendah, meragukan atau kehamilan dengan risiko
tinggi.
 Menghilangkan faktor-faktor sosial dari masyarakat yang dapat mempengaruhi kesehatan
reproduksi.
2.2. Tujuan Antenatal Care
Antenatal care berperan penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan
perinatal. Tujuan antenatal care ini adalah untuk mengetahui data kesehatan ibu hamil dan
perkembangan bayi intrauterin sehingga kesehatan yang optimal dapat dicapai dalam
menghadapi persalinan, puerperium, dan laktasi, serta mempunyai pengetahuan yang cukup
untuk pemeliharaan bayinya. Evaluasi keadaan dan kemajuan dalam inpartu menggunakan
evaluasi menurut Friedmann dan / atau “Partogram menurut WHO” sehingga pada saat mencapai
garis waspada, penderita sudah dapat direferal ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang
cukup untuk melakukan pertolongan sehingga Well Born Baby (WBB) dan Well Health Mother
(WHM) dapat tercapai.7
Mufdlilah (2009b) menyatakan bahwa tujuan pelayanan antenatal antara lain :8
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan
pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
2. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi
4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puerperium
normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial

2.3. Kesehatan Umum Kehamilan


2.3.1. Diet Saat Hamil dan Laktasi5
Tujuan penataan diet ibu hamil dan laktasi:
a. Meningkatkan tumbuh-kembang janin dalam rahim.
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan menjelang persalinan.
c. Meningkatkan kemampuan penyembuhan trauma persalinan.
d. Persiapan memberi laktasi.
Konsep diet empat sehat lima sempurna untuk menambah protein dan mineral. Suplemen
diet yang diberikan adalah vitamin khusus.

2.3.2. Perawatan Jasmani Ibu Hamil5


a. Perawatan ibu hamil sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan umum dan
terhindar dari infeksi atau sumber infeksi.
b. Kesehatan gigi. Hyperemesis gravidarum menyebabkan gangguan gigi dalam bentuk
gingivitis dan pembengkakan gusi (evulis).
c. Kesehatan organ perkemihan. Banyak minum (1,5-2 liter per hari) dan tidak menahan
berkemih.
d. Persiapan dan kesehatan puting susu. Pemelihaaan puting susu sejak dini dengan
menariknya keluar sehingga lebih menonjol dan melemaskan puting susu dengan minyak.
e. Pakaian ibu hamil. Pakaian tidak boleh yang ketat sehingga mengganggu peredaran
darah. Pakaian harus longgar dan terbuat dari katun sehingga menyerap keringat. Ibu juga
harus sering mengganti pakaian, terutama pakaian dalam.
f. Istirahat. Istirahat terutama dilakukan pada satu bulan sebelum dan dua bulan setelah
persalinan. Saat hamil tua, lebih baik istirahat tirah baring sehingga gangguan aliran
darah tidak terlalu banyak.
g. Hubungan seksual. Masih dipernolehkan sampai satu bulan sebelum persalinan. Bla
dijumpai riwayat obstetri yang kurang baik, hubungan seksual harus dikurangi terutama
trimester pertama. Perhatikan teknik hubungan seksual untuk menyesuaikan kondisi saat
hamil besar.
h. Defekasi. Sebaiknya teratur sehingga tidak menimbulkan gangguan. Bila defekasi sulit,
perlu diperhatikan makanan yang lebih banyak mengandung serat, seperti buah dan
sayur.
i. Imunisasi. Dianjurkan vaksin toksoid tetanus dua kali selama hamil.

2.3.3. Masalah Psikosomatik dan Psikoprofilaksis dalam Obstetri5


Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut antara lain hubungan kejiwaan,
kehamilan yang diinginkan atau tidak diinginkan, atau perasaan takut menghadapi kehamilan dan
persalinan.
Dalam mengatasi rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, dapat dilakukan:
a. Pendekatan yang manis dan harmonis dari dokter, bidan dan tenaga lain.
b. Memperlihatkan tempat bersalin sehingga mulai beradaptasi.
c. Melakukan latihan (senam kesegaran hamil dan latihan pernapasan untuk mengejan).
d. Memperbaiki cerita yang salah tentang hamil serta bersalin, dan bila menghadapi
masalah, mengemukakannya kepada dokter.
2.3.4. Pemeriksaan Fisik Kehamilan5
Pemeriksaan fisik kehamilan meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu hamil.
a. Anamnesis kehamilan, untuk mendapatkan gambaran khusus tentang data-data pasien
sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang risikonya.
b. Pemeriksaan fisik ibu hamil yang meliputi:
 Pengukuran tinggi ibu hamil. Apabila tinggi badan <150 cm, kemungkinan
panggulnya sempit.
 Pemeriksaan khusus kehamilan:
 Inspeksi (perubahan jasmani)
 Palpasi (Leopold, Buddin, Knalbe, Ahfeld)
 Auskultasi denyut jantung janin (Laeneck atau Doppler)
c. Pemeriksaan USG:
 Trimester I:
 Kehamilan muda (gestational sac, fetal plate belum tampak)
 Hamil 6-8 minggu (fetal plate, denyut jantung janin)
 Trimester II:
 Embrio seluruhnya
 Kelainan kongenital
 Usia kehamilan (crown-rump length, biparietal, lingkar abdomen, panjang tulang
femur)
 Aktivitas janin
 Air ketuban
 Trimester III:
 Bentuk seluruhnya
 Air ketuban
 Mungkin jenis kelamin janin
 Well being intrauterine
 Plasenta berkaitan dengan rencana persalinan
d. Pemeriksaan USG tambahan: postdate, preeclampsia-eklampsia, air ketuban (jumlah,
kekeruhan), kalsifikasi plasenta, dll.

2.3.5. Jadwal Antenatal Care7


Jadwal antenatal care disesuaikan dengan trimester kehamilan. Dalam praktiknya,
antenatal care dianjurkan dilakukan secara teratur pada setiap kehamilan, sesuai dengan jadwal
yang lazim berlaku. Jadwal antenatal care adalah sebagai berikut:7
2.3.5.1. Trimester I dan II
a. Sebulan sekali.
b. Pengambilan data hasil pemeriksaan laboratorium.
c. Pemeriksaan ultrasonografi.
d. Nasihat diet:
 Empat sehat lima sempurna
 Protein 0,5/kgBB, ditambah satu telur/hari
e. Observasi:
 Penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan
 Komplikasi kehamilan
f. Rencana:
 Mengobati penyakit
 Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan I/II
 Imunisasi tetanus I

2.3.5.2. Trimester III


a. Setiap dua minggu, kemudian seminggu sampai tanda kelahiran tiba.
b. Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan.
c. Diet empat sehat lima sempurna.
d. Pemeriksaan ultrasonografi.
e. Imunisasi tetanus II.
f. Observasi:
 Penyakit yang menyertai kehamilan.
 Komplikasi hamil trimester III.
 Berbagai kelainan kehamilan trimester III.
g. Rencana pengobatan.
h. Nasihat dan petunjuk tentang:
 Tanda inpartu
 Kemana harus datang untuk melahirkan.
Di negara maju, antenatal care dilakukan sebanyak 12-13 kali selama hamil, tetapi di
negara berkembang cukup dilakukan empat kali sebagai kasus tercatat.7

2.3.6. Program Pelayanan Kehamilan, Persalinan, dan Pascapartus


Berdasarkan buku pedoman pelayanan antenatal di tingkat pelayanan dasar, pemeriksaan
antenatal (ante = sebelum; natal = lahir), hendaknya memenuhi tiga aspek pokok, yaitu:9
2.3.6.1.Pemeriksaan Medis9
- Diagnostik kehamilan
- Penemuan kelainan secara dini
- Pemberian terapi sesuai dengan diagnosis
2.3.6.2.Penyuluhan, komunikasi dan motivasi ibu hamil antara lain mengenai:9
- Penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya
- Pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor resiko yang dimilikinya
- Pencarian pertolongan yang memadai secara tepat waktu
2.3.6.3.Rujukan9
Ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ke tempat pelayanan yang mempunyai
fasilitas lebih lengkap.

2.3.6.1. Pemeriksaan Medis9


A. Anamnesis
Anamnesis adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu hamil untuk mengetahui
keadaan ibu dan faktor resiko yang dimilikinya. Pelaksana pelayanan antenatal perlu mengetahui
makna dan tujuan dari setiap pertanyaan yang diajukan.
a. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah hal yang berkaitan dengan kehamilan yang dirasakan dan
dikemukakan ibu kepada pemeriksa.
b. Identitas Ibu
Identitas yang perlu ditanyakan adalah:
- Nama ibu
- Nama suami
- Alamat lengkap
c. Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi reproduktif
Pertanyaan meliputi hal-hal yang mungkin berkaitan dengan faktor resiko, yaitu:
- Umur ibu
- Paritas
- Hari pertama haid terakhir (HPHT)
- Lama haid
- Siklus haid
- Jenis kontrasepsi yang digunakan (sebelum kehamilan ini)
d. Hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan sekarang
Pertanyaan yang berkaitan dengan kehamilan sekarang meliputi gerakan janin, hal-hal
yang dirasakan akibat perkembangan kehamilan dan penyimpangan dari normal (keadaan
patologis).
1) Gerakan Janin
Hal- hal yang ditanyakan sehubungan dengan gerak janin adalah:
- Kapan janin mulai bergerak
- Janin masih bergerak atau tidak
2) Keluhan yang berkaitan dengan perkembangan kehamilan
Pertanyaan pada kehamilan muda berbeda dengan kehamilan yang lebih lanjut.
a) Pada kehamilan muda (sampai umur kehamilan 3 bulan)
- Sakit kepala, mual dan muntah
- Rasa sakit/rasa tidak enak pada perut bagian bawah
- Sering buang air kecil
b) Pada kehamilan 4-6 bulan
- Sulit tidur
- Agak sulit bernafas, terutama pada primigravida
- Pegal pada daerah panggul atau bokong
- Rasa tegang yang timbul sewaktu-waktu di perut bawah
- Bengkak di kaki yang menghilang pada pagi hari setelah bangun tidur
c) Pada kehamilan 7 bulan ke atas
- Pegal dipanggul atau bokong masih terasa
- Lebih sering buang air kecil
- Mulas-mulas yang timbul tidak beraturan
Bila hal-hal tersebut ditemukan, perlu dijelaskan bahwa itu merupakan keadaan yang
biasa dan normal ditemukan pada ibu hamil.
3) Keadaan patologis
Pertanyaan yang harus diajukan adalah gejala komplikasi obstetrik langsung, yaitu
perdarahan melalui jalan lahir, preeklamsia/eklampsia dan keluarnya cairan ketuban sebelum
waktunya. Keadaan tersebut merupakan ancaman utama untuk kematian ibu karena merupakan
komplikasi tersering dan terberat.
a) Perdarahan melalui jalan lahir
- Kapan permulaan terjadinya perdarahan dan umur kehamilan berapa
- Berapa kali terjadi pendarahan dan jumlah darah yang keluar (dapat dibandingkan
dengan darah haid)
- Keluhan lain yang menyertai pendarahan
Perdarahan merupakan tanda bahaya walaupun jumlahnya hanya sedikit. Perdarahan pada
kehamilan muda dapat disebabkan oleh abortus, mola hidatidosa dan kehamilan ektopik
terganggu sedangkan perdarahan pada kehamilan tua bersifat lebih berbahaya karena
seringkali berkaitan dengan kelainan letak plasenta.
b) Preeklampsia dan eklampsia
Gejala yang ditimbulkan antara lain:
- Mula-mula timbul bengkak pada kaki yang menetap atau tidak hilang setelah bangun
tidur
- Pada keadaan berat, bengkak semakin bertambah disertai sakit kepala, mual, nyeri ulu
hati hingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan menjadi kabur, kesadaran menurun
dan kemudian kejang-kejang.
c) Keluar cairan ketuban
Hal- hal yang perlu ditanyakan adalah:
- Kapan pertama kali keluar cairan ketuban dan berwarna apa
- Apakah disertai dengan tanda-tanda persalinan
- Warna cairan ketuban normal adalah jernih keputihan. Warna ketuban yang hijau berarti
cairan ketuban tercampur oleh mekonium. Hal ini menandakan janin dalam keadaan
asfiksia.
d) Penyakit lain
Gejala-gejala penyakit lain yang perlu ditanyakan adalah:
- Sesak nafas dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
- Pertanyaan ini mengarah pada kemungkinan penyakit jantung dan diabetes
- Penyakit kuning
- Riwayat penyakit kronis (malaria, tbc dan lain-lain)
- Riwayat penyakit gula dalam keadaan sulit dikontrol dan menyebabkan penyulit pada
persalinan
- Penyakit jantung yang berbahaya bagi kehamilan dan persalinan
4) Keadaan non obstetrik yang mempengaruhi kehamilan
Pertanyaan yang diajukan adalah:
- Kecelakaan yang dialami selama hamil: jatuh, terbakar, dan lain-lain.
- Cedera berat yang pernah dialami saat hamil
e. Riwayat obstetrik
Hal-hal yang perlu ditanyakan adalah:
- Berapa kali hamil dan uraian riwayat setiap kehamilan
- Berapa kali melahirkan, jarak kelahiran dan uraian riwayat setiap persalinan (penolong,
tempat pelayanan dan cara persalinan normal atau tidak)
- Berapa kali abortus; kapan, umur kehamilan berapa dan tindakan
- Hasil kehamilan : kurang atau lebih bulan, BBLR, lahir mati, bayi lahir tidak langsung
menangis, dan lain-lain
- Riwayat kelahiran kembar
Riwayat obstetrik dikatakan buruk jika:
- Gravida > 4
- Pernah abortus
- Pernah mengalami persalinan dengan tindakan (forseps, vakum ekstraksi dan bedah
sesar)
- Status bayi yang dilahirkan : lahir mati, bayi besar, BBLR dan
- prematur
- Riwayat kehamilan ganda
Keadaan- keadaan tersebut diatas merupakan faktor resiko untuk kehamilan sekarang.

B. Pemeriksaan9
Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik diagnostik, obstetrik dan diagnostic penunjang.
Pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari anamnesis.
a. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
Hal-hal yang diperiksa adalah:
- Barat badan, lingkar lengan atas (LLA) dan tinggi badan
- Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh
- Adanya cacat tubuh
b. Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan obstetrik meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan panggul dalam
(pelvimetri)
1. Pemeriksaan luar
Pemeriksaan luar dilakukan dengan perabaan perut (cara Leopold I sampai IV) yang
bertujuan untuk memperkirakan:
- Umur kehamilan
- Taksiran berat janin terhadap umur kehamilan
- Letak janin
- Turunnya bagian terendah janin
- Detak jantung janin
2. Pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri)
Biasanya dilakukan sekali dalam kehamilan untuk mengetahui panggul sempit, pintu atas
panggul, pintu bawah panggul dan kelainan bentuk panggul. Biasanya dilakukan pada kehamilan
8 bulan atau lebih.
c. Pemeriksaan Diagnostik Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik yang penting adalah:
- Pemeriksaan Hb : untuk menentukan kadar hemoglobin dan derajat anemia (bila ada)
- Pemeriksaan urin : untuk mengetahui adanya protein dan gula dalam urine
- Lain-lain bila diperlukan

C. Diagnosis9
Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik diagnostik, obstetrik dan
diagnostik penunjang seperti diuraikan diatas. Diagnosis dituliskan secara singkat.

2.3.6.2. Intervensi dalam Pelayanan Antenatal9


Intervensi dalam pelayanan antenatal adalah perlakuan yang diberikan kepada ibu hamil
setelah dibuat diagnosis kehamilan.
A. Intervensi Dasar9
Intervensi dasar adalah perlakuan yang diberikan kepada semua ibu hamil yang mendapat
pemeriksaan kehamilan, yaitu meliputi pemberian tetanus toksoid, tablet zat besi, vitamin dan
mineral, serta penyuluhan terarah.

B. Intervensi Khusus9
Intervensi khusus adalah perlakuan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai
dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan. Perlakuan tersebut meliputi tindakan
pemantauan ketat atau intensif, pemberian obat, bila perlu dirujuk ke tingkat pelayanan yang
lebih lengkap.

1) Faktor resiko
Faktor resiko adalah keadaan yang tidak secara langsung mengancam jiwa akan tetapi
memperburuk keadaan kesehatan ibu. Faktor resiko pada ibu hamil meliputi:
- Umur : terlalu muda yaitu < 20 tahun dan terlalu tua yaitu > 35 tahun
- Paritas : paritas 0 dan paritas > 4
- Interval : jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun
- Tinggi badan : < 145 cm
- Lingkar lengan atas: < 23,5 cm
- Kelainan bentuk tubuh : kelainan tulang belakang dan kelainan pada panggul
2) Komplikasi Kehamilan
a) Komplikasi obstetrik langsung
- Pendarahan
- Preeklampsia/eklampsia
- Kelainan letak janin
- Anak besar, hidramnion dan kehamilan kembar
- Ketuban pecah dini
b) Komplikasi obstetrik tidak langsung
- Penyakit jantung
- Hepatitis
- Tuberkulosa
- Anemia
- Malaria
- Diabetes Mellitus
3) Komplikasi yang tidak berhubungan dengan obstetrik
Cedera akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran dan lain-lain)

C. Penyuluhan Bagi Ibu Hamil9


Penyuluhan bagi ibu hamil sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan mengenai
kehamilan, perubahan yang berkaitan dengan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim, perawatan diri selama kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diawasi.
Tabel 1. Pemeriksaan Antenatal10
2.4. Pemeriksaan Kebidanan pada Antenatal Care11
2.4.1. Inspeksi11
Dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya Cloasma gravidarum pada muka / wajah,
pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah
pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar
limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan dan pigmentasi puting susu.
Pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan
pusat, pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk
menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour. Kemudian
pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises.11

2.4.2. Palpasi11
Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta
menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan
menggunakan metode leopold, yakni :
a. Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada di
fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan ,menghadap kemuka ibu, kemudian
kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk
mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada didalam fundus/ bila kepala sifatnya
keras, bundar dan melenting.

Gambar 1. Leopold I
b. Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada
anak.
Caranya: Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakan bagian terkecil
bayi

Gambar 2. Leopold II
c. Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian bawah dan
apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya: Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan
masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.
Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presentasi
tersebut.

Gambar 3. Leopold III


d. Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa
masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul.
Caranya: Letakkan kedua tangan disis bawah uterus lalu tekan kedalam dan gerakkan
jari-jari kearah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah
masuk .

Gambar 4. Leopold IV
Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan leopold lengkap dapat
dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan ke VI le atas.

2.4.3. Auskultasi11
Dilakukan umumnya dengan stetoskop manoaural untuk mendengarkan bunyi jantung
anak, bising tali pusat, gerakan anak, bisisng rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung
anak dapat didengar pada akhir bulan ke -5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui
pada akhir bulan ke – 3. bunyi jantung anak dapat terdengar dikiri dan kanan dibawah tali pusat
bila presentasi kepala. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak
fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali permenit. Bunyi jantung
dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit
atau lebih dari 160 kali per menit. Kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin . selain bunyi
jantung anak, dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti
bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya tidak teratur.
DAFTAR PUSTAKA

4. Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
5. Manuaba IAC, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC.
6. Manuaba IBG. 1995. Penuntun Diskusi Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
7. Manuaba IBG. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi 2.
Jakarta: EGC.
8. Mufdlilah. 2009b. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jogjakarta : Nuha Medika
9. Anonim. 2010. Tinjauan Pustaka – Pelayanan Dasar Antenatal Care. Universitas
Pembangunan Nasional.
Diunduh dari http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311021/BAB%20II.pdf,
pada tanggal 11 Oktober 2012.
10. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo.
11. Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.

You might also like