Professional Documents
Culture Documents
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
RACHEL J. OMPUSUNGGU
080403080
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang
Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada PT. Mewah Indah Jaya Berdasarkan
awal bagi penulis untuk mengenal lingkungan kerja serta menerapkan ilmu yang
Penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis sebagai
masukan yang berarti. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi pembaca
Penulis
Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kesempatan dan membimbing saya
Dalam penulisan tugas sarjana ini, saya mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara, yang memberi izin pelaksanaan tugas sarjana ini.
Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembanding, yang telah memberi izin
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.eng. selaku Ketua Bidang
4. Bapak Ir. Mangara Tambunan, M.Sc. selaku Kordinator Tugas Sarjana atas
5. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin Matondang, MT. selaku Dosen Pembimbing I atas
sarjana ini. Saya sangat bersyukur dibimbing oleh Bapak yang membukakan
cara pandang yang benar dan termudah yang dapat saya pahami.
6. Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu,
9. Seluruh Staff Departemen Teknik Industri USU, yang telah membantu dalam
10. Bapak Thomas Efendi selaku pemilik PT. Mewah Indah Jaya.
11. Bapak Sunaryo selaku pembimbing lapangan di PT. Mewah Indah Jaya.
13. Orangtua terkasih, Alice br Hutabarat dan Pionard Ompusunggu yang tiada
14. Tante Ernie Juli br Hutabarat dan Paklek H. Badrus Salim yang juga selalu
15. Nenek Rohani, serta Abang, Kakak, dan Adik yang saya kasihi, Boy, Butet,
16. Bapak Sitepu dan Ibu Ginting, yaitu orangtua dari Grace Sitepu yang telah
Sarjana ini yaitu, Grace Sitepu, Debbie Purba, Dewi Resna, Dewi Kencana,
Marta Sirait, ST., Valex Mendrova, ST., Malahayati, ST., Arief Rachman,
ST., Amanah Pasaribu, ST., dan yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.
18. Kawan-kawan saya Hana Situmeang, Kak Ramadearni dan Indah Purba.
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
Karyawan.................................................................... VI-1
BAB HALAMAN
Karyawan.................................................................... VI-5
BAB HALAMAN
DAFTAR PUSTAKA
TABEL HALAMAN
1.2. Data Jumlah Permintaan dan Produksi Ember Tahun 2012 ............ I-3
2.1. Komposisi Tenaga Kerja PT. Mewah Indah Jaya ........................... II-6
2.3. Jadwal Kerja Karyawan Bagian Injection dan Petugas Keamanan . II-7
GAMBAR HALAMAN
LAMPIRAN HALAMAN
PENDAHULUAN
tersebut antara lain dalam hal manajemen mutu. Manajemen mutu merupakan
Konsep dan teknik MMT selalu sama pada segala jenis industri, baik besar
maupun kecil. Manfaat dari penerapan MMT sebagian besar dinikmati oleh
industri berskala besar. Saat ini, banyak industri kecil yang mulai sadar bahwa
mereka juga bisa memperoleh manfaat dari penerapan MMT. Apapun motivasi
produk yang baik, oleh karena itu setiap karyawan wajib menanamkan slogan
“lakukan dengan baik sejak dari awal” (Cheng Wu, 2007). Produk cacat
merupakan salah satu pantangan dalam MMT (zero defect) sebab produk cacat
(Sinulingga, 2011).
perusahaan masih sering menghadapi masalah yang berkenaan dengan mutu, yaitu
material, kondisi mesin, metode kerja, inspektor yang beda, dan lingkungan yang
selalu berubah. Pada PT. Mewah Indah Jaya, terjadinya produk cacat disebabkan
oleh keterlambatan operator memasukkan bahan baku (dalam hal ini bijih plastik)
ke dalam mesin pencetak produk serta penyusunan tumpukan produk jadi yang
tidak beraturan sehingga mengakibatkan produk sering kali penyok atau tidak lagi
sesuai bentuk standarnya. Data kecacatan produk dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.2. Data Jumlah Permintaan dan Produksi Ember Tahun 2012
jumlah permintaan. Jumlah permintaan yang tidak dapat terpenuhi akan membuat
pelanggan merasa tidak puas dan dapat dengan mudah menggantikan produk yang
dengan mutu, sehingga masalah yang ada terjadi secara berulang-ulang. Untuk
mengatasinya, PT. Mewah Indah Jaya sebagai salah satu industri yang sedang
manajemen mutu dengan cara mengkaji diri (self assessment) menggunakan suatu
organisasi, seperti Deming Prize dari Jepang dan Malcolm Baldrige dari Amerika.
Standar mutu tersebut berlaku untuk perusahaan besar dan hanya rnasyarakat
Eropa yang telah rnengeluarkan standar mutu untuk industri kecil yaitu European
Foundation Quality for Management (EFQM). Model ini merupakan model yang
Oleh karena itu, pada penelitian ini menggunakan model EFQM sebagai
alat untuk melihat posisi pencapaian penerapan mutu di PT. Mewah Indah jaya.
manajemen karyawan, (3) kebijakan dan strategi, (4) kemitraan dan sumber daya,
(5) proses, (6) kepuasan karyawan, (7) kepuasan pelanggan, (8) dampak dalam
ini di perusahaan.
1. Para karyawan PT. Mewah Indah Jaya memahami kriteria dalam EFQM.
mengimplementasikan MMT.
PT. Mewah Indah Jaya merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang
oleh Bapak Susanto dan Effendi pada tahun 1980 dan berlokasi di daerah
Sunggal. Pada tahun 1983 PT. Mewah Indah Jaya pindah ke Jalan Medan-Binjai
Saat ini, PT. Mewah Indah Jaya dipimpin oleh anak dari Bapak Effendi yaitu
Thomas Effendi.
berupa dandang dan kuali sedangkan produk berbahan plastik cukup beragam,
yaitu sekitar 200 jenis produk, antara lain ember, piring, keranjang, kursi,
wilayah Sumatera antara lain Medan, Binjai, Pematang Siantar, Rantau Prapat,
keputusan atau kebijaksanaan ada di tangan satu orang yaitu pucuk pimpinan.
Struktur organisasi PT. Mewah Indah Jaya dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Direktur
Uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian pada struktur organisasi
1. Direktur
perusahaan.
keputusan.
berikut :
Kepala bidang gudang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
berikut :
b. Mencatat dan membuat laporan hasil penjualan dan kegiatan lain yang
dan pengawasannya.
Kepala bidang administrasi mempunyai tanggung jawab atas semua hal yang
6. Petugas keamanan
berikut :
usaha promosi.
13. Operator
pabrik.
Tenaga kerja pada PT. Mewah Indah Jaya terdiri dari tenaga kerja tetap
dan tenaga kerja outsourcing. Tenaga kerja yang termasuk tenaga kerja tetap
antara lain kepala bidang, staf dan supervisor. Tenaga kerja yang termasuk tenaga
kerja outsourcing yaitu operator yang bekerja di lantai produksi. Perusahaan tidak
Komposisi tenaga kerja PT. Mewah Indah Jaya terdapat pada Tabel 2.1.
Pembagian jam kerja tenaga kerja pada PT. Mewah Indah Jaya adalah
sebagai berikut:
Jadwal kerja karyawan bagian pelat terbagi dalam satu shift kerja yang dapat
Jadwal kerja bagian injection dan petugas keamanan, jam kerja terbagi dalam
Jadwal kerja untuk karyawan bagian non produksi ada pada Tabel 2.4.
Sistem pengupahan di PT. Mewah Indah Jaya didasarkan pada jenis tenaga
kerja. Gaji tenaga kerja outsourcing diberikan setiap dua minggu sekali. Besarnya
upah ditentukan berdasarkan jumlah hari kerja. Gaji tenaga kerja tetap diberikan
secara bulanan dengan besar upah sesuai tingkat jabatan. Selain gaji pokok,
1. Upah lembur
Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja melebihi jam kerja
normal.
Cuti yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerjanya yaitu 12 hari
Proses produksi pada PT. Mewah Indah Jaya terdiri dari dua bagian yaitu
Bahan yang digunakan terdiri dari bahan baku, bahan tambahan, dan bahan
penolong.
1. Bahan baku
2. Bahan Tambahan
a. Paku
b. Label
Label berupa stiker bertuliskan merek produk yang ditempel pada produk.
3. Bahan Penolong
Bahan penolong yang digunakan pada PT. Mewah Indah Jaya antara lain:
a. Bensin
b. Kertas pasir
1. Pengecoran
Pada tahap ini, aluminium yang telah dileburkan, dituang ke dalam cetakan
2. Pengepresan (pressing 1)
3. Pengepresan (pressing2)
b. Pengepresan (pressing)
diproses pada mesin press hingga ketebalan pelat menjadi 0,15 cm.
d. Pencetakan (forming)
diolesi dengan limbah minyak sawit agar pelat tidak pecah atau rusak
Pada tahap ini digunakan mesin engkol. Proses yang dilakukan pada tahap
dandang.
Pada proses ini body dandang ditempatkan pada mesin putar kemudian
mengkilat.
Body diproses pada mesin waist forming untuk membentuk pinggang pada
body.
h. Pelubangan
3. Pembuatan tutup
b. Pengepresan (pressing)
diproses pada mesin press hingga ketebalan pelat menjadi 0,15 cm.
d. Pencetakan (forming)
minyak sawit agar pelat tidak pecah/rusak karena akan dikenakan tekanan.
Pada tahap ini digunakan mesin engkol. Proses yang dilakukan pada tahap
f. Pengilatan (polishing)
Pada tahap ini tutup dandang ditempatkan pada mesin putar lalu diolesi
g. Pelubangan (punch)
4. Pembuatan penyaring
diproses pada mesin press hingga ketebalan pelat menjadi 0,15 cm.
d. Pelubangan (punch)
pada penyaring.
e. Pemasangan kawat
Pada tahap ini kawat dikaitkan pada lubang di bagian tengah penyaring
5. Perakitan
pegangan.
6. Pengemasan
Bahan yang digunakan terdiri dari bahan baku, tambahan, dan penolong.
1. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan untuk produksi produk plastik yaitu bijih plastik.
Bahan baku bijih plastik dipasok dari PT. Chandra Petrochemical Tbk, PT.
Bintang Terang, dan PT. Sempurna. Bahan baku yang digunakan bermacam-
2. Bahan tambahan
3. Bahan penolong
Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi yaitu air. Air ini
Bahan baku yang digunakan PT. Mewah Indah Jaya untuk produk plastik
ada 2 jenis yaitu bahan baku dari pabrik dan bahan baku daur ulang. Bahan baku
Pada tahap ini bahan baku daur ulang dicacah menjadi berukuran lebih kecil
Pada tahap ini cacahan bahan baku dimasukkan ke dalam bak pencucian
secara manual oleh operator. Proses ini bertujuan untuk memisahkan kotoran
yang menempel pada bahan baku. Bahan baku yang bersih akan terapung di
air, sedangkan kotoran akan mengendap di bawah air. Bahan baku yang
3. Penjemuran
Setelah disaring, bahan baku masih dalam keadaan basah. Bahan baku yang
Bahan baku daur ulang yang siap pakai dan bahan baku dari pabrik
1. Pencampuran warna
Tahap pencampuran warna dimulai dengan memasukkan bahan baku dan zat
pewarna ke dalam mesin mixer warna. Hasil dari proses ini adalah bahan
baku yang sesuai dengan warna produk yang akan diproduksi. Proses
pencampuran warna ini dilakukan apabila warna bahan baku tidak sesuai
Tahap ini dilakukan pada mesin injection molding dan mesin blow molding.
Bahan baku dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper. Pada mesin terjadi
padat menjadi cairan. Bahan baku yang telah mencair kemudian diinjeksikan
bentuk yang sesuai dengan cetakan. Cetakan produk dapat diganti atau diubah
3. Pemotongan
4. Perakitan
5. Pengemasan
produk.
LANDASAN TEORI
3.1. Mutu
proses, produk dan menghilangkan sebab-sebab dari hasil kerja yang tidak
memuaskan pada tahap awal yang paling memungkinkan dari operasi bisnis.
1. Proses
nilai tambah.
2. Produk
3. Pelanggan
Semua orang yang menerima produk dari suatu proses, dan pelanggan dapat
Rekan kerja yang menerima produk dari hasil kerja kita dalam satu lingkup
produk dari rekan kerja yang lain di perusahaan atau dari pelanggan
4. Pemasok
b. Pemasok internal
5. Karakteristik mutu
Karakteristik mutu yang dimaksud adalah mutu produk dan mutu pelayanan.
c. Keamanan produk
d. Keterkaitan standar
e. Pemeliharaan
a. Ketepatan
b. Konsistensi
d. Keahlian
e. Komunikasi
Deming menolong para insinyur dan teknisi untuk menggunakan teori statistik
dimana dia mengajarkan Statistical Quality Control pada para pemimpin bisnis
kualitas teknis dengan tenaga kerja yang berkembang pesat tak terlatih atau semi
terlatih saat dan setelah PD II. Meskipun banyak dari ide tersebut berawal di AS
untuk bekerja dalam tim dalam rangka memecahkan persoalan. Sebagai tambahan,
2000). Keperluan-keperluan ini sejauh ini mencapai tahap dimana MMT menjadi
untuk kualitas.
kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya. Dalam
implementasi MMT, tidak satupun rumus, kiat ataupun cara tertentu yang
universal dan dapat menghasilkan kesuksesan dalam segala kondisi dan untuk
yang sesuai dengan organisasinya, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, budaya
organisasi, dan situasi kerja yang digeluti organisasi tersebut (Tjiptono &
Anastasia, 2001).
kualitas yang optimal melalui penerapan prinsip manajemen mutu (Yuri &
memuaskan konsumen.
2. Kepemimpinan
sistem, bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando
Semua elemen dalam organisasi terlibat dan fokus dalam implementasi sistem
4. Pendekatan Proses
Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam
organisasi. Dengan demikian, pemborosan karena proses yang tidak perlu bisa
dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan flow process itu sendiri yang berdampak pada
6. Perbaikan berkelanjutan
Setiap keputusan dalam implementasi sistem didasarkan pada fakta dan data.
Supplier bukan pembantu, tetapi mitra usaha. Oleh karena itu, harus terjadi
yaitu :
1. Evaluasi diri
2. Identifikasi pelanggan
(Masduki, 2003). Oleh karena itu, diperlukan suatu model yang dapat
antara lain Malcolm Balridge National Award, Deming Prize, ISO 9000, dan
European Quality Award (EQA). Namun hanya model EQA yang dikembangkan
untuk industri kecil menengah (Cheng Wu, 2007). Selain itu, model EFQM ini
penghargaan Deming Prize dan Malcolm Baldridge, maka pada tahun 1988
Philips berinisitif untuk mendirikan EFQM. EFQM dibentuk dengan misi utama
Menurutnya manajemen mutu harus berfokus pada seluruh aktivitas, pada semua
tingkatan. Termasuk didalamnya ide dari Berwick, proses perbaikan secara terus
Hal yang mendasar dalam pendekatan EFQM ini, suatu tingkat kinerja
Hal ini seirama dengan filosofi pendekatan MMT maupun Learning Organization.
yakni :
1. Kepemimpinan,
3. Manajemen karyawan
5. Proses
6. Kepuasan pelanggan
7. Kepuasan karyawan
results (Setiono, 2005). Kriteria-kriteria yang ada dalam wilayah enablers yakni
sumber-sumber daya serta Proses. Kriteria lainnya masuk dalam wilayah results.
Enablers mencakup proses dan struktur serta sistem yang ada. Results mencakup
aspek kinerja secara keseluruhan. Model EFQM dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Logika pembacaan nya adalah bahwa peran paling awal adalah yang di ujung kiri
(leadership) sebagai faktor penentu dan penggerak pada kriteria disebelah kanan
hingga akhirnya pada ujung kanan (key result performance) (Cheng Wu, 2007).
logic yaitu siklis dan terus menerus, ini dapat diaplikasikan pada hampir seluruh
Sumber : www.efqm.org
dapat melengkapi kerangka dasar tersebut dengan visi dan tujuan dari organisasi
bahwa setiap organisasi memiliki tingkat unik yang berbeda satu dan lainnya,
belum tentu akan bisa berhasil pada organisasi lainnya (Llusar, 2008).
Bentukan model yang ditawarkan oleh EFQM bisa digunakan oleh suatu
dimiliki, keterkaitan yang dimiliki, dan akibat dari keterkaitan itu sendiri.
2. Sebagai dasar dari EFQM Excellence Award, yaitu proses dimana organisasi
4. Sebagai suatu alat diagnosa yang juga lebih dikenal sebagai self assesment.
EFQM Excellence Model yang berbasiskan self assesment lahir pada tahun
1991, dan penghargaan manajemen kualitas yang berbasiskan EFQM pertama kali
diberikan pada tahun 1992 kepada Rank Xerox (Wahyudiono, 2010). Konsep self
assesment ini masih terus digunakan sebagai salah satu dasar manajemen kualitas
yang dijalankan oleh EFQM dan terus dikembangkan menjadi salah satu alat
Eropa. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada kuisioner oleh seluruh
Skor Kriteria
101-250 Kurang
251-500 Cukup
501-750 Cukup siap
750-1000 Sangat siap
Sumber : www.efqm.org
Validitas data ialah sutu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian
antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang
valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Oleh karena
itu, untuk menguji validitas data, maka pengujian dilakukan terhadap instrumen
Analisis korelasi sangat sesuai digunakan untuk menguji validitas serempak dan
� ∑ �� − (∑ �)(∑ �)
��� =
�{� ∑ � 2 − (∑ � )2 }{� ∑ � 2 − (∑ �)2 }
∑ �� ��
��� =
�(�� 2 ) (�� 2 )
item mana yang paling wajar untuk setiap dimensi. Analisis faktor dilakukan
apabila antara faktor satu dengan lainnya terdapat kesamaan, kesinambungan atau
antara kedua faktor tersebut bersifat tumpang tindih (overlap) (Sinulingga, 2011).
diturunkan dari konsep yang diukur melalui bentuk dan metode yang berbeda.
dengan cara menggunakan instrumen tersebut kepada subjek yang sama secara
berulang-ulang tetapi pada waktu yang berbeda. Jarak waktu diatur sedemikian
wajar. Data yang diperoleh dari beberapa kali pengukuran ini kemudian diolah
dan koefisien korelasinya dihitung . Jika koefisien korelasi bertanda positif dan
yang paralel kepada subjek yang sama dan pada waktu yang sama (Sinulingga,
kedua. Jika koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut
dilakukan denga dua cara yaitu Interitem Consistency Reliability dan Split-Half
ditanyakan. Alat test yang cukup popular untuk pengujian tersebut antara lain
ialah indeks reliabilitas Spearman Brown, Flanagan, Rulon, Hoyt, dan Formula
K-R.20 dan K-R.21. Teknik pengujian lain yang juga banyak digunakan ialah
multipoint scale items dan formula Kuder Richardson (1937) digunakan untuk
dichotomous items.
dalam set saling berkolerasi secara positif. Koefisien Alpha Cronbach dihitung
sebagai interkolerasi rata-rata antara item-item dalam set tesebut. Makin dekat
nilai koefisien Alpha Cronbach kepada angka 1 makin kuat konsistensi internal
� ∑ ��2
�11 = � � �1 − 2 �
(� − 1) ��
dimana:
masing adalah separuh dari instrumen yang digunakan. Kuatnya korelasi antara
kedua bagian tersebut tergantung pada cara item-item dalam instrumen dibagi
menjadi dua bagian. Ada dua cara yang dapat dipilih untuk membelah instrumen,
normal. Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati
normal. Cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model
berdistribusi normal atau tidak hanya dengan melihat pada histogram residual
apakah memiliki bentuk seperti lonceng atau tidak. Cara ini menjadi fatal karena
pengamatan gambar saja. Ada cara lain untuk menentukan data berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis.
Rasio skewness dan Rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi
dengan standar error skewness sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis
dibagi dengan standar error kurtosis. Apabila rasio skewness dan rasio kurtosis
berada di antara -2 dan +2, maka data berdistribusi normal (Pasaribu, 2012).
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas
ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel
dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai
variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10
(Pasaribu, 2012).
yang lain. Apabila variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
terbebas dari masalah heterokedastisitas atau tidak adalah dengan melihat pada
scatter plot dan dilihat apakah residual memiliki pola tertentu atau tidak. Cara ini
statistik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu model terbebas
dari masalah heterokedastisitas atau tidak, misalnya uji Glejser. Uji Glejser secara
heterokedastisitas.
3.6.1. Pengertian
Path analysis digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan
1. Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat
variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak
korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang
c. Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh
dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri
4. Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi dengan salah
maksudnya dua atau lebih variabel bebas mempunyai hubungan sangat tinggi.
7. Adanya rekursivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh
dua variabel berskala interval; korelasi polychoric untuk dua variabel berskala
polyserial untuk satu variabel interval dan lainnya ordinal; dan biserial untuk
10. Asumsi analisi jalur mengikuti asumsi umum regresi linear, yaitu:
a. Model regresi harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka signifikansi
ini diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation.
e. Tidak terjadi otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka Dubin dan Watson
penyebab dengan variabel akibat. Diagram ini disebut diagram jalur dan
bentuknya ditentukan oleh proposisi teoritik yang berasal dari kerangka pikir
tertentu (Suwarno, 2007). Contoh diagram jalur dapat dilihat pada Gambar 3.3.
ε1
X1
pyx1
Y
X2
pyx2
Gambar 3.3. menunjukkan bahwa diagram jalur tersebut terdapat dua buah
variabel eksogen, yaitu X1 dan X2, sebuah variabel endogen (Y) serta sebuah
variabel residu ε1. Pada diagram di atas juga mengisyaratkan bahwa hubungan
endogen dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur dari eksogen ke
numerik koefisien jalur pyx1 dan pyx2 . Koefisien jalur pyε1 menggambarkan
Karl Pearson.
� ∑ �� − (∑ �)(∑ �)
��� =
�{� ∑ � 2 − (∑ �)2 }{� ∑ � 2 − (∑ � )2 }
Endogen
Pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogen dari dua atau lebih
dimana :
• R2xu(x1, x2, …, xk) adalah koefisien determinasi total X1, X2, … Xk terhadap
Xu.
• (rxux1 rxux2 … rxuxk) adalah koefisien variabel eksogen X1, X2, ... Xk dengan
atau pengaruh tidak langsung yang melalui variabel eksogen lainnya (Suwarno,
eksogen terhadap variabel endogen secara parsial, dapat dilakukan dengan rumus :
X1 Y = pyx1
X1 X2 Y = px2x1.pyx2
dimana u dan i = 1, 2, …, k
dimana :
i = 1, 2, …, k
n = jumlah sampel
Kriteria pengujian : ditolak H0 jika nilai hitung t lebih besar dari nilai tabel t.
dimana :
i = 1, 2, …, k
n = jumlah sampel
freedom) k dan n – k – 1
Kriteria pengujian : ditolak H0 jika nilai hitung F lebih besar dari nilai tabel
F. (F0 > F tabel(k, n-k-1)).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT. Mewah Indah Jaya yang berlokasi di Jalan
tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliabel
tentang suatu hal (Sugiyono & Wibowo, 2004). Objek dalam penelitian ini adalah
menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara mengamati akibat yang terjadi
Ada dua jenis variabel yang diamati dalam penelitian ini, yaitu :
Variabel eksogen adalah variabel yang tidak dipengaruhi variabel lain (tidak
2. Variabel endogen
Variabel endogen ialah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (ada panah
penelitian ini juga diambil dari model EFQM (Masduki, 2013), yaitu :
tambah.
memuaskan konsumennya.
memuaskan karyawannya.
h. Hasil kinerja utama yaitu kinerja yang dicapai organisasi dalam perencanaan
tujuan bisnisnya.
hubungan logis antara faktor-faktor yang telah diidentifikasi yang penting atau
(Masduki, 2013). Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Manajemen Kepuasan
karyawan karyawan
Kemitraan Dampak
dan sumber dalam
daya masyarakat
a. Hipotesis 1
c. Hipotesis 3
daya.
d. Hipotesis 4
e. Hipotesis 5
f. Hipotesis 6
H0: kemitraan dan sumber daya tidak berpengaruh positif terhadap proses.
g. Hipotesis 7
h. Hipotesis 8
j. Hipotesis 10
H0: kepuasan karyawan tidak berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama.
k. Hipotesis 11
utama.
l. Hipotesis 12
H0: dampak dalam masyarakat tidak berpengaruh positif terhadap hasil kinerja
utama.
utama.
dengan tipe jawaban skala likert. Kuisoner tersebut diadaptasi dari kuisioner
standar yang dikeluarkan oleh EFQM. Kuesioner EFQM berisi 9 variabel yang
memiliki beberapa indikator dan sub indikator (Lampiran 1). Namun dalam
kuisioner penelitian ini, sub indikator tidak digunakan sebagai pertanyaan karena
No Variabel Indikator
1 Kepemimpinan • Tujuan jangka panjang
• Etika berperilaku
• Memantau kinerja karyawan
• Peran serta dan tanggung jawab karyawan
• Karyawan memberi kritik/saran
2 Manajemen karyawan • Pelatihan dan pengembangan
• Jenjang karir
• Pembagian tugas
• Memahami kebijakan
• Komunikasi dua arah
3 Kebijakan dan strategi • Diskusi menghasilkan kebijakan
• Target dan tinjauan kegiatan rutin
• Sosialisasi kebijakan dan strategi
• Karyawan memahami kebijakan
• Memantau kebijakan yang berjalan
4 Kemitraan dan sumber • Pemasok terpercaya
daya
• Persediaan bahan baku
• Hubungan dengan pemasok
• Penggunaan dana yang optimal
• Sosialisasi tanggung jawab
5 Proses • Riset/penelitian
• Hubungan dengan pelanggan
• Prosedur operasional
• Sistem terstandar
• Disiplin kerja
6 Kepuasan karyawan • Kondisi lingkungan kerja
• Komunikasi di lingkungan kerja
• Tanggung jawab karyawan
• Menghasilkan produk bermutu
• Penghargaan atas prestasi
7 Kepuasan pelanggan • Fokus pelanggan
• Keluhan pelanggan
• Loyalitas pelanggan
• Inovasi produk
• Suara pelanggan
No Variabel Indikator
8 Dampak dalam • Gangguan terhadap lingkungan
masyarakat
• Limbah
• Perekrutan karyawan lokal
• Hubungan dengan masyarakat
• Keamanan lingkungan
9 Hasil kinerja utama • Profit
• Kestabilan finansial
• Modal kerja
• Peningkatan penjualan
• Keluhan pelanggan
dikatakan sahih apabila r hitung lebih besar dari 0,3 (Ghazali, 2004). Hasil uji
dapat disimpulkan bahwa setiap indikator dalam variabel penelitian sudah valid.
konsisten setiap waktu dan dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu
variabel dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6
(Ghazali, 2004). Hasil uji reliabilitas dengan spss 16.0 disajikan dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha > 0,6. Hal ini berarti
kriteria tertentu, yang ditentukan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini
1. Kuesioner
pertanyaan atau pernyataan digunakan skala likert 1-5 sebagai berikut : sangat
description.
Mulai
Pengumpulan data:
1. Data primer
2. Data sekunder
Pengolahan data
Selesai
Secara umum, tahapan dalam pengolahan data menggunakan analisis jalur (path
kerangka Pemikiran.
Ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang berisikan kesimpulan dari
dengan menyebarkan kuisioner kepada seluruh karyawan PT. Mewah Indah Jaya
tetapi hanya 44 yang diisi lengkap sedangkan 4 lainnya tidak diisi. Profil
responden disajikan pada Tabel 5.1 dan rekapitulasi kuisioner dapat dilihat pada
Lampiran 3.
sampel dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini digunakan 9 variabel yaitu
kepuasan pelanggan (KP), dampak dalam masyarakat (DM), dan hasil kinerja
222 (3x74) dan maksimum 370 (5x74). Hasil uji statistik deskriptif menggunakan
adalah hasil kinerja utama 338. Hal ini menggambarkan bahwa kepemimpinan
skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness dan Rasio kurtosis dapat dijadikan
petunjuk apakah data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai
skewness dibagi dengan standar error skewness sedangkan rasio kurtosis adalah
nilai kurtosis dibagi dengan standar error kurtosis. Apabila rasio skewness dan
kurtosis berada di antara -2 dan +2, maka data berdistribusi normal (Pasaribu,
2012). Hasil uji normalitas menggunakan spss 16.0 disajikan dalam Tabel 5.3.
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa rasio skewness dan kurtosis untuk setiap
regresi berada di antara -2 dan +2. Hal ini berarti data sudah berdistribusi normal.
antar variabel bebas. Pada model regresi yang baik, tidak terjadi korelasi antar
tolerance < 0,1 atau VIF > 10. Pada penelitian ini, uji multikolinieritas dilakukan
hanya pada model regresi 4 dan regresi 8 yang memiliki beberapa variabel bebas.
Hasil uji multikolonieritas menggunakan spss 16.0 disajikan pada Tabel 5.4.
tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance < 0,1. Hasil perhitungan
nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang
memiliki nilai VIF > 10. Jadi disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
Nilai variance yang tetap disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
signifikansi t. Jika P < 0,05 maka tidak terdapat heterokedastisitas. Pada penelitian
ini, uji heteroskedastisitas dilakukan menggunakan uji Glejser dengan spss 16.0
lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak mengalami masalah heterokedastisitas.
disebut diagram jalur. Diagram jalur didasarkan pada hasil telaah teori pada
terdiri dari 9 variabel. Diagram jalur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.
ε1 ε5
X2 X6
pX2X1 pX5X2 pX6X5 pYX6
ε2 ε4 ε6 ε8
pX3X1 pX5X3 pX7X5
X1 X3 X5 X7 pYX7 Y
Dimana :
X3= Kebijakan dan Strategi (KS) X8= Dampak dalam Masyarakat (DM)
X4= Kemitraan dan Sumber Daya (KSD) Y = Hasil Kinerja Utama (HKU)
sebagai variabel eksogen sedangkan X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, dan Y sebagai
X2 = px2X1X1 + ε1
X3 = px3X1X1 + ε2
X4 = px4X1X1 + ε3
X6 = px6X5X5+ ε5
X7 = px7X5X5 + ε6
X8 = px8X5X5 + ε7
rx 2 x1 =
∑ ( xiyi) =
142,270
= 0,629
∑ ( xi )∑ ( yi
2 2
) (234,337)(218,216)
p 2 x 2 ε1 = 1 − R 2 x 2 x1 = 1 - 0,396 = 0,604
px 2 ε1 = p 2 x 2 ε1 = 0,604 = 0,777
F 0,05;(3,70) = 2,74
( px 2 x1) 0,629
t= = = 6,86
(1 − R 2 x 2 x1)r11 (0,604)(1)
(n − k − 1) 72
t 0,05;72 = 1,99
diperlukan uji hipotesis. Dalam penelitian ini akan digunakan uji F untuk melihat
pengaruh secara gabungan dengan α = 0,05 dan Ftabel = 2,74 dan uji t untuk
melihat pengaruh secara parsial dengan α = 0,05 dan ttabel = 1,99. Jika Fhitung >
Nilai R2 sebesar 0,396. Hal ini berarti 39,6% keragaman variabel MK dapat
39,6%) dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti. Besar pengaruh
Nilai R2 sebesar 0,286. Hal ini berarti 28,6% variabel KS dapat dijelaskan
Nilai R2 sebesar 0,285. Hal ini berarti 28,5% variabel KSD dapat dijelaskan
variabel lain di luar yang diteliti. Besar pengaruh variabel KSD terhadap K
daya.
Nilai R2 sebesar 0,722. Hal ini berarti 72,2% variabel P dapat dijelaskan oleh
variabel MK, KS, dan KSD. Sedangkan sisanya (P2ε4) sebesar 27,8%
H0: manajemen karyawan, kebijakan dan strategi, kemitraan dan sumber daya
H1: manajemen karyawan, kebijakan dan strategi, kemitraan dan sumber daya
F sebesar 60,703 > 2,74 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya manajemen
t sebesar 3,836 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya manajemen
t sebesar 1,884 < 1,99 maka H0 diterima. Artinya kebijakan dan strategi tidak
H0: kemitraan dan sumber daya tidak berpengaruh positif terhadap proses.
t sebesar 6,164 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya kemitraan
Nilai R2 sebesar 0,308. Hal ini berarti 30,8% variabel KK dapat dijelaskan
t sebesar 5,662 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya proses
Nilai R2 sebesar 0,585. Hal ini berarti 58,5% variabel KP dapat dijelaskan
t sebesar 10,066 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya proses
Nilai R2 sebesar 0,672. Hal ini berarti 67,2% variabel DM dapat dijelaskan
t sebesar 12,144 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya proses
dalam masyarakat (DM) secara gabungan terhadap hasil kinerja utama (HKU).
Nilai R2 sebesar 0,642. Hal ini berarti 64,2% variabel HKU dapat dijelaskan
oleh variabel KK, KP, dan DM. Sedangkan sisanya (P2ε8) sebesar 35,8%
F sebesar 41,829 > 2,74 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya manajemen
12. Pengaruh kepuasan karyawan (KK) terhadap hasil kinerja utama (HKU).
H0: kepuasan karyawan tidak berpengaruh positif terhadap hasil kinerja utama.
t sebesar 2,491 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya proses
13. Pengaruh kepuasan pelanggan (KP) terhadap hasil kinerja utama (HKU).
14. Pengaruh dampak dalam masyarakat (DM) terhadap hasil kinerja utama
(HKU).
kinerja utama.
utama.
t sebesar 2,629 > 1,99 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya dampak
Hasil analisis regresi membuktikan bahwa ada koefisien jalur yang tidak
signifikan yaitu variabel kebijakan dan strategi (KS) terhadap proses (P), maka
diuji lagi yang mana variabel KS tidak diikutsertakan. Hasil perhitungan model
Var Var p R2 pɛ F t
Bebas Terikat
MK P 0,360 4,390
0,708 0,540 86,185
KSD 0,569 6,938
variabel luar dituliskan pada diagram jalur seperti yang ditunjukkan Gambar 5.2.
MK KK
0,629 0,360 0,555 0,229
0,535 0,765
K KS P KP 0,440 HKU
Besar pengaruh langsung (DE) pada setiap analisis regresi sama dengan nilai
koefisien jalur (P). Besar pengaruh langsung dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Besar pengaruh tidak langsung (IE) merupakan hasil perkalian dari masing-
K MK P
Selanjutnya, besar pengaruh tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Model P1 P2 IE
K MK P 0,629 0,360 0,226
K KSD P 0,534 0,569 0,304
P KK HKU 0,555 0,229 0,127
P KP HKU 0,765 0,440 0,337
P DM HKU 0,820 0,261 0,214
Total pengaruh suatu variabel j thd variabel i merupakan jumlah nilai pada
• K P
TE = DE + ∑ IE
TE = 0 + ( IE1 + IE 2 + IE 3)
TE = 0 + (0,226 + 0,304) = 0,53
• P HKU
TE = DE + ∑ IE
TE = 0 + ( IE1 + IE 2 + IE 3)
TE = 0 + (0,127 + 0,337 + 0,214) = 0,678
kuisioner setiap variabel dikalikan dengan bobot setiap kriteria EFQM. Hasil
dengan bobot faktor setiap kriteria seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 5.10.
bahwa skor total yang diperoleh perusahaan adalah 787,637 dengan enablers
mencapai 45,78% dan results mencapai 54,22%. Sesuai dengan kriteria self
assessment yang dimuat dalam landasan teori, perusahaan termasuk dalam kriteria
6.1 Analisis
bertambah 0,629 poin. Koefisien determinasi total (R2x2x1) yang diberikan sebesar
0,396. Hal ini berarti 39,6% variabel manajemen karyawan dapat dijelaskan oleh
oleh model regresi 1. Adapun nilai sebesar 60,4% dapat dijelaskan oleh variabel
lain seperti hubungan karyawan dan pimpinan, organisasi, atau lingkungan kerja.
kepemimpinan terhadap kebijakan dan strategi (px3x1) sebesar 0,535. Artinya jika
bertambah 0,535 poin. Koefisien determinasi total (R2x3x1) yang diberikan sebesar
0,286. Hal ini berarti 28,6% variabel kebijakan dan strategi dapat dijelaskan oleh
Artinya jika skor kepemimpinan bertambah 1 poin, maka kemitraan dan sumber
daya akan bertambah 0,534 poin. Koefisien determinasi total (R2x4x1) yang
diberikan sebesar 0,285. Hal ini berarti 28,5% variabel kemitraan dan sumber
71,5% dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian seperti hubungan
proses (px5x2) sebesar 0,320. Artinya jika skor manajemen karyawan bertambah 1
poin, maka proses akan bertambah 0,320 poin. Kebijakan dan strategi tidak
sumber daya terhadap proses (px5x4) sebesar 0,521. Artinya jika skor kemitraan
dan sumber daya bertambah 1 poin, maka proses akan bertambah 0,521 poin.
Koefisien determinasi total (R2x5(x2,x3,x4)) yang diberikan sebesar 0,722. Hal ini
karyawan, serta kemitraan dan sumber daya secara gabungan. Sedangkan sisanya
sebesar 27,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian seperti
terhadap kepuasan karyawan (px6x5) sebesar 0,555. Artinya jika skor proses
Koefisien determinasi total (R2 x6x5) yang diberikan sebesar 0,308. Hal ini berarti
Sedangkan sisanya sebesar 69,2% dapat dijelaskan oleh variabel lain seperti
terhadap kepuasan pelanggan (px6x5) sebesar 0,765. Artinya jika skor proses
Koefisien determinasi total (R2 x7x5) yang diberikan sebesar 0,585. Hal ini berarti
Sedangkan sisanya sebesar 41,5% dapat dijelaskan oleh variabel lain seperti
terhadap dampak dalam masyarakat (px8x5) sebesar 0,820. Artinya jika skor
proses bertambah 1 poin, maka dampak dalam masyarakat akan bertambah 0,820
poin. Koefisien determinasi total (R2x8x5) yang diberikan sebesar 0,672. Hal ini
model regresi 7. Adapun nilai sebesar 32,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain di
kepuasan karyawan terhadap hasil kinerja utama (px9x6) sebesar 0,229. Artinya
jika skor kepuasan karyawan bertambah 1 poin, maka hasil kinerja utama akan
bertambah 0,229 poin. Besar pengaruh kepuasan pelanggan terhadap hasil kinerja
utama (px9x7) sebesar 0,440. Artinya jika skor kepuasan pelanggan bertambah 1
poin, maka hasil kinerja utama akan bertambah 0,440 poin. Selanjutnya, besar
pengaruh dampak dalam masyarakat terhadap hasil kinerja utama (px9x8) sebesar
0,261. Artinya jika skor dampak dalam masyarakat bertambah 1 poin, maka hasil
(R2x9(x6,x7,x8)) yang diberikan sebesar 0,642. Hal ini berarti 64,2% variabel
Sedangkan sisanya sebesar 35,8% tidak dapat dijelaskan oleh model regresi 8.
Adapun nilai sebesar 35,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian
sumber daya, serta proses harus memenuhi 50% dari skor total 1000 poin,
sedangkan sisanya 50% lagi ditunjukkan oleh kriteria results yang terdiri atas
kinerja utama. Hal ini menunjukkan bahwa persentase kriteria enablers dan
Pada penelitian ini, kriteria enablers mencapai 45,78% dan kriteria results
mencapai 54,22% dari skor total 787,637. Hal ini menunjukkan bahwa belum
masyarakat masih memiliki besar pengaruh yang rendah, yakni di bawah 40%.
Besar pengaruh masing-masing variabel tersebut adalah 32%, 22,9% dan 26,1%.
6.2 Pembahasan
kepemimpinan maka semakin tinggi pula manajemen karyawan. Hal ini sesuai
terhadap kebijakan dan strategi sebesar 0,535. Dengan demikian, semakin tinggi
kepemimpinan maka semakin tinggi pula kebijakan dan strategi. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Masduki (2003). Hanya saja pengaruh yang
terhadap kemitraan dan sumber daya sebesar 0,534. Dengan demikian, semakin
tinggi kepemimpinan maka semakin tinggi pula kebijakan dan strategi. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Masduki (2003). Hanya saja pengaruh
0,320 dan 0,521, sedangkan kebijakan dan strategi tidak berpengaruh positif
Hal yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Masduki (2003),
dimana manajemen karyawan, kebijakan dan strategi, serta kemitraan dan sumber
daya seluruhnya berpengaruh positif terhadap proses dengan pengaruh yang lebih
kepuasan karyawan sebesar 0,555. Semakin tinggi proses maka semakin tinggi
pula kepuasan karyawan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Masduki (2003). Hanya saja pengaruh yang ditunjukkan lebih besar yakni 0,906.
kepuasan pelanggan sebesar 0,765. Semakin tinggi proses maka semakin tinggi
pula kepuasan pelanggan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Masduki (2003). Hanya saja pengaruh yang ditunjukkan lebih besar yakni 0,895.
proses maka semakin tinggi pula dampak positif dalam masyarakat. Hal ini sesuai
kinerja utama masng-masing sebesar 0,229; 0,440; dan 0,261. Dengan demikian,
sumber daya maka semakin tinggi pula proses yang dapat dicapai. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Masduki (2003). Hanya saja pengaruh yang
Pada penelitian ini, kriteria enablers mencapai 45,78% dan kriteria results
dibandingkan hasilnya dengan penelitian ini. Namun, peneliti asal Cina yaitu
Chuan Cheng Wu dan Shi Hao Wang (2007) yang juga menggunakan 9 kriteria
berkebalikan dengan hasil penelitian di PT. Mewah Indah Jaya ini. Penelitian di
PT. Mewah Indah Jaya menunjukkan bahwa kriteria enablers memiliki persentase
yang lebih rendah dari kriteria results. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
perusahaan tempat penelitian Chuan Cheng Wu dan Shi Hao Wang (2007) yang
lebih berkonsentrasi pada perbaikan proses, dalam hal ini yang ditunjukkan oleh
kriteria enablers sebesar 66%. Sedangkan sisanya sebesar 34% berada pada
kriteria results. Persamaan dari kedua penelitian ini adalah keduanya tidak berada
Terendah
model standar mutu yang telah dipilih yaitu EFQM. Variabel dengan besar
tiap variabel tersebut. Adapun usulan strateginya dapat dilihat pada Tabel 6.1.
7.1 Kesimpulan
26,1%.
(MMT).
masyarakat.
yang ada saat ini karena kepemimpinan merupakan pondasi yang kuat untuk
mutu agar bisa dibandingkan mengenai model mana yang lebih tepat
Ghazali, Imam. 2004. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi den an
Llusar, Carlos Bou dan Tena, Ana. 2008. An Empirical Assessment of The EFQM
Masduki. 2003. Pengujian Model TQM European Quality Award (EQA) untuk
Brawijaya, Malang.
M.Z, Yuri dan Nurcahyo, Rahmat. 2013. TQM Manajemen Kualitas Total dalam
Gombong.
Bandung.
Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. 2001. Total Quality Management (TQM).
Wu, Cuan Cheng dan Wang, Shi Hao. 2007. Using the EFQM Model to share the