You are on page 1of 3

Keutamaan Menyambung Silaturahmi

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, Was sholatu wassalamu ‘ala , Asyrofil ambiyaa iwal mursalin,
sayyidina wa maulana muhammadin Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihihi ajmain. Ama ba’du

Yang saya hormati Bapak Muwaffiq selaku guru agama islam, serta teman teman yang saya
banggakan. Pertama-pertama marilah kita haturkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kepada kita nikmat dan rahmat-Nya sehingga kita semua dapat berkumpul di sini
dalam keadaan sehat walafiat.

Tak lupa salawat serta salam kita berikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
selalu kita nanti-nantikan syafaatnya di hari kiamat kelak.

Di sini saya akan menyampaikan sedikit mengenai ‘Keutamaan Menyambung Silaturahmi’.


Menyambung tali silaturahim adalah bentuk amal sholih yang mulia dan sangat dianjurkan oleh
Allah swt. Bahkan, Allah Ta’ala telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali
silaturahmi di dalam kitab-Nya yang mulia. Diantara firman-Nya :"Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu." (QS An Nisaa 4:1).

Silaturahmi mengandung pengertian menyambung hubungan persaudaraan senasab( yang


masih memiliki hubungan darah) setelah adanya keretakan hubungan oleh sebab-sebab tertentu.
Orang yang terlebih dahulu menjalin hubungan, maka dialah orang yang disebut dengan
menyambung tali kekerabatan. Pahala yang diraih oleh orang yang memulai menyambung tali
kekerabatan jauh lebih besar dibanding orang yang berbuat baik setelah orang berbuat baik
kepadanya.

Yang amat disayangkan, ternyata ada sebagian orang yang tidak mau menyambung
silaturahmi dengan kerabatnya, kecuali apabila kerabat itu mau menyambungnya. Jika demikian,
maka sebenarnya yang dilakukan orang ini bukanlah silaturahmi, tetapi hanya sebagai balasan.
Karena setiap orang yang berakal tentu berkeinginan untuk membalas setiap kebaikan yang telah
diberikan kepadanya, meskipun dari orang jauh.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫اص ُل الَّذِي إِذَا قُ ِطعَتْ َر ِح ُمهُ َو‬


‫صلَ َها‬ ِ ‫اص ُل ِبا ْل ُمكَافِ ِئ َولَ ِك ْن ا ْل َو‬
ِ ‫س ا ْل َو‬
َ ‫لَ ْي‬
“Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang
sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang
menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus”. [Muttafaqun ‘alaihi].

Oleh karena itu, sambunglah hubungan silaturahmi dengan kerabat-kerabat kita, meskipun
mereka memutuskannya. Sungguh kita akan mendapatkan balasan yang baik atas mereka.
Nabi shallallahu alaihi wasallam mengatakan bahwa balasan disesuaikan dengan jenis amalan.
Karenanya, barangsiapa yang menyambung hubungan silaturahminya maka Allah juga akan
menyambung hubungan dengannya, dan di antara bentuk Allah menyambungnya adalah Allah
akan menambah rezekinya, menambah umurnya, dan senantiasa memberikan pertolongan
kepadanya.
Sebaliknya, siapa saja yang memutuskan hubungan silaturahimnya maka Allah juga akan
memutuskan hubungan dengannya. Dan ketika Allah sudah memutuskan hubungan dengannya
maka Allah tidak akan perduli lagi dengannya, Allah akan menjadikannya buta dan tuli, dan
menimpakan laknat kepadanya. Dan siapa yang mendapatkan laknat maka sungguh dia telah
dijauhkan dari kebaikan dan rahmat Allah Ta’ala yang Maha Luas.

Beberapa faedah yang bisa kita dapatkan dari menyambung silaturahim adalah

1) Dilapangkannya rezeki dan amal sholih yang bernilai ibadah, serta mendatangkan pahala
bagi pelakunya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw yang
bersumber dari Abu Hurairah radhiallahu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:

ُ‫سأ َ لَهُ ِفي أَث َ ِر ِه فَ ْليَ ِص ْل َر ِح َمه‬ َ ‫ب أ َ ْن يُ ْب‬


َ ‫س َط لَهُ ِفي ِر ْز ِق ِه َويُ ْن‬ َّ ‫َم ْن أ َ َح‬
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, dan ingin dipanjangkan usianya, maka
hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits tersebut di atas dijelaskan tentang hikmah silaturahim, bahwa orang yang
menyambung hubungan silaturahim maka Allah SWT akan memberikan kepadanya pahala
kebaikan di dunia ini (selain pahala di akhirat), berupa keluasan rezki dan umur yang panjang.
Sebaliknya, orang yang memutuskan silaturahmi, Allah akan sempitkan rezekinya atau tidak
diberikan keberkahan pada hartanya.

2. Dengan silaturahmi hubungan semakin akrab dan peluang menasehati terbuka serta
menceritakan pemecahan masalah yang sedang kita alami pun dapat dicarikan jalan
keluar. Oleh sebab itu Nabi SAW menjadikan silaturahmi termasuk amal yang paling
baik. Beliau pun ditanyai,"amal apakah yang paling baik ya Rasulullah SAW ?"
lalu Beliau menjawab " Hendaknya engkau beribadah kepada Allah SWT tidak
menyekutukan-Nya sedikitpun, kamu mendirikan sholat, mengeluarkan zakat dan
bersilaturahmi ".(H.R Bukhori & Muslim )

Sedangkan memutus hubungan kekerabatan adalah perbuatan dosa besar. Pelaku yang
memutus jalinan silaturahim terancam dengan tidak masuk syurga, Ia menyandang status pelaku
dosa besar jika meninggal belum bertaubat. Rasulullah Shallallohu’alaihi wa sallam bersabda
yang artinya:

“Tidaklah masuk syurga orang yang memutuskan hubungan tali


silaturahim”(HR.Muslim)
Imam an-Nawawi Rahimahulloh menjelaskan dua kemungkinan pemahaman terhadap hadist ini.
Pertama, maksudnya orang yang menghalalkan perbuatan memutus silaturahim tanpa sebab
sedang dia mengetahui akan keharaman perbuatan tersebut, maka orang tersebut termasuk kafir
dan kekal di neraka dan tidak akan masuk syurga selamanya.

Kedua, Maknanya adalah tidak langsung masuk syurga bersama orang – orang yang pertama
memasukinya, keterlambatannya karena disiksa terlebih dahulu sesuai kadar yang dikehendaki
Alloh Subhanahu wa Ta’ala

Selain itu, Allah Ta’ala juga memperingatkan orang yang memutuskan silaturahmi akan
mendapatkan laknat dan adzab, diantara firmanNya:

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka
bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang
dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.”
(QS Muhammad :22-23).

Imam Ibnu Katsir rahimahulloh menjelaskan bahwa ayat ini adalah larangan berbuat kerusakan
di bumi secara umum dan larangan memutuskan hubungan tali silaturahim secara khusus.
Sebaliknya Alloh Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk berbuat baik di muka bumi ini dan
menyambung tali silaturahim yaitu berbuat baik kepada kerabat dalam perkataan, perbuatan, dan
mendermakan harta.

Oleh karena itu, tetap sambungkanlah tali silaturahmi. Berhati-hatilah dari memutuskannya.
Masing-masing kita akan datang menghadap Allah dengan membawa pahala bagi orang yang
menyambung tali silaturahmi. Atau menghadap dengan membawa dosa bagi orang yang
memutus tali silaturahmi. Marilah kita memohon ampun kepada Allah Ta’ala, karena
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa silaturahmi merupakan kewajiban setiap muslim
yang manfaatnya besar sekali. Dengan silaturahmi insyaallah seseorang akan dimudahkan dalam
segala urusannya. Sekian dari saya apabila salah kata saya mohon maaf setulus-tulusnya.

Wabilahitaufik walhidayah wal ridho wal inayah . Wassalamualaikum wr.wb

You might also like