Professional Documents
Culture Documents
SEHARI-HARI
Andra Wati
Abstrak
1. PENDAHULUAN
Pemilihan kata juga dituntut mengikuti kaidah tata bahasa dan ejaan bahasa
Indonesia yang benar. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika
seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan
menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun
dikarenakan salah paham. Rumusan masalah tersebut adalah bagaimana pemilihan
kata yang baik? Bagaimana kesalahan pemakaian gabungan kata dan kata?
1.4 Metode
HASIL PEMBAHASAN
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya . Denotatif adalah suatu
pengertian yang dikandung dalam sebuah kata secara objektif. Makna denotatif
lazim disebut 1) makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil
pengamatan menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, atau pengalaman
yang berhubungan dengan informasi faktual dan objektif. 2) makna sebenarnya,
umpamanya, kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna
sebenarnya). 3) makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenar.
Contoh:
Wanita dan perempuan secara konseptual sama ; gadis dan perawan secara
denotatif sama makananya, kumpulan, rombongan, gerombolan, secara konseptual
sama maknanya. Istri dan bini secara konseptual sama.
Makna konotasi adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat
dari sikap social, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual . Makna konotatif atau konotasi berarti makna kias, bukan makna
sebenarnya. Sebuah kata dapat berbeda dari satu masyakat ke masyarakat lain,
sesuai dengan pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut. Kalimat dibawah
ini menunjukan hal itu:
Kata cantik lebih umum daripada kata manis. Kata cantik akan memberikan
gambaran umum seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu
maksud yang bersifat memukau perasaan kita.
Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tetapi bentuknya berlainan . Sinonim ialah persamaan makna kata.
Artinya, dua kata atau lebih yang berbeda bentuk ejaan, dan pengucapannya.
Contoh: Agung, besar, raya; mati, mangkat, wafat, dan meninggal; cahaya, sinar;
Ilmu, pengetahuan; bodoh, tolol.
Perubahan Makna
Ada pun kalimat terakhir ini sama seperti kalimat pertama yaitu kesalahan
pemakaian gabungan kata dengan, di, dan ke. Pemakaian kata dengan dalam
kalimat terutama ragam lisan, sering tidak tepat, contoh:
Simpulan
Saran
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam
kosa kata” Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3.
Jakarta: Bharata.