Bajaku

Struktur Baja 2
BAB I
PRINSIP – PRINSIP UMUM
1.1 Pendahuluan
Kata analisis dan desain struktur selalu digunakan dalam setiap perencanaan,
karena dalam setiap perencanaan struktur bangunan selalu melalui proses analisis dan
proses desain struktur.
Analisa struktur adalah proses untuk mengetaui gaya dalam pada model struktur
yang dikenai gaya luar tertentu (bisa berupa beban tetap/sementara, dsb). Semua gaya
luar yang bekerja pada struktur dimodelkan dan dianalisis untuk mengetahui gaya dalam
yang berupa momen,gaya lintang, dan gaya normal.
Sedangkan desain struktur adalah proses yang dilakukan sebagai tindak lanjut
dari proses analisis struktur. Gaya dalam yang ada harus mampu ditahan oleh elemen
struktur yang direncanakan. Proses desain ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas
material serta dimensi/penampang material.
Semakin besar gaya dalam yang timbul, pada umumnya membutuhkan kualitas
material yang lebih baik dan dimensi penampang yang lebih besar. Dengan kata lain
kualitas dan dimensi material berbanding lurus dengan gaya dalam yang timbul.
Sehingga pokok persoalan dari sebuah analisis dan desain struktur adalah
besarnya gaya luar yang bekerja pada model stuktur. Sementara gaya luar yang bekerja
pada model struktur tergantung dari model yang direncanakan, maka dapat dikatakan
permodelan struktur adalah bagian terpenting dari proses analisis dan desain struktur.
Dalam perhitungan tugas ini, salah satu metode analisis yang digunakan adalah
menggunakan perangkat lunak/software SAP 2000 (Structural Analysis Program).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan menggunakan SAP
2000. Yang pertama, mengenai satuan yang digunakan. Satuan ini meliputi satuan
panjang(m,mm,cm,ft,inchi), satuan berat (kg,ton,kN,Kip,lb), serta satuan suhu.
Kedua,jenis beban yang bekerja pada struktur bisa meliputi dead, super dead, live,
reduce live, wind, quake, snow, wave, atau moving load. Ketiga,jenis material yang
digunakan dalam hal ini adalah baja. Selain itu, analisis yang digunakan harus sesuai
dengan model perencanaan awal, yaitu rangka, portal atau balok.
Asriyadi (30201303427) 1
Struktur Baja 2
1.2 Input Data Pembebanan

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam input pembebanan
berupa beban titik/terpusat:
 Pilih joint yang akan diberi beban titik/terpusat, tampilan 2D arah sumbu XY
 Klik menu assign > joint loads > forces
 Pada Load Pattern Name kondisi default hanya ada beban DEAD¸ apabila
ingin menambahkan jenis beban yang lain dapat klik gambar “+”
Asriyadi (30201303427) 2
Struktur Baja 2
 Untuk menambahkan beban lateral, tulis nama beban yang dikehendaki di

kolom Load Pattern Name dan pilih Type “DEAD” kemudian Add New
Load Pattern> OK.
1 2 3
 Pilih jenis Load Pattern Name kemudian masukkan besar beban beserta
arahnya di kolom Loads> OK.
 Hasil akhir beban terpusat LATERAL(arah Y)
Asriyadi (30201303427) 3
Struktur Baja 2
 Hasil akhir beban terpusat DEAD (arah Z)
 Hasil akhir beban MERATA
Asriyadi (30201303427) 4
Struktur Baja 2
9m
9m
𝐿 𝑥 1/2𝑙 250 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠

Luas = Beban =
2 9
9 𝑥 4.5 250𝑥 20.25
= =
2 9
=20,25 = 562,5 kg => 5,625 kN
1.3 Merencanakan Profil Balok dan Kolom

Design Steel dengan cara coba coba menggunakan progam SAP 2000 versi 14
sampai ditemukan profil yang aman Bila ditunjukkan dalam bentuk tabel, maka
hasil analisanya adalah sebagai berikut:
 Percobaan Pemilihan Profil, menggunakan Profil WF 250x250 (untuk Balok)

dan WF 350 x 350 (untuk Kolom)
Asriyadi (30201303427) 5
Struktur Baja 2
Warna No. kolom No. balok Jumlah

Biru (0.00 – 13, 14, 16, 17, 18, 12, 5,
19, 31, 36, 40 12
0.49) 6
Hijau (0.50 – 34, 28, 24, 30, 42, 22, 33, 27, 29, 41,
1, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 15 20
0.69) 39, 21,
Kuning
9 23, 25, 35, 38, 26 6
(0.70 – 0.89)
Orange
- 37 1
(0.90 – 0.99)
Merah
- - -
(≥1.00)
Keterangan Aman ekonomis (batang dominan warna hijau dan kuning)

dan WF 600x200 (untuk Kolom)
Bila ditunjukkan dalam bentuk tabel, maka hasil analisanya adalah sebagai berikut:

Biru (0.00 –
- 19,21,23,25,26,27,29 7
0.49)
Hijau (0.50 –
- 22,24,28,30 4
0.69)
Kuning
12,18 42 3
(0.70 – 0.89)
Orange
14 31,40 3
(0.90 – 0.99)
Merah 1,3,4,5, 6, 7, 8, 9, 10,
33,34,35,36,37,38,39,41 22
(≥1.00) 11,13,15, 16,17
Keterangan Tidak aman (terdapat warna merah)
Asriyadi (30201303427) 6
Struktur Baja 2

dan WF 440x300 (untuk Kolom)
Biru (0.00 – 19,21,23,24,25,26,27,28,29,30,31,36,
6,8,12,14,16,18 21
0.49) 38,40,42
Hijau (0.50 – 1,3,4,5,7,9,10,11,13,15,
22,33,35,37,39,41 17
0.69) 17
Kuning
- 34 1
(0.70 – 0.89)
Orange
- - -
(0.90 – 0.99)
Merah
- - -
(≥1.00)
Keterangan Aman tidak ekonomis (dominan warna biru)
Asriyadi (30201303427) 7
Struktur Baja 2
BAB II
ANALISIS PEMILIHAN PENAMPANG BALOK DAN KOLOM
BAJA
Suatu struktur/konstruksi baja terdiri dari elemen kolom dan balok. Dimana tiap
elemen memiliki kapasitas pikul beban yang tergantung pada panjang bentang serta
beban yang dikenakan pada elemen tersebut.
Semakin panjang suatu elemen tekan, apabila beban yang bekerja relatif kecil,
elemen tersebut masih dapat mempertahankan bentuk linearnya (kondisi awal). Tapi
bila beban ditambah hingga taraf tertentu, elemen tersebut sudah tidak stabil. Hal inilah
yang disebut dengan fenomena tekuk (buckling).
Tekuk merupakan suatu ragam kegagalan yang diakibatkan oleh ketidakstabilan
suatu elemen struktur yang dipengaruhi oleh aksi beban. Fenomena tekuk ini tergolong
pada tekuk lateral (lateral buckling). Sedangkan fenomena tekuk yang hanya terjadi
pada badan (web) atau sayap (flanges) saja disebut tekuk local (local buckling).
Fenomena tekuk sangat berkaitan dengan kekakuan elemen struktur. Suatu
elemen struktur yang mempunyai kekakuan yang relatif kecil, lebih mudah mengalami
tekuk disbanding elemen struktur yang kekakuannya besar. Atau dengan kata lain dapat
dituliskan semakin panjang suatu elemen struktur, kekakuannya semakin kecil, sehingga
kemungkinan terjadinya masalah tekuk masih dimungkinkan.
Asriyadi (30201303427) 8
Struktur Baja 2
HUBUNGAN ANTARA PENAMPANG BAJA DENGAN RASIO TEGANGAN

Dari struktur portal baja yang ada, maka setelah dilakukan pemilihan penampang
melalui metode trial and error yang didapatkan hasil sebagai berikut:
2.1 Penggunaan profil WF 250 x 250 untuk balok dan WF 350 x 350 untuk kolom
Gambar penampang balok dan kolom
WF 250 X 250
H = 250 mm A = 92,18 cm2
B = 250 mm w = 72,4 kg/m
t1 = 9 mm Ix = 10800cm4
t2 = 14 mm Iy = 3650 cm4
r = 16 mm
WF 350 X 350
H = 350 mm A = 173,9 cm2
B = 350 mm w = 137 kg/m
t1 = 12 mm Ix = 40300 cm4
t2 = 19 mm Iy = 13600 cm4
r = 20 mm
2.1.1 Lokal Buckling

BJ 37 → Fy = 240 Mpa = 2400kg/cm2
Fu = 370 Mpa = 3700kg/cm2
Batas langsing – tak langsing
Profil WF 250x250
(𝐵−𝑡1 )
§ Lebar efektif 𝑏 = 2
(250−9)
= = 120,5 mm
2
𝑏 𝐸 120,5 2.106
≤ 0.56√𝑓𝑦 ≤ 0.56√ 2400
𝑡2 14
8,60 ≤ 16,16 ………….…..(tidak langsing)
§ Tinggi efektif ℎ = (𝐻 − (2 × 𝑡2 ))
= (250 – (2*14)) = 222 mm
ℎ 𝐸 222 2.106
≤ 1.49√𝑓𝑦 14 ≤ 1.49√ 2400
𝑡2
15,85 ≤ 43,01 …...…………....(tidak langsing)
Asriyadi (30201303427) 9
Struktur Baja 2
Profil WF 350x350
(𝐵−𝑡1 )
(350−12)
= = 169 mm
2
𝑏 𝐸 169 2.106
≤ 0.56√𝑓𝑦 19 ≤ 0.56√ 2400
𝑡2
8,8 ≤ 16,16 …………………...(tidak langsing)

= (350 – (2*19)) = 312 mm
ℎ 𝐸 312 2.106
≤ 1.49√𝑓𝑦 12 ≤ 1.49√ 2400
𝑡𝑤
26 ≤ 43,01.............................(tidak langsing)
Perhitungan tersebut diatas menunjukan bahwa profil yang digunakan merupakan

profil yang kompak, sehingga tidak terjadi masalah local buckling.
2.1.2 Lateral Buckling

 PROFIL IWF 250 x 250 untuk balok
H = 250 mm A = 92,18 cm2
B = 250 mm w = 72,4 kg/m
t1 = 9 mm Ix = 10800cm4
t2 = 14 mm Iy = 3650 cm4
r = 16 mm
KETENTUAN  Diasumsikan ujung batang jepit

→ nilai ke = 0.65
→ panjang bentang = 9 m = 900 cm
→ panjang efektif (Le) = ke × L
= 0.65 × 900 = 585 cm
→ Radius girasi (r)
- Terhadap sumbu x
𝐼 10800
rx = √ 𝐴𝑥 √ 92,18 = 117,16 cm
- Terhadap sumbu y
𝐼𝑦 3650
- ry = √ 𝐴 √92,18 = 39,59 cm
↔ rx > ry ; karena Ix > Iy, maka tekuk akan terjadi pada sumbu y
Gb. Sket tekuk pada profil
Asriyadi (30201303427) 10
Struktur Baja 2
→ Kelangsingan kritis
715 1 𝐹𝑦
𝜆𝑐 = × ×√
𝑟 𝜋 𝐸
715 1 2400
= × 𝜋 × √2.106 = 0.49
16
Syarat koefisien tekuk (ω)

λc ≤ 0.25 ω=1
0.25<λc < 1.2 ω = 1.43/(1.6 - 1.67λc)
λc≥ 1.2 ω = 1.25 λc²
Karena λc = 0.49, maka koefisien tekuknya

Untuk 0.25<λc < 1.2ω = 1.43/(1.6 - 1.67λc)
→ Tegangan kritis tekuk

𝐹𝑦 2400 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Fcr = 1.43/(1.6 − 1.67x0.49) = 1311,94 kg/cm2
𝜔
→ Gaya nominal (Pn)

Pn = Fcr × Ag = 1311,94 kg/cm2 × 92,18 cm2 = 120934,6 kg = 120,9 ton
→Kapasitas desain
Ø . Pn = 0.85 × 120,9 ton = 102,765 ton
 PROFIL IWF 350 x 350 untuk kolom

H = 350 mm A = 173,9 cm2
B = 350 mm w = 137 kg/m
t1 = 12 mm Ix = 40300 cm4
t2 = 19 mm Iy = 13600 cm4
r = 20 mm

→ nilai ke = 0.65
= 0.65 × 900 = 585 cm

- Terhadap sumbu x
𝐼 40300
rx = √ 𝐴𝑥 √ 173,9 = 231,74 cm
Asriyadi (30201303427) 11
Struktur Baja 2
- Terhadap sumbu y
𝐼𝑦 13600
- ry = √ 𝐴 √ 173,9 = 78,2 cm
𝑘𝑒. 𝐿 1 𝐹𝑦
𝜆𝑐 = × ×√
𝑟 𝜋 𝐸
715 1 2400
= × 𝜋 × √2.106 = 0.39
20

λc ≤ 0.25 ω=1
0.25<λc < 1.2 ω = 1.43/(1.6 - 1.67λc)
λc≥ 1.2 ω = 1.25 λc²

Untuk 0.25<λc < 1.2ω = 1.43/(1.6 - 1.67λc)

Fcr = 1.43/(1.6 − 1.67x0.39) = 1592,22 kg/cm2
𝜔

→Kapasitas desain
Ø . Pn = 0.85 × 276,88 ton = 235,35 ton
Asriyadi (30201303427) 12
Struktur Baja 2
Dari perhitungan tersebut menunjukan profil yang digunakan merupakan profil

tidak langsing, sehingga tidak terjadi masalah tekuk local (local buckling). Berdasar
hasil perhitungan menggunakan program SAP 2000 didapatkan hasil sebagai berikut :
Ternyata didapat hasil rancangan yang cukup aman. Sehingga dimensi profil
yang dipilih sudah cukup untuk menahan semua beban yang bekerja pada konstruksi
tersebut. Hal ini dapat dilihat pada nilai rasio tegangan untuk tiap elemen batang yang
berada pada rentang 0.00 – 0.99.

Biru (0.00 – 13, 14, 16, 17, 18, 12, 5,
19, 31, 36, 40 12
0.49) 6
Hijau (0.50 – 34, 28, 24, 30, 42, 22, 33, 27, 29, 41,
1, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 15 20
0.69) 39, 21,
Kuning
9 23, 25, 35, 38, 26 6
(0.70 – 0.89)
Orange
- 37 1
(0.90 – 0.99)
Merah
- - -
(≥1.00)
Keterangan Aman (batang dominan warna hijau dan kuning)
Asriyadi (30201303427) 13
Struktur Baja 2
Bidang M (Dead)
Bidang D (Dead)
Asriyadi (30201303427) 14
Struktur Baja 2
Bidang N (Dead)
2.1.3 P-DELTA EFFECT

P-Delta effect adalah efek yang terjadi akibat geometri dari batang struktur,
dimana geometri batang struktur relatif besar perbedaannya antara cross section dgn
berat sendirinya (langsing) contohnya kolom baja, kabel dsb.
Hal tersebut dapat ibaratkan sebagai suatu benda yang memiliki penampang yang
lebih tipis tetapi panjang. Kemudian diberi suatu beban tekan yang tingkatkan sampai
pada taraf tertentu, maka, batang akan mengalami lengkung. Sedangkan pada batang
yang relatif solid, lengkung yang terjadi tidak terlalu terlihat.
Gb.1.1 Penampang yang menahan beban tekan
Pada gambar berikut, diilustrasikan Wi adalah berat lantai tingkat ke-I ( berat
dari penampang profil / berat mati/ dead load), zi adalah ketinggian lantai tingkat ke-i,
sedangkan n adalah nomor lantai tingkat paling atas. F adalah gaya lateral yang bekerja
pada konstruksi.
Asriyadi (30201303427) 15
Struktur Baja 2
Gb.1.2. konstruksi yang menahan beban
Perpindahan simpul/joint (joint displacement) akibat pusat massa inilah yang

disebut sebagai P-delta.
Tipe umum pemikiran ini disebabkan oleh perubahan geometri kekakuan suatu
struktur. Dimana kekakuan geomatri (geometri stiffness) tidak tergantung pada modulus
elastisitas baja (E), momen Inersia (I), tetapi tergantung pada beban yang dikenakan
padanya, serta panjang bentang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa P-Delta effect merupakan penjumlahan antara
matriks kekakuan elastic, dan matriks kekakuan geometri.
Efek P-delta dapat dihitung melalui dua cara, yaitu secara manual, atau
menggunakan program computer. Pada program SAP 2000 yang kita pakai untuk
analisa, ada berbagai cara untuk memperhitungkan adanya P-Delta efek.
Untuk perhitungan P – delta melalui menggunakan analisa linear, momen yang
telah didapat harus dikalikan dengan factor pembesaran moment untuk Load case DL +
Load case Lateral. Sedangkan pada analisa non linear, hasil momen yang didapat sudah
diperhitungkan factor ampifikasinya, sehingga tidak perlu dikalikan lagi.
LANGKAH – LANGKAH PERHITUNGAN P-DELTA EFEK MENGGUNAKAN

PROGRAM SAP 2000
1. Klik pada menu define >load cases
Asriyadi (30201303427) 16
Struktur Baja 2
2. Klikadd new load case
3. Ganti load case name dengan NLSTATIC (nama beban)
4. Pilih load case type > static (jenis beban)
Asriyadi (30201303427) 17
Struktur Baja 2
5. Pada Analysis Type pilih Nonlinear (tipe analisis)
6. Pada Geometric Nonlinearity Parameters pilih Pdelta (parameter nonlinear

geometrik)
7. Pada Loads Applied tambahkan load name dead dan lateral (kombinasi
beban)
Asriyadi (30201303427) 18
Struktur Baja 2
8. Pada Initial Conditions pilih Zero Initial Conditions (keadaan awal baja)
9. Klik Ok
10. Klik tombol Run Analysis
11. Deformasi NLSTATIC dan LATERAL
Asriyadi (30201303427) 19
Struktur Baja 2
12. Momen NLSTATIC dan LATERAL
13. Lintang NLSTATIC dan LATERAL
14. Normal NLSTATIC dan LATERAL
Asriyadi (30201303427) 20
Struktur Baja 2
Dari hasil di atas dapat dilihat beban NLSTATIC (PDELTA) memberikan

pengaruh momen, lintang, dan normal yang lebih besar dibandingkan DEAD
maupun LATERAL, karena NLSTATIC (PDELTA) merupakan kombinasi beban
DEAD dan LATERAL.
Profil penampang WF 250x250 (balok) dan WF 350x350 (kolom)
Asriyadi (30201303427) 21
Struktur Baja 2
§ HASIL SEBELUM DIGANTI
TABLE: Joint Displacements

Joint OutputCase CaseType StepType StepNum U1 U2 U3
Text Text Text Text Unitless m m m
1 DEAD LinStatic 0 0 0
1 MODAL LinModal Mode 1 0 0 0
1 LATERAL LinStatic 0 0 0
1 merata LinStatic 0 0 0
1 MERATA1 LinStatic 0 0 0
2 DEAD LinStatic 0,000078 0,000139 -0,00003
2 MODAL LinModal Mode 1 -0,007501 -0,081252 -0,000057
2 MODAL LinModal Mode 2 0,050523 -0,160152 -0,000048
2 MODAL LinModal Mode 3 -0,090165 0,044489 -0,000062
2 MODAL LinModal Mode 4 0,139961 0,145832 0,000226
2 MODAL LinModal Mode 6 0,118437 -0,082426 0,000071
2 LATERAL LinStatic -0,014408 -0,025658 -0,000063
2 MERATA1 LinStatic 0,000537 0,000981 -0,000122
Asriyadi (30201303427) 22
Struktur Baja 2

5 DEAD LinStatic 0,000001164 0,000136 -0,000138
5 MODAL LinModal Mode 4 -0,004214 0,145989 0,00007
5 MODAL LinModal Mode 10 0,173106 0,008278 -0,000263
5 MODAL LinModal Mode 12 -0,109702 -0,006912 0,000178
6 DEAD LinStatic 0,000007835 -0,000222 -0,000221
6 MERATA1 LinStatic -0,000578 -0,002268 -0,000524
Asriyadi (30201303427) 23
Struktur Baja 2

-
8 DEAD LinStatic 0,000006965 0,000138 -0,000128
8 MERATA1 LinStatic -0,000124 0,000977 -0,000251
9 DEAD LinStatic -0,000012 -0,000225 -0,00021
Asriyadi (30201303427) 24
Struktur Baja 2

11 DEAD LinStatic 0,000075 0,000003588 -0,000137
12 DEAD LinStatic -0,000125 -0,000015 -0,000219
Asriyadi (30201303427) 25
Struktur Baja 2

14 DEAD LinStatic 0,000003699 0,000005454 -0,000165
14 MODAL LinModal Mode 1 -0,001924 -0,131084 -1,242E-07
14 MODAL LinModal Mode 3 -0,126404 0,005273 -1,063E-07
14 MODAL LinModal Mode 4 -0,004214 -0,070101 9,366E-07
14 MODAL LinModal Mode 6 -0,114235 0,079936 3,817E-07
14 MODAL LinModal Mode 9 0,009792 0,200336 6,017E-07
-
14 MODAL LinModal Mode 11 0,269013 -0,001748 8,504E-07
15 DEAD LinStatic 0,000004084 -0,000018 -0,000266
15 MODAL LinModal Mode 6 -0,249788 0,116088 6,198E-07
-
15 MODAL LinModal Mode 12 0,073763 -0,003275 -2,304E-07
Asriyadi (30201303427) 26
Struktur Baja 2

-
17 DEAD LinStatic 0,000004452 0,00000732 -0,000145
-
-
18 DEAD LinStatic -0,000016 -0,000021 -0,000236
Asriyadi (30201303427) 27
Struktur Baja 2

-
20 DEAD LinStatic 0,000077 0,000006932 -0,000128
-
20 MERATA1 LinStatic 0,000529 -0,000199 -0,000249
21 DEAD LinStatic -0,000128 -0,000011 -0,00021
Asriyadi (30201303427) 28
Struktur Baja 2

-
23 DEAD LinStatic 0,000006235 0,000005077 -0,000147
-
-
-
24 DEAD LinStatic 3,514E-07 -0,000014 -0,000239
Asriyadi (30201303427) 29
Struktur Baja 2

-
-
-
- -
26 DEAD LinStatic 0,000001942 0,000003226 -0,000128
26 LATERAL LinStatic -0,014982 -0,027643 -
Asriyadi (30201303427) 30
Struktur Baja 2
0,000008724
27 DEAD LinStatic -0,00002 -0,000017 -0,000209
Asriyadi (30201303427) 31
Struktur Baja 2
2.2. Penggunaan profil WF 250 x 250 untuk balok dan WF 350 x 350 untuk kolom
dengan kolom 1,6 diganti dengan WF 200 x 100
Sesuai dengan soal, setelah diketahui profil yang aman terhadap struktur,
kemudian pada profil baja no 1 dan 6, kemudian diganti dengan profil yang
sudah ditentukan.
Dalam hal ini profil baja yang sudah ditentukan adalah profil baja WF 200x100
Gambar penampang kolom

WF 200 X 100
H = 198 mm A = 23,18 cm2
B = 99 mm w = 18,2 kg/m
t1 = 4,5 mm Ix = 1580cm4
t2 = 7 mm Iy = 114 cm4
r = 11 mm
Penggunaan profil WF 200X100 untuk kolom

Dalam perencanaan konstruksi baja ini, dicoba profil baja dengan jenis baja
BJ37
2.2.1 Lokal Buckling
BJ 37 → Fy = 240 Mpa = 2400kg/cm2
Fu = 370 Mpa = 3700kg/cm2
Batas langsing – tak langsing
Profil WF 200x100
(𝐵−𝑡1 )
(99−4,5)
= = 47,25 mm
2
𝑏 𝐸 47,25 2.106
≤ 0.56√𝑓𝑦 ≤ 0.56√ 2400
𝑡2 7
6,75 ≤ 16,16 ………….…..(tidak langsing)
= (198 – (2*7)) = 184 mm
ℎ 𝐸 184 2.106
≤ 1.49√𝑓𝑦 ≤ 1.49√ 2400
𝑡2 7
26,28 ≤ 43,01 …...…………....(tidak langsing)
Perhitungan tersebut diatas menunjukan bahwa profil yang digunakan merupakan

profil yang kompak, sehingga tidak terjadi masalah local buckling.
Asriyadi (30201303427) 32
Struktur Baja 2
2.2.2 Lateral Buckling

- Terhadap sumbu x
𝐼 1580
rx = √ 𝐴𝑥 √23,18 = 8,2 cm
- Terhadap sumbu y
𝐼𝑦 114
ry = √ 𝐴 √23,18 = 2,21 cm
 PROFIL IWF 200 x 100

H = 198 mm A = 23,18 cm2
B = 99 mm w = 18,2 kg/m
t1 = 4,5 mm Ix = 1580 cm4
t2 = 7 mm Iy = 114 cm4
r = 11 mm

→ nilai ke = 0.65
= 0.65 × 900 = 585 cm
- Terhadap sumbu x
𝐼 1580
rx = √ 𝐴𝑥 √23,18 = 8,25 cm
- Terhadap sumbu y
𝐼𝑦 114
ry = √ 𝐴 √23,18 = 2,21 cm
715 1 𝐹𝑦
𝜆𝑐 = × ×√
𝑟 𝜋 𝐸
Asriyadi (30201303427) 33
Struktur Baja 2
715 1 2400
= × 𝜋 × √2.106 = 0.71
11

λc ≤ 0.25 ω=1
0.25<λc < 1.2 ω = 1.43/(1.6 - 1.67λc)
λc≥ 1.2 ω = 1.25 λc²

Untuk 0.25<λc < 1.2ω = 1.43/(1.6 - 1.67λc)

Fcr = 1.43/(1.6 − 1.67x0.71) = 695,32 kg/cm2
𝜔

→Kapasitas desain
Ø . Pn = 0.85 × 12,65 ton = 10,75 ton
Dari perhitungan tersebut menunjukan profil yang digunakan merupakan profil

tidak langsing, sehingga tidak terjadi masalah tekuk local (local buckling). Berdasar
hasil Perhitungan menggunakan program SAP 2000 didapatkan hasil sebagai berikut :
Asriyadi (30201303427) 34
Struktur Baja 2
Bila ditunjukkan dalam bentuk table, maka hasil analisanya adalah sebagai berikut:
Biru (0.00 –
13, 14, 16, 17, 18, 12, 5, 19, 31, 36, 40 11
0.49)
Hijau (0.50 – 34, 28, 24, 30, 42, 22, 33, 27, 29, 41,
3, 4, 7, 8, 10, 11, 15 19
0.69) 39, 21,
Kuning
9 23, 25, 38, 26 5
(0.70 – 0.89)
Orange
- 37, 35 2
(0.90 – 0.99)
Merah
1, 6 - 2
(≥1.00)
Keterangan Tidak Aman (ada batang merah)
Ternyata dengan mengganti kolom 1,6 dengan menggunakan profi WF 200x100

didapat Tidak Aman . Sehingga dimensi profil yang dipilih tidak cukup untuk menahan
semua beban yang bekerja pada konstruksi tersebut.
Bidang M (Dead)
Asriyadi (30201303427) 35
Struktur Baja 2
Bidang D (Dead)
Bidang N (Dead)
Asriyadi (30201303427) 36
Struktur Baja 2
Momen NLSTATIC dan LATERAL
Lintang NLSTATIC dan LATERAL
Normal LNSTATIC dan LATERAL
Asriyadi (30201303427) 37
Struktur Baja 2
§ Hasil Output Sesudah DIGANTI

TABLE: Joint Displacements
Joint OutputCase CaseType StepType StepNum U1 U2 U3
Text Text Text Text Unitless m m m
-
2 DEAD LinStatic 0,000292 -0,000666 -0,000112
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 LATERAL LinStatic 0,018168 -0,031834 -0,000241
Asriyadi (30201303427) 38
Struktur Baja 2
-
-
5 DEAD LinStatic 0,000149 -0,000667 -0,000141
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6 DEAD LinStatic 0,000375 0,001431 -0,000224
-
Asriyadi (30201303427) 39
Struktur Baja 2
-
-
-
-
-
-
-
-
8 DEAD LinStatic 0,000049 -0,000667 -0,000099
-
-
-
-
Asriyadi (30201303427) 40
Struktur Baja 2
-
-
-
-
-
-
9 DEAD LinStatic 0,000561 0,00143 -0,000611
-
-
-
-
-
-
-
-
Asriyadi (30201303427) 41
Struktur Baja 2

-
11 DEAD LinStatic 0,000293 0,000031 -0,000138
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12 DEAD LinStatic -0,0008 0,00028 -0,000221
-
-
-
-
-
Asriyadi (30201303427) 42
Struktur Baja 2

-
-
-
14 DEAD LinStatic 0,000147 0,000033 -0,000165
-
-
-
-
-
-
-
-
Asriyadi (30201303427) 43
Struktur Baja 2

-
15 DEAD LinStatic 0,000378 0,000277 -0,000266
-
-
-
-
-
15 MODAL LinModal Mode 8 0,012989 0,181214 -1,303E-07
-
15 MODAL LinModal Mode 9 0,009758 0,158805 -2,015E-07
-
-
17 DEAD LinStatic 0,000047 0,000035 -0,000148
-
-
Asriyadi (30201303427) 44
Struktur Baja 2
-
-
-
-
-
-
-
-
18 DEAD LinStatic 0,000562 0,000274 -0,00024
-
-
-
-
-
-
-
Asriyadi (30201303427) 45
Struktur Baja 2

20 DEAD LinStatic -0,00029 0,000005464 -0,000127
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21 DEAD LinStatic 0,000803 0,000007826 -0,000209
-
-
-
-
Asriyadi (30201303427) 46
Struktur Baja 2
-
-
-
-
23 DEAD LinStatic 0,000144 0,000007308 -0,000147
-
-
-
-
-
-
Asriyadi (30201303427) 47
Struktur Baja 2
-
-
-
24 DEAD LinStatic 0,000382 0,000004963 -0,000239
-
-
-
-
-
-
-
-
-
26 DEAD LinStatic 0,000047 0,000009175 -0,000127
Asriyadi (30201303427) 48
Struktur Baja 2
-
-
-
-
-
-
26 LATERAL LinStatic 0,016653 -0,028719 0,00000386
-
27 DEAD LinStatic 0,000565 0,000002103 -0,000208
-
-
-
-
-
-
-
27 LATERAL LinStatic 0,049168 -0,065765 0,00001
-
Asriyadi (30201303427) 49
Struktur Baja 2
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Program SAP2000

Bahwa saat ini perancangan struktur bangunan terutama untuk yang
menggunakan material dari baja telah sangat terbantu dengan ditemukannya program
komputer yang dinamakan SAP 2000. Namun demikian perhitungan manual untuk
local buckling, lateral buckling dan P-Delta Effect juga masih diperlukan. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan program SAP 2000 dimulai dari
penggunaan satuan panjang (ft, in, m, cm, mm),satuan berat(lb, kip, KN, N, Ton, kgf), (
beban apa saja yang diterima oleh struktur yang sedang dirancang (dead, super dead,
live, reduce live, wind, quake, snow, wave, atau moving load), material yang digunakan
(aluminium, baja,beton), dan bentuk dan jenis penampang apa yang digunakan untuk
struktur tersebut.
Bagaimanapun juga SAP2000 adalah program buatan manusia yang mana
mempunyai kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan dan kekurangan SAP2000
berdasarkan pengalaman saya yaitu:
Kelebihan:
 Perhitungan dapat terselesaikan dengan lebih cepat.
 Memudahkan perancangan struktur baja karena dapat mengganti dan memasang
dengan cepat jenis penampang baja yang akan digunakan dan bisa segera
diketahui hasilnya, aman atau tidaknya.
Kekurangan:
 Terkadang ada program SAP2000 yang “design code”nya tidak sesuai yang
digunakan di INDONESIA, sehingga menyebabkan perbedaan perhitungan di
SAP2000 dengan perhitungan manual.
 Bilamana pada saat perancangan menggunakan SAP2000 yang berlainan versi
baik versi tersebut lebih baru ataupun versi yang terdahulu ada beberapa
kekurangan
 Bilamana saat perancangan menggunakan versi yang terbaru tetapi ketika
membuka file di versi yang lebih tua maka file tersebut tidak dapat dibuka
dan akan muncul tulisan “error opening file. may not be a valid SAP2000
SDB.file.
Asriyadi (30201303427) 50
Struktur Baja 2
 Bilamana saat perancangan menggunakan versi yang lama walaupun hanya

terpaut satu versi misal ketika mengerjakan menggunakan versi 10 dan ketika
membuka file menggunakan versi 11 maka kadang-kadang file tersebut masih
dapat dibuka namun akan muncul tulisan “some data analyze from old
version will be deleted” sehingga akan menimbulkan perbedaan perhitungan.
3.2. Pada Percobaan Tiga Kali (3x) Profil

Pada penentuan sebuah profil telah dilakukan tiga kali percobaan yag dimana
percobaan pertama dan kedua tidak memenuhi syarat, karena pada percobaan
pertama didapat hasil banyak yang warna merah yang menunjukan bahwa profil
yang digunakan tidak aman. Dan pada percobaan yang kedua didapatkan hasil
yang aman tetapi tidak efesien, jadi kurang cocok, dan pada percobaan ketiga
didapat hasil yang aman dan efisien dengan warna hijau, Jadi profil yang aman
dan layak digunakan adalah percobaan ketiga.
3.3. Membandingkan Hasil Antara Soal 1 dan Soal 2

Pada soal pertama dilakukan perhitungan struktur menggunakan software dan
dicek menggunakan perhitungan normal yaitu lateral buckling dan local buckling,
dan diberi beban kombinasi yaitu P-Delta yang dilakukan pengecekan langsung
menggunakan software SAP 2000.
Pada soal Pertama diketahu bahwa percobaan satu dan dua tidak diperoleh hasil
yang aman, akan tetapi pada percobaan ketiga didapat hasil aman.
Sedangkan pada soal nomor dua pada percobaan ketiga yang pada soal nomor
satu didpatkan hasil aman, setelah kolom 1 dan kolom 6 diganti profil IWF
200x100 didapat hasil masih aman.
Asriyadi (30201303427) 51
Struktur Baja 2
Hubungan antara Profil Penampang, Balok, dan Kolom dalam Perancangan

StrukturBaja
 Menggunakan Profil penampang untuk Balok (WF2500x250) dan Kolom
(WF350x350)
Biru (0.00 – 13, 14, 16, 17, 18, 12, 5,
19, 31, 36, 40 12
0.49) 6
Hijau (0.50 – 34, 28, 24, 30, 42, 22, 33, 27, 29, 41,
1, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 15 20
0.69) 39, 21,
Kuning
9 23, 25, 35, 38, 26 6
(0.70 – 0.89)
Orange
- 37 1
(0.90 – 0.99)
Merah
- - -
(≥1.00)
Keterangan Aman (batang dominan warna hijau dan kuning)
Untuk analisa tersebut menggunakan profil WF 175x175 untuk balok dan IWF
300X300 untuk kolom, di didapat hasil rancangan yang sangat aman. Sehingga dimensi
profil yang dipilih sudah cukup untuk menahan semua beban yang bekerja pada
konstruksi tersebut. Hal ini dapat dilihat pada nilai rasio tegangan untuk tiap elemen
batang yang berada pada rentang 0.00 – 0.99.
Dari hasil di atas menunjukkan adanya keseimbangan antara kolom dan balok,
karena mampu untuk menahan beban sendiri maupun beban hidup dari arah samping.
 Menggunakan Profil penampang untuk Balok (IWF 250x250) dan Kolom
(IWF 350x350) lalu di ganti dengan Kolom (IWF 200x100) pada kolom no
1dan 6.

Biru (0.00 –
13, 14, 16, 17, 18, 12, 5, 19, 31, 36, 40 11
0.49)
Hijau (0.50 – 34, 28, 24, 30, 42, 22, 33, 27, 29, 41,
3, 4, 7, 8, 10, 11, 15 19
0.69) 39, 21,
Kuning
9 23, 25, 38, 26 5
(0.70 – 0.89)
Orange
- 37, 35 2
(0.90 – 0.99)
Merah
1, 6 - 2
(≥1.00)
Keterangan Tidak Aman (ada batang merah)
Asriyadi (30201303427) 52
Struktur Baja 2
Ternyata dengan mengganti kolom 1,6 dengan menggunakan profil WF 200x100

didapat hasil rancangan yang tidak aman untuk kolom 1 dan 6.
Sehingga dimensi profil yang dipilih tidak cukup untuk menahan semua beban
yang bekerja pada konstruksi tersebut.
Pada percobaan dimensi profil diatas dapat disimpulkan perbedaan yang terjadi
pada profil IWF 350x350 (kolom) dengan kolom 1 dan 6 diganti profil IWF 200x100
sebagai berikut:
Kolom 1 dan 6
IWF 350 x 350 IWF 200 x 100
Kolom aman ekonomis Kolom tidak aman dan boros
Kolom dan balok disekitar memenuhi Kolom dan balok disekitar memenuhi
syarat (warna hijau) syarat (warna kuning)
 Untuk deformasi yang didapat dari profil 350 x 350
 Untuk deformasi yang didapat dari profil 200 x 100
Asriyadi (30201303427) 53
Struktur Baja 2
Untuk keamanan yang didapat dari profil 350 x 350 yaitu aman
 Untuk keamanan yang didapat dari profil 200 x 100 yaitu tidak aman (karena
ada yang merah)
 Untuk momen yang didapat dari profil 350 x 350
Asriyadi (30201303427) 54
Struktur Baja 2
 Untuk momen yang didapat dari profil 200 x 100
 Untuk gaya lintang yang didapat dari profil 350 x 350
 Untuk gaya lintang yang didapat dari profil 200 x 100
Asriyadi (30201303427) 55
Struktur Baja 2
 Untuk gaya normal yang didapat dari profil 350 x 350
 Untuk gaya normal yang didapat dari profil 200 x 100
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar profil baja yang digunakan, maka kekuatan
penampang baja juga akan semakin meningkat. Dan dengan adanya penggantian profil penampang pada
beberapa elemen saja, akan mempengaruhi kestabilan konstruksi tersebut. Semakin kecil penampang
pengganti dari penampang awal, maka kestabilan konstruksi semakin menurun, begitu pula sebaliknya.
3.4. Kesimpulan Akhir

 Bahwa mutu baja sangat berpengaruh terhadap kekuatan penampang baja baik itu
digunakan sebagai kolom maupun sebagai balok.
 Semakin besar penampang baja yang digunakan semakin kuat kolom maupun
balok dalam menahan beban.
 Harus adanya keseimbangan antara penampang baja yang akan digunakan sebagai
kolom dengan penampang yang digunakan sebagai balok (penampang kolom harus
tetap lebih besar daripada penampang balok)
 Dengan mengganti sebagian kolom menggunakan penampang baja yang lebih kecil
akan berpengaruh kepada kekuatan sebagian kolom dan balok.
Asriyadi (30201303427) 56

Bajaku

Uploaded by

Document Information

Original Title

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Bajaku

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

Struktur Baja 2

1.2 Input Data Pembebanan

 Klik menu assign > joint loads > forces

 Untuk menambahkan beban lateral, tulis nama beban yang dikehendaki di

 Hasil akhir beban terpusat LATERAL(arah Y)

 Hasil akhir beban terpusat DEAD (arah Z)

 Hasil akhir beban MERATA

𝐿 𝑥 1/2𝑙 250 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠

=20,25 = 562,5 kg => 5,625 kN

1.3 Merencanakan Profil Balok dan Kolom

 Percobaan Pemilihan Profil, menggunakan Profil WF 250x250 (untuk Balok)

Warna No. kolom No. balok Jumlah

 Percobaan Pemilihan Profil, menggunakan Profil WF 150x150 (untuk Balok)

Warna No. kolom No. balok Jumlah

 Percobaan Pemilihan Profil, menggunakan Profil WF 200x200 (untuk Balok)

HUBUNGAN ANTARA PENAMPANG BAJA DENGAN RASIO TEGANGAN

2.1.1 Lokal Buckling

8,60 ≤ 16,16 ………….…..(tidak langsing)

15,85 ≤ 43,01 …...…………....(tidak langsing)

8,8 ≤ 16,16 …………………...(tidak langsing)

Perhitungan tersebut diatas menunjukan bahwa profil yang digunakan merupakan

2.1.2 Lateral Buckling

KETENTUAN  Diasumsikan ujung batang jepit

Gb. Sket tekuk pada profil

Syarat koefisien tekuk (ω)

Karena λc = 0.49, maka koefisien tekuknya

→ Tegangan kritis tekuk

→ Gaya nominal (Pn)

 PROFIL IWF 350 x 350 untuk kolom

KETENTUAN  Diasumsikan ujung batang jepit

→ Radius girasi (r)

Gb. Sket tekuk pada profil

Syarat koefisien tekuk (ω)

Karena λc = 0.54, maka koefisien tekuknya

→ Tegangan kritis tekuk

→ Gaya nominal (Pn)

Dari perhitungan tersebut menunjukan profil yang digunakan merupakan profil

Warna No. kolom No. balok Jumlah

2.1.3 P-DELTA EFFECT

Gb.1.1 Penampang yang menahan beban tekan

Gb.1.2. konstruksi yang menahan beban

Perpindahan simpul/joint (joint displacement) akibat pusat massa inilah yang

LANGKAH – LANGKAH PERHITUNGAN P-DELTA EFEK MENGGUNAKAN

2. Klikadd new load case

3. Ganti load case name dengan NLSTATIC (nama beban)

4. Pilih load case type > static (jenis beban)

5. Pada Analysis Type pilih Nonlinear (tipe analisis)

6. Pada Geometric Nonlinearity Parameters pilih Pdelta (parameter nonlinear

10. Klik tombol Run Analysis

11. Deformasi NLSTATIC dan LATERAL

12. Momen NLSTATIC dan LATERAL

13. Lintang NLSTATIC dan LATERAL

14. Normal NLSTATIC dan LATERAL

Dari hasil di atas dapat dilihat beban NLSTATIC (PDELTA) memberikan

Profil penampang WF 250x250 (balok) dan WF 350x350 (kolom)

§ HASIL SEBELUM DIGANTI

TABLE: Joint Displacements

4 MODAL LinModal Mode 9 0 0 0

7 MODAL LinModal Mode 7 0 0 0

10 MODAL LinModal Mode 4 0 0 0

13 MODAL LinModal Mode 2 0 0 0

15 MERATA1 LinStatic -0,000617 -0,001325 -0,00137

18 MODAL LinModal Mode 11 -0,077247 0,008355 -0,000012