Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kanker yang juga disebut neoplasma ganas atau tumor ganas ialah suatu massa
jaringan yang abnormal, yang pertumbuhannya melebihi dan tidak dikoordinasi dengan
jaringan normal, dan tetap berperangai demikian walaupun rangsangan yang menimbulkan
perubahan tersebut telah hilang. Pada saat ini merupakan salah satu penyakit yang paling
ditakuti, oleh karena dengan ditegakannya diagnosis kanker pada seseorang itu berarti telah
dapat diramalkan hidupnya tidak terlalu lama lagi. Pada umumnya penderita kanker berakhir
dengan kematian.
Dewasa ini, masalah kanker paru dirasakan makin menonjol dibandingkan 20 tahun
yang lalu, terutama di Indonesia. Menurut Union Internationale Centre Le Cancer (IUCC),
insidensi dan mortalitas kanker paru meningkat di seluruh dunia, baik di negara maju
maupun negara-negara berkembang. Di negara-negara maju, kematian akibat kanker
menempati urutan pertama di antara 10 penyebab kematian terbanyak di dunia. Di negara-
negara berkembang seperti Indonesia, kanker menempati urutan ke 7 sesudah penyakit-
penyakit infeksi saluran cerna, infeksi saluran nafas, penyakit kardiovaskular dan lain-lain.
Di negara-negara maju, kanker paru pada pria menempati urutan pertama sampai ke
tiga dari seluruh penderita kanker. Bagaimana keadaannya di Indonsia? Ini masih
memerlukan penelitian lebih lanjut. Makin menonjolnya masalah kanker paru di Indonesia ini
disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Makin majunya ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kedokteran dengan ditemukannya
alat-alat diagnostik baru; makin banyak penderita kanker paru didiagnosis.
2. Meningkatnya konsumsi rokok, di mana rokok mempunyai hubungan erat dengan
timbulnya kanker paru.
3. Meningkatnya polusi di udara, sebagai akibat bertambahnya kendaraan bermotor dan
berdirinya pabrik-pabrik baru.
4. Membaiknya pelayanan kesehatan, mengakibatkan bertambahnya penduduk yang
berusia lanjut.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan dengan pasien menderita penyakit ca paru.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawatan dengan klien kanker paru
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar dari penyakit kanker paru
b. Menjelaskan definisi dari kanker paru
c. Menjelaskan etiologi dari penyakit kanker paru
d. Menjelaskan patofisiologi dari penyakit kanker paru
e. Menjelaskan stadium kanker paru
f. Menjelaskan manifestasi klinis kanker paru
g. Menjelaskan komplikasi pada kanker paru
D. Manfaat
1. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan Ca paru.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan kembali tentang penyakit paru.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
C. Etiologi
Penyebab dari kanker paru masih belum diketahui, namun diperkirakan bahwa
inhalasi jangka panjang dari bahan karsinogenik merupakan faktor pertama, tanpa
mengesampingkan kemungkinan peranan predisposisi hubungan keluarga ataupun
suku bangsa atau ras serta status imunologis seperti kekebalan tubuh. Dari
beberapa kepustakaan kebiasaan merokok menjadi penyebab utama dan penyebab
lain seperti polusi udara, diet yang kurang mengandung (vitamin A, selenin dan
betakaronin), infeksi saluran pernafasan kronik, dan keturunan atau genetic (Sudoyo
A, 2008 (dalam Amin Huda 2016).
D. Manifestasi klinis
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala klinis. Bila sudah
menunjukkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut (Alsagaff,2011).
1. Gejala dapat bersifat local (tumor tumbuh setempat)
Batuk lebih hebat pada batuk kronik
Hemoptysis
Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
Kadang terdapat lavitas seperti abses paru
Atelektasis
2. Invasi local
Nyeri dada
Dyspnea karena efus pleura
Invasi ke pericardium, terjadi tamponed atau aritmia
Sindrom vena cava superior
Sindrom horoner
Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
Sindrom pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis
3. Gejala penyakit metastasis
Pada otak, tulang, hati, dan adrenal
Limfadenopati servikal dan suprakula (sering menyertai metastasis)
4. Sindrom paraneoplastic
Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
Hematologi : leukositosis, anemia, dan hiperkougulasi
Hipertropi osteoartropati
Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
Neuromiopati
Endokrin : sekresi berlebihan jormone paratiroid
Dermatologic : sritmia multiform, hyperkeratosis, jari tubuh
Renal : syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH)
5. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/ COPD yang terdeteksi secara
radiologis
Kelainan pada nodul soliter
E. Pemeriksaan penunjang
1. CT-scan
2. MRI
3. Foto thorax
4. Pemeriksaan sitology sputum
5. Pemeriksaan histopatologi
6. Pemeriksaan serologi
F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Medis adalah sebagai berikut (Amin, 2016) :
1) Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I dan II.
pembedahan juga merupakan bagian dari combine modality therapy, misalnya
kemoterapi neoadjuvan untuk KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada
kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dnegan
sindroma vena kava superior berat.
2) radioterapi
penetapan kebijakan radiasi pada KPKBSK ditentukan berbagai faktor, antara
lain :
a) staging penyakit
b) status penampilan
c) fungsi paru
3) kemoterapi
syarat standar yang harus dipenuhi sebelum kemoterapi :
a) tampilan > 70-80, pada penderita dengan PS < 70 atau usia lanjut dapat
diberikan obat antikanker dengan regimen tertentu dan atau jadwal tertentu
b) hb >10 gr/dl pada penderita anemia ringan tanpa peradarahan akut, meski
hb <10 gr/dl tidak perlu di tranfusi darah segera, cukup dengan diberi terapi
sesua dengan penyebab anemia.
c) granulosit >1500/mm
d) trombosit >100.000/mm
e) fungsi hati dan ginjal baik (creatinin clearence lebih dari 70 ml/menit)
4) pengobatan paliatif
untuk kanker paru meliputi radioterapi, kemoterapi, medikamentosa, fisioterapi,
dan psikososial. pada beberapa keadaan intervensi bedah, pemasangan stent
dan cryotherapy dapat dilakukan
G. Penatalaksanaan Keperawatan
Diagnose keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi bronkial sekunder karena
invasi tumor (penyakit paru obstruksi kronis)
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d obstruksi bronkus, deformitas dinding dada,
keletihan otot nafas
3. Nyeri akut b.d agen cedera (karsinoma) penekanan saraf tumor paru
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
untuk menelan makanan, anoreksia, kelelahan dyspnea
5. intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen (anemis), kelemahan
secara umum
6. ansietas b.d proses perkembangan penyakit
No Diagnosa NOC NIC
I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal pengkajian : 17 Februari 2018
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Tn. E
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 67 Tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Kuala Kapuas
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Kristen
Suku/bangsa : Dayak/Indonesia
Tanggal masuk RS : 16 Februari 2018
Diagnosa Medis : CA Paru
Nomer Rekam Medik : 41 2X XX
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak nafas, batuk, tangan dan leher bengkak ± 1 minggu.
2. Riwayat Kesehatan/Penyakit Sekarang
Klien masuk ke RS tanggal 16 Februari 2018 akibat mengalami penyakit CA
paru. Klien datang ke RS Sari Mulia diantar oleh keluarga melalui IGD. Kurang
lebih 1 minggu, klien mengalami sesak nafas, nyeri dada, batuk, tidak nafsu
makan, penurunan berat badan, badan terasa lemah dan tangan klien yang
bengkak juga terasa sakit. Pada saat pengkajian tanggal 17 Februari 2018
tangan klien yang semakin hari semakin membesar bengkaknya,
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu
Istri klien mengatakan kurang lebih 1 tahun yang lalu klien pernah dirawat inap di
RS H. Soemarno Sosroatmodjo Kapuas dengan keluahan yang berbeda asam
lambung dan tifus
4. Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dari riwayat keluarga ada yang menglami penyakit kanker
seperti klien. ayahnya pernah mengidap kanker lambung dan 2 saudara klien
mengidap penyakit seperti kanker hati dan kanker otak.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Diisi tentang data-data tanda vital, tingkat kesadaran, dan antropometri
TTV = TD : 130/90 mmHg RR : 30 x/menit
N : 102 x/menit T :36,2 C
SPO2 : 94%
Tingkat kesadaran
- Composmentis,
GCS : E4 V5 M6
Antropometri
PB/TB : 170 cm
BB sebelumnya : 75 Kg
BB sesudah : 70 Kg
IMT : 70/1,72 = 24,22
2. Kulit
Kulit klien berwarna sawo mateng, bersih, lembab, tidak ada luka atau bekas
luka dan turgor kembali dalam 5 detik
3. Kepala dan Leher
Bentuk kepala tampak simetris, distribusi rambut merata, rambut hitam dan
tidak tampak adanya kelainan. Leher klien terdapat pembengkakan, tidak ada
pembesaran tiroid dan limfe, tampak adanya keterbatasan gerak leher.
4. Penglihatan dan Mata
Pasien tidak memakai alat bantu penglihatan, tidak tampak adanya kelainan
pada kedua mata klien, kedua matanya tampak simetris, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, reflex cahaya langsung +/+.
5. Penciuman dan Hidung
Hidung terlihat simetris, cuping hidung tampak kembang kempis ketika
merasa sesak, tidak terdapat massa dan terdapat secret di hidung klien.
Klien menggunakan O2 Nasal kanul 4 liter.
6. Pendengaran dan Telinga
Terlinga terlihat simetris antara kiri dan kanan, tidak ditemukan adanya
kelainan pada telinga klien, tidak ditemukan adanya serumen, Klien dapat
menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
7. Mulut dan Gigi
Keadaan umum pasien tampak baik, mukosa bibir klien tampak pucat,
Gigi klien tampak kurang bersih, terdapat adanya karies gigi.
8. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
Inspeksi : RR : 30 x/mnt, dada klien tampak simetris, ekspansi dinding dada
meningkat, dan berekspansi secara maksimal, tidak terdapat
kelainan pada klien, pernafasan klien cepat dan dangkal
Palpasi : Dengan uji ekspansi dada didapatkan dada klien mengembang
bersamaan kiri dan kanan dan mengempis pun bersamaan. Pada
uji taktil premitus getar seimbang antara kiri dan kanan, terdapat
nyeri tekan.
Perkusi : terdengar suara sonor pada paru dan redup pada area jantung
Auskultasi : suara jantung terdengar lup-dup (S1-S2 tunggal) dengan irama
regular, suara nafas klien terdengar ronchi, karena terdapat secret
pada jalan nafas.
9. Abdomen
Inspeksi : perut tampak simetris, tidak ada kelainan pada perut
Auskultasi : peristaltic usus 9 x/menit
Palpasi : adanya massa pada abdomen, turgor kulit, adanya
asites
Perkusi : bunyi timpani, hipertimpani untuk perut kembung, pekak
untuk jaringan padat
10. Genetalia dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, tidak ada ada kelainan pada genetelia klien,
tidak ada keluhan nyeri pada saat BAK. Klien tidak terpasang alat bantu
perkemihan(DC).
2 2
2 2
E. DATA FOKUS
Data Objektif :
1. Inspeksi :
- klien tampak lemas
- klien tampak berbaring diatas tempat tidur
- klien tampak batuk namun tidak mengeluarkan lendir
- RR 30 x/menit
- Pernafasan klien tampak cepat dan dangkal (takipnea)
- SPO2 94%, TD : 130/90 mmHg
- Klien tampak diberi terapi oksigen nasal kanul 4 liter
- Pada tangan kiri klien terpasang infus RL 15 Tpm
- klien tampak sesak nafas
- Tampak cuping hidung klien kembang kempis saat sesak
- Klien hanya menghabiskan 2-3 sendok makanannya
- Klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan
- Skala otot
2 2
2 2
Data Subjektif : - Klien mengatakan sesak nafas dan sulit mengeluarkan dahak
pada saat batuk
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
- Istri klien mengatakan selama di RS klien makan hanya 2-3
sendok saja
- klien mengatakan nyeri di dada
P= Sesak nafas
Q= Tertusuk-tusuk
R= Dada (thorax)
S= 4 (0-10) nyeri sedang
T= Tiba-tiba
III. INTERVENSI
No. Diagnosa Tujuan intervensi
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan 1. Ajarkan klien batuk
bersihan jalan nafas keperawatan selama 3 x 24 jam efektif agar dapat
b/d penyumbatan diharapkan jalan nafas lancar mengurangi
jalan nafas dengan kriteria hasil : dahak/secret yang
NOC : menumpuk
Respiratory status : ventilation 2. Lakukan fisioterapi
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dada jika perlu
dan suara nafas yang bersih 3. Posisikan klien
2. Mampu mengidentifikasi dan untuk
mencegah faktor yang dapat memaksimalkan
menghambat jalan nafas ventilasi
Respiratory status : Airway Patency 4. Monitor TTV
3. Menunjukkan jalan nafas yang 5. Lakukan suction
paten (klien merasa tidak jika perlu
tercekik, irama nafas, frekuensi
nafas dalam rentang normal)
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Berkan informasi
nutrisi kurang dari keperawatan selama 2X24 jam tentang kebutuhan
kebutuhan tubuh b/d diharapkan nutrisi terpenuh dengan nutrisi
anoreksia kriteria hasil 2. Monitor tugor kulit
NOC 3. Kolaborasi dengan
Nutritional status tim ahli gizi untuk
1. Tidak adanya tanda malnutrisi diit klien
Weight Control 4. BB klien dalam
2. Tidak terjadinya penurunan BB batas normal
Nutrional status : nutrient intake
3. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
3. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan asuhan Exercise therapy :
fisik keperawatan 2X24 jam diharapkan ambulation
aktivitas klien terpenuh dengan 1. Monitoring TTV
kriteria hasil 2. Lakukan ROM
NOC pasif pada sisi
1. Klien meningkat dalam aktivitas ekstremitas
fisik 3. Ajarkan klien dan
2. Mobilisasi klien meningkat keluarga untuk
3. Klien mampu menggunakan sisi melakukan ROM
tubuh yang tidak himiplagia pasif, dan aktif
4. TTV dalam batasan normal dalam mika-miki
4. Motivasi keluarga
dank lien untuk
melakukan latihan
ROM setiap hari
minimal 1x/hari
5. Konsultasikan
dengan teraphy
fisik tentang
rencana ambulasi
sesuai kebutuhan.
IV. IMPLEMENTASI
V. EVALUASI
CATATAN PERKEMBANGAN
No Dx Pukul Hari/tanggal Catatan perkembangan Paraf
1 09.10 Minggu,18-2- S= klien mengatakan masih ada terasa
2018 dahak ditenggorakannya
O= bunyi nafas terdengar ronchi
A= Ketidakefektian bersihan jalan
nafas b.d penyumbatan jalan nafas
P= 1. auskultasi suara nafas, catat
adanya suara nafas tambahan
2. anjurkan klien minum air hangat
3.lakukan fisioterapi dada
4.ajarkan klien dan keluarga
melakukan batuk efektif
5. kolaborasi pemberian obat
BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker adalah suatau pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung
menginvasi jaringan disekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh. Kanker paru
merupakan keganasan pada jaringan paru (price,2009).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami poliferasi
dalam paru(underwood,2008).
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam
jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah arsinogen, lingkungan, terutama
asap rokok (suryo,2010).
B. Saran
Perawat juga harus mampu berperan sebagai pendidik. Dalam hal ini melakukan
penyuluhan mengenai pentingnya mengetahui tentang kanker paru dan
pencegahan akan berdaya guna untuk menghindari kanker paru. Selain itu
perawat harus memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai kanker
paru secara jelas dan lengkap. Terutama mengenai tanda-tanda, penenganan
dan pencegahannya.
DAFTAR PUSTAKA