You are on page 1of 110

KAJIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU

TERPADU PADA PT. MEWAH INDAH JAYA BERDASARKAN


EUROPEAN FOUNDATION QUALITY FOR MANAGEMENT

TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh
RACHEL J. OMPUSUNGGU
080403080

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang

senantiasa memberikan kasih karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas sarjana yang berjudul “Kajian Kesiapan Implementasi

Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada PT. Mewah Indah Jaya Berdasarkan

European Foundation Quality for Management (EFQM). Tugas sarjana ini

merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan

program sarjana di Departemen Teknik Industri USU. Ini merupakan langkah

awal bagi penulis untuk mengenal lingkungan kerja serta menerapkan ilmu yang

telah dipelajari selama perkuliahan di lingkungan kerja.

Penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis sebagai

masukan yang berarti. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan semua pihak.

Medan, Juli 2013

Penulis

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMAKASIH

Syukur dan terimakasih saya ucapkan yang sebesar-besarnya kepada

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kesempatan dan membimbing saya

dalam menyelesaikan pendidikan di Departemen Teknik Industri USU.

Dalam penulisan tugas sarjana ini, saya mendapat bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara, yang memberi izin pelaksanaan tugas sarjana ini.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembanding, yang telah memberi izin

dan informasi berkenaan dengan pelaksanaan tugas sarjana ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.eng. selaku Ketua Bidang

Rekayasa Manufaktur atas waktu, bimbingan, dan masukan yang diberikan

kepada saya dalam penyelesaian tugas sarjana ini.

4. Bapak Ir. Mangara Tambunan, M.Sc. selaku Kordinator Tugas Sarjana atas

waktu dan masukan yang diberikan kepada saya.

5. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin Matondang, MT. selaku Dosen Pembimbing I atas

waktu, bimbingan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian tugas

sarjana ini. Saya sangat bersyukur dibimbing oleh Bapak yang membukakan

cara pandang yang benar dan termudah yang dapat saya pahami.

6. Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu,

dan bimbingan yang diberikan dalam penyelesaian tugas sarjana ini.

Universitas Sumatera Utara


7. Bapak Aulia Ishak, ST, MT. selaku Dosen Pembanding yang telah

memberikan masukan dan saran untuk menyempurnakan tugas sarjana ini.

8. Seluruh Dosen Departemen Teknik Industri USU, yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan ilmu yang bermanfaat bagi saya.

9. Seluruh Staff Departemen Teknik Industri USU, yang telah membantu dalam

informasi dan kelengkapan berkas.

10. Bapak Thomas Efendi selaku pemilik PT. Mewah Indah Jaya.

11. Bapak Sunaryo selaku pembimbing lapangan di PT. Mewah Indah Jaya.

12. Seluruh karyawan di PT. Mewah Indah Jaya.

13. Orangtua terkasih, Alice br Hutabarat dan Pionard Ompusunggu yang tiada

hentinya mendukung saya baik secara moril maupun materil.

14. Tante Ernie Juli br Hutabarat dan Paklek H. Badrus Salim yang juga selalu

mendukung saya seperti orangtua saya sendiri.

15. Nenek Rohani, serta Abang, Kakak, dan Adik yang saya kasihi, Boy, Butet,

Lisa dan Adri yang memotivasi saya.

16. Bapak Sitepu dan Ibu Ginting, yaitu orangtua dari Grace Sitepu yang telah

banyak membantu saya dan kawan-kawan.

17. Kawan-kawan stambuk 2008 yang sama-sama berjuang menyelesaikan Tugas

Sarjana ini yaitu, Grace Sitepu, Debbie Purba, Dewi Resna, Dewi Kencana,

Marta Sirait, ST., Valex Mendrova, ST., Malahayati, ST., Arief Rachman,

ST., Amanah Pasaribu, ST., dan yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

18. Kawan-kawan saya Hana Situmeang, Kak Ramadearni dan Indah Purba.

19. Adik-adik didik saya, Kelly, David, Lukas dan Maria.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA.............................. iii

KATA PENGANTAR ..................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................ v

DAFTAR ISI ................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xvi

ABSTRAK ................................................................................... xvii

I PENDAHULUAN .......................................................................... I-1

1.1. Latar belakang ........................................................................ I-1

1.2. Perumusan Permasalahan ....................................................... I-4

1.3. Tujuan Penelitian.................................................................... I-5

1.4. Manfaat Penelitian.................................................................. I-5

1.5. Asumsi dan Batasan Masalah Penelitian ................................. I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ................................................................ II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha .............................................. II-1

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.3. Organisasi dan Manajemen ..................................................... II-2

2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan ................................... II-2

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ............................. II-2

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ....................................... II-5

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ................... II-7

2.4. Proses Produksi ...................................................................... II-8

2.4.1. Produk Berbahan Aluminium ...................................... II-8

2.4.1.1. Bahan yang Digunakan ................................... II-8

2.4.1.2. Uraian Proses Produksi Produk Aluminium .... II-9

2.4.2. Produk Berbahan Plastik ............................................. II-14

2.4.2.1. Bahan yang Digunakan ................................... II-14

2.4.2.2. Uraian Proses Produksi Produk Plastik ........... II-14

III LANDASAN TEORI ..................................................................... III-1

3.1. Mutu ................................................................................... III-1

3.2. Manajemen Mutu Terpadu (MMT) ......................................... III-3

3.2.1. Sejarah MMT .............................................................. III-3

3.2.2. Konsep MMT ............................................................. III-4

3.3. European Foundation Quality Management (EFQM) ............ III-7

3.3.1. Sejarah EFQM ............................................................ III-7

3.3.2. EFQM sebagai Bentuk Manajemen Mutu .................... III-10

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.3.3. Self Assessment EFQM................................................ III-11

3.4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas........................................ III-12

3.4.1. Validitas Data ............................................................. III-12

3.4.2. Pengujian Validitas ..................................................... III-12

3.4.3. Reliabilitas Data .......................................................... III-13

3.4.4. Pengujian Reliabilitas .................................................. III-14

3.4.4.1. Pengujian Stabilitas Instrumen ........................ III-14

3.4.4.2. Pengujian Konsistensi Internal Instrumen ....... III-15

3.5. Uji Asumsi Klasik .................................................................. III-16

3.5.1. Uji Normalitas ............................................................ III-16

3.5.2. Uji Multikolinieritas .................................................... III-17

3.5.3. Uji Heterokedastisitas ................................................. III-18

3.6. Analisis Jalur .......................................................................... III-19

3.6.1. Pengertian ................................................................... III-19

3.6.2. Kegunaan Analisis Jalur .............................................. III-19

3.6.3. Prinsip-prinsip Dasar ................................................... III-20

3.6.4. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural ..................... III-22

3.6.5. Koefisien Jalur ............................................................ III-22

3.6.6. Pengaruh Variabel Lain dan Variabel Eksogen

terhadap Variabel Endogen ......................................... III-24

3.6.5. Pengujian Koefisien Jalur ............................................ III-25

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... IV-1

4.1. Lokasi Penelitian .................................................................... IV-1

4.2. Objek Penelitian .................................................................... IV-1

4.3. Jenis Penelitian ....................................................................... IV-1

4.4. Variabel Penelitian ................................................................. IV-1

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian ............................................. IV-3

4.6. Instrumen Penelitian ............................................................... IV-5

4.6.1. Uji Validitas ................................................................ IV-7

4.6.2. Uji Reliabilitas ............................................................ IV-9

4.7. Populasi dan Sampel............................................................... IV-9

4.8. Pelaksanaan Penelitian ........................................................... IV-10

4.9. Metode Pengumpulan Data ..................................................... IV-10

4.10. Pengolahan Data..................................................................... IV-11

4.11. Analisis Data .......................................................................... IV-12

4.12. Kesimpulan dan Saran ............................................................ IV-12

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ........................ V-1

5.1. Pengumpulan Data ................................................................. V-1

5.2. Pengolahan Data..................................................................... V-1

5.2.1. Statistik Deskriptif ...................................................... V-1

5.2.2. Uji Normalitas ............................................................ V-3

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.3. Uji Multikolinieritas .................................................... V-4

5.2.4. Uji Heterokedastisitas ................................................. V-5

5.2.5. Analisis Jalur .............................................................. V-6

5.2.5.1. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural......... V-6

5.2.5.2. Analisis Regresi.............................................. V-7

5.2.5.3. Menentukan Pengaruh Langsung dan

Tidak Langsung ............................................. V-15

5.2.6. Hasil Self Assessment .................................................. V-17

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ VI-1

6.1. Analisis .................................................................................. VI-1

6.1.1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Manajemen

Karyawan.................................................................... VI-1

6.1.2. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kebijakan dan

Strategi ....................................................................... VI-1

6.1.3. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kemitraan dan

Sumber Daya .............................................................. VI-2

6.1.4. Pengaruh Manajemen Karyawan, Kebijakan dan

Strategi, Kemitraan dan Sumber Daya terhadap Proses VI-2

6.1.5. Pengaruh Proses terhadap Kepuasan Karyawan ........... VI-3

6.1.6. Pengaruh Proses terhadap Kepuasan Pelanggan........... VI-3

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.1.8. Pengaruh Kepuasan Karyawan, Kepuasan Pelanggan,

Dampak dalam Masyarakat terhadap Hasil Kinerja

Utama ......................................................................... VI-4

6.1.9. Hasil Self Assessment .................................................. VI-5

6.1.10. Variabel dengan Besar Pengaruh Terendah ................. VI-5

6.2. Pembahasan............................................................................ VI-5

6.2.1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Manajemen

Karyawan.................................................................... VI-5

6.2.2. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kebijakan dan

Strategi ....................................................................... VI-6

6.2.3. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kemitraan dan

Sumber Daya .............................................................. VI-6

6.2.4. Pengaruh Manajemen Karyawan, Kebijakan dan

Strategi, Kemitraan dan Sumber Daya terhadap Proses VI-6

6.2.5. Pengaruh Proses terhadap Kepuasan Karyawan ........... VI-7

6.2.6. Pengaruh Proses terhadap Kepuasan Pelanggan........... VI-7

6.2.7. Pengaruh Proses terhadap Dampak dalam Masyarakat VI-7

6.2.8. Pengaruh Kepuasan Karyawan, Kepuasan Pelanggan,

Dampak dalam Masyarakat terhadap Hasil Kinerja

Utama ......................................................................... VI-8

6.2.9. Hasil Self Assessment .................................................. VI-8

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.2.10. Variabel dengan Besar Pengaruh Terendah ................. VI-9

VII KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... VII-1

7.1. Kesimpulan ............................................................................ VII-1

7.2. Saran ................................................................................... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Data Kecacatan Ember Tahun 2012 ............................................. I-2

1.2. Data Jumlah Permintaan dan Produksi Ember Tahun 2012 ............ I-3

2.1. Komposisi Tenaga Kerja PT. Mewah Indah Jaya ........................... II-6

2.2. Jadwal Kerja Karyawan Bagian Pelat ............................................ II-6

2.3. Jadwal Kerja Karyawan Bagian Injection dan Petugas Keamanan . II-7

2.4. Jadwal Kerja Karyawan Bagian Non Produksi ............................... II-7

3.1. Akumulasi Nilai EFQM ................................................................. II-11

3.2. Kriteria Self Assessment ................................................................. II-11

4.1. Variabel dan Indikator Penelitian ................................................... IV-6

4.2. Hasil Uji Validitas ......................................................................... IV-7

4.3. Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... IV-9

5.1. Profil Responden ........................................................................... V-1

5.2. Statistik Deskriptif ......................................................................... V-2

5.3. Hasil Uji Normalitas ...................................................................... V-4

5.4. Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. V-4

5.5. Hasil Uji Heterokedastisitas ........................................................... V-5

5.6. Hasil Analisis Regresi ................................................................... V-8

5.7. Hasil Perhitungan Model Regresi 4 ................................................ V-14

5.8. Besar Pengaruh Langsung ............................................................. V-15

5.9. Besar Pengaruh Tidak Langsung.................................................... V-16

5.10. Hasil Perhitungan Self Assessment ................................................. V-17

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Mewah Indah Jaya ........................... II-2

3.1. Model EFQM ........................................................................ III-9

3.2. Logika RADAR .................................................................... III-9

3.3. Diagram Jalur ........................................................................ III-22

4.1. Kerangka Konseptual ............................................................ IV-3

4.2. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian ........................................ IV-11

5.1. Diagram Jalur Penelitian ........................................................ V-6

5.2. Diagram Jalur Hasil Penelitian............................................... V-15

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner EFQM ............................................................... L.1

2. Kuesioner Penelitian........................................................... L.2

3. Rekap Data ......................................................................... L.3

4. Tabel F ............................................................................... L.4

5. Tabel t ................................................................................ L.5

6. Uji Statistik Deskriptif ........................................................ L.6

7. Uji Validitas ....................................................................... L.7

8. Uji Reliabilitas ................................................................... L.8

9. Uji Normalitas .................................................................... L.9

10. Uji Multikolinieritas ........................................................... L.10

11. Uji Heterokedastisitas ......................................................... L.11

12. Uji Regresi ......................................................................... L.12

13. Self Assessment................................................................... L.13

14. Surat Permohonan Tugas Sarjana ....................................... L.14

15. Form Penetapan Tugas Sarjana ........................................... L.15

16. Surat Penjajakan ................................................................. L.16

17. Surat Balasan Perusahaan ................................................... L.17

18. Surat Keputusan Tugas Sarjana .......................................... L.18

19. Lembar Asistensi ................................................................ L.19

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Kondisi persaingan usaha saat ini semakin menunjukkan peningkatan.


Setiap perusahaan terus melakukan perbaikan di berbagai sektor. Perbaikan
tersebut antara lain dalam hal manajemen mutu. Konsep manajemen mutu yang
memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh organisasi
dalam pengolahan perusahaan untuk memenuhi keinginan atau kepuasan
pelanggan secara konsisten disebut Manajemen Mutu Terpadu (MMT).
PT. Mewah Indah Jaya merupakan industri manufaktur yang bergerak
dalam pengolahan peralatan dapur. Namun dalam menjalankan usahanya,
perusahaan masih sering menghadapi masalah yang berkenaan dengan mutu,
yaitu produk cacat yang akhirnya mengakibatkan jumlah permintaan tidak bisa
dipenuhi. Tingkat kecacatan produk bisa mencapai 5,96% dan jumlah produk
yang tidak dapat terpenuhi mencapai Untuk mengatasi masalah mutu ini, PT.
Mewah Indah Jaya sebagai salah satu industri kecil yang sedang berkembang
perlu mengimplementasikan MMT. Namun sebelumnya, perlu dikaji terlebih
dahulu mengenai kesiapan perusahaan dalam mengimplementasikan MMT
berdasarkan model EFQM yang berkonsentrasi pada industri kecil-menengah.
Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis jalur.
Tujuannya adalah menerangkan pengaruh langsung dan tidak langsung dari
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Penelitian ini menggunakan 9
kriteria EFQM sebagai variabelnya yaitu kepemimpinan, manajemen karyawan,
kebijakan dan strategi, kemitraan dan sumber daya, proses, kepuasan karyawan,
kepuasan pelanggan, dampak dalam masyarakat dan hasil kinerja utama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif
terhadap manajemen karyawan sebesar 62,9%; kepemimpinan berpengaruh
positif terhadap kebijakan dan strategi sebesar 53,5%; kepemimpinan
berpengaruh positif terhadap kemitraan dan sumber daya sebesar 53,4%;
manajemen karyawan berpengaruh positif terhadap proses sebesar 32%;
kebijakan dan strategi berpengaruh positif terhadap proses sebesar 14,3%;
kemitraan dan sumber daya berpengaruh positif terhadap proses sebesar 52,1%;
proses berpengaruh positif terhadap kepuasan karyawan sebesar 55,5%; proses
berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan sebesar 76,5%; proses
berpengaruh positif terhadap dampak dalam masyarakat sebesar 82%; kepuasan
karyawan berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama sebesar 22,9%;
kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama sebesar
44%; dampak dalam masyarakat berpengaruh positif terhadap hasil kinerja
utama sebesar 26,1%. Skor total self assessment yang dicapai sebesar 787,637.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi sangat siap untuk
menerapkan MMT.
Kata Kunci : MMT, EFQM, Analisis Jalur

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Kondisi persaingan usaha saat ini semakin menunjukkan peningkatan.


Setiap perusahaan terus melakukan perbaikan di berbagai sektor. Perbaikan
tersebut antara lain dalam hal manajemen mutu. Konsep manajemen mutu yang
memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh organisasi
dalam pengolahan perusahaan untuk memenuhi keinginan atau kepuasan
pelanggan secara konsisten disebut Manajemen Mutu Terpadu (MMT).
PT. Mewah Indah Jaya merupakan industri manufaktur yang bergerak
dalam pengolahan peralatan dapur. Namun dalam menjalankan usahanya,
perusahaan masih sering menghadapi masalah yang berkenaan dengan mutu,
yaitu produk cacat yang akhirnya mengakibatkan jumlah permintaan tidak bisa
dipenuhi. Tingkat kecacatan produk bisa mencapai 5,96% dan jumlah produk
yang tidak dapat terpenuhi mencapai Untuk mengatasi masalah mutu ini, PT.
Mewah Indah Jaya sebagai salah satu industri kecil yang sedang berkembang
perlu mengimplementasikan MMT. Namun sebelumnya, perlu dikaji terlebih
dahulu mengenai kesiapan perusahaan dalam mengimplementasikan MMT
berdasarkan model EFQM yang berkonsentrasi pada industri kecil-menengah.
Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis jalur.
Tujuannya adalah menerangkan pengaruh langsung dan tidak langsung dari
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Penelitian ini menggunakan 9
kriteria EFQM sebagai variabelnya yaitu kepemimpinan, manajemen karyawan,
kebijakan dan strategi, kemitraan dan sumber daya, proses, kepuasan karyawan,
kepuasan pelanggan, dampak dalam masyarakat dan hasil kinerja utama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif
terhadap manajemen karyawan sebesar 62,9%; kepemimpinan berpengaruh
positif terhadap kebijakan dan strategi sebesar 53,5%; kepemimpinan
berpengaruh positif terhadap kemitraan dan sumber daya sebesar 53,4%;
manajemen karyawan berpengaruh positif terhadap proses sebesar 32%;
kebijakan dan strategi berpengaruh positif terhadap proses sebesar 14,3%;
kemitraan dan sumber daya berpengaruh positif terhadap proses sebesar 52,1%;
proses berpengaruh positif terhadap kepuasan karyawan sebesar 55,5%; proses
berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan sebesar 76,5%; proses
berpengaruh positif terhadap dampak dalam masyarakat sebesar 82%; kepuasan
karyawan berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama sebesar 22,9%;
kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama sebesar
44%; dampak dalam masyarakat berpengaruh positif terhadap hasil kinerja
utama sebesar 26,1%. Skor total self assessment yang dicapai sebesar 787,637.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi sangat siap untuk
menerapkan MMT.
Kata Kunci : MMT, EFQM, Analisis Jalur

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kondisi persaingan usaha saat ini semakin menunjukkan peningkatan.

Setiap perusahaan terus melakukan perbaikan di berbagai sektor. Perbaikan

tersebut antara lain dalam hal manajemen mutu. Manajemen mutu merupakan

sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada upaya

menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek. Manajemen mutu

membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan komitmen manajemen untuk

bekerja dalam berbagai cara. Konsep manajemen mutu yang memerlukan

komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh organisasi dalam

pengolahan perusahaan untuk memenuhi keinginan atau kepuasan pelanggan

secara konsisten disebut Manajemen Mutu Terpadu (MMT) (Purwanto, 2000).

Konsep dan teknik MMT selalu sama pada segala jenis industri, baik besar

maupun kecil. Manfaat dari penerapan MMT sebagian besar dinikmati oleh

industri berskala besar. Saat ini, banyak industri kecil yang mulai sadar bahwa

mereka juga bisa memperoleh manfaat dari penerapan MMT. Apapun motivasi

yang melatarbelakanginya, sudah semakin banyak industri kecil menengah yang

tertarik pada MMT. Sistem MMT diimplementasikan untuk mendatangkan

produk yang baik, oleh karena itu setiap karyawan wajib menanamkan slogan

“lakukan dengan baik sejak dari awal” (Cheng Wu, 2007). Produk cacat

merupakan salah satu pantangan dalam MMT (zero defect) sebab produk cacat

Universitas Sumatera Utara


akan membuat pelanggan merasa tidak puas dan dapat dengan mudah

menggantikan produk yang telah mereka gunakan dengan produk lain

(Sinulingga, 2011).

PT. Mewah Indah Jaya merupakan industri manufaktur yang bergerak

dalam pengolahan peralatan dapur. Namun dalam menjalankan usahanya,

perusahaan masih sering menghadapi masalah yang berkenaan dengan mutu, yaitu

produk cacat yang akhirnya mengakibatkan jumlah permintaan tidak bisa

dipenuhi. Pada umumnya, fenomena produk cacat disebabkan oleh variasi

material, kondisi mesin, metode kerja, inspektor yang beda, dan lingkungan yang

selalu berubah. Pada PT. Mewah Indah Jaya, terjadinya produk cacat disebabkan

oleh keterlambatan operator memasukkan bahan baku (dalam hal ini bijih plastik)

ke dalam mesin pencetak produk serta penyusunan tumpukan produk jadi yang

tidak beraturan sehingga mengakibatkan produk sering kali penyok atau tidak lagi

sesuai bentuk standarnya. Data kecacatan produk dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Data Kecacatan Ember Tahun 2012

Jumlah Produk Produk Tingkat


Bulan Produk Baik Cacat Kecacatan
(unit) (unit) (unit) (%)
November 2049 1939 110 5,37
Desember 2249 2117 132 5,87
Januari 2507 2375 132 5,27
Februari 1846 1740 106 5,74
Maret 1798 1676 122 6,79
April 1890 1790 100 5,29
Mei 2037 1935 102 5,01
Juni 1874 1752 122 6,51
Juli 2029 1888 141 6,95
Agustus 2375 2275 100 4,21
September 1929 1788 141 7,31
Oktober 1882 1747 135 7,17
Sumber : PT. Mewah Indah Jaya

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 1.1, dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat

kecacatan ember mencapai 5,96 %. Terjadinya produk cacat berpengaruh terhadap

pemenuhan permintaan sebagaimana terlihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Data Jumlah Permintaan dan Produksi Ember Tahun 2012

Jumlah Jumlah Defisit Tingkat


Bulan Permintaan Produksi Defisit
(unit) (unit) (unit) (%)
November 1872 1939 - -
Desember 2148 2117 31 1,44
Januari 2424 2375 49 2,02
Februari 1788 1740 48 2,68
Maret 1596 1676 - -
April 1740 1790 - -
Mei 1860 1935 - -
Juni 1728 1752 - -
Juli 2004 1888 116 5,79
Agustus 2388 2275 113 4,73
September 1812 1788 24 1,32
Oktober 1704 1747 - -
Sumber : PT. Mewah Indah Jaya

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat defisit mencapai 3 % dari

jumlah permintaan. Jumlah permintaan yang tidak dapat terpenuhi akan membuat

pelanggan merasa tidak puas dan dapat dengan mudah menggantikan produk yang

telah mereka gunakan dengan produk lain (Sinulingga, 2011).

Berdasarkan uraian masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan

selama ini kurang tanggap dalam mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan

dengan mutu, sehingga masalah yang ada terjadi secara berulang-ulang. Untuk

mengatasinya, PT. Mewah Indah Jaya sebagai salah satu industri yang sedang

berkembang perlu mengimplementasikan MMT. Namun sebagai industri kecil,

perusahaan perlu terlebih dahulu mengetahui posisi pencapaian penerapan

manajemen mutu dengan cara mengkaji diri (self assessment) menggunakan suatu

Universitas Sumatera Utara


standar mutu yang dapat memberikan arahan secara sistematis untuk

implementasi MMT . (Cheng Wu, 2007).

Beberapa negara mengeluarkan standar mutu untuk berbagai jenis

organisasi, seperti Deming Prize dari Jepang dan Malcolm Baldrige dari Amerika.

Standar mutu tersebut berlaku untuk perusahaan besar dan hanya rnasyarakat

Eropa yang telah rnengeluarkan standar mutu untuk industri kecil yaitu European

Foundation Quality for Management (EFQM). Model ini merupakan model yang

terakhir dikembangkan dan secara kontekstual dinilai mewakili lingkungan usaha

di Indonesia (Masduki, 2003).

Oleh karena itu, pada penelitian ini menggunakan model EFQM sebagai

alat untuk melihat posisi pencapaian penerapan mutu di PT. Mewah Indah jaya.

Model EFQM mengadopsi prinsip-prinsip MMT yang mendorong perusahaan

untuk meningkatkan mutu. Kriteria EFQM mencakup : (1) kepemimpinan, (2)

manajemen karyawan, (3) kebijakan dan strategi, (4) kemitraan dan sumber daya,

(5) proses, (6) kepuasan karyawan, (7) kepuasan pelanggan, (8) dampak dalam

masyarakat, dan (9) hasil kinerja utama (Purwanto, 2000).

1.2. Perumusan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang penelitian,

permasalahan yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan mutu. Permasalahan

mutu terjadi karena belum adanya implementasi Manajemen Mutu Terpadu

(MMT). Oleh karena itu, Sebelum mengimplementasikan MMT, perlu dilakukan

Universitas Sumatera Utara


penelitian untuk mengetahui kondisi pencapaian penerapan manajemen mutu saat

ini di perusahaan.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap manajemen karyawan,

kebijakan dan strategi, serta kemitraan dan sumber daya.

2. Menganalisis pengaruh manajemen karyawan, kebijakan dan strategi, serta

kemitraan dan sumber daya terhadap proses.

3. Menganalisis pengaruh proses terhadap kepuasan karyawan, kepuasan

pelanggan, dan dampak dalam masyarakat.

4. Menganalisis pengaruh kepuasan karyawan, kepuasan pelanggan, dan

dampak dalam masyarakat terhadap hasil kinerja utama.

5. Menganalisis kesiapan perusahaan untuk mengimplementasikan MMT.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat bagi Mahasiswa

Mendapatkan pengalaman menerapkan teori yang telah didapatkan di

perkuliahan untuk menyelesaikan masalah nyata.

2. Manfaat bagi Perusahaan

Mengetahui tingkat kesiapan perusahaan dalam mengimplementasikan MMT.

Universitas Sumatera Utara


3. Manfaat bagi Lembaga atau Institusi Pendidikan

Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5. Asumsi dan Batasan Masalah Penelitian

Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah :

1. Para karyawan PT. Mewah Indah Jaya memahami kriteria dalam EFQM.

2. Jawaban yang diberikan responden adalah jujur.

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini mencakup penerapan self assesment dalam EFQM.

2. Penyebaran kuesioner self assesment dilaksanakan di PT. Mewah Indah Jaya.

3. Penelitian ini hanya sampai pada kajian kesiapan perusahaan dalam

mengimplementasikan MMT.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahan

PT. Mewah Indah Jaya merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang

bergerak di bidang pengolahan alat-alat rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

oleh Bapak Susanto dan Effendi pada tahun 1980 dan berlokasi di daerah

Sunggal. Pada tahun 1983 PT. Mewah Indah Jaya pindah ke Jalan Medan-Binjai

KM 14 Gang Kenduri No. 86, Deli Serdang, Sumatera Utara.

PT. Mewah Indah Jaya merupakan usaha keluarga yang turun-temurun.

Saat ini, PT. Mewah Indah Jaya dipimpin oleh anak dari Bapak Effendi yaitu

Thomas Effendi.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Mewah Indah Jaya memproduksi produk rumah tangga berbahan

aluminium dan plastik. Adapun produk berbahan aluminium yang dihasilkan

berupa dandang dan kuali sedangkan produk berbahan plastik cukup beragam,

yaitu sekitar 200 jenis produk, antara lain ember, piring, keranjang, kursi,

celengan, mangkok dan lain sebagainya.

Produk-produk yang dihasilkan PT. Mewah Indah Jaya dipasarkan di

wilayah Sumatera antara lain Medan, Binjai, Pematang Siantar, Rantau Prapat,

Tebing Tinggi, Kisaran, Padang, Pekanbaru, dan kota lainnya di Sumatera.

Universitas Sumatera Utara


2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Mewah Indah Jaya menggunakan struktur organisasi lini/garis dimana

wewenang dan kebijakan dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada satuan-

satuan organisasi di bawahnya menurut garis komando. Segala ketentuan,

keputusan atau kebijaksanaan ada di tangan satu orang yaitu pucuk pimpinan.

Struktur organisasi PT. Mewah Indah Jaya dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Direktur

Kabid. Kabid. Kabid. Kabid. Petugas


Produksi Gudang Keuangan Administrasi Keamanan

Supervisor Supervisor Supervisor Karyawan Karyawan Karyawan


Injection Pelat Boker Gudang Penjualan Pemasaran

Operator Operator Operator


Bagian Bagian Bagian
Injection Pelat Boker

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Mewah Indah Jaya

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian pada struktur organisasi

di PT. Mewah Indah Jaya adalah sebagai berikut :

1. Direktur

Direktur sebagai pimpinan tertinggi di dalam perusahaan, mempunyai tugas

dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menentukan garis besar kebijaksanaan umum dan program kerja

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


b. Menjalankan fungsi manajemen (top management) dalam pengambilan

keputusan.

c. Melakukan kerjasama dengan organisasi/instansi yang terkait.

2. Kepala bidang produksi

Kepala bidang produksi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut :

a. Mengatur pelaksanaan produksi.

b. Melakukan pengawasan terhadap proses produksi.

c. Melakukan perencanaan dan pengendalian produksi.

d. Bertanggung jawab kepada Direktur atas keseluruhan kegiatan produksi.

3. Kepala bidang gudang

Kepala bidang gudang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengatur ketersedian bahan baku untuk produksi.

b. Mengatur tempat penyimpanan produk jadi.

c. Bertanggung jawab kepada Direktur atas keseluruhan kegiatan di gudang.

4. Kepala bidang keuangan

Kepala bidang keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut :

a. Mengatur keuangan perusahaan.

b. Mencatat dan membuat laporan hasil penjualan dan kegiatan lain yang

berhubungan dengan keuangan.

c. Mengatur pembagian gaji karyawan.

Universitas Sumatera Utara


d. Bertanggung jawab kepada Direktur mengenai anggaran biaya, realisasi,

dan pengawasannya.

5. Kepala bidang administrasi

Kepala bidang administrasi mempunyai tanggung jawab atas semua hal yang

menyangkut administrasi yang ada pada perusahaan.

6. Petugas keamanan

Petugas keamanan mempunyai tanggung jawab menjaga keamanan pabrik

serta menutup dan membuka pintu masuk perusahaan.

7. Supervisor bagian injection

Supervisor bagian injection mempunyai tanggung jawab untuk mengatur serta

mengawasi pekerjaan operator bagian injection.

8. Supervisor bagian pelat

Supervisor bagian pelat mempunyai tanggung jawab untuk mengatur serta

mengawasi pekerjaan operator bagian pelat.

9. Supervisor bagian boker

Supervisor bagian boker tanggung jawab mengatur serta mengawasi

pekerjaan operator bagian boker.

10. Karyawan gudang

Karyawan di bagian gudang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut :

a. Menjaga keamanan gudang.

b. Mencatat barang yang keluar/masuk.

c. Mengatur keluar masuknya barang.

Universitas Sumatera Utara


11. Karyawan penjualan

Karyawan penjualan mempunyai tanggung jawab untuk menerima pesanan

dari pelanggan dan mencatat segala aktivitas penjualan.

12. Karyawan pemasaran

Karyawan pemasaran mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam

pemasaran produk yang diproduksi dan meningkatkan penjualan melalui

usaha promosi.

13. Operator

Operator mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap proses produksi yang berlangsung di lantai

pabrik.

b. Bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan.

Adapun masalah kapasitas produksi menjadi tanggung jawab kepala bidang

produksi yang dibantu oleh supervisor injection, pelat dan boker.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja pada PT. Mewah Indah Jaya terdiri dari tenaga kerja tetap

dan tenaga kerja outsourcing. Tenaga kerja yang termasuk tenaga kerja tetap

antara lain kepala bidang, staf dan supervisor. Tenaga kerja yang termasuk tenaga

kerja outsourcing yaitu operator yang bekerja di lantai produksi. Perusahaan tidak

secara langsung mengadakan kontrak kerja kepada tenaga kerja outsourcing

melainkan kepada pihak perusahaan yang menjadi penyalurnya.

Komposisi tenaga kerja PT. Mewah Indah Jaya terdapat pada Tabel 2.1.

Universitas Sumatera Utara


Tabel. 2.1. Komposisi Tenaga Kerja PT. Mewah Indah Jaya
No. Jabatan Jumlah
1. Kepala Bidang Administrasi 1
2. Kepala Bidang Keuangan 2
3. Kepala Bidang Gudang 2
4. Kepala Bidang Produksi 2
5. Supervisor Bagian Injection 2
6. Supervisor Bagian Pelat 1
7. Supervisor Bagian Boker 1
8. Karyawan Gudang 1
9. Karyawan Penjualan 4
10. Karyawan Pemasaran 10
11. Petugas Keamanan 3
12. Operator 49
Total 78
Sumber: PT. Mewah Indah Jaya

Pembagian jam kerja tenaga kerja pada PT. Mewah Indah Jaya adalah

sebagai berikut:

1. Operator bagian pelat

Jadwal kerja karyawan bagian pelat terbagi dalam satu shift kerja yang dapat

dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jadwal Kerja Karyawan Bagian Pelat


Jam Kerja Jam Istirahat
Hari Kerja
(WIB) (WIB)
Senin-Sabtu 08.00-16.00 12.00-13.00
Sumber: PT. Mewah Indah Jaya

2. Supervisor injection, operator injection, dan petugas keamanan

Jadwal kerja bagian injection dan petugas keamanan, jam kerja terbagi dalam

tiga shift kerja yang dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.3. Jadwal Kerja Karyawan Bagian Injection
dan Petugas Keamanan
Jam Kerja Jam Istirahat
Hari Kerja Shift
(WIB) (WIB)
1 07.00-15.00 12.00-13.00
Senin-Sabtu 2 15.00-23.00 18.00-19.00
3 23.00-07.00 03.00-04.00
Sumber: PT. Mewah Indah Jaya

3. Karyawan bagian non produksi

Jadwal kerja untuk karyawan bagian non produksi ada pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Jadwal Kerja Karyawan Bagian Non Produksi


Jam Kerja Jam Istirahat
Hari Kerja
(WIB) (WIB)
08.00-12.00
Senin-Jumat 12.00-13.00
14.00-17.00
Sabtu 08.00-16.00 12.00-13.00
Sumber: PT. Mewah Indah Jaya

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan di PT. Mewah Indah Jaya didasarkan pada jenis tenaga

kerja. Gaji tenaga kerja outsourcing diberikan setiap dua minggu sekali. Besarnya

upah ditentukan berdasarkan jumlah hari kerja. Gaji tenaga kerja tetap diberikan

secara bulanan dengan besar upah sesuai tingkat jabatan. Selain gaji pokok,

perusahaan juga memberikan tunjangan dan fasilitas antara lain:

1. Upah lembur

Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja melebihi jam kerja

normal.

2. Tunjangan Hari Raya (THR)

THR diberikan pada tenaga kerja pada hari besar keagamaan.

Universitas Sumatera Utara


3. Cuti

Cuti yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerjanya yaitu 12 hari

setiap tahunnya. Perusahaan juga memberikan cuti melahirkan selama 3 bulan

kepada tenaga kerja wanita.

2.4. Proses Produksi

Proses produksi pada PT. Mewah Indah Jaya terdiri dari dua bagian yaitu

proses pembuatan produk berbahan aluminium dan berbahan plastik.

2.4.1. Produk Berbahan Aluminium

2.4.1.1.Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan terdiri dari bahan baku, bahan tambahan, dan bahan

penolong.

1. Bahan baku

Adapun bahan baku yang digunakan untuk produk aluminium adalah

aluminium. Bahan baku bersumber dari pengusaha aluminium.

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan yang digunakan antara lain:

a. Paku

Paku yang digunakan terbuat dari aluminium yang digunakan dalam

perakitan body dengan pegangan.

b. Label

Label berupa stiker bertuliskan merek produk yang ditempel pada produk.

Universitas Sumatera Utara


c. Plastik pembungkus

Plastik digunakan untuk membungkus produk yang telah selesai diproses.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong yang digunakan pada PT. Mewah Indah Jaya antara lain:

a. Bensin

Bensin digunakan pada proses polish untuk mengkilatkan produk.

b. Kertas pasir

Kertas pasir digunakan untuk menghaluskan permukaan produk.

2.4.1.2.Proses Produksi Produk Aluminium

Proses pengolahan produk berbahan aluminium dimulai dengan proses

pengecoran dan pengepresan membentuk pelat.

1. Pengecoran

Pada tahap ini, aluminium yang telah dileburkan, dituang ke dalam cetakan

berbentuk kubus, selanjutnya dibiarkan hingga terbentuk.

2. Pengepresan (pressing 1)

Hasil pengecoran dibawa ke proses pengepresan untuk membentuk pelat

dengan tebal 1,2 cm.

3. Pengepresan (pressing2)

Pelat hasil pengepresan 1 selanjutnya diproses pada pengepresan 2 hingga

pelat memiliki ketebalan 0,5 cm.

Proses pembuatan produk aluminium berupa dandang terdiri dari proses

pembuatan body, pegangan, tutup, penyaring, perakitan, dan pengemasan.

Universitas Sumatera Utara


1. Pembuatan body

Tahapan proses pembuatan body yaitu sebagai berikut:

a. Pemotongan membentuk segi empat (square cutting)

Pemotongan pelat aluminium dilakukan dengan menggunakan cutting

machine. Pelat aluminium dipotong berbentuk persegi empat yang

disesuaikan dengan ukuran dandang yang akan diproduksi.

b. Pengepresan (pressing)

Pelat aluminium dengan tebal 0,5 cm yang telah dipotong selanjutnya

diproses pada mesin press hingga ketebalan pelat menjadi 0,15 cm.

c. Pemotongan membentuk lingkaran (circle cutting)

Pelat segi empat dipotong membentuk lingkaran. Pemotongan pelat

dilakukan dengan menggunakan mesin circle. Pada mesin circle terdapat

bermacam ukuran cetakan sesuai ukuran dandang yang akan diproduksi.

d. Pencetakan (forming)

Pelat yang berbentuk lingkaran selanjutnya dicetak membentuk body

dandang dengan menggunakan mesin big press. Sebelum dicetak, pelat

diolesi dengan limbah minyak sawit agar pelat tidak pecah atau rusak

karena akan dikenakan tekanan.

e. Pembentukan pinggiran (edge forming)

Pada tahap ini digunakan mesin engkol. Proses yang dilakukan pada tahap

ini adalah penyempurnaan bentuk body dandang, pemotongan pinggiran

dandang yang belum dibentuk hingga rata dan pembentukan pinggiran

dandang.

Universitas Sumatera Utara


f. Pengilatan (polishing)

Pada proses ini body dandang ditempatkan pada mesin putar kemudian

diolesi dengan bensin. Body digosok dengan menggunakan kain hingga

mengkilat.

g. Pembentukan pinggang (waist forming)

Body diproses pada mesin waist forming untuk membentuk pinggang pada

body.

h. Pelubangan

Body dandang dilubangi sebanyak 4 lubang menggunakan punch.

2. Pembuatan pegangan dandang (holder forming)

Proses pembuatan pegangan dandang dimulai dengan pemotongan pelat

aluminium sesuai spesifikasi pegangan selanjutnya dibentuk dengan alat

penekuk. Pegangan yang telah dibentuk kemudian dilubangi di kedua

ujungnya dan dibengkokkan dengan alat pembengkok.

3. Pembuatan tutup

Tahapan proses pembuatan tutup yaitu sebagai berikut:

a. Pemotongan membentuk segi empat (square cutting)

Pemotongan pelat aluminium dilakukan dengan menggunakan cutting

machine. Pelat aluminium dipotong berbentuk persegi empat yang

disesuaikan dengan spesifikasi tutup dandang yang akan diproduksi.

b. Pengepresan (pressing)

Pelat aluminium dengan tebal 0,5 cm yang telah dipotong selanjutnya

diproses pada mesin press hingga ketebalan pelat menjadi 0,15 cm.

Universitas Sumatera Utara


c. Pemotongan membentuk lingkaran (circle cutting)

Pelat segi empat dipotong membentuk lingkaran. Pemotongan pelat

dilakukan dengan menggunakan mesin circle.

d. Pencetakan (forming)

Pelat yang berbentuk lingkaran dicetak membentuk tutup dandang

menggunakan mesin big press. Sebelum dicetak, pelat diolesi limbah

minyak sawit agar pelat tidak pecah/rusak karena akan dikenakan tekanan.

e. Pembentukan pinggiran (edge forming)

Pada tahap ini digunakan mesin engkol. Proses yang dilakukan pada tahap

ini adalah penyempurnaan bentuk tutup dandang, pemotongan pinggiran

tutup dandang yang belum dibentuk hingga rata dan pembentukan

pinggiran tutup dandang.

f. Pengilatan (polishing)

Pada tahap ini tutup dandang ditempatkan pada mesin putar lalu diolesi

bensin. Tutup dandang digosok menggunakan kain hingga mengkilat.

g. Pelubangan (punch)

Tutup dandang dilubangi pada bagian tengah menggunakan punch.

4. Pembuatan penyaring

Tahapan proses pembuatan penyaring yaitu sebagai berikut:

a. Pemotongan membentuk segi empat (square cutting)

Pemotongan pelat aluminium dilakukan dengan menggunakan cutting

machine. Pelat aluminium dipotong berbentuk persegi empat yang

disesuaikan dengan ukuran penyaring yang akan diproduksi.

Universitas Sumatera Utara


b. Pengepresan (pressing)

Pelat aluminium dengan tebal 0,5 cm yang telah dipotong selanjutnya

diproses pada mesin press hingga ketebalan pelat menjadi 0,15 cm.

c. Pemotongan membentuk lingkaran (circle cutting)

Pelat segi empat dipotong membentuk lingkaran. Pemotongan pelat

dilakukan dengan menggunakan mesin circle.

d. Pelubangan (punch)

Penyaring dilubangi menggunakan punch sehingga terdapat banyak lubang

pada penyaring.

e. Pemasangan kawat

Pada tahap ini kawat dikaitkan pada lubang di bagian tengah penyaring

yang berfungsi sebagai pegangan penyaring.

5. Perakitan

a. Body dandang yang telah selesai dilubangi kemudian dirakit dengan

pegangan.

b. Tutup dandang yang telah selesai dikilatkan selanjutnya dirakit dengan

pegangan penutup yang terbuat dari plastik.

6. Pengemasan

Proses pengemasan mencakup penempelan label dan pembungkusan produk.

Proses pembuatan kuali hampir sama dengan pembuatan dandang.

Perbedaannya adalah pada pada pembuatan kuali tidak terdapat proses

pembentukan pinggang, pembuatan tutup, penyaring dan pegangan.

Universitas Sumatera Utara


2.4.2. Produk Berbahan Plastik

2.4.2.1.Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan terdiri dari bahan baku, tambahan, dan penolong.

1. Bahan baku

Bahan baku yang digunakan untuk produksi produk plastik yaitu bijih plastik.

Bahan baku bijih plastik dipasok dari PT. Chandra Petrochemical Tbk, PT.

Bintang Terang, dan PT. Sempurna. Bahan baku yang digunakan bermacam-

macam yaitu polyetylene bening, polyprophylene dengan variasi warna, dan

cacahan dari plastik bekas yang akan didaur ulang kembali.

2. Bahan tambahan

Bahan tambahan yang digunakan antara lain :

a. Zat pewarna untuk mewarnai bahan baku.

b. Label, berupa merek produk.

c. Plastik dan kardus untuk proses pengemasan.

3. Bahan penolong

Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi yaitu air. Air ini

digunakan dalam proses pencucian cacahan plastik.

2.4.2.2.Proses Produksi Produk Plastik

Bahan baku yang digunakan PT. Mewah Indah Jaya untuk produk plastik

ada 2 jenis yaitu bahan baku dari pabrik dan bahan baku daur ulang. Bahan baku

daur ulang memerlukan beberapa proses pengolahan terlebih dahulu sebelum

menjadi bahan baku siap pakai, yaitu sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


1. Pencacahan

Pada tahap ini bahan baku daur ulang dicacah menjadi berukuran lebih kecil

lagi untuk memudahkan dalam proses pemanasan di dalam mesin injection.

Proses ini dilakukan dengan mesin crusher di bagian boker.

2. Pencucian dan penyaringan

Pada tahap ini cacahan bahan baku dimasukkan ke dalam bak pencucian

dengan proses pencucian sebanyak empat tahap. Proses pencucian dilakukan

secara manual oleh operator. Proses ini bertujuan untuk memisahkan kotoran

yang menempel pada bahan baku. Bahan baku yang bersih akan terapung di

air, sedangkan kotoran akan mengendap di bawah air. Bahan baku yang

terapung disaring secara manual menggunakan saringan.

3. Penjemuran

Setelah disaring, bahan baku masih dalam keadaan basah. Bahan baku yang

dimasukkan ke dalam mesin harus dalam keadaan kering sehingga perlu

dilakukan proses pengeringan dengan penjemuran di bawah sinar matahari.

Bahan baku daur ulang yang siap pakai dan bahan baku dari pabrik

selanjutnya diproses sebagai berikut:

1. Pencampuran warna

Tahap pencampuran warna dimulai dengan memasukkan bahan baku dan zat

pewarna ke dalam mesin mixer warna. Hasil dari proses ini adalah bahan

baku yang sesuai dengan warna produk yang akan diproduksi. Proses

pencampuran warna ini dilakukan apabila warna bahan baku tidak sesuai

dengan warna produk yang akan diproduksi.

Universitas Sumatera Utara


2. Pencetakan

Tahap ini dilakukan pada mesin injection molding dan mesin blow molding.

Bahan baku dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper. Pada mesin terjadi

proses pemanasan untuk mengubah wujud bahan baku dari cacahan/butiran

padat menjadi cairan. Bahan baku yang telah mencair kemudian diinjeksikan

ke cetakan. Dengan demikian cara yang demikian dihasilkan produk dengan

bentuk yang sesuai dengan cetakan. Cetakan produk dapat diganti atau diubah

sesuai dengan produk yang akan diproduksi.

3. Pemotongan

Pemotongan dilakukan menggunakan pisau untuk merapikan pinggiran

produk yang tidak rata.

4. Perakitan

Tahap ini merupakan tahapan untuk sebagian produk yang memerlukan

proses perakitan seperti ember, lemari, rantang, dan sebagainya.

5. Pengemasan

Tahap pengemasan terdiri dari proses penempelan label dan pembungkusan

produk.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Mutu

Dalam sebuah organisasi pengendalian mutu berarti kegiatan verifikasi,

inspeksi, pengukuran dan pengujian yang bertujuan untuk pengendalian bahan,

proses, produk dan menghilangkan sebab-sebab dari hasil kerja yang tidak

memuaskan pada tahap awal yang paling memungkinkan dari operasi bisnis.

Adapun konsep mutu (Nasution, 2001), meliputi :

1. Proses

Urutan aktivitas yang tegabung untuk menghasilkan suatu Produk yang

mempunyai nilai kepada pelanggan, adanya perubahan yang akan memberikan

nilai tambah.

2. Produk

Output suatu proses yang meliputi :

a. Barang : Produk yang memiliki karakteristik fisik

b. Informasi : Produk yang bersifat laporan, Saran, Instruksi

c. Jasa : Pekerjaan yang dilakukan

3. Pelanggan

Semua orang yang menerima produk dari suatu proses, dan pelanggan dapat

dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Pelanggan Eksternal, Segara garis besar yang dikatakan eksternal adalah

semua orang diluar perusahaan termasuk pembeli, pemerintah dan

Universitas Sumatera Utara


masyarakat disebut pelanggan eksternal dan dalam lingkup yang lebih kecil

Rekan kerja yang menerima produk dari hasil kerja kita dalam satu lingkup

organisasi juga bisa dikatakan dengan pelanggan.

b. Pelanggan Internal, Semua orang di dalam perusahaan yang menerima

produk dari rekan kerja yang lain di perusahaan atau dari pelanggan

eksternal (keterkaitan dengan Bagian).

4. Pemasok

Semua orang yang memasok produk dalam suatu proses :

a. Pemasok eksternal, semua orang diluar perusahaan, termasuk supplier,

pemerintah dan masyarakat yang memasok produk.

b. Pemasok internal

5. Karakteristik mutu

Karakteristik mutu yang dimaksud adalah mutu produk dan mutu pelayanan.

Adapun karakteristik mutu produk meliputi :

a. Spesifikasi dimensi dan karakteristik operasional

b. Masa penggunaan dan ketahanan

c. Keamanan produk

d. Keterkaitan standar

e. Pemeliharaan

f. Penggunaan energi dan bahan baku

g. Dampak terhadap lingkungan

Universitas Sumatera Utara


Adapun karakteristik mutu pelayanan meliputi :

a. Ketepatan

b. Konsistensi

c. Tanggapan pada pelanggan

d. Keahlian

e. Komunikasi

3.2. Manajemen Mutu Terpadu (MMT)

3.2.1. Sejarah MMT

MMT bermula di AS selama PD II, ketika ahli statistik AS W.Edward

Deming menolong para insinyur dan teknisi untuk menggunakan teori statistik

untuk memperbaiki kualitas produksi. Setelah perang, teorinya banyak

diremehkan oleh perusahaan Amerika. Kemudian Deming pergi ke Jepang,

dimana dia mengajarkan Statistical Quality Control pada para pemimpin bisnis

top untuk membangun negaranya jika mengikuti nasehatnya (Purwanto, 2000).

MMT muncul sebagai respon pada kesulitan membaurkan pendekatan

kualitas teknis dengan tenaga kerja yang berkembang pesat tak terlatih atau semi

terlatih saat dan setelah PD II. Meskipun banyak dari ide tersebut berawal di AS

namun sebagian besar perusahaan Jepanglah yang mengimplementasikannya dan

memperbaikinya dari 1950an. Seperti halnya pendekatan kualitas teknis, MMT

juga menekankan pada pentingnya input namun mengembangkannya dari

kompetensi teknis juga termasuk pentingnya motivasi orang dan kemampuannya

untuk bekerja dalam tim dalam rangka memecahkan persoalan. Sebagai tambahan,

Universitas Sumatera Utara


MMT berfokus pada pentingnya proses bisnis yang baik terutama satu pola yang

mengurangi hambatan dari batasan internal dan mengerti kebutuhan detail

pelanggan sehingga kebutuhan mereka dapat sepenuhnya tercapai (Purwanto,

2000). Keperluan-keperluan ini sejauh ini mencapai tahap dimana MMT menjadi

pemikiran terbaik sebagai filosofi manajemen umum daripada pendekatan tertentu

untuk kualitas.

3.2.2. Konsep MMT

MMT diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam

falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, kerjasama,

produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Definisi lainnya

menyatakan bahwa MMT merupakan sistem manajemen yang mengangkat

kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan

melibatkan seluruh anggota organisasi (Purwanto, 2000).

MMT merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang

mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-

menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya. Dalam

implementasi MMT, tidak satupun rumus, kiat ataupun cara tertentu yang

universal dan dapat menghasilkan kesuksesan dalam segala kondisi dan untuk

semua organisasi. Setiap organisasi harus mengadaptasi ide-ide dan teknik-teknik

yang sesuai dengan organisasinya, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, budaya

organisasi, dan situasi kerja yang digeluti organisasi tersebut (Tjiptono &

Anastasia, 2001).

Universitas Sumatera Utara


Sasaran yang terpenting di dalam MMT adalah bagaimana meningkatkan

gairah dan semangat kerja pegawai serta mengembangkan agar mempunyai

kualitas yang optimal melalui penerapan prinsip manajemen mutu (Yuri &

Nurcahyo, 2013). Prinsip-prinsip manajemen yang dimaksud adalah :

1. Fokus terhadap Pelanggan

Semua aktifitas perencanaan dan implementasi sistem semata-mata untuk

memuaskan konsumen.

2. Kepemimpinan

Top Management berfungsi sebagai pemimpin dalam mengawali implementasi

sistem, bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando

dengan komitmen yang sama pada setiap elemen organisasi.

3. Keterlibatan semua orang

Semua elemen dalam organisasi terlibat dan fokus dalam implementasi sistem

manajemen mutu sesuai fungsi kerjanya masing-masing.

4. Pendekatan Proses

Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam

organisasi. Dengan demikian, pemborosan karena proses yang tidak perlu bisa

dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan

yang tidak sesuai dengan flow process itu sendiri yang berdampak pada

hilangnya kepercayaan pelanggan.

5. Pendekatan sistem ke manajemen

Implementasi sistem mengedepankan pendekatan pada cara pengelolaan proses

bukan sekedar menghilangkan masalah yang terjadi. Pola pengelolaannya

Universitas Sumatera Utara


bertujuan memperbaiki cara dalam menghilangkan akar masalah dan

melakukan perbaikan untuk menghilangkan potensi masalah.

6. Perbaikan berkelanjutan

Setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis dalam

melaksanakan perbaikan berkesinambungan

7. Pendekatan fakta sebagai dasar pengambilan keputusan

Setiap keputusan dalam implementasi sistem didasarkan pada fakta dan data.

8. Kerjasama yag saling menguntungkan dengan pemasok

Supplier bukan pembantu, tetapi mitra usaha. Oleh karena itu, harus terjadi

pola hubungan saling menguntungkan.

Implementasi MMT membutuhkan suatu proses yang sistematis. Ada

beberapa langkah dalam implementasi MMT (George dan Weimerskirch, 1998),

yaitu :

1. Evaluasi diri

2. Identifikasi pelanggan

3. Belajar menggunakan PDCA

4. Belajar menggunakan perangkat TQM

5. Pengukuran dan bagaimana menggunakannya

Langkah awal yang harus dipenuhi sebelum implementasi MMT adalah

evaluasi/pengkajian diri (self assessment). Pengkajian diri ini bermaksud untuk

mengetahui posisi pencapaian penerapan manajemen mutu saat ini di organisasi

(Masduki, 2003). Oleh karena itu, diperlukan suatu model yang dapat

memberikan arahan secara sistematis untuk implementasi MMT dan dapat

Universitas Sumatera Utara


diterapkan secara universal. Ada beberapa standar mutu yang bisa digunakan

antara lain Malcolm Balridge National Award, Deming Prize, ISO 9000, dan

European Quality Award (EQA). Namun hanya model EQA yang dikembangkan

oleh European Foundation Quality Management (EFQM) yang bisa digunakan

untuk industri kecil menengah (Cheng Wu, 2007). Selain itu, model EFQM ini

merupakan model terakhir yang dikembangkan di dunia industri (Masduki, 2003).

3.3. European Foundation Quality Management (EFQM)

3.3.1. Sejarah EFQM

Di awali dari pesatnya perkembangan manajemen kualitas di Jepang dan

Amerika di tahun 1980-an, yang kemudian berlanjut dengan adanya pemberian

penghargaan Deming Prize dan Malcolm Baldridge, maka pada tahun 1988

perwakilan industri-industri di Eropa seperti British Telecom,Volkswagen dan

Philips berinisitif untuk mendirikan EFQM. EFQM dibentuk dengan misi utama

untuk mendukung dan memberikan stimulasi untuk kemajuan operasional

manajemen perusahaan-perusahaan Eropa, juga termasuk di dalamnya

memberikan bantuan sebesar-besarnya pada masyarakat Eropa (Setiono, 2005).

Menurutnya manajemen mutu harus berfokus pada seluruh aktivitas, pada semua

tingkatan. Termasuk didalamnya ide dari Berwick, proses perbaikan secara terus

menerus (continuous improvement).

Hal yang mendasar dalam pendekatan EFQM ini, suatu tingkat kinerja

yang mampu mempertemukan keinginan, harapan dan kebutuhan Stakeholders.

Hal ini seirama dengan filosofi pendekatan MMT maupun Learning Organization.

Universitas Sumatera Utara


Pendekatan EFQM ini menggunakan 9 kriteria penilaian (Setiono, 2005),

yakni :

1. Kepemimpinan,

2. Kebijakan dan strategi

3. Manajemen karyawan

4. Kemitraan dan sumber-sumber daya

5. Proses

6. Kepuasan pelanggan

7. Kepuasan karyawan

8. Dampak dalam masyarakat

9. Hasil kinerja utama.

Oleh EFQM, 9 kriteria ini dikelompokkan dalam 2 wilayah, enablers dan

results (Setiono, 2005). Kriteria-kriteria yang ada dalam wilayah enablers yakni

Kepemimpinan, manajemen karyawan, kebijakan dan strategi, kemitraan dan

sumber-sumber daya serta Proses. Kriteria lainnya masuk dalam wilayah results.

Enablers berkaitan dengan bagaimana suatu institusi melaksanakan

kinerjanya. Results berkaitan dengan target institusi dan cara pelaksanaannya.

Enablers mencakup proses dan struktur serta sistem yang ada. Results mencakup

aspek kinerja secara keseluruhan. Model EFQM dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Logika pembacaan nya adalah bahwa peran paling awal adalah yang di ujung kiri

(leadership) sebagai faktor penentu dan penggerak pada kriteria disebelah kanan

hingga akhirnya pada ujung kanan (key result performance) (Cheng Wu, 2007).

Universitas Sumatera Utara


Sumber : Cheng wu, 2007

Gambar 3.1. Model EFQM

Model berikutnya yang merupakan bagian dari EFQM adalah RADAR

logic yaitu siklis dan terus menerus, ini dapat diaplikasikan pada hampir seluruh

situasi bisnis seperti pada Gambar 3.2.

Sumber : www.efqm.org

Gambar 3.2. Logika RADAR

Universitas Sumatera Utara


3.3.2. EFQM sebagai Bentuk Manajemen Mutu

Sebagai bentuk standarisasi manajemen mutu, EFQM menawarkan

pendekatan manajemen mutu melalui bentuk kerangka dasar dimana organisasi

dapat melengkapi kerangka dasar tersebut dengan visi dan tujuan dari organisasi

itu sendiri. EFQM mendasarkan pendekatannya berdasarkan satu konsep utama

bahwa setiap organisasi memiliki tingkat unik yang berbeda satu dan lainnya,

sehingga suatu format yang berhasil diimplementasikan pada satu organisasi

belum tentu akan bisa berhasil pada organisasi lainnya (Llusar, 2008).

Bentukan model yang ditawarkan oleh EFQM bisa digunakan oleh suatu

organisasi sebagai (Singhal & Hendricks, 1998) :

1. Sebagai suatu kerangka dimana organisasi dapat menggunakannya untuk

mengidentifikasikan dan memberikan informasi lebih dari bisnis yang

dimiliki, keterkaitan yang dimiliki, dan akibat dari keterkaitan itu sendiri.

2. Sebagai dasar dari EFQM Excellence Award, yaitu proses dimana organisasi

dapat mengenali pengalaman pelanggan yang terbaik dan

mempromosikannya untuk membantu organisasi melakukan pencapaiannya.

3. Sebagai alat diagnosa penentu tingkat kesehatan organisasi. Melalui proses

tersebut organisasi dapat melakukan penentuan prioritas yang seimbang,

alokasi sumber daya dan menghasilkan perencanaan bisnis yang realistis.

4. Sebagai suatu alat diagnosa yang juga lebih dikenal sebagai self assesment.

Universitas Sumatera Utara


3.3.3. Self Assesment EFQM

EFQM Excellence Model yang berbasiskan self assesment lahir pada tahun

1991, dan penghargaan manajemen kualitas yang berbasiskan EFQM pertama kali

diberikan pada tahun 1992 kepada Rank Xerox (Wahyudiono, 2010). Konsep self

assesment ini masih terus digunakan sebagai salah satu dasar manajemen kualitas

yang dijalankan oleh EFQM dan terus dikembangkan menjadi salah satu alat

untuk implementasi dan pencapaian obyektif strategis banyak perusahaan di

Eropa. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada kuisioner oleh seluruh

pihak manajemen institusi seperti yang terdapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Akumulasi Nilai EFQM

Aspek Skor Bobot Skor


Maksimal Faktor Standar
Kepemimpinan 100 1 100
Kebijakan dan strategi 100 0,8 80
Manajemen karyawan 100 0,9 90
Kemitraan dan sumber daya 100 0,9 90
Proses 100 1,4 140
Kepuasan pelanggan 100 2 200
Kepuasan karyawan 100 0,9 90
Dampak dalam masyarakat 100 0,6 60
Hasil kinerja utama 100 1,5 150
Total 1000
Sumber : www.efqm.org

Skor penilaian menunjukkan tingkat kesesuaian atas kesiapan dalam

implementasi MMT seperti yang terdapat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kriteria Self Assesment

Skor Kriteria
101-250 Kurang
251-500 Cukup
501-750 Cukup siap
750-1000 Sangat siap
Sumber : www.efqm.org

Universitas Sumatera Utara


EFQM ini dapat diaplikasikan di institusi manapun, nirlaba ataupun yang

sebaliknya, dan institusi dengan jumlah karyawan berapapun (Setiono, 2005).

Berdasarkan gambar yang diperoleh, pihak manajemen dapat mengidentifikasi

faktor-faktor yang menjadi kekuatan institusinya dan di wilayah mana continuous

improvement akan diprioritaskan untuk meningkatkan customer satisfaction.

3.4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.4.1. Validitas Data

Validitas data ialah sutu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian

antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang

valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Oleh karena

itu, untuk menguji validitas data, maka pengujian dilakukan terhadap instrumen

pengumpulan data (Sinulingga, 2011).

3.4.2. Pengujian Validitas

Cara-cara umum yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ialah

melalui analisis korelasi, analisis faktor, dan multitrait (Sinulingga, 2011).

Analisis korelasi sangat sesuai digunakan untuk menguji validitas serempak dan

prediktif ataupun validitas konvergen dan diskriminan. Analisis korelasi

dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang

dikembangkan oleh Pearson yaitu sebagai berikut:

� ∑ �� − (∑ �)(∑ �)
��� =
�{� ∑ � 2 − (∑ � )2 }{� ∑ � 2 − (∑ �)2 }

Universitas Sumatera Utara


dimana:

��� = koefisien korelasi antara Y dan X

X = skor variable independen X

Y = skor variable independen Y

Rumus koefisien korelasi di atas dapat juga ditulis sebagai berikut:

∑ �� ��
��� =
�(�� 2 ) (�� 2 )

Analisis faktor adalah teknik multivariat yang menguji kesesuaian dimensi

konsep yang telah disusun definisi operasionalnya disamping mengidentifikasi

item mana yang paling wajar untuk setiap dimensi. Analisis faktor dilakukan

apabila antara faktor satu dengan lainnya terdapat kesamaan, kesinambungan atau

antara kedua faktor tersebut bersifat tumpang tindih (overlap) (Sinulingga, 2011).

Multitrait adalah sebuah multimethod matrix of correlation yang

diturunkan dari konsep yang diukur melalui bentuk dan metode yang berbeda.

3.4.3. Reliabilitas Data

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data yang

dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tersebut

(Sinulingga, 2011). Reliability is defined as the consistency and stability of data

or findings. From positivistic perspective, reliability typically is considered to be

synonymous with consistency of data produce by observation made by different

researchers or by the same researchers but at different time or by splitting a data

set in two parts (split-half) (Stainback, 1998).

Universitas Sumatera Utara


3.4.4. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas pada umumnya dikenakan untuk pengujian stabilitas

instrumen dan konsistensi internal instrument (Sinulingga, 2011). Pengujian

terhadap kedua karakteristik dari instrumen tersebut dapat dilakukan dengan

beberapa metode. Berikut ini diberikan metode-metode umum yang digunakan

oleh para peneliti dalam pengujian instrumen.

3.4.4.1.Pengujian Stabilitas Instrumen

Ada dua macam pengujian stabilitas instrumen, yaitu Test-Retest

Reliability dan Pararrel-Form Reliability (Sinulingga, 2011). Test-Retest

Reliability adalah sebuah metode pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan

dengan cara menggunakan instrumen tersebut kepada subjek yang sama secara

berulang-ulang tetapi pada waktu yang berbeda. Jarak waktu diatur sedemikian

rupa sehingga responden hampir tidak mengingat jawaban yang diberikan

sebelumnya untuk menghindari jawaban yang bersifat pengulangan secara tidak

wajar. Data yang diperoleh dari beberapa kali pengukuran ini kemudian diolah

dan koefisien korelasinya dihitung . Jika koefisien korelasi bertanda positif dan

hasil pengujian sigifikan maka instrumen tersebut dikatakan cukup stabil.

Parallel-Form Reliability sering juga disebut Equivalent Reliability adalah

metode pengujian kestabilan instrumen dengan cara menggunakan dua instrumen

yang paralel kepada subjek yang sama dan pada waktu yang sama (Sinulingga,

2011). Kedua instrumen tersebut sebenarnya sama tetapi formatnya dibedakan

sehingga kelihatan seperti berbeda. Reliabilitas instrumen dihitung dengan

Universitas Sumatera Utara


menguji korelasi hasil yang diberikan oleh instrumen pertama dan instrumen

kedua. Jika koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut

dapat dinyatakan cukup reliabel.

3.4.4.2.Pengujian Konsistensi Internal Instrumen

Pengukuran konsistensi internal instrumen pengumpulan data dapat

dilakukan denga dua cara yaitu Interitem Consistency Reliability dan Split-Half

Reliability (Sinulingga, 2011). Interitem Consistency Reliability adalah sebuah

test konsistensi terhadap jawaban responden mengenai semua item yang

ditanyakan kepadanya. Test ini mencoba menguji seberapa jauh responden

memberikan jawaban yang independen terhadap masing-masing item yang

ditanyakan. Alat test yang cukup popular untuk pengujian tersebut antara lain

ialah indeks reliabilitas Spearman Brown, Flanagan, Rulon, Hoyt, dan Formula

K-R.20 dan K-R.21. Teknik pengujian lain yang juga banyak digunakan ialah

Koefisien Alpha Cronbach (1946). Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk

multipoint scale items dan formula Kuder Richardson (1937) digunakan untuk

dichotomous items.

Koefisien Alpha Cronbach memberikan indikasi seberapa baik item-item

dalam set saling berkolerasi secara positif. Koefisien Alpha Cronbach dihitung

sebagai interkolerasi rata-rata antara item-item dalam set tesebut. Makin dekat

nilai koefisien Alpha Cronbach kepada angka 1 makin kuat konsistensi internal

reliabilitas. Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas

instrumen yang pertanyaan-pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan

Universitas Sumatera Utara


tertentu misalnya antara 1 dan 5 atau antara 1 dan 10 dan sebagainya. Rumus yang

digunakan dalam menghitung koefisien Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

� ∑ ��2
�11 = � � �1 − 2 �
(� − 1) ��

dimana:

r11 = reliabilitas instrumen (koefisien Alpha Cronbach)

k = jumlah butir pertanyaan dalam instrumen

∑σb2 = jumlah varians butir-butir pertanyaan

Σt2 = varians total

Split-Half Reliability merefleksikan korelasi antara dua bagian masing-

masing adalah separuh dari instrumen yang digunakan. Kuatnya korelasi antara

kedua bagian tersebut tergantung pada cara item-item dalam instrumen dibagi

menjadi dua bagian. Ada dua cara yang dapat dipilih untuk membelah instrumen,

yaitu berdasarkan pertanyaan-pertanyaan genap-ganjil dan berdasarkan

pertanyaan bagian awal dan pertanyaan bagian akhir (Sinulingga, 2011).

3.5. Uji Asumsi Klasik

3.5.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent) memiliki distribusi

normal. Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati

normal. Cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model

berdistribusi normal atau tidak hanya dengan melihat pada histogram residual

apakah memiliki bentuk seperti lonceng atau tidak. Cara ini menjadi fatal karena

Universitas Sumatera Utara


pengambilan keputusan data berdistribusi normal atau tidak hanya berpatok pada

pengamatan gambar saja. Ada cara lain untuk menentukan data berdistribusi

normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis.

Rasio skewness dan Rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi

dengan standar error skewness sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis

dibagi dengan standar error kurtosis. Apabila rasio skewness dan rasio kurtosis

berada di antara -2 dan +2, maka data berdistribusi normal (Pasaribu, 2012).

3.5.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas

saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol. Pengujian ada atau tidaknya multikolonieritas di

dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai

variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10

(Pasaribu, 2012).

Universitas Sumatera Utara


3.5.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Apabila variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas (Pasaribu, 2012).

Cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model

terbebas dari masalah heterokedastisitas atau tidak adalah dengan melihat pada

scatter plot dan dilihat apakah residual memiliki pola tertentu atau tidak. Cara ini

menjadi fatal karena pengambilan keputusan hanya berpatok pada pengamatan

gambar saja tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak metode

statistik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu model terbebas

dari masalah heterokedastisitas atau tidak, misalnya uji Glejser. Uji Glejser secara

umum dinotasikan sebagai berikut :

Apabila variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi

residual, maka dapat dipastikan model regresi memiliki masalah

heterokedastisitas.

Universitas Sumatera Utara


3.6. Analisis Jalur

3.6.1. Pengertian

Analisis jalur (path analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright (1934).

Path analysis digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan

masalah yang berhubungan sebab akibat. Tujuannya adalah menerangkan akibat

langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab,

terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat (Suwarno, 2007).

Terdapat beberapa defenisi analisis jalur, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat

yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi

variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak

langsung (Robert D. Rutherford, 1993).

2. Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda

dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude)

dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam

seperangkat variabel (Paul Webley, 1997).

3. Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks

korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang

dibandingkan oleh peneliti (David Garson, 2003).

3.6.2. Kegunaan Analisis Jalur

Kegunaan model analisis jalur (Suwarno, 2007) adalah untuk :

a. Penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti.

Universitas Sumatera Utara


b. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan

prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif.

c. Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh

dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri

mekanisme pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

d. Pengujian model, menggunakan teori trimming, baik untuk uji reliabilitas

konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

3.6.3. Prinsip-prinsip Dasar

Prinsip-prinsip dasar yang sebaiknya dipenuhi dalam analisis jalur

(Suwarno, 2007) diantaranya ialah :

1. Adanya linearitas (Linearity). Hubungan antar variabel bersifat linear.

2. Adanya aditivitas (Additivity). Tidak ada efek-efek interaksi.

3. Data berskala interval.

4. Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi dengan salah

satu variabel-variabel dalam model.

5. Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual tidak boleh

berkorelasi dengan semua variabel endogenous.

6. Sebaiknya hanya terdapat multikolinieritas yang rendah. Multikolinieritas

maksudnya dua atau lebih variabel bebas mempunyai hubungan sangat tinggi.

7. Adanya rekursivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh

terjadi pemutaran kembali (looping).

Universitas Sumatera Utara


8. Spesifikasi model benar diperlukan untuk menginterpretasi koefisien-

koefisien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel penyebab yang

signifikan dikeluarkan dari model.

9. Terdapat masukan korelasi yang sesuai. Artinya jika kita menggunakan

matriks korelasi sebagai masukan, maka korelasi Pearson digunakan untuk

dua variabel berskala interval; korelasi polychoric untuk dua variabel berskala

ordinal; tetrachoric untuk dua variabel dikotomi (berskala nominal);

polyserial untuk satu variabel interval dan lainnya ordinal; dan biserial untuk

satu variabel berskala interval dan lainnya nominal.

10. Asumsi analisi jalur mengikuti asumsi umum regresi linear, yaitu:

a. Model regresi harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka signifikansi

pada ANOVA sebesar < 0,05.

b. Prediktor yang digunakan sebagai variabel bebas harus layak. Kelayakan

ini diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation.

c. Koefisien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji t.

Koefisien regresi signifikan jika t hitung > t tabel (nilai kritis).

d. Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi

yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas.

e. Tidak terjadi otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka Dubin dan Watson

sebesar < 1 dan > 3.

Universitas Sumatera Utara


3.6.4. Diagram jalur dan Persamaan Struktural

Pada saat akan melakukan analisis jalur, disarankan untuk

menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausal antara variabel

penyebab dengan variabel akibat. Diagram ini disebut diagram jalur dan

bentuknya ditentukan oleh proposisi teoritik yang berasal dari kerangka pikir

tertentu (Suwarno, 2007). Contoh diagram jalur dapat dilihat pada Gambar 3.3.

ε1
X1
pyx1
Y
X2
pyx2

Gambar 3.3. Diagram jalur

Gambar 3.3. menunjukkan bahwa diagram jalur tersebut terdapat dua buah

variabel eksogen, yaitu X1 dan X2, sebuah variabel endogen (Y) serta sebuah

variabel residu ε1. Pada diagram di atas juga mengisyaratkan bahwa hubungan

antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y adalah hubungan kausal, sedangkan

hubungan antara X1 dengan X2 adalah hubungan korelasional. Bentuk persamaan

strukturalnya adalah : Y = pyx1+ pyx2+ ε1.

3.6.5. Koefisien Jalur

Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogen terhadap variabel

endogen dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur dari eksogen ke

endogen. Pada Gambar 3.3, hubungan antara X1 dan X2 adalah korelasional.

Intensitas keeratan hubungan tersebut dinyatakan oleh besarnya koefisien korelasi

Universitas Sumatera Utara


rx1x2. Hubungan X1 dan X2, ke Y adalah kausal. Besarnya dinyatakan oleh nilai

numerik koefisien jalur pyx1 dan pyx2 . Koefisien jalur pyε1 menggambarkan

besarnya pengaruh langsung variabel residu terhadap Y (Suwarno, 2007).

Langkah kerja untuk menghitung koefisien jalur adalah :

1. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik

yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya.

2. Menghitung koefisien korelasi menggunakan Product Moment Coeffisient dari

Karl Pearson.

� ∑ �� − (∑ �)(∑ �)
��� =
�{� ∑ � 2 − (∑ �)2 }{� ∑ � 2 − (∑ � )2 }

3. Membuat matriks korelasi antar variabel

4. Membuat matriks invers korelasi antar variabel

5. Menghitung koefisien jalur dengan rumus :

Universitas Sumatera Utara


3.6.6. Pengaruh Variabel Lain dan Variabel Eksogen terhadap Variabel

Endogen

Pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogen dari dua atau lebih

variabel eksogen, dapat secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.

Pengaruh bersama-sama (simultan) variabel eksogen terhadap variabel endogen

dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

dimana :

• R2xu(x1, x2, …, xk) adalah koefisien determinasi total X1, X2, … Xk terhadap

Xu.

• (pxux1 pxux2 … pxuxk) adalah koefisien jalur.

• (rxux1 rxux2 … rxuxk) adalah koefisien variabel eksogen X1, X2, ... Xk dengan

variabel endogen Xu.

Selanjutnya, pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogen dari

variabel lain dapat dihitung dengan rumus :

Pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial) bisa berupa pengaruh langsung

atau pengaruh tidak langsung yang melalui variabel eksogen lainnya (Suwarno,

2007). Menghitung besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung variabel

eksogen terhadap variabel endogen secara parsial, dapat dilakukan dengan rumus :

Universitas Sumatera Utara


1. Besarnya pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen :

X1 Y = pyx1

2. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen:

X1 X2 Y = px2x1.pyx2

3.6.7. Pengujian Koefisien Jalur

Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang

telah dihitung, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama

(Suwarno, 2007), dapat dilakukan dengan langkah berikut :

1. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesis operasional) yang akan diuji.

H0 : pxuxi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu) terhadap

variabel endogen (Xi).

H1 : pxuxi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu) terhadap

variabel endogen (Xi).

dimana u dan i = 1, 2, …, k

2. Gunakan statistik uji yang tepat, yaitu :

• Untuk menguji setiap koefisien jalur:

dimana :

i = 1, 2, …, k

n = jumlah sampel

k = Banyaknya variabel eksogen dalam sub-struktur yang sedang diuji

Universitas Sumatera Utara


t = Mengikuti tabel distribusi t, dengan derajat bebas = n – k – 1

Kriteria pengujian : ditolak H0 jika nilai hitung t lebih besar dari nilai tabel t.

(t0 > t tabel (n-k-1)).

• Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama:

dimana :

i = 1, 2, …, k

n = jumlah sampel

k = Banyaknya variabel eksogen dalam sub-struktur yang sedang diuji

F = Mengikuti tabel distribusi F snedecor, dengan derajat bebas (degrees of

freedom) k dan n – k – 1

Kriteria pengujian : ditolak H0 jika nilai hitung F lebih besar dari nilai tabel
F. (F0 > F tabel(k, n-k-1)).

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Mewah Indah Jaya yang berlokasi di Jalan

Binjai KM 14 Gg. Keduri No. 86, Kab. Sunggal, Sumatera Utara.

4.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliabel

tentang suatu hal (Sugiyono & Wibowo, 2004). Objek dalam penelitian ini adalah

karyawan di PT. Mewah Indah Jaya.

4.3. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausatif yang bertujuan untuk

menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara mengamati akibat yang terjadi

dan kemungkinan faktor yang menimbulkan akibat tersebut (Sinulingga, 2011).

4.4. Variabel Penelitian

Penentuan variabel penelitian ditentukan atas dasar studi pendahuluan dan

studi kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dihadapi.

Ada dua jenis variabel yang diamati dalam penelitian ini, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1. Variabel eksogen

Variabel eksogen adalah variabel yang tidak dipengaruhi variabel lain (tidak

ada panah yang mengarah ke variabel tersebut) (Suwarno, 2007). Variabel

eksogen dalam penelitian ini adalah kepemimpinan yaitu perilaku pemimpin

untuk mendorong keberhasilan irnplementasi Manajemen Mutu Terpadu.

Kepemimpinan merupakan kriteria dasar dari model EFQM (Masduki, 2013).

2. Variabel endogen

Variabel endogen ialah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (ada panah

yang mengarah ke variabel tersebut) (Suwarno, 2007). Variabel endogen dalam

penelitian ini juga diambil dari model EFQM (Masduki, 2013), yaitu :

a. Kebijakan dan strategi yaitu perumusan dan pengembangan kebijakan, serta

tindakan srategik organisasi ke dalam perencanaan bisnisnya.

b. Manajemen karyawan yaitu sistem manajemen sumber daya organisasi

dalam rangka memberdayakan potensi karyawannya.

c. Kemitraan dan sumber daya yaitu sistem manajemen organisasi untuk

mengatur pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien.

d. Proses yaitu sistem dan proses manajemen organisasi dalam memproduksi

dan memberikan kepuasan kepada pelanggan guna menciptakan nilai

tambah.

e. Kepuasan pelanggan, yaitu kinerja yang dicapai organisasi dalam

memuaskan konsumennya.

f. Kepuasan karyawan yaitu kinerja yang dicapai organisasi dalam

memuaskan karyawannya.

Universitas Sumatera Utara


g. Dampak dalam masyarakat yaitu kinerja yang dicapai organisasi dalam

memuaskan harapan dan kebutuhan lingkungan sekitar.

h. Hasil kinerja utama yaitu kinerja yang dicapai organisasi dalam perencanaan

tujuan bisnisnya.

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual adalah suatu model konseptual yang menunjukkan

hubungan logis antara faktor-faktor yang telah diidentifikasi yang penting atau

relevan dengan masalah penelitian (Sinulingga, 2011). Kerangka konseptual yang

digunakan berdasarkan Model European Quality Award (EQA) yang

dikembangkan oleh European Foundation of Quality management (EFQM)

(Masduki, 2013). Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Manajemen Kepuasan
karyawan karyawan

Kepemimpinan Kebijakan Proses Kepuasan Hasil kinerja


dan strategi pelanggan utama

Kemitraan Dampak
dan sumber dalam
daya masyarakat

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual yang dikembangkan, maka hubungan

antar variabel laten dirumuskan dalam bentuk hipotesis sebagai berikut :

a. Hipotesis 1

H0: kepemimpinan tidak berpengaruh positif terhadap manajemen karyawan.

H1: kepemimpinan berpengaruh positif terhadap manajemen karyawan.

Universitas Sumatera Utara


b. Hipotesis 2

H0: kepemimpinan tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan dan strategi.

H1: kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kebijakan dan strategi.

c. Hipotesis 3

H0: kepemimpinan tidak berpengaruh positif terhadap kemitraan dan sumber

daya.

H1: kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kemitraan dan sumber daya.

d. Hipotesis 4

H0: manajemen karyawan tidak berpengaruh positif terhadap proses.

H1: manajemen karyawan berpengaruh positif terhadap proses.

e. Hipotesis 5

H0: kebijakan dan strategi tidak berpengaruh positif terhadap proses.

H1: kebijakan dan strategi berpengaruh positif terhadap proses.

f. Hipotesis 6

H0: kemitraan dan sumber daya tidak berpengaruh positif terhadap proses.

H1: kemitraan dan sumber daya berpengaruh positif terhadap proses.

g. Hipotesis 7

H0: proses tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan karyawan.

H1: proses berpengaruh positif terhadap kepuasan karyawan.

h. Hipotesis 8

H0: proses tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

H1: proses berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

Universitas Sumatera Utara


i. Hipotesis 9

H0: proses tidak berpengaruh positif terhadap dampak dalam masyarakat.

H1: proses berpengaruh positif terhadap dampak dalam masyarakat.

j. Hipotesis 10

H0: kepuasan karyawan tidak berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama.

H1: kepuasan karyawan berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama.

k. Hipotesis 11

H0: kepuasan pelanggan tidak berpengaruh positif terhadap hasil kinerja

utama.

H1: kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama.

l. Hipotesis 12

H0: dampak dalam masyarakat tidak berpengaruh positif terhadap hasil kinerja

utama.

H1: dampak dalam masyarakat berpengaruh positif terhadap hasil kinerja

utama.

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup

dengan tipe jawaban skala likert. Kuisoner tersebut diadaptasi dari kuisioner

standar yang dikeluarkan oleh EFQM. Kuesioner EFQM berisi 9 variabel yang

memiliki beberapa indikator dan sub indikator (Lampiran 1). Namun dalam

kuisioner penelitian ini, sub indikator tidak digunakan sebagai pertanyaan karena

Universitas Sumatera Utara


keterbatasan waktu yang telah disepakati oleh pihak perusahaan dan peneliti.

Variabel dan indikator penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Variabel dan Indikator Penelitian

No Variabel Indikator
1 Kepemimpinan • Tujuan jangka panjang
• Etika berperilaku
• Memantau kinerja karyawan
• Peran serta dan tanggung jawab karyawan
• Karyawan memberi kritik/saran
2 Manajemen karyawan • Pelatihan dan pengembangan
• Jenjang karir
• Pembagian tugas
• Memahami kebijakan
• Komunikasi dua arah
3 Kebijakan dan strategi • Diskusi menghasilkan kebijakan
• Target dan tinjauan kegiatan rutin
• Sosialisasi kebijakan dan strategi
• Karyawan memahami kebijakan
• Memantau kebijakan yang berjalan
4 Kemitraan dan sumber • Pemasok terpercaya
daya
• Persediaan bahan baku
• Hubungan dengan pemasok
• Penggunaan dana yang optimal
• Sosialisasi tanggung jawab
5 Proses • Riset/penelitian
• Hubungan dengan pelanggan
• Prosedur operasional
• Sistem terstandar
• Disiplin kerja
6 Kepuasan karyawan • Kondisi lingkungan kerja
• Komunikasi di lingkungan kerja
• Tanggung jawab karyawan
• Menghasilkan produk bermutu
• Penghargaan atas prestasi
7 Kepuasan pelanggan • Fokus pelanggan
• Keluhan pelanggan
• Loyalitas pelanggan
• Inovasi produk
• Suara pelanggan

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1. Variabel dan Indikator Penelitian (Lanjutan)

No Variabel Indikator
8 Dampak dalam • Gangguan terhadap lingkungan
masyarakat
• Limbah
• Perekrutan karyawan lokal
• Hubungan dengan masyarakat
• Keamanan lingkungan
9 Hasil kinerja utama • Profit
• Kestabilan finansial
• Modal kerja
• Peningkatan penjualan
• Keluhan pelanggan

Pada penelitian ini dilakukan penelitian pendahuluan (pilot project) untuk

menguji kebaikan kuisioner yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh

karyawan PT. Mewah Indah Jaya. Kuisioner pendahuluan berjumlah 30 sesuai

dengan ketentuan pengujian statistik (Singarimbun, 2004). Kuisioner dikatakan

layak digunakan apabila memenuhi uji validitas dan reliabilitas.

4.6.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Instrumen

dikatakan sahih apabila r hitung lebih besar dari 0,3 (Ghazali, 2004). Hasil uji

validitas menggunakan spss 16.0 ditampilkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas

Variabel Indikator Pearson Keterangan


Correlation
Kepemimpinan K1 0,683 Valid
K2 0,732 Valid
K3 0,871 Valid

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas (Lanjutan)

Variabel Indikator Pearson Keterangan


Correlation
Kepemimpinan K4 0,714 Valid
K5 0,827 Valid
Manajemen Karyawan MK1 0,621 Valid
MK2 0,670 Valid
MK3 0,637 Valid
MK4 0,744 Valid
MK5 0,703 Valid
Kebijakan dan Strategi KS1 0,658 Valid
KS2 0,663 Valid
KS3 0,689 Valid
KS4 0,827 Valid
KS5 0,827 Valid
Kemitraan dan Sumber Daya KSD1 0,725 Valid
KSD2 0,599 Valid
KSD3 0,682 Valid
KSD4 0,503 Valid
Proses P1 0,824 Valid
P2 0,685 Valid
P3 0,736 Valid
P4 0,819 Valid
P5 0,856 Valid
Kepuasan Karyawan KK1 0,746 Valid
KK2 0,632 Valid
KK3 0,713 Valid
KK4 0,711 Valid
KK5 0,724 Valid
Kepuasan Pelanggan KP1 0,631 Valid
KP2 0,638 Valid
KP3 0,664 Valid
KP4 0,727 Valid
KP5 0,714 Valid
Dampak dalam Masyarakat DM1 0,710 Valid
DM2 0,751 Valid
DM3 0,706 Valid
DM4 0,642 Valid
DM5 0,821 Valid
Hasil Kinerja Utama HKU1 0,724 Valid
HKU2 0,635 Valid
HKU3 0,911 Valid
HKU4 0,873 Valid
HKU5 0,627 Valid

Universitas Sumatera Utara


Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai r hitung lebih besar dari 0,3. Jadi

dapat disimpulkan bahwa setiap indikator dalam variabel penelitian sudah valid.

4.6.2. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas digunakan untuk mengukur apakah jawaban responden sudah

konsisten setiap waktu dan dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu

variabel dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6

(Ghazali, 2004). Hasil uji reliabilitas dengan spss 16.0 disajikan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan


Kepemimpinan 0,819 Reliabel
Manajemen Karyawan 0,702 Reliabel
Kebijakan dan Strategi 0,784 Reliabel
Kemitraan dan Sumber Daya 0,647 Reliabel
Proses 0,842 Reliabel
Kepuasan Karyawan 0,747 Reliabel
Kepuasan Pelanggan 0,696 Reliabel
Dampak dalam Masyarakat 0,771 Reliabel
Hasil Kinerja Utama 0,811 Reliabel

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha > 0,6. Hal ini berarti

semua variabel sudah reliabel. Kuisioner pendahuluan telah memenuhi uji

validitas-reliabilitas sehingga bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya.

4.7. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui kriteria-

kriteria tertentu, yang ditentukan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini

adalah karyawan PT. Mewah Indah Jaya yang berjumlah 78 orang.

Universitas Sumatera Utara


Apabila objek penelitian kurang dari 100, lebih baik semua objek

dijadikan sampel sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi

(Arikunto, 2004). Karena menggunakan seluruh populasi sebagai sumber data,

maka penelitian ini disebut sensus (Sugiyono & Wibowo, 2004).

4.8. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan studi pendahuluan dan studi literatur.

2. Merumuskan permasalahan dan menetapkan tujuan penelitian.

3. Melakukan pengumpulan data.

4. Mengolah data berdasarkan hasil pengumpulan data.

5. Menganalisis hasil pengolahan.

6. Menarik kesimpulan dan memberi saran untuk penelitian.

Adapun flowchart rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

4.9. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang dilakukan berupa :

1. Kuesioner

Kuesioner dibagikan kepada responden yang merupakan karyawan di PT.

Mewah Indah Jaya. Untuk mengukur sikap responden terhadap setiap

pertanyaan atau pernyataan digunakan skala likert 1-5 sebagai berikut : sangat

lemah, lemah, cukup, kuat, sangat kuat.

Universitas Sumatera Utara


2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap karyawan perusahaan untuk mengetahui

gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta job

description.

Mulai

Studi pendahuluan: Studi literatur:


1. Kondisi perusahaan 1. Teori buku
2. Informasi pendukung 2. Referensi jurnal penelitian
3. Masalah-masalah 3. Langkah-langkah penyelesaian

Identifikasi masalah awal

Pengumpulan data:
1. Data primer
2. Data sekunder

Pengolahan data

Analisis pemecahan masalah

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 4.2. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian

4.10. Pengolahan Data

Setelah keseluruhan data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data.

Secara umum, tahapan dalam pengolahan data menggunakan analisis jalur (path

analysis) (Suwarno, 2007) adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


1. Melakukan uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas

2. Melakukan analisis jalur melalui tahapan :

a. Menentukan struktur hubungan antar variabel berdasarkan diagram

kerangka Pemikiran.

b. Melakukan analisis regresi meliputi :

• Menghitung koefisien korelasi antar variabel

• Menghitung koefisien jalur

• Menghitung koefisien determinasi

• Menghitung pengaruh variabel lain

• Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang

telah dihitung, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.

c. Menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung

4.11. Analisis Data

Data yang telah diperoleh, kemudian diolah dan dianalisis. Analisis

dilakukan terhadap hasil identifikasi terhadap masalah-masalah yang terjadi untuk

kemudian diambil cara pemecahan masalah tersebut.

4.12. Kesimpulan Dan Saran

Ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang berisikan kesimpulan dari

keseluruhan proses penelitian serta saran-saran yang diajukan untuk kemajuan

perusahaan atau kegiatan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Pengambilan data primer yang dibutuhkan untuk penelitian ini dilakukan

dengan menyebarkan kuisioner kepada seluruh karyawan PT. Mewah Indah Jaya

yang berjumlah 78 orang. Saat ini kuisioner hanya disebarkan kepada 48

karyawan karena 30 karyawan telah digunakan sebagai responden pada penelitian

pendahuluan (pilot project). Seluruh kuesioner yang berjumlah 48 dikembalikan,

tetapi hanya 44 yang diisi lengkap sedangkan 4 lainnya tidak diisi. Profil

responden disajikan pada Tabel 5.1 dan rekapitulasi kuisioner dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Tabel 5.1. Profil Responden

Kriteria Data Jumlah


Jenis Kelamin Pria 31
Wanita 43
Jumlah 74
Usia (tahun) 18-23 41
24-29 27
30-35 6
Jumlah 74

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Statistik Deskriptif

Penyajian statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakter

sampel dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini digunakan 9 variabel yaitu

kepemimpinan (K), manajemen karyawan (MK), kebijakan dan strategi (KS),

Universitas Sumatera Utara


kemitraan dan sumber daya (KSD), proses (P), kepuasan karyawan (KK),

kepuasan pelanggan (KP), dampak dalam masyarakat (DM), dan hasil kinerja

utama (HKU). Masing-masing variabel memiliki 5 indikator, dengan

menggunakan skala likert 1 sampai 5, didapat nilai minimum 74 (1x74), median

222 (3x74) dan maksimum 370 (5x74). Hasil uji statistik deskriptif menggunakan

spss 16.0 disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Statistik Deskriptif

Variabel Indikator Jumlah Min Med Max Mean


Kepemimpinan K1 237 74 222 370 238,2
K2 245 74 222 370
K3 243 74 222 370
K4 236 74 222 370
K5 230 74 222 370
Kebijakan dan strategi KS1 270 74 222 370 272
KS2 270 74 222 370
KS3 277 74 222 370
KS4 271 74 222 370
KS5 272 74 222 370
Manajemen karyawan MK1 257 74 222 370 261,6
MK2 264 74 222 370
MK3 269 74 222 370
MK4 259 74 222 370
MK5 259 74 222 370
Kemitraan dan sumber KSD1 264 74 222 370 265,2
daya KSD2 271 74 222 370
KSD3 270 74 222 370
KSD4 259 74 222 370
KSD5 262 74 222 370
Proses P1 284 74 222 370 291,8
P2 293 74 222 370
P3 293 74 222 370
P4 298 74 222 370
P5 291 74 222 370
Kepuasan karyawan KK1 310 74 222 370 315
KK2 314 74 222 370
KK3 314 74 222 370
KK4 318 74 222 370
KK5 319 74 222 370

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2. Statistik Deskriptif (Lanjutan)

Variabel Indikator Jumlah Min Med Max Mean


Kepuasan pelanggan KP1 306 74 222 370 303,8
KP2 298 74 222 370
KP3 302 74 222 370
KP4 314 74 222 370
KP5 299 74 222 370
Dampak dalam DM1 303 74 222 370 303,4
masyarakat DM2 305 74 222 370
DM3 301 74 222 370
DM4 302 74 222 370
DM5 306 74 222 370
Hasil kinerja utama HKU1 339 74 222 370 338
HKU2 341 74 222 370
HKU3 339 74 222 370
HKU4 333 74 222 370
HKU5 338 74 222 370

Nilai mean terendah adalah kepemimpinan sebesar 238,2 dan tertinggi

adalah hasil kinerja utama 338. Hal ini menggambarkan bahwa kepemimpinan

merupakan variabel dengan kualitas terendah sedangkan hasil kinerja utama

merupakan variabel dengan kualitas tertinggi berdasarkan persepsi responden.

5.2.2. Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rasio

skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness dan Rasio kurtosis dapat dijadikan

petunjuk apakah data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai

skewness dibagi dengan standar error skewness sedangkan rasio kurtosis adalah

nilai kurtosis dibagi dengan standar error kurtosis. Apabila rasio skewness dan

kurtosis berada di antara -2 dan +2, maka data berdistribusi normal (Pasaribu,

2012). Hasil uji normalitas menggunakan spss 16.0 disajikan dalam Tabel 5.3.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.3. Hasil Uji Normalitas

Model Skewness Kurtosis


Nilai Error Rasio Nilai Error Rasio
Reg 1 0,216 0,774 -0,433 -0,784
Reg 2 -0,141 -0,505 -0,817 -1,480
Reg 3 0,018 -0,065 -0,449 -0,813
Reg 4 0,067 0,240 -0,098 -0,178
0,279 0,552
Reg 5 0,337 1,208 0,467 0,846
Reg 6 0,379 1,358 0,050 0,091
Reg 7 0,316 1,133 -0,051 -0,098
Reg 8 0,318 1,140 -0,999 -1,810

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa rasio skewness dan kurtosis untuk setiap

regresi berada di antara -2 dan +2. Hal ini berarti data sudah berdistribusi normal.

5.2.3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menemukan ada/tidaknya korelasi

antar variabel bebas. Pada model regresi yang baik, tidak terjadi korelasi antar

variabel bebasnya (Pasaribu, 2012). Adanya multikolonieritas dapat diketahui jika

tolerance < 0,1 atau VIF > 10. Pada penelitian ini, uji multikolinieritas dilakukan

hanya pada model regresi 4 dan regresi 8 yang memiliki beberapa variabel bebas.

Hasil uji multikolonieritas menggunakan spss 16.0 disajikan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Hasil Uji Multikolinieritas

Model Var Var Tolerance VIF


Bebas Terikat
Reg 4 MK P 0,571 1,751
KS P 0,690 1,450
KSD P 0,556 1,799
Reg 8 KK HKU 0,606 1,651
KP HKU 0,536 1,865
DM HKU 0,521 1,921

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 5.4, hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan

tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance < 0,1. Hasil perhitungan

nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang

memiliki nilai VIF > 10. Jadi disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.

5.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menemukan ada/tidaknya

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Nilai variance yang tetap disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas ((Pasaribu, 2012).

Untuk mengetahui terjadinya heteroskedastisitas dapat dilihat dari

signifikansi t. Jika P < 0,05 maka tidak terdapat heterokedastisitas. Pada penelitian

ini, uji heteroskedastisitas dilakukan menggunakan uji Glejser dengan spss 16.0

yang disajikan dalam Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Hasil Uji Heterokedastisitas

Model Var Var F Sig F t Sig t


Bebas Terikat
Reg 1 K MK 0,290 0,592 -0,539 0,592
Reg 2 K KS 6,846 0,11 -2,617 0,11
Reg 3 K KSD 0 0,995 0,006 0,995
Reg 4 MK P -0,584 0,561
KS P 0,277 0,842 0,059 0,953
KSD P -0,184 0,854
Reg 5 P KK 0,519 0,474 -0,720 0,474
Reg 6 P KP 0,878 0,352 0,937 0,352
Reg 7 P DM 0,616 0,435 0,785 0,435
Reg 8 KK HKU -0,499 0,620
KP HKU 0,390 0,761 -0,553 0,582
DM HKU -0,173 0,863

Universitas Sumatera Utara


Pada Tabel 5.5 terlihat bahwa semua model regresi memiliki signifikansi t

lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak mengalami masalah heterokedastisitas.

5.2.5. Analisis Jalur

5.2.5.1.Diagram Jalur dan Persamaan Struktural

Struktur hubungan kausal antara variabel penyebab dengan variabel akibat

disebut diagram jalur. Diagram jalur didasarkan pada hasil telaah teori pada

metodologi penelitian. Variabel yang mempengaruhi diagram jalur penelitian ini

terdiri dari 9 variabel. Diagram jalur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.

ε1 ε5

X2 X6
pX2X1 pX5X2 pX6X5 pYX6

ε2 ε4 ε6 ε8
pX3X1 pX5X3 pX7X5
X1 X3 X5 X7 pYX7 Y

pX4X1 pX5X4 pX8X5 pYX8


X4 X8
ε3 ε7

Gambar 5.1. Diagram Jalur Penelitian

Dimana :

X1= Kepemimpinan (K) X6= Kepuasan Karyawan (KK)

X2= Manajemen Karyawan (MK) X7= Kepuasan Pelanggan (KP)

X3= Kebijakan dan Strategi (KS) X8= Dampak dalam Masyarakat (DM)

X4= Kemitraan dan Sumber Daya (KSD) Y = Hasil Kinerja Utama (HKU)

X5= proses (P)

Universitas Sumatera Utara


Diagram jalur di atas terdiri atas 8 persamaan struktural. X1 disebut

sebagai variabel eksogen sedangkan X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, dan Y sebagai

variabel endogen. Persamaan strukturalnya dapat dilihat seperti berikut.

X2 = px2X1X1 + ε1

X3 = px3X1X1 + ε2

X4 = px4X1X1 + ε3

X5 = px5X2X2 + px5X3X3+ px5X4X4 + ε4

X6 = px6X5X5+ ε5

X7 = px7X5X5 + ε6

X8 = px8X5X5 + ε7

5.2.5.2. Analisis Regresi

Setelah membuat diagram jalur dan persamaan struktural, kemudian

dilakukan analisis regresi. Sebagai contoh adalah regresi 1 dengan variabel

eksogen X1 dan variabel endogen X2. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

• Menghitung koefisien korelasi antar variabel

rx 2 x1 =
∑ ( xiyi) =
142,270
= 0,629
∑ ( xi )∑ ( yi
2 2
) (234,337)(218,216)

• Menghitung koefisien jalur

rx 2 x1 = [rx1 x1][ px 2 x1]


0,629 = [1][ px 2 x1]
px 2 x1 = 0,629

• Menghitung pengaruh simultan

R 2 x 2 x1 = [ px 2 x1][rx 2 x1] = [0,629][0,629] = 0,396

Universitas Sumatera Utara


• Menghitung pengaruh variabel lain

p 2 x 2 ε1 = 1 − R 2 x 2 x1 = 1 - 0,396 = 0,604

• Menghitung koefisien jalur variabel lain

px 2 ε1 = p 2 x 2 ε1 = 0,604 = 0,777

• Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel

(n − k − 1)( R 2 x 2 x1) (74 − 1 − 1)(0,396) (72)(0,396)


F= = = = 47,20
k (1 − R 2 x 2 x1) 1(1 − 0,396) (1)(0,604)

F 0,05;(3,70) = 2,74

• Membandingkan nilai thitung dengan ttabel

( px 2 x1) 0,629
t= = = 6,86
(1 − R 2 x 2 x1)r11 (0,604)(1)
(n − k − 1) 72

t 0,05;72 = 1,99

Selanjutnya dengan menggunakan spss 16.0 diperoleh hasil analisis

regresi seperti ditunjukkan oleh Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Hasil Analisis Regresi

Model Var Var p R2 pɛ F t


Bebas Terikat
Reg 1 K MK 0,629 0,396 0,777 47,170 6,868
Reg 2 K KS 0,535 0,286 0,845 28,886 5,375
Reg 3 K KSD 0,534 0,285 0,846 28,658 5,333
Reg 4 MK P 0,320 3,836
KS P 0,143 0,722 0,527 60,703 1,884
KSD P 0,521 6,164
Reg 5 P KK 0,555 0,308 0,832 32,064 5,662
Reg 6 P KP 0,765 0,585 0,644 101,321 10,066
Reg 7 P DM 0,820 0,672 0,573 147,468 12,144
Reg 8 KK HKU 0,229 2,491
KP HKU 0,440 0,642 0,598 41,829 4,502
DM HKU 0,261 2,629

Universitas Sumatera Utara


Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar atau salah,

diperlukan uji hipotesis. Dalam penelitian ini akan digunakan uji F untuk melihat

pengaruh secara gabungan dengan α = 0,05 dan Ftabel = 2,74 dan uji t untuk

melihat pengaruh secara parsial dengan α = 0,05 dan ttabel = 1,99. Jika Fhitung >

Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

1. Pengaruh kepemimpinan (K) terhadap manajemen karyawan (MK).

Nilai R2 sebesar 0,396. Hal ini berarti 39,6% keragaman variabel MK dapat

dijelaskan oleh variabel K. Sedangkan sisanya (P2ε1) sebesar 60,4% (100% -

39,6%) dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti. Besar pengaruh

variabel MK terhadap K adalah 0,629 dengan hipotesisnya berbunyi :

H0: kepemimpinan tidak berpengaruh positif terhadap manajemen karyawan.

H1: kepemimpinan berpengaruh positif terhadap manajemen karyawan.

t sebesar 6,868 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya

kepemimpinan berpengaruh positif terhadap manajemen karyawan.

2. Pengaruh kepemimpinan (K) terhadap kebijakan dan strategi (KS).

Nilai R2 sebesar 0,286. Hal ini berarti 28,6% variabel KS dapat dijelaskan

oleh variabel K. Sedangkan sisanya (P2ε2) sebesar 71,4% dijelaskan oleh

variabel lain di luar yang diteliti. Besar pengaruh variabel KS terhadap K

adalah 0,535 dengan hipotesisnya berbunyi :

H0: kepemimpinan tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan dan strategi.

H1: kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kebijakan dan strategi.

t sebesar 5,375 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya

kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kebijakan dan strategi.

Universitas Sumatera Utara


3. Pengaruh kepemimpinan (K) terhadap kemitraan dan sumber daya (KSD).

Nilai R2 sebesar 0,285. Hal ini berarti 28,5% variabel KSD dapat dijelaskan

oleh variabel K. Sedangkan sisanya (P2ε3) sebesar 71,5% dijelaskan oleh

variabel lain di luar yang diteliti. Besar pengaruh variabel KSD terhadap K

adalah 0,534 dengan hipotesisnya berbunyi :

H0: kepemimpinan tidak berpengaruh positif terhadap kemitraan dan sumber

daya.

H1: kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kemitraan dan sumber daya.

t sebesar 5,333 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya

kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kemitraan dan sumber daya.

4. Pengaruh manajemen karyawan (MK), kebijakan dan strategi (KS), kemitraan

dan sumber daya (KSD) secara gabungan terhadap proses (P).

Nilai R2 sebesar 0,722. Hal ini berarti 72,2% variabel P dapat dijelaskan oleh

variabel MK, KS, dan KSD. Sedangkan sisanya (P2ε4) sebesar 27,8%

dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti. Hipotesisnya berbunyi :

H0: manajemen karyawan, kebijakan dan strategi, kemitraan dan sumber daya

tidak berpengaruh positif terhadap proses.

H1: manajemen karyawan, kebijakan dan strategi, kemitraan dan sumber daya

berpengaruh positif terhadap proses.

F sebesar 60,703 > 2,74 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya manajemen

karyawan, kebijakan dan strategi, kemitraan dan sumber daya berpengaruh

positif terhadap proses.

Universitas Sumatera Utara


5. Pengaruh manajemen karyawan (MK) terhadap proses (P).

Besar pengaruh variabel MK terhadap P adalah 0,320 dengan hipotesisnya :

H0: manajemen karyawan tidak berpengaruh positif terhadap proses.

H1: manajemen karyawan berpengaruh positif terhadap proses.

t sebesar 3,836 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya manajemen

karyawan berpengaruh positif terhadap proses.

6. Pengaruh kebijakan dan strategi (KS) terhadap proses (P).

Besar pengaruh variabel KS terhadap P adalah 0,143 dengan hipotesisnya :

H0: kebijakan dan strategi tidak berpengaruh positif terhadap proses.

H1: kebijakan dan strategi berpengaruh positif terhadap proses.

t sebesar 1,884 < 1,99 maka H0 diterima. Artinya kebijakan dan strategi tidak

berpengaruh positif terhadap proses.

7. Pengaruh kemitraan dan sumber daya (KSD) terhadap proses (P).

Besar pengaruh variabel KSD terhadap P adalah 0,521 dengan hipotesisnya :

H0: kemitraan dan sumber daya tidak berpengaruh positif terhadap proses.

H1: kemitraan dan sumber daya berpengaruh positif terhadap proses.

t sebesar 6,164 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya kemitraan

dan sumber daya berpengaruh positif terhadap proses.

8. Pengaruh proses (P) terhadap kepuasan karyawan (KK)

Nilai R2 sebesar 0,308. Hal ini berarti 30,8% variabel KK dapat dijelaskan

oleh variabel P. Sedangkan sisanya (P2ε5) sebesar 69,2% dijelaskan oleh

variabel lain di luar yang diteliti. Besar pengaruh variabel P terhadap KK

adalah 0,555 dengan hipotesisnya berbunyi :

Universitas Sumatera Utara


H0: proses tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan karyawan.

H1: proses berpengaruh positif terhadap kepuasan karyawan.

t sebesar 5,662 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya proses

berpengaruh positif terhadap kepuasan karyawan.

9. Pengaruh proses (P) terhadap kepuasan pelanggan (KP)

Nilai R2 sebesar 0,585. Hal ini berarti 58,5% variabel KP dapat dijelaskan

oleh variabel P. Sedangkan sisanya (P2ε6) sebesar 41,5% dijelaskan oleh

variabel lain di luar yang diteliti. Besar pengaruh variabel P terhadap KP

adalah 0,765 dengan hipotesisnya berbunyi :

H0: proses tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

H1: proses berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

t sebesar 10,066 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya proses

berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

10. Pengaruh proses (P) terhadap dampak dalam masyarakat (DM)

Nilai R2 sebesar 0,672. Hal ini berarti 67,2% variabel DM dapat dijelaskan

oleh variabel P. Sedangkan sisanya (P2ε7) sebesar 32,8% dijelaskan oleh

variabel lain di luar yang diteliti. Besar pengaruh variabel P terhadap DM

adalah 0,820 dengan hipotesisnya berbunyi :

H0: proses tidak berpengaruh positif terhadap dampak dalam masyarakat.

H1: proses berpengaruh positif terhadap dampak dalam masyarakat.

t sebesar 12,144 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya proses

berpengaruh positif terhadap dampak dalam masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


11. Pengaruh kepuasan karyawan (KK), kepuasan pelanggan (KP), dan dampak

dalam masyarakat (DM) secara gabungan terhadap hasil kinerja utama (HKU).

Nilai R2 sebesar 0,642. Hal ini berarti 64,2% variabel HKU dapat dijelaskan

oleh variabel KK, KP, dan DM. Sedangkan sisanya (P2ε8) sebesar 35,8%

dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti. Hipotesisnya berbunyi :

H0: kepuasan karyawan, kepuasan pelanggan, dan dampak dalam masyarakat

tidak berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama.

H1: kepuasan karyawan, kepuasan pelanggan, dan dampak dalam masyarakat

berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama.

F sebesar 41,829 > 2,74 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya manajemen

karyawan, kebijakan dan strategi, kemitraan dan sumber daya berpengaruh

positif terhadap proses.

12. Pengaruh kepuasan karyawan (KK) terhadap hasil kinerja utama (HKU).

Besar pengaruh variabel KK terhadap HKU adalah 0,229 dengan hipotesisnya:

H0: kepuasan karyawan tidak berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama.

H1: kepuasan karyawan berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama.

t sebesar 2,491 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya proses

berpengaruh positif terhadap kepuasan karyawan.

13. Pengaruh kepuasan pelanggan (KP) terhadap hasil kinerja utama (HKU).

Besar pengaruh variabel KP terhadap HKU adalah 0,440 dengan hipotesisnya:

H0: proses tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

H1: proses berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

Universitas Sumatera Utara


t sebesar 4,502 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya proses

berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

14. Pengaruh dampak dalam masyarakat (DM) terhadap hasil kinerja utama

(HKU).

Besarnya pengaruh DM terhadap HKU adalah 0,261 dengan hipotesisnya :

H0: dampak dalam masyarakat tidak berpengaruh positif terhadap hasil

kinerja utama.

H1: dampak dalam masyarakat berpengaruh positif terhadap hasil kinerja

utama.

t sebesar 2,629 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya dampak

dalam masyarakat berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama.

Hasil analisis regresi membuktikan bahwa ada koefisien jalur yang tidak

signifikan yaitu variabel kebijakan dan strategi (KS) terhadap proses (P), maka

model regresi 4 perlu diperbaiki melalui metode trimming, yaitu mengeluarkan

variabel KS yang dianggap tidak signifikan mempengaruhi variabel P. Kemudian

diuji lagi yang mana variabel KS tidak diikutsertakan. Hasil perhitungan model

regresi 4 yang baru ditunjukkan oleh Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Hasil Perhitungan Model Regresi 4

Var Var p R2 pɛ F t
Bebas Terikat
MK P 0,360 4,390
0,708 0,540 86,185
KSD 0,569 6,938

Selanjutnya, nilai koefisien jalur variabel penelitian dan koefisien jalur

variabel luar dituliskan pada diagram jalur seperti yang ditunjukkan Gambar 5.2.

Universitas Sumatera Utara


0,777 0,832

MK KK
0,629 0,360 0,555 0,229

0,845 0,540 0,644 0,598

0,535 0,765
K KS P KP 0,440 HKU

0,534 0,569 0,820 0,261


KSD DM
0,846 0,573

Gambar 5.2. Diagram Jalur Hasil Penelitian

5.2.5.3. Menentukan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung

serta pengaruh total, dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Menghitung pengaruh langsung (DE)

Besar pengaruh langsung (DE) pada setiap analisis regresi sama dengan nilai

koefisien jalur (P). Besar pengaruh langsung dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Besar Pengaruh Langsung

Model Var Bebas Var Terikat DE


Reg 1 K MK 0,629
Reg 2 KS 0,535
Reg 3 KSD 0,534
MK 0,360
Reg 4 P
KSD 0,569
Reg 5 P KK 0,555
Reg 6 KP 0,765
Reg 7 DM 0,820
KK 0,229
Reg 8 KP HKU 0,440
DM 0,261

Universitas Sumatera Utara


2. Menghitung pengaruh tidak langsung (IE)

Besar pengaruh tidak langsung (IE) merupakan hasil perkalian dari masing-

masing koefisien jalur. Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut :

K MK P

IE = PMK-K x PP-MK = 0,629 x 0,360 = 0,226

Selanjutnya, besar pengaruh tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Besar Pengaruh Tidak Langsung

Model P1 P2 IE
K MK P 0,629 0,360 0,226
K KSD P 0,534 0,569 0,304
P KK HKU 0,555 0,229 0,127
P KP HKU 0,765 0,440 0,337
P DM HKU 0,820 0,261 0,214

3. Menghitung pengaruh total (TE)

Total pengaruh suatu variabel j thd variabel i merupakan jumlah nilai pada

setiap jalur dari j ke i. Perhitunganya adalah sebagai berikut :

• K P

TE = DE + ∑ IE
TE = 0 + ( IE1 + IE 2 + IE 3)
TE = 0 + (0,226 + 0,304) = 0,53

• P HKU

TE = DE + ∑ IE
TE = 0 + ( IE1 + IE 2 + IE 3)
TE = 0 + (0,127 + 0,337 + 0,214) = 0,678

Setelah dilakukan pengujian hipotesis dan perhitungan besar pengaruh,

dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel eksogen berpengaruh positif terhadap

Universitas Sumatera Utara


variabel endogen. Oleh karena itu, dapat dilakukan perhitungan skor kesiapan

perusahaan dalam menerapkan MMT berdasarkan self assessment dalam EFQM.

5.2.6. Hasil Self Assessment

Hasil pengukuran self assessment dihitung berdasarkan rata-rata hasil

kuisioner setiap variabel dikalikan dengan bobot setiap kriteria EFQM. Hasil

pengukuran untuk 9 kriteria EFQM dapat dilihat pada Lampiran 12.

Setelah didapat skor aktual rata-rata setiap kriteria, kemudian dikalikan

dengan bobot faktor setiap kriteria seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Hasil Perhitungan Self Assessment

Kriteria Bobot Skor Skor


Aspek
Faktor Aktual Total
Kepemimpinan 1 64,378 64,378
Manajemen karyawan 0,9 70,703 63,632
Enablers Kebijakan dan strategi 0,8 72,054 57,643
Kemitraan dan sumber daya 0,9 71,676 64,508
Proses 1,4 78,865 110,411
Jumlah 360,572
Kepuasan karyawan 0,9 85,135 76,622
Kepuasan pelanggan 2 82,108 164,216
Results
Dampak dalam masyarakat 0,6 82,000 49,200
Hasil kinerja utama 1,5 91,351 137,027
Jumlah 427,065
Total 787,637

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan Tabel 5.10, dapat dilihat

bahwa skor total yang diperoleh perusahaan adalah 787,637 dengan enablers

mencapai 45,78% dan results mencapai 54,22%. Sesuai dengan kriteria self

assessment yang dimuat dalam landasan teori, perusahaan termasuk dalam kriteria

sangat siap (750-1000) untuk mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis

6.1.1 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Manajemen Karyawan

Hasil analisis regresi 1 menunjukkan bahwa besar pengaruh

kepemimpinan terhadap manajemen karyawan (px2x1) sebesar 0,629. Artinya jika

skor kepemimpinan bertambah 1 poin, maka manajemen karyawan akan

bertambah 0,629 poin. Koefisien determinasi total (R2x2x1) yang diberikan sebesar

0,396. Hal ini berarti 39,6% variabel manajemen karyawan dapat dijelaskan oleh

variabel kepemimpinan. Sedangkan sisanya sebesar 60,4% tidak dapat dijelaskan

oleh model regresi 1. Adapun nilai sebesar 60,4% dapat dijelaskan oleh variabel

lain seperti hubungan karyawan dan pimpinan, organisasi, atau lingkungan kerja.

6.1.2 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kebijakan dan Strategi

Hasil analisis regresi 2 menunjukkan bahwa besar pengaruh

kepemimpinan terhadap kebijakan dan strategi (px3x1) sebesar 0,535. Artinya jika

skor kepemimpinan bertambah 1 poin, maka kebijakan dan strategi akan

bertambah 0,535 poin. Koefisien determinasi total (R2x3x1) yang diberikan sebesar

0,286. Hal ini berarti 28,6% variabel kebijakan dan strategi dapat dijelaskan oleh

variabel kepemimpinan. Sedangkan sisanya sebesar 71,4% dapat dijelaskan oleh

variabel lain di luar penelitian seperti posisi perusahaan di dunia industri,

kekuatan dan kelemahan perusahaan, atau peluang/tantangan masa depan.

Universitas Sumatera Utara


6.1.3 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kemitraan dan Sumber Daya

Hasil analisis regresi 3 menunjukkan bahwa besar pengaruh

kepemimpinan terhadap kemitraan dan sumber daya (px4x1) sebesar 0,534.

Artinya jika skor kepemimpinan bertambah 1 poin, maka kemitraan dan sumber

daya akan bertambah 0,534 poin. Koefisien determinasi total (R2x4x1) yang

diberikan sebesar 0,285. Hal ini berarti 28,5% variabel kemitraan dan sumber

daya dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan. Sedangkan sisanya sebesar

71,5% dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian seperti hubungan

perusahaan dengan pemasok tenaga kerja dan bahan baku.

6.1.4 Pengaruh Manajemen Karyawan, Kebijakan dan Strategi, Kemitraan

dan Sumber Daya terhadap Proses

Hasil analisis regresi 4, besar pengaruh manajemen karyawan terhadap

proses (px5x2) sebesar 0,320. Artinya jika skor manajemen karyawan bertambah 1

poin, maka proses akan bertambah 0,320 poin. Kebijakan dan strategi tidak

berpengaruh positif terhadap proses. Selanjutnya, besar pengaruh kemitraan dan

sumber daya terhadap proses (px5x4) sebesar 0,521. Artinya jika skor kemitraan

dan sumber daya bertambah 1 poin, maka proses akan bertambah 0,521 poin.

Koefisien determinasi total (R2x5(x2,x3,x4)) yang diberikan sebesar 0,722. Hal ini

berarti 72,2% variabel proses dapat dijelaskan oleh variabel manajemen

karyawan, serta kemitraan dan sumber daya secara gabungan. Sedangkan sisanya

sebesar 27,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian seperti

ketersediaan peralatan dan mesin, serta tata letak fasilitas.

Universitas Sumatera Utara


6.1.5 Pengaruh Proses terhadap Kepuasan Karyawan

Hasil analisis regresi 5 menunjukkan bahwa besar pengaruh proses

terhadap kepuasan karyawan (px6x5) sebesar 0,555. Artinya jika skor proses

bertambah 1 poin, maka kepuasan karyawan akan bertambah 0,555 poin.

Koefisien determinasi total (R2 x6x5) yang diberikan sebesar 0,308. Hal ini berarti

30,8% variabel kepuasan karyawan dapat dijelaskan oleh variabel proses.

Sedangkan sisanya sebesar 69,2% dapat dijelaskan oleh variabel lain seperti

budaya perusahaan, gaji karyawan , lingkungan kerja atau hubungan kerja.

6.1.6 Pengaruh Proses terhadap Kepuasan Pelanggan

Hasil analisis regresi 6 menunjukkan bahwa besar pengaruh proses

terhadap kepuasan pelanggan (px6x5) sebesar 0,765. Artinya jika skor proses

bertambah 1 poin, maka kepuasan pelanggan akan bertambah 0,765 poin.

Koefisien determinasi total (R2 x7x5) yang diberikan sebesar 0,585. Hal ini berarti

58,5% variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel proses.

Sedangkan sisanya sebesar 41,5% dapat dijelaskan oleh variabel lain seperti

tingkat pelayanan, harga, kemampuan dan kecakapan karyawan dalam bersikap.

6.1.7 Pengaruh Proses terhadap Dampak dalam Masyarakat

Hasil analisis regresi 7 menunjukkan bahwa besar pengaruh proses

terhadap dampak dalam masyarakat (px8x5) sebesar 0,820. Artinya jika skor

proses bertambah 1 poin, maka dampak dalam masyarakat akan bertambah 0,820

poin. Koefisien determinasi total (R2x8x5) yang diberikan sebesar 0,672. Hal ini

Universitas Sumatera Utara


berarti 67,2% variabel kemitraan dan sumber daya dapat dijelaskan oleh variabel

kepemimpinan. Sedangkan sisanya sebesar 32,8% tidak dapat dijelaskan oleh

model regresi 7. Adapun nilai sebesar 32,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain di

luar penelitian seperti hubungan anggota perusahaan dengan masyarakat atau

dampak ekonomi yang ditimbulkan perusahaan bagi masyarakat.

6.1.8 Pengaruh Kepuasan Karyawan, Kepuasan Pelanggan, dan Dampak

dalam Masyarakat terhadap Hasil Kinerja Utama

Pada hasil persamaan regresi 8 menunjukkan bahwa besar pengaruh

kepuasan karyawan terhadap hasil kinerja utama (px9x6) sebesar 0,229. Artinya

jika skor kepuasan karyawan bertambah 1 poin, maka hasil kinerja utama akan

bertambah 0,229 poin. Besar pengaruh kepuasan pelanggan terhadap hasil kinerja

utama (px9x7) sebesar 0,440. Artinya jika skor kepuasan pelanggan bertambah 1

poin, maka hasil kinerja utama akan bertambah 0,440 poin. Selanjutnya, besar

pengaruh dampak dalam masyarakat terhadap hasil kinerja utama (px9x8) sebesar

0,261. Artinya jika skor dampak dalam masyarakat bertambah 1 poin, maka hasil

kinerja utama akan bertambah 0,261 poin. Koefisien determinasi total

(R2x9(x6,x7,x8)) yang diberikan sebesar 0,642. Hal ini berarti 64,2% variabel

kemitraan dan sumber daya dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan.

Sedangkan sisanya sebesar 35,8% tidak dapat dijelaskan oleh model regresi 8.

Adapun nilai sebesar 35,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian

seperti organisasi atau lingkungan kerja.

Universitas Sumatera Utara


6.1.9 Self Assessment

Dalam aturan model EFQM, kriteria enablers yang terdiri dari

kepemimpinan, manajemen karyawan, kebijakan dan strategi, kemitraan dan

sumber daya, serta proses harus memenuhi 50% dari skor total 1000 poin,

sedangkan sisanya 50% lagi ditunjukkan oleh kriteria results yang terdiri atas

kepuasan karyawan, kepuasan pelanggan, dampak dalam masyarakat, dan hasil

kinerja utama. Hal ini menunjukkan bahwa persentase kriteria enablers dan

results yang standar adalah berada pada titik keseimbangan.

Pada penelitian ini, kriteria enablers mencapai 45,78% dan kriteria results

mencapai 54,22% dari skor total 787,637. Hal ini menunjukkan bahwa belum

tercapai keseimbangan antara kedua kriteria tersebut.

6.1.10 Variabel dengan Besar Pengaruh Terendah

Pada penelitian ini, di antara 9 variabel yang digunakan, didapatkan bahwa

variabel manajemen karyawan, kepuasan karyawan, dan dampak dalam

masyarakat masih memiliki besar pengaruh yang rendah, yakni di bawah 40%.

Besar pengaruh masing-masing variabel tersebut adalah 32%, 22,9% dan 26,1%.

6.2 Pembahasan

6.2.1 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Manajemen Karyawan

Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif

terhadap manajemen karyawan sebesar 0,629. Dengan demikian, semakin tinggi

kepemimpinan maka semakin tinggi pula manajemen karyawan. Hal ini sesuai

Universitas Sumatera Utara


dengan penelitian yang dilakukan Masduki (2003). Hanya saja pengaruh yang

ditunjukkan lebih besar yakni 0,948.

6.2.2 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kebijakan dan Strategi

Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif

terhadap kebijakan dan strategi sebesar 0,535. Dengan demikian, semakin tinggi

kepemimpinan maka semakin tinggi pula kebijakan dan strategi. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan Masduki (2003). Hanya saja pengaruh yang

ditunjukkan lebih besar yakni 0,924.

6.2.3 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kemitraan dan Sumber Daya

Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif

terhadap kemitraan dan sumber daya sebesar 0,534. Dengan demikian, semakin

tinggi kepemimpinan maka semakin tinggi pula kebijakan dan strategi. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Masduki (2003). Hanya saja pengaruh

yang ditunjukkan lebih besar yakni 0,920.

6.2.4 Pengaruh Manajemen Karyawan, Kebijakan dan Strategi, Kemitraan

dan Sumber Daya terhadap Proses

Penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen karyawan serta kemitraan

dan sumber daya berpengaruh positif terhadap proses masing-masing sebesar

0,320 dan 0,521, sedangkan kebijakan dan strategi tidak berpengaruh positif

terhadap proses. Dengan demikian, semakin tinggi manajemen karyawan, serta

Universitas Sumatera Utara


kemitraan dan sumber daya maka semakin tinggi pula proses yang dapat dicapai.

Hal yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Masduki (2003),

dimana manajemen karyawan, kebijakan dan strategi, serta kemitraan dan sumber

daya seluruhnya berpengaruh positif terhadap proses dengan pengaruh yang lebih

besar yakni 0,930; 0,937; dan 0,927.

6.2.5 Pengaruh Proses terhadap Kepuasan Karyawan

Penelitian ini menunjukkan bahwa proses berpengaruh positif terhadap

kepuasan karyawan sebesar 0,555. Semakin tinggi proses maka semakin tinggi

pula kepuasan karyawan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Masduki (2003). Hanya saja pengaruh yang ditunjukkan lebih besar yakni 0,906.

6.2.6 Pengaruh Proses terhadap Kepuasan Pelanggan

Penelitian ini menunjukkan bahwa proses berpengaruh positif terhadap

kepuasan pelanggan sebesar 0,765. Semakin tinggi proses maka semakin tinggi

pula kepuasan pelanggan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Masduki (2003). Hanya saja pengaruh yang ditunjukkan lebih besar yakni 0,895.

6.2.7 Pengaruh Proses terhadap Dampak dalam Masyarakat

Penelitian ini menunjukkan bahwa proses berpengaruh positif terhadap

dampak dalam masyarakat sebesar 0,820. Dengan demikian, semakin tinggi

proses maka semakin tinggi pula dampak positif dalam masyarakat. Hal ini sesuai

Universitas Sumatera Utara


dengan penelitian yang dilakukan Masduki (2003). Hanya saja pengaruh yang

ditunjukkan lebih kecil yakni 0,758.

6.2.8 Pengaruh Kepuasan Karyawan, Kepuasan Pelanggan, dan Dampak

dalam Masyarakat terhadap Hasil Kinerja Utama

Penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan karyawan, kepuasan

pelanggan, dan dampak dalam masyarakat berpengaruh positif terhadap hasil

kinerja utama masng-masing sebesar 0,229; 0,440; dan 0,261. Dengan demikian,

semakin tinggi manajemen karyawan, kebijakan dan strategi, kemitraan dan

sumber daya maka semakin tinggi pula proses yang dapat dicapai. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan Masduki (2003). Hanya saja pengaruh yang

ditunjukkan lebih besar yakni 0,787; 0,952; dan 0,913.

6.2.9 Self Assessment

Pada penelitian ini, kriteria enablers mencapai 45,78% dan kriteria results

mencapai 54,22%. Penelitian yang dilakukan Masduki (2003) tidak

mengakumulasikan skor self assessment, sehingga secara nominal tidak dapat

dibandingkan hasilnya dengan penelitian ini. Namun, peneliti asal Cina yaitu

Chuan Cheng Wu dan Shi Hao Wang (2007) yang juga menggunakan 9 kriteria

EFQM sebagai variabel dalam penelitiannya menunjukkan hasil yang

berkebalikan dengan hasil penelitian di PT. Mewah Indah Jaya ini. Penelitian di

PT. Mewah Indah Jaya menunjukkan bahwa kriteria enablers memiliki persentase

yang lebih rendah dari kriteria results. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

Universitas Sumatera Utara


ternyata lebih berkonsentrasi pada pencapaian hasil. Lain halnya dengan

perusahaan tempat penelitian Chuan Cheng Wu dan Shi Hao Wang (2007) yang

lebih berkonsentrasi pada perbaikan proses, dalam hal ini yang ditunjukkan oleh

kriteria enablers sebesar 66%. Sedangkan sisanya sebesar 34% berada pada

kriteria results. Persamaan dari kedua penelitian ini adalah keduanya tidak berada

pada kondisi keseimbangan skor yang telah distandarisasi oleh EFQM.

6.2.10 Usulan Strategi Peningkatan Variabel dengan Besar Pengaruh

Terendah

Variabel kebijakan dan strategi tidak berpengaruh signifikan terhadap

proses, meskipun demikian perlu diberikan usulan strategi berkenaan dengan

model standar mutu yang telah dipilih yaitu EFQM. Variabel dengan besar

pengaruh terendah adalah manajemen karyawan, kepuasan karyawan dan dampak

dalam masyarakat. Usulan dilakukan berdasarkan hasil indikator terendah dari

tiap variabel tersebut. Adapun usulan strateginya dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Usulan Strategi

Variabel Kondisi Aktual Usulan Strategi Harapan


Kurangnya diskusi Lebih intensif Tercapainya
penetapan mengadakan penetapan
kebijakan dan diskusi membahas kebijakan dan
strategi antar kebijakan dan strategi yang bisa
anggota strategi yang tepat dilakukan oleh
perusahaan diterapkan di seluruh karyawan
Kebijakan dan
perusahaan
strategi
Orientasi terhadap Motivasi top Tercipta produk
target yang ingin management berstandar mutu
dicapai masih terhadap seluruh tinggi yang
lemah staff untuk bekerja dihasilkan dari
dengan orientasi rangkaian proses
terhadap mutu yang benar

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.1. Usulan Strategi (Lanjutan)

Variabel Kondisi Aktual Usulan Strategi Harapan


Sosialisasi Membuat Seluruh anggota
kebijakan dan sosialisasi lisan perusahaan
strategi belum dan tulisan memahami dan
merata mengenai mampu
kebijakan yang melaksanakan
harus dipatuhi kebijakan
Karyawan kurang Melakukan Kebijakan dan
memahami pendekatan strategi bisa
kebijakan personal terhadap terlaksana
karyawan yang dengan baik
masih kurang sehingga
Kebijakan dan
pemahamannya memberikan
strategi
terhadap kebijakan pengaruh
dan target yang langsung
ingin dicapai terhadap proses
perusahaan produksi
Kurangnya Kepala bagian Kebijakan
pantauan terhadap lebih aktif berjalan
kebijakan yang memantau dan sebagaimana
sedang berjalan mensosialisasikan mestinya dan
pelaksanaan strategi dapat
kebijakan digunakan untuk
mencapai target
Kurangnya Mengadakan Pelatihan yang
pelatihan dan pelatihan dan cukup akan
pengembangan pengembangan membuat
bagi karyawan karyawan lebih
paham terhadap
tugas dan
tanggung
jawabnya
Manajemen
Kurangnya Sosialisasi Karyawan yang
karyawan
pemahaman kebijakan dan paham terhadap
terhadap kebijakan strategi kebijakan dan
perusahaan perusahaan strategi dapat
mengantarkan
perusahaan lebih
cepat dalam
implementasi
MMT

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.1. Usulan Strategi (Lanjutan)

Variabel Kondisi Aktual Usulan Strategi Harapan


Manajemen Kurangnya Membangun Hubungan
karyawan hubungan kedekatan komunikasi yang
komunikasi antar personal antar baik dapat
anggota anggota meningkatkan
perusahaan kualitas kerja
Kondisi Memperbaiki tata Lingkungan kerja
lingkungan kerja letak fasilitas dan yang kondusif
yang kurang meningkatkan mampu
kondusif kebersihan meningkatkan
lingkungan kerja produktivitas
tenaga kerja.
Kurangnya Sosialisasi job Tenaga kerja
tanggung jawab description dan selalu
Kepuasan
karyawan terhadap pemberian insentif berusaha
karyawan
pekerjaaannya bagi karyawan memperbaiki
pekerjaannya
melalui
pemahaman
terhadap
kesalahan yang
dilakukan
sebelumnya.
Kurangnya Mengadakan bakti Hubungan baik
hubungan baik sosial di terhadap antara anggota
dengan masyarakat sekitar perusahaan dan
masyarakat masyarakat
mampu
mempertahankan
eksistensi
Dampak dalam
perusahaan
masyarakat
Kurangnya Membangun Keamanan
keamanan hubungan baik lingkungan yang
lingkungan dengan baik juga
masyarakat sekitar berdampak positif
dan melakukan bagi perusahaan
perbaikan
siskamling

Implementasi dan evaluasi penerapan strategi tidak dilakukan pada

penelitian ini karena rancangan yang diusulkan merupakan rancangan konseptual.

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap manajemen karyawan sebesar

62,9%, terhadap kebijakan dan strategi sebesar 53,5%, terhadap kemitraan

dan sumber daya sebesar 53,4%.

2. Manajemen karyawan, serta kemitraan dan sumber daya masing-masing

berpengaruh positif terhadap proses sebesar 32% dan 52,1%, sedangkan

kebijakan dan strategi tidak berpengaruh positif terhadap proses.

3. Proses berpengaruh positif terhadap kepuasan karyawan sebesar 55,5%,

terhadap kepuasan pelanggan sebesar 76,5%, dan terhadap dampak dalam

masyarakat sebesar 82%.

4. Kepuasan karyawan, kepuasan pelanggan, dan dampak dalam masyarakat

masing-masing mempengaruhi hasil kinerja utama sebesar 22,9%, 44%, dan

26,1%.

5. Hasil skoring self assessment EFQM menunjukkan bahwa perusahaan sudah

sangat siap untuk melakukan implementasi Manajemen Mutu Terpadu

(MMT).

6. Usulan strategi dilakukan untuk meningkatkan pengaruh variabel kebijakan

dan strategi, manajemen karyawan, kepuasan karyawan dan dampak dalam

masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


7.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah :

1. Perusahaan sebaiknya mengadakan evaluasi terhadap kriteria kepemimpinan

yang ada saat ini karena kepemimpinan merupakan pondasi yang kuat untuk

menghasilkan kinerja yang optimal.

2. Perusahaan juga sebaiknya mengadakan evaluasi terhadap kriteria proses.

Proses adalah kunci utama untuk meningkatkan hasil kinerja utama.

3. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya memperluas variabel penelitian

untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

4. Sebaiknya peneliti selanjutnya menggunakan lebih dari satu model standar

mutu agar bisa dibandingkan mengenai model mana yang lebih tepat

digunakan untuk perusahaan tempat penelitian berlangsung.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit PT.

Rineka Cipta, Jakarta.

Ghazali, Imam. 2004. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi den an

Amos Ver5. BP-UNDIP, Semarang.

Llusar, Carlos Bou dan Tena, Ana. 2008. An Empirical Assessment of The EFQM

Excellence Model. Departamento de Administracio´n de Empresas

Marketing, Universitat Jaume I, Campus Riu Sec – Avda, Spain.

Masduki. 2003. Pengujian Model TQM European Quality Award (EQA) untuk

Beberapa Perusahaan di Indonesia. Fakultas Teknik, Universitas

Brawijaya, Malang.

M.Z, Yuri dan Nurcahyo, Rahmat. 2013. TQM Manajemen Kualitas Total dalam

Perspektif Teknik Industri.

Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).

Penerbit Ghali Indonesia, Jakarta.

Pasaribu, Rowland. 2012. Uji Asumsi Klasik.

Purwanto, Andie Tri. 2000. TQM dan TQEM.

Setiono, Drajad. 2005. Model EFQM, Aplikatifkah?. Buletin IHQN, BPTPK,

Gombong.

Sinulingga, Sukaria.2011. Metodologi Penelitian. Edisi 1. Medan: USU Press.

Sugiyono dan Wibowo, Eri. 2001. Statistika Penelitian. Penerbit Alfabeta,

Bandung.

Universitas Sumatera Utara


Suwarno, Bambang. 2007. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis jalur.

Penerbit Alfabeta, Bandung.

Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. 2001. Total Quality Management (TQM).

Penerbit Andi, Yogyakarta.

Wu, Cuan Cheng dan Wang, Shi Hao. 2007. Using the EFQM Model to share the

Experience of TQM and develop Improvement Strategies for SMEs. Dept.

of Industrial Engineering and Management, I-Shou U. Kaohsiung, Taiwan.

www. efqm. org

Universitas Sumatera Utara

You might also like