You are on page 1of 11

Satuan Acara Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner (PJK)


Pokok Bahasan : Pencegahan dan Penanganan Penyakit Jantung Koroner
(PJK)
Sub Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan “Penyakit Jantung Koroner (PJK)”
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien di Ruang Jantung
Tempat : Ruang Jantung RSUD Ulin Banjarmasin
Waktu : 10.00-10.30 WITA
Hari, tanggal : Sabtu, 10 Febuari 2018
Perorganisasian :1. Pembawa Acara : Fransisca Purba, S.Kep
2. Penyaji : 1. Anisa Rahmawati, S.Kep
: 2. Heriyadi, S.Kep
3. Fasilitator : 1. Nadia, S.Kep
: 2. Ranchika May Irtanida, S.Kep
: 3. Isnawati, S.Kep

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan Pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
peserta penyuluhan dapat memahami apa itu penyakit jantung koroner.

B. Tujuan Instruksional Khusus


1. Peserta dapat mengetahui tentang pengertian penyakit jantung koroner
2. Peserta dapat mengetahui mengenai penyebab penyakit jantung koroner
3. Peserta dapat mengetahui mengenai faktor risiko penyakit jantung koroner
4. Peserta dapat mengetahui bagaimana tanda dan gejala penyakit jantung
koroner
5. Peserta dapat memahami bagaimana penatalaksanaan penyakit jantung
koroner
6. Peserta dapat mengetahui bagaimana pencegahan penyakit jantung koroner
7. Peserta dapat mengetahui mengenai gejala serangan berulang pada pasien
penyakit jantung koroner

C. Kegiatan Penyuluhan
Alokasi waktu : 30 menit
1. Pembukaan : 5 menit
2. Peyampaian materi : 10 menit
3. Tanya jawab : 10 menit
4. Penutup : 5 menit

[AUTHOR NAME] 1
Satuan Acara Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner

Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu


Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah 10.00-
2. Memperkenalkan diri
salam 10.05
3. Bina hubungan saling
2. Mendengarkan
percaya.
4. Menyampaikan tujuan 3. Menyetujui
pokok materi kesepakatan
5. Kontrak waktu
waktu
6. Mengkondisikan pasien
pelaksanaan
untuk berkonsentrasi
penkes
Penyampaian Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengarkan Ceramah 10.05-
Materi 1. Pengertian penyakit 10.15
2. Menanyakan
jantung koroner
materi yang
2. Etiologi penyakit jantung
belum
koroner
dimengerti
3. Faktor risiko penyakit
jantung koroner
4. Tanda dan gejala
penyakit jantung koroner
5. Penatalaksanaan
penyakit jantung koroner
6. Pencegahan penyakit
jantung koroner
7. Gejala serangan yang
berulang penyakit
jantung koroner
Penutup 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab Tanya 10.25-
2. Menarik kesimpulan
pertanyaan jawab 10.30
3. Menyampaikan hasil
(diskusi)
Evaluasi 2. Menjawab
4. Menutup penyuluhan
salam
(salam)

D. Setting Tempat

[AUTHOR NAME] 2
Satuan Acara Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner

Keterangan :
B A
A = Penyaji
C
D D B = Pembawa Acara

C = Peserta
D D
D = Fasilitator
E. Garis Besar Materi ( Terlampir)
1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner
2. Etiologi Penyakit Jantung Koroner
3. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
4. Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner
5. Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner
6. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
7. Gejala serangan berulang pada pasien Penyakit Jantung Koroner

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan Peserta Penyuluhan
b) Kesiapan Tempat Pelaksanaan.
c) Kesiapan Tim Penyaji
d) Kesiapan Materi Penyaji
e) Kesiapan Media (Leaflet, Poster)
2. Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan (10 orang).
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab (minimal 3 orang).
c) Peserta tidak meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b) Pasien dan keluarga dapat menjelaskan pengertian pengertian penyakit
jantung koroner, etiologi penyakit jantung koroner, faktor risiko
penyakit jantung koroner, tanda dan gejala penyakit jantung koroner,
pencegahan dan penatalaksanaan penyakit jantung koroner, gejala
serangan berulang penyakit jantung koroner.

H. Lampiran
- Materi Lengkap
- Banner
- Leaflet

[AUTHOR NAME] 3
Satuan Acara Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner

G. Referensi :
Mansjoer, Arif. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapius.
PERKI. 2015. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Jakarta:
Centra Communications.
Price, S. A & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC
Rachma, LN., 2014. Patomekanisme Penyakit Gagal Jantung
Kongestif. Malang: UIN Maliki Malang.
Setiawan, A. 2012. Farmakologi dan Terapi: Obat Antiangina. Jakarta:
Bagian Farmakologi FKUI.
Trisnohadi, Hanafi B., 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kardiovaskuler.
Jakarta: FKUI

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)


A. DEFINISI
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu keadaan dimana
ketidakcukupan suplai darah pada otot jantung karena terhambatnya aliran
pembuluh darah (arteri) koroner (Price & Wilson, 2005).
PJK juga disebut penyakit arteri koroner (CAD), penyakit jantung
iskemik (IHD), atau penyakit jantung aterosklerotik, adalah hasil akhir dari
akumulasi plak ateromatosa dalam dinding-dinding arteri yang memasok
darah ke miokardium (otot jantung) (Trisnohadi, 2011).

[AUTHOR NAME] 4
Satuan Acara Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner

B. PENYEBAB
1. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria
2. Aterosklerosis (Mansjoer, 2011).

C. FAKTOR RESIKO
Faktor risiko penyakit jantung koroner terbagi menjadi dua, yaitu (Rachma,
2014):
1. Faktor risiko yang dapat diubah /modifiable
a. Kolesterol
b. Hipertensi
c. Merokok
d. Obesitas
e. Diabetes melitus
f. Kurang aktifitas fisik
g. Stres
2. Faktor risiko yang tidak dapat diubah /non modifiable
a. Riwayat keluarga
b. Jenis kelamin

D. TANDA DAN GEJALA

[AUTHOR NAME] 5
Satuan Acara Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner

Kebanyakan pasien yang menderita PJK tidak mengalami beberapa


gejala khas, tiba-tiba saja jantung bermasalah dan dalam kondisi yang kronis.
Gejala PJK yang biasanya timbul, yaitu (PERKI, 2015):
1. Dada terasa sakit, terasa tertimpa beban, terjepit, diperas, terbakar dan
tercekik. Nyeri terasa di bagian tengah dada, menjalar ke lengan kiri, leher,
bahkan menembus ke punggung. Nyeri dada merupakan keluhan yang
paling sering dirasakan oleh penderita PJK.
2. Sesak nafas
3. Takikardi
4. Jantung berdebar-debar
5. Cemas
6. Gelisah
7. Pusing kepala yang berkepanjangan
8. Keringat dingin
9. Lemah dan bertambah berat dengan aktivitas

E. PENATALAKSANAAN
Terapi awal harus diberikan selama golden hours, yaitu maksimal 12
jam setelah serangan berlangsung. Pada terapi awal, pertama-tama selalu
lakukan monitoring status ABC. Selanjutnya berikan terapi Morfin,
Oksigen, Nitrogliserin, Aspirin (MONA). Pemberian MONA tidak harus
diberikan semua atau bersamaan (PERKI, 2015).
Selanjutnya terapi yang diberikan bertujuan untuk memperpanjang
hidup dan memperbaiki kualitas hidup dengan mencegah serangan angina,
yaitu (Setiawan, 2012):

[AUTHOR NAME] 6
Satuan Acara Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner

1. Beta blocker, untuk mengurangi denyut jantung dan tekanan darah dan
digunakan sebagai pilihan pertama untuk mencegah serangan angina
pada sebagian besar penderita PJK
2. Nitrogliserin, untuk melebarkan arteri koroner sehingga memudahkan
aliran darah
3. Calcium channel blocker, untuk membantu memperlambat denyut
jantung, memungkinkan jantung untuk berdetak lebih efisien
4. ACE Inhibitor, untuk melebarkan pembuluh darah untuk meningkatkan
aliran darah dan mengurangi ketegangan di jantung
5. Statin, untuk mengurangi jumlah lemak (ditemukan di kolesterol) dalam
darah untuk mengurangi kemungkinan pembentukan plak di arteri.

Bila pengobatan farmakologi tidak cukup, maka prosedur invasif dapat


digunakan untuk membantu mengobati PJK. Prinsipnya bertujuan untuk
membantu aliran darah mengalir jauh lebih banyak pada otot jantung dan
memperbaiki obstruksi arteri koroner. Berikut ini adalah prosedur yang
digunakan untuk mengobati PJK (PERKI, 2015):
1. Ventricular aneurysmectomy, yaitu rekonstruksi terhadap kerusakan
ventrikel kiri
2. Coronary arteriotomy, yaitu untuk memperbaiki langsung terhadap
obstruksi arteri koroner
3. Internal thoracic mammary, yaitu untuk revaskularisasi terhadap
miokard.
4. Coronary Artery Baypass Grafting (CABG), yaitu hasilnya cukup
memuaskan dan aman yaitu 80%-90% dapat menyembuhkan angina
dan mortabilitas hanya 1 % pada kasus tanpa kompilasi.
5. Angioplasti, yaitu sebuah kateter tipis dimasukkan ke dalam arteri yang
tersumbat dengan balon kecil di ujungnya. Ketika balon yang di tempat
penyumbatan, balon tsb digembungkan untuk menjaga arteri terbuka
sehingga darah dapat mengalir lebih bebas, dan kateter akan diangkat
6. Sten, dimana penyisipan dari stent mirip dengan angioplasti koroner
kecuali bahwa dalam balon ada logam tabung kecil (stent) yang
ditinggal di tempat untuk menjaga arteri terbuka, sedangkan kateter dan
balon akan diangkat

[AUTHOR NAME] 7
Satuan Acara Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner

7. Brachytherapy, dilakukan dengan menggunakan terapi radiasi yang


diberikan pada bagian yang terhambat untuk menghapusnya agar tidak
berulang setelah angioplasty.

F. PENCEGAHAN
Berikut pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan
PJK (PERKI, 2015):
1. Dengan menerapkan pola hidup sehat
Sebaikya menghindari jenis makanan dengan kandungan lemak
atau juga kandungan kolesterol tinggi. Misalnya adalah seperti seafood
yang mengandung kandungan kolesterol tinggi yang pada akhirnya bisa
mengakibatkan resiko penyakit jantung dan selain itu kurangi juga
menyantap makanan yang digoreng dengan kandungan lemak
didalamnya. Sebaliknya makanan yang bisa diolah dengan cara direbus
atau juga dipanggang atau dikukus.

Sebaiknya hindari jenis makanan dengan kandungan rendah lemak


atau juga tanpa lemak dan sebaiknya pilihlah susu, keju atau juga
mentega dan jenis makanan lain yang mengandung rendah lemak.
Menggoreng dengan cara menggunakan minyak zaitun yang
mempunyai kandungan lebih sedikit yang bisa menjadi pilihan pada
menu makanan harian.
2. Berhenti merokok
Untuk perokok aktif maka sebaiknya mulailah berhenti merokok.
Karena merokok sangat tidak baik untuk kesehatan jantung, maka
sebaiknya hentikan kebiasaan ini untuk membantu memelihara
kesehatan jantung.
3. Menjaga berat badan optimal

[AUTHOR NAME] 8
Satuan Acara Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner

Pencegahan penyakit jantung koroner dengan menghindari


obesitas. Kelebihan dari berat badan atau obesitas yang bisa
meningkatkan terjadinya resiko tekanan darah tinggi dan juga masalah
ketidaknormalan lemak. Dan menghindari atau juga mengobati obesitas
serta kegemukan merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
mencegah penyakit diabetes. Penyakit diabetes yang bisa meningkatkan
resiko penyakit jantung koroner dan bisa meningkatkan suatu resiko
pada terjadinya serangan jantung.

4. Melakukan oahraga secara teratur


Pencegahan penyakit jantung coroner salah satunya dapat
dilakukan dengan olahraga secara teratur, misalnya seperti berjalan
kaki, berjalan cepat atau juga jogging. Dan kegiatan olahraga yang
bukan bersifat seperti kompetisi/berat dan juga tidak dilakukan dengan
berlebihan akan membantu dalam menguatkan kerja jantung serta
membantu melancarkan sistem peredaran darah menuju ke seluruh
tubuh. Olahraga teratur memperkuat jantung, menurunkan kolesterol
jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL), dan menurunkan
tekanan darah. AHA (American Heart Association) merekomendasikan
olahraga minimal 30 menit dan setidaknya tiga sampai lima hari
seminggu.

G. GEJALA SERANGAN BERULANG PADA PASIEN PJK


Gejala serangan berulang pada Penyakit jantung koroner adalah sebagai
berikut (Trisnohadi, 2011):
1. Rasa Lemah (kurang bertenaga)
Gejala ini adalah gejala kunci, yang terjadi akibat berkurangnya aliran
darah dan jumlah darah yang berdar pada suatu waktu, karena

[AUTHOR NAME] 9
Satuan Acara Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner

melemahnya daya pompa jantung untuk memasok darah ke seluruh tubuh.


Hal ini terjadi karena jantung kurang mendapatkan aliran darah yang
membawa nutrisi dan oksigen, akibat penyumbatan pembuluh darah
koroner (pembuluh darah yang memasok darah ke jantung). Akibat suplai
darah yang berkurang ke seluruh tubuh inilah yang menyebabkan
seseorang menjadi lemah, kurang bertenaga.
2. Nyeri kepala yang berulang-ulang
Nyeri yang semakin sering dan semakin panjang durasinya.
Kurangnya aliran darah ke jantung akan menghambat daya pompa jantung,
sehingga membuat aliran darah ke kepala berkurang. Perlu diingat bahwa
usaha dan energi yang diperlukan jantung untuk memompa darah ke
kepala harus lebih besar dibandingkan saat memompa darah ke organ-
organ yang terletak lebih rendah darinya, karena harus melawan gaya
gravitasi. Kurangnya aliran darah ke kepala akan menyebabkan nyeri
kepala atau vertigo (pusing berputar) atau sempoyongan (faintness).
3. Banyak dan sering berkeringat dingin di berbagai bagian tubuh, kulit pucat
Tanpa aliran darah yang adekuat dari jantung, tubuh akan terasa
lembab, dingin, dan umumnya merasa tidak sehat. Hal ini terjadi akibat
aktivasi sistem saraf otonom (simpatis) karena kekurangan oksigen.
4. Nyeri dada ringan yang tidak khas beberapa kali dalam 1 bulan
Berdebar-debar atau nyeri di area lain di tubuh, seperti lengan kiri
atas, belakang leher, punggung atas, dan bahu.
5. Sesak nafas dan sering batuk
Setiap organ tubuh membutuhkan oksigen dan aliran darah yang
adekuat, demikian juga dengan paru-paru anda. Ketika jantung anda
mengalami penurunan daya pompa, maka paru-paru anda otomatis akan
menurun fungsinya dan akibatnya terjadi gejala gangguan pernafasan.
6. Beberapa gejala pada saluran pencernaan
Mual, sakit maag, perut kembung dan sakit perut, yang tidak biasa
terjadi (belum pernah dialami sebelumnya), dengan frekuensi yang
semakin sering dan durasinya semakin panjang.

[AUTHOR NAME] 10
Satuan Acara Penyuluhan : Penyakit Jantung Koroner

[AUTHOR NAME] 11

You might also like