You are on page 1of 26

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kanker yang juga disebut neoplasma ganas atau tumor ganas ialah suatu massa
jaringan yang abnormal, yang pertumbuhannya melebihi dan tidak dikoordinasi dengan
jaringan normal, dan tetap berperangai demikian walaupun rangsangan yang menimbulkan
perubahan tersebut telah hilang. Pada saat ini merupakan salah satu penyakit yang paling
ditakuti, oleh karena dengan ditegakannya diagnosis kanker pada seseorang itu berarti telah
dapat diramalkan hidupnya tidak terlalu lama lagi. Pada umumnya penderita kanker berakhir
dengan kematian.
Dewasa ini, masalah kanker paru dirasakan makin menonjol dibandingkan 20 tahun
yang lalu, terutama di Indonesia. Menurut Union Internationale Centre Le Cancer (IUCC),
insidensi dan mortalitas kanker paru meningkat di seluruh dunia, baik di negara maju
maupun negara-negara berkembang. Di negara-negara maju, kematian akibat kanker
menempati urutan pertama di antara 10 penyebab kematian terbanyak di dunia. Di negara-
negara berkembang seperti Indonesia, kanker menempati urutan ke 7 sesudah penyakit-
penyakit infeksi saluran cerna, infeksi saluran nafas, penyakit kardiovaskular dan lain-lain.
Di negara-negara maju, kanker paru pada pria menempati urutan pertama sampai ke
tiga dari seluruh penderita kanker. Bagaimana keadaannya di Indonsia? Ini masih
memerlukan penelitian lebih lanjut. Makin menonjolnya masalah kanker paru di Indonesia ini
disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Makin majunya ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kedokteran dengan ditemukannya
alat-alat diagnostik baru; makin banyak penderita kanker paru didiagnosis.
2. Meningkatnya konsumsi rokok, di mana rokok mempunyai hubungan erat dengan
timbulnya kanker paru.
3. Meningkatnya polusi di udara, sebagai akibat bertambahnya kendaraan bermotor dan
berdirinya pabrik-pabrik baru.
4. Membaiknya pelayanan kesehatan, mengakibatkan bertambahnya penduduk yang
berusia lanjut.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan dengan pasien menderita penyakit ca paru.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawatan dengan klien kanker paru
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar dari penyakit kanker paru
b. Menjelaskan definisi dari kanker paru
c. Menjelaskan etiologi dari penyakit kanker paru
d. Menjelaskan patofisiologi dari penyakit kanker paru
e. Menjelaskan stadium kanker paru
f. Menjelaskan manifestasi klinis kanker paru
g. Menjelaskan komplikasi pada kanker paru

D. Manfaat
1. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan Ca paru.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan kembali tentang penyakit paru.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi


System pernafasan pada manusia adalah suatu system menghirup oksigen dari
udara serta mengerluarkan karbondioksida dan uap air. Dalam proses pernafasan,
oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernafasan diperoleh dari
udara di lingkungan sekitar. Alat-alat pernafasan berfungsi memasukkan udara yang
mengandung oksigen dan mengluarkan karbondioksida dan uap air. Tujuan proses
pernafasan yaitu memperoleh energy. Pada peristiwa bernafas terjadi perlepasan
energi. System pernafasan pada manusia mencakup dua hal yakni saluran pernafasan
dan mekanisme pernafasan (Andra,2013).
Saluran pernafasan atau tractus respiratoris (repiratoris tract) adalah bagian tubuh
manusia yang berfungsi sebagai tempat lintasan dan tempat pertukaran gas yang
diperlukan untuk proses pernafasan. Saluran ini terpangkal pada hidung atau mulut dan
terkahir di paru-paru.
1. Alat-alat pernafasan pada manusia
a) Hidung (cavum nasalis)
Hidung berfungsi sebagai alat untuk menghirup udara, penyaring udara yang
akan masuk ke paru-paru dan sebagai indra penciuman.
b) Tekak (Faring)
Faring merupakan persimpangan antara ringga hidung ke tenggorokan (saluran
pernafasan) dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran pencernaan). Pada
waktu menekan makanan tidak masuk ke dalam tenggorokan
c) Tenggorokan (trakea)
Di paru-paru trakea terbagi menjadi dua membentuk bronkus.
d) Cabang tenggorokan (bronkus)
Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan. Jumlahnya sepasang, yang
satu menuju paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri. Bronkus
yang kearah kiri lebih panjang, sempit dan mendatar dari pada yang kearah
kanan. Hal ini mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit.
e) Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang
menjadi saluran yang semakin halus, kecil dan dinding nya semakin tipis.
Bronkiolus tidka mempunyai tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Setiap
bronkiolus bermuara ke alveolus.
f) Alveolus
Bronkiolus bermuara pada alveoli (tunggal : alveolus), struktur berbentuk bola-
bola mungil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih yang
melapisi alveoli memudahkan darah didalam kepiler-kepiler darah meningkat
oksigen dari udara dalam rongga alveolus.
g) Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi oleh
sesuatu sekat dinamakan diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru
kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri dari atas tiga gelambir (lobus)
yaitu gelambir atas, gelambir tengah, gelambir bawah. Sedangkan paru-paru kiri
terdiri atas gelambir yaitu gelambir atas dan gelambir bawah. Sedangkan paru-
paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru (pleura). Kapasitas maksimal paru-
paru berkisar sekitar 3,5 liter. Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu
melakukan pernafasan pada orang dewasa lebih kurang 500 ml. setelah kita
mealkukan inspirasi biasa, kita masih bisa menarik nafas sedalam-dalamnya.
Udara yang dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut udara
komplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml. walaupun kita mengeluarkan
nafas dari paru-paru dnegan sekuat-kuatnya ternyata dalam paru-paru masih
ada udara yang disebut udara residu. Volume udara residu lebih kurang 1500
ml. jumlah volume udara pernafasan, udara komplementer dan udara
suplementer disbut kapasitas vital paru-paru.
B. Definisi
Kanker paru atau disebut karsinoma bronkogenik merupakan tumor ganas primer
system pernafasan bagian bawah yang bersifat ephitelial dan berasal dari muksa
percabangan bronkus. Penyakit ini jarang terjadi dan paling sering terjadi didaerah
industry (Sylvia A.Price, 1990 (dalam Amin Huda 2016).

C. Etiologi
Penyebab dari kanker paru masih belum diketahui, namun diperkirakan bahwa
inhalasi jangka panjang dari bahan karsinogenik merupakan faktor pertama, tanpa
mengesampingkan kemungkinan peranan predisposisi hubungan keluarga ataupun
suku bangsa atau ras serta status imunologis seperti kekebalan tubuh. Dari
beberapa kepustakaan kebiasaan merokok menjadi penyebab utama dan penyebab
lain seperti polusi udara, diet yang kurang mengandung (vitamin A, selenin dan
betakaronin), infeksi saluran pernafasan kronik, dan keturunan atau genetic (Sudoyo
A, 2008 (dalam Amin Huda 2016).

D. Manifestasi klinis
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala klinis. Bila sudah
menunjukkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut (Alsagaff,2011).
1. Gejala dapat bersifat local (tumor tumbuh setempat)
 Batuk lebih hebat pada batuk kronik
 Hemoptysis
 Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
 Kadang terdapat lavitas seperti abses paru
 Atelektasis
2. Invasi local
 Nyeri dada
 Dyspnea karena efus pleura
 Invasi ke pericardium, terjadi tamponed atau aritmia
 Sindrom vena cava superior
 Sindrom horoner
 Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
 Sindrom pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis
3. Gejala penyakit metastasis
 Pada otak, tulang, hati, dan adrenal
 Limfadenopati servikal dan suprakula (sering menyertai metastasis)
4. Sindrom paraneoplastic
Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
Hematologi : leukositosis, anemia, dan hiperkougulasi
Hipertropi osteoartropati
Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
Neuromiopati
Endokrin : sekresi berlebihan jormone paratiroid
Dermatologic : sritmia multiform, hyperkeratosis, jari tubuh
Renal : syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH)
5. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/ COPD yang terdeteksi secara
radiologis
Kelainan pada nodul soliter

E. Pemeriksaan penunjang
1. CT-scan
2. MRI
3. Foto thorax
4. Pemeriksaan sitology sputum
5. Pemeriksaan histopatologi
6. Pemeriksaan serologi
F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Medis adalah sebagai berikut (Amin, 2016) :
1) Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I dan II.
pembedahan juga merupakan bagian dari combine modality therapy, misalnya
kemoterapi neoadjuvan untuk KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada
kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dnegan
sindroma vena kava superior berat.
2) radioterapi
penetapan kebijakan radiasi pada KPKBSK ditentukan berbagai faktor, antara
lain :
a) staging penyakit
b) status penampilan
c) fungsi paru
3) kemoterapi
syarat standar yang harus dipenuhi sebelum kemoterapi :
a) tampilan > 70-80, pada penderita dengan PS < 70 atau usia lanjut dapat
diberikan obat antikanker dengan regimen tertentu dan atau jadwal tertentu
b) hb >10 gr/dl pada penderita anemia ringan tanpa peradarahan akut, meski
hb <10 gr/dl tidak perlu di tranfusi darah segera, cukup dengan diberi terapi
sesua dengan penyebab anemia.
c) granulosit >1500/mm
d) trombosit >100.000/mm
e) fungsi hati dan ginjal baik (creatinin clearence lebih dari 70 ml/menit)
4) pengobatan paliatif
untuk kanker paru meliputi radioterapi, kemoterapi, medikamentosa, fisioterapi,
dan psikososial. pada beberapa keadaan intervensi bedah, pemasangan stent
dan cryotherapy dapat dilakukan

G. Penatalaksanaan Keperawatan
Diagnose keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi bronkial sekunder karena
invasi tumor (penyakit paru obstruksi kronis)
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d obstruksi bronkus, deformitas dinding dada,
keletihan otot nafas
3. Nyeri akut b.d agen cedera (karsinoma) penekanan saraf tumor paru
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
untuk menelan makanan, anoreksia, kelelahan dyspnea
5. intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen (anemis), kelemahan
secara umum
6. ansietas b.d proses perkembangan penyakit
No Diagnosa NOC NIC

1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan Air away Suction


bersihan jalan keperawatan 2x24 jam pasien 1) pastikan kebutuhan oral / tracheal
nafas diharapkan dapat : suctioning
Kriteria hasil : 2) auskultasi suara nafas sebelum
Respiratory Status : dan sesudah suctioning
ventilation 3) informasikan kepada klien dan
Respiratory Status : Airway keluarga tentang suctioning
patency 4) berikan O2 dengan menggunakan
1) mendemonstrasikan batuk nasal untuk memfasilitasi suction
efektif dan suara nafas nasotrakeal
yang bersih, tidak ada 5) monitor status oksigen pasien
sianosis dan dypsnea 6) hentikan suction dan berikan O2
(mampu mengeluarkan apabila pasien menunjukkan
sputum mampu bernafas bradikardi, peningkatan saturasi
dengan mudah, tidak ada 02.
pursed lips) Airway management
2) menunjukkan jalan nafas 1) Posisikan pasien untuk
yang paten (klien tidak memaksimalkan ventilasi
merasa tercekik, irama 2) Lakukan fisioterapi dada bila perlu
nafas, frekeunsi pernafasan 3) keluarkan secret pada dengan
dalam rentang normal, tida batuk efektif atau suction
ada suara nafas abnormal) 4) auskultasi suara nafas, catat
3) mampu mengidentifikasikan apabila ada suara nafas tambahan
dan mencegah faktor yang 5) lakukan suction pada mayo
dapat menghambat jalan 6) monitor respirasi dan status O2
nafas
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan Airway management
pola nafas keperawatan 3x24 jam pasien 1) Posisikan pasien untuk
diharapkan dapat : memaksimalkan ventilasi
Kriteria hasil : 2) Lakukan fisioterapi dada bila perlu
Respiratory Status : 3) keluarkan secret pada dengan
ventilation batuk efektif atau suction
Respiratory Status : Airway 4) auskultasi suara nafas, catat
patency apabila ada suara nafas tambahan
1) mendemonstrasikan 5) lakukan suction pada mayo
batuk efektif dan suara monitor respirasi dan status O2
nafas yang bersih, tidak Oxygen Therapy
ada sianosis dan 1) pertahankan jalan nafas yang
dypsnea (mampu paten
mengeluarkan sputum 2) atur peralatan oksigenasi
mampu bernafas dengan 3) pertahankan posisi pasien
mudah, tidak ada pursed 4) monitor adanya kecemasan dalam
lips) pemberian oksigenasi
2) menunjukkan jalan nafas Vital Sign Monitoring
yang paten (klien tidak 1) Monitor TD, nadi, suhu, dan
merasa tercekik, irama repirasi
nafas, frekeunsi pernafasan 2) monitor Td, nadi dan respirasi
dalam rentang normal, tida sebelum dan sesudah aktivitas
ada suara nafas abnormal) 3) monitor frekuensi dan irama
3) mampu mengidentifikasikan pernafasan
dan mencegah faktor yang 4) monitor suara paru
dapat menghambat jalan
nafas
4) tanda-tanda vital dalam
batas normal (tekanan
darah, nadi dan
pernafasan)

3. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Pain managemen


keperawatan 3x24 jam pasien 1) lakukan pengkajian nyeri secara
diharapkan dapat : komprehensif
Kriteria hasil : 2) observasi reaksi non-verbal dari
1) mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan
(tahu penyebab nyeri, 3) gunakan teknik komunikasi
mampu menggunakan terapeutik untuk mengetahui
teknik nonfarmakologi pengalaman nyeri pasien
utnuk mengurangi nyeri, 4) kontrol lingkungan yang dapat
mencari bantuan) mempengaruhi respon nyeri
2) melaporkan bahwa nyeri 5) ajarkan teknik non-farmakologi
berkurang dengan (relaksasi dan distraksi)
menggunakan analgesik management
manajemen nyeri 1) tentukan lokasi, karakteristik,
3) mampu mengenali nyeri kualitas dan derajat nyeri sebelum
(skala, intensitas, pemberian obat
frekuensi dan tanda 2) cek riwayat alergi
nyeri) 3) tentukan analgesik pilihan, rute
4) menyatakan rasa pemberian dan dosis optimal
nyaman setelah nyeri 4) monitor vital sign sebelum dan
berkurang sesudah pemberian obat
analgesik

4. Ketidakseimban Setelah dilakukan asuhan Nutritional Management


gan nutrisi keperawatan 3x24 jam pasien 1) kaji adanya alergi makanan
tubuh kurang diharapkan dapat : 2) anjurkan pasien mengonsumsi
dari kebutuhan Kriteria hasil : makanan yang mengandung tinggi
tubuh Nutritional status serat dan mencegah konstipasi
1) adanya peningkatan berat 3) monitor adanya penurunan berat
badan sesuai dengan badan
tujuan 4) monitor turgor kulit
2) berat badan ideal sesuai 5) monitor mual dan muntah
dengan tinggi badan
3) menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari
menelan
4) tidak terjadi penurunan
berat badan
5) tidak ada tanda-tanda mal
nutrisi
5. Hambatan Setelah dilakukan asuhan Exercise therapy : ambulation
mobilitas fisik keperawatan 3x24 jam pasien 1) monitoring TTV
diharapkan dapat : 2) Konsultasikan dengan terapi fisik
Kriteria hasil : tentang rencana ambulasi sesuai
1) klien meningkat dalam dengan kebutuhan
aktivitas fisik 3) Bantu klien untuk menggunakan
2) klien mengerti tujuan dan tongkat saat berjalan dan cegah
peningkatan mobilitas terhadap cdera
memverbalisasikan 4) Ajarka klien atau tenaga
perasaan dalam kesehatan lain tentang teknik
meningkatkan kemampuan ambulasi
5) Latih klien dalam memenuhi
kebutuhan ADLs.
6) Ajarkan klien bagaimana merubah
posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal pengkajian : 17 Februari 2018
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Tn. E
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 67 Tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Kuala Kapuas
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Kristen
Suku/bangsa : Dayak/Indonesia
Tanggal masuk RS : 16 Februari 2018
Diagnosa Medis : CA Paru
Nomer Rekam Medik : 41 2X XX

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 62 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kuala Kapuas
Hubungan dengan klien : Istri Klien

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak nafas, batuk, tangan dan leher bengkak ± 1 minggu.
2. Riwayat Kesehatan/Penyakit Sekarang
Klien masuk ke RS tanggal 16 Februari 2018 akibat mengalami penyakit CA
paru. Klien datang ke RS Sari Mulia diantar oleh keluarga melalui IGD. Kurang
lebih 1 minggu, klien mengalami sesak nafas, nyeri dada, batuk, tidak nafsu
makan, penurunan berat badan, badan terasa lemah dan tangan klien yang
bengkak juga terasa sakit. Pada saat pengkajian tanggal 17 Februari 2018
tangan klien yang semakin hari semakin membesar bengkaknya,
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu
Istri klien mengatakan kurang lebih 1 tahun yang lalu klien pernah dirawat inap di
RS H. Soemarno Sosroatmodjo Kapuas dengan keluahan yang berbeda asam
lambung dan tifus
4. Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dari riwayat keluarga ada yang menglami penyakit kanker
seperti klien. ayahnya pernah mengidap kanker lambung dan 2 saudara klien
mengidap penyakit seperti kanker hati dan kanker otak.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Diisi tentang data-data tanda vital, tingkat kesadaran, dan antropometri
TTV = TD : 130/90 mmHg RR : 30 x/menit
N : 102 x/menit T :36,2 C
SPO2 : 94%
Tingkat kesadaran
- Composmentis,
GCS : E4 V5 M6
Antropometri
PB/TB : 170 cm
BB sebelumnya : 75 Kg
BB sesudah : 70 Kg
IMT : 70/1,72 = 24,22
2. Kulit
Kulit klien berwarna sawo mateng, bersih, lembab, tidak ada luka atau bekas
luka dan turgor kembali dalam 5 detik
3. Kepala dan Leher
Bentuk kepala tampak simetris, distribusi rambut merata, rambut hitam dan
tidak tampak adanya kelainan. Leher klien terdapat pembengkakan, tidak ada
pembesaran tiroid dan limfe, tampak adanya keterbatasan gerak leher.
4. Penglihatan dan Mata
Pasien tidak memakai alat bantu penglihatan, tidak tampak adanya kelainan
pada kedua mata klien, kedua matanya tampak simetris, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, reflex cahaya langsung +/+.
5. Penciuman dan Hidung
Hidung terlihat simetris, cuping hidung tampak kembang kempis ketika
merasa sesak, tidak terdapat massa dan terdapat secret di hidung klien.
Klien menggunakan O2 Nasal kanul 4 liter.
6. Pendengaran dan Telinga
Terlinga terlihat simetris antara kiri dan kanan, tidak ditemukan adanya
kelainan pada telinga klien, tidak ditemukan adanya serumen, Klien dapat
menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
7. Mulut dan Gigi
Keadaan umum pasien tampak baik, mukosa bibir klien tampak pucat,
Gigi klien tampak kurang bersih, terdapat adanya karies gigi.
8. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
Inspeksi : RR : 30 x/mnt, dada klien tampak simetris, ekspansi dinding dada
meningkat, dan berekspansi secara maksimal, tidak terdapat
kelainan pada klien, pernafasan klien cepat dan dangkal
Palpasi : Dengan uji ekspansi dada didapatkan dada klien mengembang
bersamaan kiri dan kanan dan mengempis pun bersamaan. Pada
uji taktil premitus getar seimbang antara kiri dan kanan, terdapat
nyeri tekan.
Perkusi : terdengar suara sonor pada paru dan redup pada area jantung
Auskultasi : suara jantung terdengar lup-dup (S1-S2 tunggal) dengan irama
regular, suara nafas klien terdengar ronchi, karena terdapat secret
pada jalan nafas.
9. Abdomen
Inspeksi : perut tampak simetris, tidak ada kelainan pada perut
Auskultasi : peristaltic usus 9 x/menit
Palpasi : adanya massa pada abdomen, turgor kulit, adanya
asites
Perkusi : bunyi timpani, hipertimpani untuk perut kembung, pekak
untuk jaringan padat
10. Genetalia dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, tidak ada ada kelainan pada genetelia klien,
tidak ada keluhan nyeri pada saat BAK. Klien tidak terpasang alat bantu
perkemihan(DC).

11. Ekstremitas Atas dan Bawah


Ekstremitas atas dan bawah (tangan dan kaki klien) pada ekstremitas atas
bagian kanan tampak adanya udem, tidak ada fraktur atau bekas luka. Pada
ekstremitas kiri atas klien terpasang infus, klien tampak mengalami
kelemahan dan tidak tampak adanya pergerakan.

2 2
2 2

0 = sama sekali tidak mampu bergerak


1 = tampak kontraksi adanya gerakan/tahanan
2 = mampu menahan tegak tapi dengan sentuhan akan jatuh
3 = mampu menahan tegak tapi tidak mampu melawan tekanan/dorongan
4 = kekuatan kurang disbanding sisi lain
5 = kekuatan otot

D. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGI, SOSIAL DAN SPIRITUAL


1. Aktivitas dan Istirahat (di rumah/sebelum sakit dan di rumah sakit/saat
sakit)
Di rumah : pola aktivitas dibantu keluarga dan pola istirahat 6-8 jam/hari,
Di RS : pola aktivitas dibantu oleh perawat karena sering merasa lemah
pada bagian ekstirimitas, klien hanya berbaring setelah masuk RS
2. Personal Hygiene
Di rumah : klien mengatakan mandi, keramas, gosok gigi (personal hygiene)
dibantu keluarga
Di RS : klien mengatakan di seka 2x dalam sehari pada saat pagi dan sore
hari.
3. Nutrisi
Di rumah : klien mengatakan biasanya menghabiskan1 porsi makanannya
Di RS : istri klien mengatakan nafsu makan klien berkurang dan hanya
makan 2-3 sendok saja
4. Eliminasi (BAB dan BAK)
Di rumah : klien mengatakan BAB 1X/hari dan BAK 2-4X/hari
Di RS : klien mengatakan belum pernah BAB saat di RS. BAK normal 1-3
x/hari
5. Seksualitas
Klien berumur 67 tahun berjenis kelamin laki-laki
6. Psikososial
Hubungan klien dengan orang lain, hubungan klien dengan keluarga, orang
terdekat, hubungan klien dengan tenaga kesehatan, keadaan psikologis klien,
penerimaan dan harapan klien tentang penyakitnya, pengetahuan klien tentang
penyakitnya.
7. Spiritual
Kepercayaan klien terhadap Tuhan, keyakinan klien tentang sakit yang
dideritanya.

E. DATA FOKUS
Data Objektif :
1. Inspeksi :
- klien tampak lemas
- klien tampak berbaring diatas tempat tidur
- klien tampak batuk namun tidak mengeluarkan lendir
- RR 30 x/menit
- Pernafasan klien tampak cepat dan dangkal (takipnea)
- SPO2 94%, TD : 130/90 mmHg
- Klien tampak diberi terapi oksigen nasal kanul 4 liter
- Pada tangan kiri klien terpasang infus RL 15 Tpm
- klien tampak sesak nafas
- Tampak cuping hidung klien kembang kempis saat sesak
- Klien hanya menghabiskan 2-3 sendok makanannya
- Klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan
- Skala otot
2 2
2 2

0 = sama sekali tidak mampu bergerak


1 = tampak kontraksi adanya gerakan/tahanan
2 = mampu menahan tegak tapi dengan sentuhan akan jatuh
3 = mampu menahan tegak tapi tidak mampu melawan tekanan/dorongan
4 = kekuatan kurang disbanding sisi lain
5 = kekuatan otot
2. Palpasi : - HR 102 x/menit
- Turgor kulit kembali dalam 5 detik
- Terdapat adanya nyeri tekan diarea dada
3. Perkusi :- Pada daerah dada klien terdengar suara sonor pada paru dan redup
pada area jantung
4. Auskultasi : Suara nafas klien terdengar ronchi saat sesak

Data Subjektif : - Klien mengatakan sesak nafas dan sulit mengeluarkan dahak
pada saat batuk
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
- Istri klien mengatakan selama di RS klien makan hanya 2-3
sendok saja
- klien mengatakan nyeri di dada
P= Sesak nafas
Q= Tertusuk-tusuk
R= Dada (thorax)
S= 4 (0-10) nyeri sedang
T= Tiba-tiba

No Jenis Nama Rute Waktu dosis Efek samping indikasi kontraindikasi


obat obat
1 Furosemi Lasix Injeksi Pagi/si Hypokalemia, Tab edema Gagal ginjal
de 40 mg intravena ang peningkatan kadar jantung, akut, koma
asam urat, ginjaldan hepatic,
menurunka tekanan hati. Edema hypokalemia,
darah, reaksialergi perifer hiponatremia,
hebat karena hipovolamia
obstruksi
mekanis atau
insufisiensi
vena
2 Cefopera Bifotik Injeksi 13.00 2x1 Reaksi kulit, demam, Infeksi pada Hipersensitif
zone Na intravena 01.00 perubahan sal. Nafas, pada
1 gr hematologi, peritonitis sefalosporin
peningkatan enzim, dan intra-
fungsi hati, flebitis. abdomenial,
endometritis.
3 Ranitidin Ranitidi Injeksi 13.00 2x1 Sakit kepala Ulkus Hipersensitif
e ne intravena 01.00 duodenum, pada ranitidin
25mg/2M ulkus gaster
l jinak,esopha
gitis refluks
4 Dexamet Dexam Injeksi 13.00 3x1 Kehabisan protein, Penyakit Herpes simplex
hasone ethaso intravena 21.00 osteoporosis, dan serum dan pada mata,
sodium n 05.00 penghambatan asma, peptic ulcer,
phosphat pertumbuhan anak, arthritis,
e 5 mg penimbunan garam, leukemia
miopati steroid, akut.
tukak lambung,
kejang, sakit kepala.

II. ANALISA DATA

No. DATA MASALAH ETIOLOGI Penjelasan Ilmiah


1. DS : Ketidakefektifan Penyumbatan Karena ada
- Klien mengatakan bersihan jalan nafas jalan nafas penumpukan
sesak secret ditambah
- Klien mengatakan klien mengeluh
sulit mengeluarkan sulit untuk
dahak saat batuk mengeluarkan
DO : dahak pada saat
- R : 30 x/menit batuk maka dapat
- Pernafasan klien timbul masalah
tampak cepat dan keperawatan
dangkal ketidak efektifan
- Batuk berdahak bersihan jalan
- Terjadi penumpukan nafas
secret
- SPO2 = 94%

2. DS : Ketidakseimbangan Anoreksia Karena terdapat


- Istri klien mengatakan nutrisi kurang dari nyeri tekan pada
klien mengalami kebutuhan tubuh dada yang
penurunan nafsu menjalar ke perut
makan menimbulkan
- Istri klien mengatakan anoreksia dan
klien hanya dapat menyebabkan
menghabiskan nafsu makan
makanan sebanyak menurun maka
2-3 sendok timbulah masalah
keperawawata
DO : ketidakseimbangan
- Klien tampak lemas nutrisi kurangdari
- Mukosa klien pucat keebutuhan tubuh
- Makanan klien tidak
habis
- BB menurun dari 75
kg ke 70 kg

3. DS : Hambatan Mobilitas Penurunan Keterbatasan pada


- Keluarga klien Fisik kekuatan otot pergerakan fisik
mengatakan ktifitas di tubuh satu atau
rumah sakit dibantu lebih ekstremitas
oleh keluarga secara mandiri dan
DO : terarah.
- Klien tampak lemah
- HR : 102X/menit
- Skala Otot
2 2
2 2
Prioritas masalah :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d penyumbatan jalan nafas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
3. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen

III. INTERVENSI
No. Diagnosa Tujuan intervensi
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan 1. Ajarkan klien batuk
bersihan jalan nafas keperawatan selama 3 x 24 jam efektif agar dapat
b/d penyumbatan diharapkan jalan nafas lancar mengurangi
jalan nafas dengan kriteria hasil : dahak/secret yang
NOC : menumpuk
Respiratory status : ventilation 2. Lakukan fisioterapi
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dada jika perlu
dan suara nafas yang bersih 3. Posisikan klien
2. Mampu mengidentifikasi dan untuk
mencegah faktor yang dapat memaksimalkan
menghambat jalan nafas ventilasi
Respiratory status : Airway Patency 4. Monitor TTV
3. Menunjukkan jalan nafas yang 5. Lakukan suction
paten (klien merasa tidak jika perlu
tercekik, irama nafas, frekuensi
nafas dalam rentang normal)
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Berkan informasi
nutrisi kurang dari keperawatan selama 2X24 jam tentang kebutuhan
kebutuhan tubuh b/d diharapkan nutrisi terpenuh dengan nutrisi
anoreksia kriteria hasil 2. Monitor tugor kulit
NOC 3. Kolaborasi dengan
Nutritional status tim ahli gizi untuk
1. Tidak adanya tanda malnutrisi diit klien
Weight Control 4. BB klien dalam
2. Tidak terjadinya penurunan BB batas normal
Nutrional status : nutrient intake
3. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
3. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan asuhan Exercise therapy :
fisik keperawatan 2X24 jam diharapkan ambulation
aktivitas klien terpenuh dengan 1. Monitoring TTV
kriteria hasil 2. Lakukan ROM
NOC pasif pada sisi
1. Klien meningkat dalam aktivitas ekstremitas
fisik 3. Ajarkan klien dan
2. Mobilisasi klien meningkat keluarga untuk
3. Klien mampu menggunakan sisi melakukan ROM
tubuh yang tidak himiplagia pasif, dan aktif
4. TTV dalam batasan normal dalam mika-miki
4. Motivasi keluarga
dank lien untuk
melakukan latihan
ROM setiap hari
minimal 1x/hari
5. Konsultasikan
dengan teraphy
fisik tentang
rencana ambulasi
sesuai kebutuhan.

IV. IMPLEMENTASI

No Hari/ Pukul Implementasi Evaluasi Paraf


Dx tanggal
1 Sabtu,17-2- 9.00 1. mengajarkan klien batuk efektif 1. klien tampak bisa
2018 untuk mengurangi secret yang melakukan teknik batuk
menumpuk efektif
9.15 2. melakukan fisioterapi dada 2. dahak klien sudah mulai
9.30 3.memposisikan klien untuk berkurang
memaksimalkan ventilasi 3. klien tampak nyaman
9.35 4.memonitor TTV dan SPO2 dengan posisi semi fowler
5. kolaborasi pemberian O2 4 liter 4. TD: 130/90 mmHg
nasal kanul HR : 102 x/menit
RR : 30 x/menit
T : 36,2C
SPO2 = 94%
5.klien tampak nyaman
dengan terapi O2 yang
diberikan
2 Sabtu, 17- 9.40 1. memberikan informasi tentang 1. klien tampak mengerti
2-2018 kebutuhan nutrisi dengan penjelasan dari
9.45 2. monitor turgor kulit perawat tentang kebutuhan
9.48 3.mengkolaborasikan dengan tim nutrisi
ahli gizi untuk diet klien 2. turgor kulit kembali dalam
9.50 4. BB klien dalam batas normal 5 detik
9.51 5. mengkaji adanya alergi 3. klien tampak diberikan
makanan diet bubur
4. BB menurun dari 75 kg ke
70 kg
5. klien mengatakan tidak
ada alergi makanan
3 Sabtu, 17- 14.30 1.membantu klien untuk 1. klien tampak tidak mampu
2-2018 mengidentifikasi aktifitas yang melakukan aktivitas dan
mampu dilakukan dibantu keluarganya
14.45 2. mengajarkan klien dan keluarga 2. klien dan keluarga tampak
untuk melakukan ROM pasif dan mengerti dan memahami
aktif mengenai ROM aktif dan
14.55 3. memotivasi keluarga dank lien pasif
15.10 untuk melakukan latihan ROM 3. Keluarga klien
4. melakukan ROM pasif pada mengatakan biasa
ekstremitas melakukan ROM pada saat
pagi hari
4. klien tampak menikmati
terapi ROM yang diberikan
perawat

V. EVALUASI

No Hari/tanggal Pukul Evaluasi Paraf


Dx
1 Sabtu,17-2- 12.30 S : klien mengatakan sudah tidak sesak lagi namun
2018 dahak klien masih ada
O : RR = 24x/menit
Irama pernafasan regular
SPO2 = 98%
Suara nafas ronchi
A= Masalah teratasi sebagian
Masalah yang teratasi :
-Sesak nafas
-RR = 24x/menit
-SPO2 = 98%
Masalah yang belum teratasi :
-Dahak klien masih ada tersisa
- klien batuk
-suara nafas ronchi
P : 1. auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas
tambahan
2. anjurkan klien minum air hangat
3.lakukan fisioterapi dada
4.ajarkan klien dan keluarga melakukan batuk efektif
5. kolaborasi pemberian obat

2 Sabtu,17-2- 13.25 S = klien mengatakan nafsu makan sudah ada


2018 O= klien tampak menghabiskan makanannya
BB klien 71 Kg
A= Masalah teratasi
P= Intervensi dihentikan
3 Sabtu, 17-2- 14.03 S= -klien mengatakan sudah mampu makan sendiri
2018 -Istri klien mengatakan membantu klien untuk mika
miki ditempat tidur
O= - Klien tampak mampu melakukan aktivitas kecil
seperti makan sendiri
- TD: 130/90 mmHg
HR : 102 x/menit
RR : 30 x/menit
T : 36,2C
A: Masalah teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan

CATATAN PERKEMBANGAN
No Dx Pukul Hari/tanggal Catatan perkembangan Paraf
1 09.10 Minggu,18-2- S= klien mengatakan masih ada terasa
2018 dahak ditenggorakannya
O= bunyi nafas terdengar ronchi
A= Ketidakefektian bersihan jalan
nafas b.d penyumbatan jalan nafas
P= 1. auskultasi suara nafas, catat
adanya suara nafas tambahan
2. anjurkan klien minum air hangat
3.lakukan fisioterapi dada
4.ajarkan klien dan keluarga
melakukan batuk efektif
5. kolaborasi pemberian obat

BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker adalah suatau pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung
menginvasi jaringan disekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh. Kanker paru
merupakan keganasan pada jaringan paru (price,2009).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami poliferasi
dalam paru(underwood,2008).
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam
jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah arsinogen, lingkungan, terutama
asap rokok (suryo,2010).
B. Saran
Perawat juga harus mampu berperan sebagai pendidik. Dalam hal ini melakukan
penyuluhan mengenai pentingnya mengetahui tentang kanker paru dan
pencegahan akan berdaya guna untuk menghindari kanker paru. Selain itu
perawat harus memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai kanker
paru secara jelas dan lengkap. Terutama mengenai tanda-tanda, penenganan
dan pencegahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff. 2011. Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga University


Amin Huda. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Yogyakarta: Medication Yogya
Andra Safery. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2. Bengkulu: Nuha Medika
Herdman, T. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2014-2014.
Jakarta: EGC
Sudoyo Aru. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2,3 Edisi 4. Jakarta:
Internal Publishing

You might also like