You are on page 1of 16

Laporan Pendahuluan Ca Mamma

di Ruangan Ar-Rahman

RSU. Haji, Makassar

Oleh :

Afniar

11 3145 201 004

CI LAHAN CI INSTITUSI CI INSTITUSI

( ) ( ) ( )

PROGRAM STUDI NERS

STIKES MEGA REZKY

MAKASSAR

2012
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Defenisi

Kanker payudara adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae

abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat

bermetastase. ( Soeharto Resko Prodjo, 1995)

B. Etiologi

Etiologi kanker payudara tidak diketahui secara pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu:

 Umur > 30 thn

 Melahirkan anak pertama pada usia > 35 thn

 Tidak kawin dan nulipara

 Usia menars < 12 tahun

 Usia menopause > 55 thn

 Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara

 Terapi hormonal lama

 Mempunyai kanker payudara kontralateral

 Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium

 Pernah mengalami radiasi di daerah dada

 Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara perrempuan ibu,
saudara perempuan, adik/kakak.

 Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik yang
ganas. (Arief Mansoer.2000)
C. Patofisiologi

Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, mula – mula terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel -
sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang
cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira – kira
seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis
dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran
darah. ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995 )

D. Manifestasi Klinik

Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan/massa pada di payudara, rasa sakit,
keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelaian kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau
d’orange), pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastatis jauh. Setiap kelainan
pada payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak.(Mansoer Arif, Kapita
selekta kedokteran)

Kanker payudara dapat terjadi dimana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada
kuadran atas terluar di mana senagian besar jaringan payudara terdapat. Kanker payudara
umumnya terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi, dan
keras batas yang tidak teratur.(Brunner dan Suddarth.2000)

E. Komplikasi

Limfedema, limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke
sirkulasi umum tidak berfungsi dengan adekuat. Jika nodus aksilaris dan sistem limfe
dialngkat maka sistalem kolatral dan auksilaris harus mengambil alih fungsi mereka.

F. Pemeriksaan Penunjang

Dapat dilakukan pemerikasaan Ultrasonografi (USG), mammografi, dan aspirasi jarum


halus (FNAB) untuk menunjang diagnosis. Untuk menetukan metastasis dapat dialakukan
foto thoraks, bone survei,USG abdomen/hepar.

G. Penatalaksanaan Umum

a. Mastektomi

b. Terapi radiasi

c. Rekonstruksi
H. Stadium Kanker

a. Stadium I: tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2cm, tidak tefiksasi pada kulit
atau otot pektoralis tanpa dugaan metastasis aksila

b. Stadium II: tumor dengan ukuran < 2cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan
diameter 2-5 cm dengan/tanpa metastasisi aksila

c. Stadium III a:tumor dengan diameter > 5cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya
dengan/tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain,atau tumor dengan
metastasis aksila yang melekat

d. Stadium IIIb : tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah
mengintrifiltrasi kulit atau dinding thoraks

e. Stadium IV : tumor telah bermetastase jauh.

I. Pencegahan

a. Melahirkan anak pertama usia 20 tahun dan < 35 tahun.

b. Melakukan pemeriksaan dini dengan tehnik SADARI.

c. Tidak mengkonsumsi alkohol secara berlebihan.

d. Pola hidup sehat dan berolahraga teratur.


BAB II

TINJAUAN ASKEP

A. Pengkajian Keperawatan

1. Dasar data pengkajian pasien

a. Aktivitas/istirahat

Gejala: Kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan/pengulangan.

Pola tidur(contoh, tidur tengkurap).

b. Sirkulasi

Tanda: Kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe).

c. Makanan/cairan

Gejala: Kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.

d. Integritas ego

Gejala: Stesor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah.

Stes/takut tentang diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.

e. Nyeri/Kenyamanan

Gejala: Nyeri pada penyakit yang luas/metastatik(nyeri lokal jarang terjadi pada
kegansan dini. Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan “lucu”
pada jaringan payudara. Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya
mengidentifikasikan penyakit fibrokistik.

f. Keamanan

Tanda: Massa nodul aksila

Edema: eritema pada kulit sekitar

g. Seksualitas

Gejala: Adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan kesimetrisan


payudara.
Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, rabas puting yang tak
biasanya, gatal, rasa terbakar, atau puting meregang.

Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia12 tahun), menopause


lambat(setelah 50 tahun), kehamilan pertama lambat(setelah usia 35tahun).

Masalah tentang seksualitas/keintiman.

Tanda : Perubahan pada kontur /keintiman

Kulit cekung, berkerut, perubahan pada warna /tekstur kulit, pembengkakan,


kemerahan atau panas pada payudara.

Puting retraksi: rabas dari puting (serosa, sangiosa, rabas berair meningkatkan
kemungkinan kanker, khususnya bila disertai benjolan).

B. Diagnosa Keperawatan

1. Praoperasi

a. Takut/ansietas b/d ancaman kematian, contoh penyakit luas, ancaman konsep konsep
diri, perubahan gambaran diri, jaringan parut, kehilangan bagian tubuh, seksual tak
menarik,perubahan status kesehatan.

2. Pasca operasi

a. Kerusakan jaringan/integritas kulit b/d pengangkatan bedah kulit/jaringan,perubahan


sirkulasi, adanya edema, drainase perubahan pada elastisitas kulit, sensasi destruksi
jaringan (radiasi)

b. Nyeri b/d prosedur pembedahan, trauma jaringan, interupsi saraf, diseksi otot.

c. Gangguan harga diri b/d biofisikal, prosedur bedah yang mengubah gambaran diri

d. Gangguan/kerusakan mobilitas fisik b/d gangguan neuromuskular, nyeri


ketidaknyamanan, pembentukan edema.

e. Kurang pengetahuan tentang kondsi. Prognosis,dan kebutuhan pengobatan b/d kurang


terpanjan informasi.
C. Rencana Keperawatan

1. Praoperasi

a. Takut/ansietas b/d ancaman kematian, contoh penyakit luas, ancaman konsep konsep
diri, perubahan gambaran diri, jaringan parut, kehilangan bagian tubuh, seksual tak
menarik,perubahan status kesehatan.

Tujuan: Klien tidak merasa cemas

Kriteria hasil:

 Klien mengakui dan mendiskusikan masalah

 Klien menunjukkan rentang perasaan normal

 Klien melaporkan takut dan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani

Tindakan / intervensi Rasional


Mandiri
a. Yakinkan informasi pasien tentang a. Memberikan dasar pengetahu
diagnosis, harapan intervensi an perawat kebutuhan
pembedahan, dan terapi yang akan informasi dan membantu untuk
datang. Perhatikan adanya mengidentifikasi pasien
penolakan atau ansietas ekterm. dengan ansietas tinggi, dan
kebutuhan akan perhatian
khusus.
b. Jelaskn tujuan dan persiapan untuk b. Pemahaman jelas akan
tes diagnostik. prosedur dan apa yang terjadi
meningkatkan perasaan kontrol
dan mengurangi ansietas.
c. Berikan lingkungan perhatian, c. Waktu dan privasi diperlukan
keterbukaan dan penerimaan juga dukungan, diskusi perasaan
privasi untuk pasien/orang tentang antisipasi kehilangan
terdekat.Anjurkan bahwa orang dan maslah lain.
terdekat ada kapan pun
dibutuhkan.
d. Dorong pertanyaan dan berikan d. Menjadi sumber yang
waktu untuk mengekspresikan membantu bila pasien siap.
takut.
e. Diskusikan/jelaskan peran e. Rehabiltasi sadalah komponen
rehabilitasi setelah pembedahan. terapi penting untuk memenuhi
kebutuhan fisik, sosial,
emosional dan vokasional
sehingga pasien dapat
mencapai tingkat fisik dan
fungsi emosi sebaik mungkin.
2. Pasca Operasi

a. Kerusakan jaringan /integritas kulit bd pengangkatan bedah kulit/jaringan,


perubahan sirkulasi, adanya edema, drainase perubahan pada elastisitas kulit,
sensasi destruksi jaringan (radiasi).

Tujuan: Klien tidak mengalami kerusakan integritas kulit

Kriteria hasil:

 Klien menunjukkan peningkatan waktu penyembuhan , bebas drainase


purulen atau eritema.

 Klien menunjukkan perilaku/teknik untuk meningkatkan


penyembuhan/mencegah komplikasi.

Tindakan / intervensi Rasional


Mandiri
a. Kaji balutan untuk karakteristik a. Penggunaaan balutan tergantung
drainase. Awasi jumlah edema, luas pembedahan dan tipe
kemerahan, dan nyeri pada insisi penutupan luka.
dan lengan. Awasi suhu.
b. Tempatkan pada posisi semi b. Membantu drainase cairan
fowler pada punggung atau sisi melalui gravitasi.
yang tak sakit dengan lengan
tinggi dan di sokong dengan
bantal.
c. Jangan melakukan pengukuran c. Meningkatkan potensial
TD, menginjeksikan obat, atau konstriksi, infeksi, dan
memasukkan IV pada lengan limfedema pada sisi yang sakit.
yang sakit.
d. Inspeksi donor/sisi tandur(bila d. Warna dipengaruhi adanya
dilakukan) terhadap warna, suplai sirkulasi.
pembentukan lepuh, perhatikan
drainase dari sisi donor.
e. Kosongkan drain luka, secara e. Akumulasi cairan drainase
periodik catat jumlah dan (contoh
karakteristik drainase. limfe,darah)meningkatkan
penyembuhan dan menurunkan
kerentangan terhadap infeksi.
f. Dorong untuk menggunakan f. Menurunkan tekanan pada
pakaian yang tidak sempit jaringan yang terkena, yang
dapat memperbaiki sirkulasi
/penyembuhan
Kolaborasi
g. Berikan antibiotik sesuai indikasi g. Diberikan secara periodik atau
untuk mengobati infeksi khusus
dan meningkatkan
penyembuhan.

b. Nyeri b/d prosedur pembedahan, trauma jaringan, interupsi saraf, diseksi otot.

Tujuan: Nyeri klien hilang/terkontrol

Kriteria hasil:

 Klien mengekspresikan penurunan nyeri/ketidaknyamanan

 Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat.

Tindakan/intervensi Rasional
Mandiri
a. Kaji keluha nyeri, perhatikan a. Membantu dalam
lokasi, lamanya, dan intensitas mengidentifikasi derajat
(skala0-10). Perhatikan ketidaknyamanan dan
petunjuk verbal dan non verbal. kebutuhan untuk/keefektifan
analgesik.
b. Diskusikan sensasi masih b. Memberikan keyakinan bahwa
adanya payudara normal. sensasi bukan imajinasi dan
penghilangannya dapat
dilakukan.
c. Bantu pasien menemukan c. Peninggian lengan, ukuran
posisi yang nyaman. baju, dan adanya drain
mmpengaruhi kemampuan
pasien untuk rileks dan
tidur/istirahat secara efektif.
d. Berikan tindakan kenyamanan d. Meningkatkan relaksasi,
dasar(contoh, perubahan posisi membantu untuk memfokuskan
pada punggung atau sisi yang perhatian, dan dapat
tak sakit, pijatan punggung)dan meningkatkan kemampuan
aktivitas terapeutik. koping.
e. Tekan /sokong dada saat e. Memudahkan partisipasi pada
latihan batuk/napas dalam. aktivitas tanpa timbul
ketidaknayamanan.
f. Berikan obat nyeri pada waktu f. Mempertahankan tingkat
yang tepat pada jadwal teratur ketidaknyamanan dan
sebelum nyeri berat dan memungkinkan pasien untuk
sebelum aktivitas dijadwalkan latihan lengan dan untuk
ambulasi tanpa nyeri yang
menyertai upaya tersebut.
Kolaborasi
g. Berikan narkotik/analgesik g. Memberikan penghilngan
sesuai indikasi ketidaknyamanan/nyeri dan
memfasilitasi tidur, partisipasi
pada terapi pasca operasi.

c. Gangguan harga diri b/d prosedur bedah yang mengubah gambaran diri

Tujuan: Klien tidak mengalami gangguan harga diri

Kriteria hasil:

 Klien menunjukkan gerakan kearah penerimaan diri dalam situasi

Tindakan/ intervensi keperawata Rasioanal


mandiri
a. Dorong pertayaan tentag situasi a. Kehilangan payudara
ini dan harapan yangakan menyebabkan reaksi, termasuk
datang. Berikan dukungan persaan perubahan gambaran
emosional bila balutan bedah diri, takut jaringan parut, dan
diangkat. takut reaksi pasangan terhadap
perubahan tubuh.
b. Identifikasi masalah pran b. Dapat menyatakan bagaimana
sebagai wanita, istri, ibu, pandangan diri pasien telah
wanita karir dan sebagainya. berubah.
c. Dorong pasien mengekspresi c. Kehilangan bagian tubuh,
kan perasaan misalnya, marah, hilangnya bagian tubuh dan
bermusuhan, dan berduka. menerima kehilangan hasrat
seksual menambah proses
kehilangan yang membutuhkan
penerimaan sehingga pasien
dapat membuat rencana untuk
masa depan.
d. Diskusikan tanda/gejala depresi d. Reaksi umu trhadap tipe
dengan pasien/orang terdekat. prosedur dan kebutuhan ini
dikenali dan diukur.
e. Berikan penguatan positif e. Mendorong kelanjutan perilaku
untuk peningkatan/perbaikan sehat.
dan partisipasi perawatan
diri/program pengobatan.
f. Kaji ulang kemungkinan bedah f. Bila mungkin, rekostruksi
konstruksi dan atau pemakaian memberikan sedikit
prostetik. penampilan tak lengkap/
kosmetik “mendekati normal”.
g. Yakinkan perasaan/masalah g. Respon negatif yang diarahkan
pasangan sehubungan dengan pada pasiendapat secara aktual
aspek seksual, dan memberikan menyatakan masalah pasangan
informasi dan dukungan. tentang rasa sedih pasien, takut
kanker/kematian , kesulitan
dalam mengalami perubahan
kepribadian/perilaku pasien,
atau ketidakmampuan untuk
melihat area operasi.
h. Diskusikan dan rujuk ke h. Memberikan tempat untuk
kelompok pendukung(bila pertukaran masalah dan
ada)untuk orang terdekat. perasaan dengan orang lain
yang mengalami pengalaman
yang sama.
kolaborasi
i. Berikan protesis sementara i. Protesis nilon dan dikron dapat
yang halus, bila diindikasikan. dipakai pada bra sampai insisi
belum sembuh bila dibedah
rekontruksi tidak dilakukan
pada waktu mastektomi.

d. Gangguan/Kerusakan mobilitas fisik b/d gangguan neuromuskular, nyeri


ketidaknyamanan, pembentukan edema.

Tujuan : Klien tidak mengalami gangguan/kerusakan mobilitas fisik

Kriteria hasil:

 Klien menununjukkan keinginan untuk berpartisipasi dalam terapi

 Klien menunjukkan teknik yang memampukan melakukan aktivitas

 Peningkatan kekuatan bagian tubuh yang sakit

Tindakan / intervensi keperawatan Rasional


Mandiri
a. Tinggikan lengan yang sakit a. Meningkatkan aliran balik
sesuai indikasi. vena, mengurangi kemungkin
an limfedema.
b. Biarkan pasien menggerakkan b. Kurang gerakan dapat
jari, perhatikan sensasi dan menunujukkan masalah saraf
warna tangan yang sakit. brakhial interkostal.
c. Dorong pasien untuk c. Peningkatan sirkulasi,
menggunakan lengan untuk membantu meminimalkan
kebersiah diri, contoh menyisir edema.
rambut, mencuci muka.
d. Bantu dalam aktivitas d. Menghemat enrgi pasien,
perawatan diri sesui keperluan mencegah kelelahan.
e. Bantu ambulasi dan doron e. Paien akan merasa tidak
memperbaiki postur. seimbang dan dapat
memerlukan bantuan sampai
terbiasa terhadap perubahan.
f. Tingkatkan latiha sesuai f. Mencegah kekauan sendi,
indikasi, contoh, ekstensi aktif meningkatkan sirkulasi.
saat berbaring ditempa tidur.
kolaborasi
g. Berikan obat sesuai indikasi:
Analgesik nyeri membutuhkan kontrol
untuk latihan atau pasien tidaka
dapat berpartisipasi secara
optimal dan kesempatan untuk
latihan mungkin hilang.
Deuritik mungkin berguna dalam
pengobatan dan mencegah
akumulasi/limfdema.

e. Kurang pengetahuan tentang kondsi. Pronosis,dan kebutuhan pengobatan b/d


kurang terpanjan informasi.

Tujuan : Klien mengetahui keadaan/kondisi penyakitx

Kriteria hasil:

 Klien menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan

 Klien melakukan prosedur yang perlu dengan benar dan menjelaskan


alasan tindakan

 Klien melakuakan perubahan pola hidup dan berpartisipasi pada program


pengobatan
Tindakan/intervensi keperawatan Rasional
Mandiri
a. Kaji prosese penyakit, prosedur a. Memeberikan pengetahuan
pembedahan, dan harapan yang memebuat dasar dimana pasien
akan datang. dapat pilihan berdasarakan
informasi termasuk
berpartisipasi dalam
radiasi/program kemoterapi
b. Diskusikan perlunya b. Memberikan nutrisi optimal
keseimbangan kesehatan, dan mempertahankan volume
nutrisi, makan dan pemasukan sirkulasi untuk meningkatkan
cairan yang adekuat. regenarasi jaringan/proses
penyembuhan.
c. Anjurkan pilihan jadwal c. Mencegah/membatsi kelelahan.
istirahat sering dan periode
aktivitas khususnya situasi saat
duduk lama.

d. Anjurkan pasien untuk d. Memepengaruhi sistem limfatik


melindungi tangan dan lengan sehingga meyebabkan jaringan
bila brkebun, menggunakan lebih rentan terhadap infeksi
sarung tangan bila menjahit, dan/cedera yang dapat
mnggunkan penglas bila menimbulkan limfedema.
memegang benda panas,
gunakan sarung tangan plastik
bila mencuci piring dan
sebagainya.

e. Waspadai dalam mengambil e. Dapat membatasi sirkulasi dan


darah atau memeberikan cairan meningkatkan resiko infeksi
intravena/obat atau pengukuran bila sistem limfatik menurun.
tekanan darah pada sisi yang
sakit.

f. Anjurkan menggunakan alat f. Mencegah trauma yang tak


waspada medik diinginkan(contoh,menguur
TD, infesi)pada lengan yang
sakit
g. Tunjukkkan penggunaan g. Alat bantu pneumatik kadang-
kompres intermiten sesuai kadang membantu dalam
kebutuhan menangani limfedema dengan
meningkatkan sirkulasi dan
aliran balik vena.
h. Anjurkan pijatan lembut pada h. Merangsang sirkulasi,
insisi yang sembuh dengan meningkatkan elastisitas kulit
minyak. dan menurunkan ketidak
nyamanan sehubungan dengan
rasa fantom payudara.
i. anjurkan menggunakan posisi i. Meningkatkan perasaan
seksual yang menghindari kewanitaan dan rasa mampu
penekanan pada dinding dada. untuk melakukan aktivitas
seksual.
j. Dorong pemeriksaan diri j. Mengidentifikasi perubahan
teratur payudara yang masih jaringan payudara yang
ada. mengindikasikan
terjadinya/berulangnya tumor
baru.
k. Tekankan pentingnyaevaluasi k. Pengobatan lain mungkin
medik. diperlukan sebagai terapi
tambahan seperti radiasi.
l. Identifikasi tanda/gejala yang l. Limfangitis dapat trjadi sebagai
memerlukan evaluasi medik. akibat infeksi, mnyebabkan
limfedema.
Penyimpagan KDM Kanker Payudara

Melahirkan anak Usia menstruasi Terapi hormonal radiasi


pertama pada usia pada usia< 12 thn
> 35 tahun

Perubahan Pertumbuhan
hormon sel kanker

Hormon steroid

(esrtadiol dan Hiperplasia sel-sel


progesteron) mammae

Menekan jaringan
Menekan jaringan
sekitar dan sel-sel
pada mammae
saraf

Peningkatan
Mammae nyeri
konsistensi
membengkak
mammae

Perubahan
Pemriksaan Gangguan harga
gambaran
diagnostik/ diri
diri
prosedur
pembedahan
Kerusakan
jaringan
ansietas
Kurang terpajan
informasi

Gangguan
mobilitas fisik
Kurang
pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarrth. 2000. Keperawatan Medikal Bedah vol.2. EGC. Jakarta.

Doengus Marlin E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.

Mansoer Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aeusclapius. Jakarta.

Syaifuddin. 2000. Anataomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. EGC. Jakarta.

You might also like