Professional Documents
Culture Documents
Penamaan casing adalah berdasarkan fungsi casing tersebut. Rangakaian casing yang sama
spesifikasinya dapat diberi nama berlainan.
Nama-nama casing adalah sebagai berikut:
Conductor casing,
Surface casing
Intermediate casing,
Production casing.
1. Conductor Casing
Conductor casing adalah casing yang pertama kali dipasang pada konstruksi sumur. Casing ini
dipasang pada kedalaman yang masih cukup dangkal, biasanya sampai kedalaman ± 200 ft.
Casing yang digunakan sebagai conductor casing ini umumnya mempunyai diameter yang cukup
besar yaitu sekitar 20´´ sampai dengan 30´´, dan biasanya digunakan untuk kondisi lunak atau
mudah gugur.
Adapun fungsi dari conductor casing antara lain :
Khusus di offshore adalah untuk melindungi drillstring dari air laut, dipasang dari platform hingga
dasar laut,
Pada onshore fungsinya yaitu Menutup formasi permukaan yang mudah runtuh, seperti rawa-rawa,
gambut dan sebagainnya,
Mencegah kontaminasi air tawar oleh lumpur pemboran,
Melengkapi sistem pengaliran lumpur untuk trayek pemboran selajutnya.
2. Surface Casing
Surface casing adalah casing yang dipasang setelah conductor casing. Kedalaman surface casing
ditentukan berdasarkan dari unconsolided sand (pasir lepas) serta kedalaman lapisan air tawar yang
dilindungi. Untuk daerah-daerah yang mempunyai lapisan batuan lunak atau pada sumur-sumur
eksplorasi dimana diperkirakan timbul gas bertekanan. Casing ini disemen hingga kepermukaan.
4. Production Casing
Setelah ditemukan formasi yang akan diproduksikan, dan sumur sudah dimaksud untuk diproduksi
ke permukaan, maka dipasang casing. Casing ini menghubungkan formasi produktif ke
permukaan, nama casing ini adalah production casing.
Production casing dipasang sampai diatas lapisan produktif dan ada yang dipasang sampai
menembus lapisan produktif, fungsi dari production casing adalah sebagai berikut :
Menyekat antara lapisan produktif yang satu dengan lapisan produktif yang lainnya agar tidak
saling berhubungan.
Melindungi alat-alat produksi yang terdapat dibawah permukaan seperti pompa dan sebagainya.
5. Liner
Liner pada pokoknya mempunyai fungsi yang sama dengan production casing, tetapi tidak
dipasang hingga permukaan. Liner merupakan selubung yang digantungkan kepada casing yang
sudah terpasang. Tujuannya adalah untuk menghemat pemakaian casing. Biasanya dipasang untuk
sumur-sumur dalam Apabila pada akhir pemboran diperoleh ukuran lubang yang sangat kecil
sementara itu sumur tidak terlalu dalam maka diperlukan ukuran casing dengan toleransi yang
sangat kecil. Untuk persoalan semacam ini dapat dipergunakan liner. Alasan yang lain adalah
kekuatan menara. Casing yang terlalu panjang mungkin menara tidak dapat mengangkatnya. Hal
ini karena kmampuan menara lebih kecil dari berat rangkaian casing kalau dipasang dari dasar
lubang sampai kepermukaan.Berikut akan tampak liner pada gambar berikut.
Gambar 3.
Liner
Diposkan 8th May 2013 oleh Dircio Amaral Lopes
Spesifikasi Casing
2. Surface Casing
Surface casing ialah casing yang dimasukkan kedalam sumur/lobang bor melalui conductor pipe.
Kedalaman (setting) dari surface casing ini akan sangat bergantung dari kedalaman formasi yang
tidak solid (unconsolidated formation). Biasanya surface casing ini memiliki ukuran antara 9-5/8
inci sampai dengan 20.0 inci. Karena temperatur, tekanan dan fluida yang korosif cenderung
meningkat sejalan dengan kedalaman lobang bor, maka pemilihan jenis besi casing (grade) harus
disesuaikan dengan kondisi sumur.
3. Intermediate Casing
Intermediate casing ialah casing yang dipasang setelah surface casing yang biasanya digunakan
untuk menutup/mengatasi masalah yang akan timbul dengan formasi selama pekerjaan pemboran.
Biasanya intermediate casing ini berukuran antara 9-5/8 inci sampai dengan 13-5/8 inci.
Kegunaan Intermediate Casing:
Menutup zona-zona yang akan menimbulkan masalah dalam pemboran (gas zones, lost circulation
zones, dll).
4. Production Casing
Production casing ialah rangkaian pipa yang terakhir dimasukkan kedalam lobang bor. Ukuran
production casing ini akan sangat bergantung dari perkiraan jumlah produksi dari sumur tersebut.
Semakin tinggi produksi suatu sumur akan semakin besar ukuran production casing yang akan
digunakan. Biasanya production casing berukuran antara 3.0 inci sampai dengan 7.0 inci.
Kegunaan Production Casing:
1. Menyediakan tempat berkumpulnya fluida yang akan diproduksi.
2. Memisahkan formasi produksi dengan formasi lainnya.
3. Menghubungkan formasi produksi dengan permukaan.
4. Menyediakan tempat untuk alat bantu produksi (submersible pump).
5. Liner
Liner ialah merupakan rangkaian casing produksi (production casing) yang dipasang dalam
lobang
bor/sumur tetapi tidak sampai kepermukaan. Biasanya liner dipasang pada intermediate casing
dengan menggunakan packer atau slip.
Didalam pemasangannya, liner biasanya akan berhimpitan (overlap) dengan intermediate casing
antara 100 ft sampai dengan 150 ft. Tujuan digunakan liner untuk production casing ialah untuk
mengurangi biaya casing dan biaya untuk running casing.
Jika liner ini harus disambung sampai kepermukaan dengan menggunakan rangkaian casing
lainnya, maka rangkian casing ini disebut dengan “Tie Back” string.
Standarisasi Casing
American Petroleum Institute (API) telah membuat dan mengembangkan standard dan spesifikasi
untuk
casing dan tubing yang digunakan dalam lapangan perminyakan. Salah satu standard yang lebih
umum
digunakan baik untuk casing maupun untuk tubing ialah berat per satuan panjang (weight per unit
length) yang biasanya ditulis dengan pound per foot (ppf).
Terdapat 3 (Tiga) Standard API Untuk Berat Casing:
1. Nominal Weight: Berat yang dihitung secara teoritikal terhadap casing yang mencakup derat pin
dan coupling nya untuk setiap panjang 20 feet.
2. Plain End Weight: Berat batangan casing dimana casing tersebut diukur beratnya tanpa memiliki
derat dan coupling.
3. Threaded and Coupled Weight: Berat batangan casing yang memiliki derat pada kedua ujungnya
dan coupling pada salah satu ujungnya.
Terdapat 3 (Tiga) Standard API Untuk Range (Panjang) Casing:
1. R-1: Kisaran panjang setiap batangan casing antara 16 ft sampai dengan 25 ft, 95% memiliki
panjang diatas 18 ft.
2. R-2: Kisaran panjang setiap batangan casing antara 25 ft sampai dengan 34 ft, 95% memiliki
panjang diatas 28 ft.
3. R-3: Kisaran panjang setiap batangan casing lebih dari 34 ft, 95% memiliki panjang diatas 36 ft.
Selain standard panjang (range) dan berat (weight) terdapat pula standard grade (jenis besi) yang
menggambarkan property/sifat besi atau metal dari casing. Didalam penulisan property besi dari
casing,
“huruf” akan menerangkan grade casing sedangkan “angka” akan menerangkan minimum yield
point
dari casing. Misalkan: Casing J-55 berarti casing tersebut memiliki grade “J” dan minimum yield
point
casing ini besarnya 55.000 psi.
Coupling
Coupling ialah bagian dari casing yang mana ukurannnya tidak begitu panjang dan digunakan
untuk
menyambung batangan casing yang satu dengan lainnya. Jenis besi (grade) dari coupling ini
biasanya
sama dengan jenis besi casing dan kekuatannya boleh jadi berbeda.
Terdapat 4 (Empat) Spesifikasi API Untuk Coupling:
1. Short Round Threads & Couplings (CSG).
2. Long Round Threads & Couplings (LCSG).
3. Buttress Threads & Couplings (BCSG).
4. Extremeline Threads (XCSG).
Short round threads & couplings (CSG) dan long round threads & couplings (LCSG) memiliki bentuk
derat yang sama yakni bulat (rounded) yang terdiri dari 8 derat setiap inci yang biasanya disebut
dengan
API-8 rounds. Perbedaan pada kedua jenis coupling ini hanya terletak pada panjang derat yang ada
pada
coupling. Karena coupling LCSG lebih panjang dari coupling CSG, maka coupling LCSG memiliki
derat lebih banyak dan kekuatannya juga akan lebih besar jika dibandingkan dengan coupling CSG.
Bentuk derat pada buttress coupling (BCSG) adalah segi empat (square) yang memiliki 5 derat
untuk
setiap inci. Coupling buttress ini juga memiliki ukuran coupling yang panjang dan tentunya juga
memiliki derat yang cukup banyak untuk memberikan kekuatan pada kuncian dan tarikan casing.
Sementara coupling jenis extremeline (XCSG) sangat berbeda dengan ketiga jenis coupling diatas
karena setiap couplingnya memiliki box dan pin.
3. Memasukkan Casing Kedalam Sumur Sesuai Prosedur & Rekomendasi Yang Berlaku.
▪ Memastikan jenis, ukuran dan jumlah casing yang baru datang/dibongkar dengan
menggunakan Lembar Daftar Pemeriksaan Casing.
▪ Memastikan peralatan casing (elevator, slip, tong) tersedia dan dalam kondisi baik.
▪ Memastikan jenis dan jumlah peralatan pelengkap casing/accessories (float shoe, float
collar, centralizer) tersedia dan dan cocok dengan ukuran casing.
▪ Memastikan turunan (swage) dari casing yang akan dimasukkan kearah alat sirkulasi/pompa
(sebagai alat well control) tersedia dan cocok.
▪ Mempersiapkan ukuran casing (casing tally) secara benar dan memastikan kembali jumlah
casing yang akan dimasukkan dan jumlah casing yang akan tinggal diluar.
▪ Mengangkat casing satu persatu dari rak keatas V-door atau meja kerja.
▪ Memastikan tidak ada sumbatan atau barang-barang lainnya didalam casing (menggunakan
rabit jika perlu) sebelum casing tersebut disambung.
▪ Menggunakan casing compound yang cocok dan casing thread lock jika diperlukan.
▪ Melakukan penguncian casing sesuai dengan torsi yang dianjurkan.
▪ Menentukan cara-cara/prosedur yang benar untuk memasukkan casing kedalam sumur
(pengisian casing dengan lumpur, kecepatan turun casing, dll).