You are on page 1of 4

 Tumbuhan Sarang Semut

Sarang semut (Myrmecodia pendans) merupakan tumbuhan epifit


yang menggantung atau menempel pada tumbuhan lain yang lebih besar,
batangnya menggelembung dan di dalamnya banyak terdapat ruang atau
rongga kecil yang dihuni semut. Tumbuhan sarang semut banyak dijumpai di
Kalimantan, Sumatra, Papua Nugini, Filipina, Kamboja, Malaysia, Cape
York, Kepulauan Solomon dan Papua (Lok dan Tan, 2009). Di Papua,
populasi sarang semut sangat banyak ditemui di dataran tinggi karena
tumbuhan ini menghendaki ketinggian tempat di atas 600 mdpl untuk
berkembang biak (Wikipedia, 2011).
Keunikan sarang semut terletak pada interaksi semut yang bersarang
pada umbi yang terdapat lorong-lorong di dalamnya. Kestabilan suhu di
dalamnya membuat koloni semut betah berlama-lama bersarang di dalam
tanaman ini. Dalam jangka waktu yang lama terjadilah reaksi kimia secara
alami antara senyawa yang dikeluarkan semut dengan zat yang terkandung di
dalam buah sarang semut. Akar sarang semut tidak berfungsi sebagai
penyerap unsur hara, hanya sebagai pengikat terhadap pohon inangnya.
Benalu berbentuk bonggol inilah yang dimanfaatkan untuk diolah menjadi
obat. Efek samping yang negatif dari sarang semut tidak ditemukan,
sebaliknya dapat memperbaiki metabolisme tubuh, melancarkan peredaran
darah sehingga stamina meningkat (Hertiani dkk, 2010)

1. Klasifikasi
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Lamiidae
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Myrmecodia
Spesies : Myrmecodia pendens Merr. & Perry
2. Morfologi Tumbuhan sarang semut
Secara morfologi dapat saya jelaskan dalam beberapa point berikut :
 Umbi
Umbi pada tumbuhan sarang semut umumnya berbentuk bulat saat
muda, kemudian menjadi lonjong memendek atau memanjang setelah tua.
Umbinya hampir selalu berduri. Umbinya memiliki suatu system jaringan
lubang-lubang yang bentuk serta interkoneksi dari lubnag-lubang tersebut
sangat khas sehingga digunakan untuk mengembangkan system klasifikasi
dari genus ini.
 Batang.
Tumbuhan sarang semut biasanya memiliki satu atau beberapa
cabang. Batangnya jarang ada yang bercabang. Bahkan pada beberapa
spesies tidak bercabang sama sekali. Batangnya tebal dan internodalnya
sangat dekat, kecuali pada pangkal sarang semut dari beberapa spesies.
 Daun.
Daun sarang semut tebal seperti kulit. Pada beberapa spesies memiliki
daun yang sempit dan panjang. Stipula (penumpu) besar, persisten, terbelah,
dan berlawanan dengan tangkai daun (petiol), serta membentuk “telinga”
pada klipeoli. Kadang-kadang terus berkembang menjadi sayap di sekitar
bagian atas klipeolus.
 Bunga.
Pembungaan mulai sejak beberapa ruas (internodal) terbentuk dan
ada pada tiap nodus (buku). Dua bagaian pada setiap bunga berkembnag
pada suatu kantong udara (alveolus) yang berbeda. Alveoli tersebut
mungkin ukurannya tidak sama dan terletak pada tempat yang berbeda di
batang. Kuntum bunga muncul pada dasar alveoli. Setiap bunga berlawanan
oleh suatu brakteola. Bunga jarang kleistogamus (menyerbuk tidak terbuka)
dan kadang-kadang heterostilus. Kelopak biasanya terpotong. Polen adalah
1-, 2-, 3-, porat (kolporat) dan sering 1, 2, 3 visikel sitoplasma yang besar.
Buah berkembang dalam alveolus dan memanjat pada dasarnya menjadi
menonjol keluar hanya setelah masak.
3. Anatomi Tumbuhan Sarang Semut
4. Endemik
Spesies Myrmecodia ada 71 spesies namun yang berkhasiat adalah jenis
Myrmecodia Pendans dengan ukuran rata-rata berdiameter 25 cm dan tinggi
45cm. Sarang semut tumbuh pada pohon inang setinggi 8 meter berada 1100-
2500 dari permukaan laut di pegunungan Jaya Wijaya, dan sudah dikenal oleh
masyarakat local Asia Tenggara. Semut yang bersarang didalamnya pun
bentuknya unik, berkepala merah berbadan hitam. Karena keunikannya inilah
yang menarik perhatian Bapak Hendro Saputro sehingga beliau memberinya
nama yang kemudian popular di Indonesia dengan sebutan SARANG
SEMUT.
5. Nilai Medis
Spesies sarang semut yang biasa digunakan sebagai obat herbal adalah
Hydnophytum formicarum, Myrmecodia tuberosa, dan Myrmecodia pendens
(banyak yang salah menulisnya Myrmecodia pendans). Secara tradisonal,
berbagai masyarakat telah mengenal khasiat tumbuhan ini. Pun, lewat uji klinis,
‘umbi’ sarang semut mengandung flavonoid, tanin, antioksidan tokoferol
(vitamin E) dan beberapa mineral penting untuk tubuh seperti kalsium, natrium,
kalium, seng, besi, fosfor dan magnesium.
Kandungan flavonoid menjadikan tumbuhan sarang semut mempunyai
khasiat dalam mengobati berbagai penyakit seperti kanker, tumor, asma, TBC,
rematik, kataraks, diabetes, migren, wasir, dan periodontitis. Sedangkan tanin
berkhasiat untuk diare, hemostatik (menghentikan perdarahan), dan wasir.
Saat ini telah banyak obat-obatan yang diproduksi dari ekstak
tumbuhan sarang semut dengan berbagai bentuk dan khasiat yang ditawarkan.
Selain itu, tanaman unik ini juga mulai banyak dibudidayakan terutama sebagai
tanaman hias.
6. Nilsi ekonomi

You might also like