You are on page 1of 17

KOMPRESOR DAN SISTIM UDARA TEKAN

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengenal bagian-bagian kompresor dan sistem udara tekan
2. Dapat mengoperasikan kompresi di Laboratorium Utilitas
3. Dapat menghitung secara langsung efisiensi isotermal kompresor

II. ALAT YANG DIGUNAKAN


Kompresor

III. DASAR TEORI


Bila tekanan fluida mampu mampat dinaikkan secara adiabatik, suhu fluida juga naik.
Kenaikan suhu menimbulkan beberapa kerugian, karena volume spesifik fluida naik bersama
suhu, kerja yang diperlukan untuk memampatkan satu pon fluida akan menjadi lebih besar
jika kompresi dilakukan secara isotermal.
3.1 Prinsip Kerja
Kompresor adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk memberikan energi
kepada fluida gas/udara, sehingga gas/udara dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain
secara kontinyu.
Penambahan energi ini bisa terjadi karena adanya gerakan mekanik, dengan kata lain
fungsi kompresor adalah mengubah energi mekanik (kerja) ke dalam energi tekanan
(potensial) dan energi panas yang tidak berguna.
Sedangkan kompresor sentrifugal, termasuk dalam kelompok kompresor dinamik
adalah kompresor dengan prinsip kerja mengkonversikan energi kecepatan gas/udara yang
dibangkitkan oleh aksi/gerakan impeller yang berputar dari energi mekanik unit penggerak
menjadi energi potensial (tekanan) di dalam diffuser.

3.2 Karakteristik
Karakteristik kompresor sentrifugal secara umum sebagai berikut :
- Aliran discharge uniform.
- Kapasitas tersedia dari kecil sampai besar.
- Tekanan discharge dipengaruhi oleh density gas/udara.
- Mampu memberikan unjuk kerja pada efisiensi yang tinggi dengan beroperasi pada
range tekanan dan kapasitas yang besar.
3.3 Bagian Utama Dan Fungsinya
Kompresor terdiri dari beberapa bagian yang fungsinya satu dengan yang lain saling
berhubungan, diantaranya adalah :
a. Bagian Statis
 Casing merupakan bagian paling luar kompresor yang berfungsi :
- Sebagai pelindung terhadap pengaruh mekanik dari luar.
- Sebagai pelindung dan penumpu/pendukung dari bagian-bagian yang bergerak.
- Sebagai tempat kedudukan nozel suction dan discharge serta bagian diam lainnya. Inle
 Inlet wall adalah diafram (dinding penyekat) yang dipasang pada sisi suction sebagai
inlet channel dan berhubungan dengan inlet nozle.
Karena berfungsi sebagai saluran gas masuk pada stage pertama, maka meterialnya
harus tahan terhadap abrasive dan erosi.
 Guide vane di tempatkan pada bagian depan eye impeller pertama pada bagian suction
(inlet channel). Fungsi utama guide vane adalah mengarahkan aliran agar gas dapat
masuk impeller dengan distribusi yang merata.
Konstruksi vane ada yang fixed dan ada yang dapat di atur (movable) posisi sudutnya
dengan tujuan agar operasi kompresor dapat bervariasi dan dicapai effisiensi dan
stabilitas yang tinggi.
 Eye seal ditempatkan di sekeliling bagian luar eye impeller dan di tumpu oleh inlet
wall. Eye seal selalu berbentuk satu set ring logam yang mengelilingi wearing ring
impeller. Berfungsi untuk mencegah aliran balik dari gas yang keluar dari discharge
impeller (tekanan tinggi) kembali masuk ke sisi suction (tekanan rendah).
 Diffuser berfungsi untuk merubah energi kecepatan yang keluar dari discharge
impeller menjadi energi potensial (dinamis). Untuk multi stage dipasang diantara inter
stage impeller.abirinth Seal
Labirinth seal digunakan untuk menyekat pada daerah :
- Shaft dan diafragma sebagai shaft seal.
- Casing dan shaft sebagai casing seal.
 Return bend sering juga disebut crossover yang berfungsi membelokan arah aliran gas
dari diffuser ke return channel untuk masuk pada stage/impeller berikutnya. Return
bend di bentuk oleh susunan diafragma yang dipasang dalam casing.
 Return channel adalah saluran yang berfungsi memberi arah aliran gas dari return
bend masuk ke dalam impeller berikutnya. Return channel ada yang dilengkapi
dengan fixed vane dengan tujuan memperkecil swirl (olakan aliran gas) pada saat
masuk stage berikutnya sehingga dapat memperkecil vibrasi.
 Diafram adalah komponen bagian dalam kompresor yang berfungsi sebagai penyekat
antar stage dan tempat kedudukan eye seal maupun inter stage seal.
 Dengan pemasangan diafragma secara seri, akan terbentuk tiga bagian penting, yaitu
diffuser, return bend, dan return channel. Diafragma ditempatkan didalam casing
dengan hubungan tongue-groove sehingga mudah dibongkar pasang.

b. Bagian Dinamis
 Shaft atau poros transmisi digunakan untuk mendukung impeller dan meneruskan
daya dari pengerak ke impeller. Untuk penempatan impeller pada shaft di gunakan
pasak (key) dan pada multi stage, posisi pasak di buat selang-seling agar seimbang.
Sedangkan jarak antar stage dari impeller di gunakan shaft sleeve, yang berfungsi
sebagai pelindung shaft terhadap pengaruh korosi, erosi dan abrasi dari aliran dan
sifat gas dan untuk penempatan shaft seal diantara stage impeller.
 Impeller berfungsi untuk menaikan kecepatan gas dengan cara berputar, sehingga
menimbulkan gaya. Hal ini menyebabkan gas masuk/mengalir dari inlet tip (eye
impeller) ke discharge tip. Karena adanya perubahan jari-jari dari sumbu putar antara
tip sudu masuk dengan tip sudu keluar maka terjadi kenaikan energi kecepatan.
 Bearing adalah bagian internal kompresor yang berfungsi untuk mendukung beban
radial dan aksial yang berputar dengan tujuan memperkecil gesekan dan mencegah
kerusakan pada komponen lainnya.
Pada kompresor sentrifugal terdapat dua jenis bearing, yaitu :
- digunakan untuk mendukung beban dengan arah radial (tegak lurus poros)
-digunakan untuk mendukung beban kearah aksial (sejajar poros).
 Oil film seal merupakan salah satu jenis seal yang digunakan dalam kompresor. Oil
film seal terdiri dari satu atau dua seal ring.
Pada seal jenis ini diinjeksikan minyak (oil) sebagai penyekat/perapat (seal oil) antara
kedua seal ring yang memiliki clearence sangat kecil terhadap shaft. Tekanan masuk
seal oil dikontrol secara proporsional berdasarkan perbedaan tekanan sekitar 5 psi
diatas tekanan internal gas dan perbedaan tekanan oil-gas selalu dipertahankan.

Sehubungan dengan kondisi operasi tidak selalu konstan, maka untuk


mempertahankan perbedaan tekanan antar seal oil dan gas dapat sesuai dengan kondisi
operasi, digunakan overhead tank.
Sistem overhead tank adalah memasang tanki penampung seal oil dengan ketinggian tertentu
diatas kompresor dan level seal oil dalam tanki dikontrol melalui level control operated valve,
kemudian tekanan gas stream dimasukan kedalam tanki melalui bagian atas (top) sehingga
memberikan tekanan pada permukaan seal oil.
Dengan sistem overhead tank, maka head static seal oil secara otomatis dapat menyesuaikan
dengan kondisi operasi kompresor, sehingga perbedaan tekanan oil-gas proses dapat
dipertahankan konstan.
Gambar berikut menunjukan sistim overhead tank untuk seal oil pada oil film shaft seal with
cylindrical bushing.

Unjuk kerja kompresor sentrifugal berkaitan dengan beberapa parameter utama, yaitu :
 Head
 Efisiensi
 Kapasitas
 Daya
Untuk dapat mengetahui harga masing-masing parameter berdasarkan kondisi operasi, maka
digunakan berbagai rumus perhitungan dan proses pendekatan.

Kompresor sentrifugal didalam proses kerjanya dapat ditinjau dengan menggunakan dua
pendekatan :
1. Proses adiabatic (isentropic), yaitu proses dengan menggunakan asumsi ideal, dimana
proses berlangsung pada entropi konstan (tidak ada panas yang masuk dan keluar)
meskipun pada kenyataannya energi panas tidak bisa dirubah secara keseluruhan
menjadi kerja, karena ada kerugian.
2. Proses Politropik adalah proses kerja aktual yang dihasilkan oleh kompresor itu
sendiri.
1. Head
1.1 Head isentropik
Head isentropik adalah kerja per satuan massa yang diperlukan oleh kompresor pada
proses isentropic.

1.2. Head Politropik


Head politropik adalah kerja per satuan massa yang diperlukan oleh kompresor pada
proses polytropik reversible dengan kondisi gas masuk dan keluar kompresor yang sama.
2. Efisiensi
2.1. Efisiensi isentropik
Effisiensi isentropic adalah perbandingan antara head isentropic dengan head aktual.
2.2. Effisiensi Politropik
Efisiensi politropik dari sebuah kompresor merupakan perbandingan antara head
politropik dengan head isentropik.
3. Kapasitas
Kapasitas kompresor sentrifugal dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk seperti :
- Inlet volume flow (ICFM) atau actual inlet volume flow (ACFM).
- Standard inlet volume flow (SCFM) pada kondisi standard yaitu pada tekanan 14,7
psia dan suhu 60oF = 520o R.
- Mass flow rate : kapasitas yang dihitung dalam laju aliran massa dengan satuan
lbm/minute.

3.4 Parameter Yang Mempengaruhi Unjuk Kerja


Unjuk kerja kompresor centrifugal dipengaruhi oleh beberapa parameter,
antara lain sebagai berikut :
1. Pengaruh Suhu Gas Masuk (T1)
 Bila suhu gas masuk naik menyebabkan :
 Kerapatan massa gas menurun pada kapasitas yang sama.
 Laju aliran massa yang dihasilkan menurun.
 Daya yang dibutuhkan oleh kompresor naik.
 Pressure ratio menurun.
 Begitu pula sebaliknya.

2. Pengaruh Tekanan Gas Masuk (P1)


Pada kompresor yang beroperasi pada putaran konstan dan laju aliran volume
yang sama, maka penurunan tekanan gas masuk menyebabkan :
 Laju aliran gas keluar kompresor turun.
 Tekanan gas keluar kompresor turun.
 Kebutuhan daya kompresor turun.
Untuk menjaga tekanan gas keluar kompresor yang konstan, maka kompresor
diharuskan beroperasi dengan putaran tinggi, akibatnya daya yang dibutuhkan oleh
kompresor bertambah.
3. Pengaruh Jenis Gas (S.G)
Bila jenis gas berubah komposisinya dan spesific gravity (S.G) gas turun
menyebabkan :
 Laju aliran massa menurun.
 Daya yang dibutuhkan kompresor menurun.
4. Pengaruh Faktor Kompresibelitas (Z)
Faktor kompresibelitas gas sangat dipengaruhi oleh jenis/komposisi gas dan
tekanan dan temperatur.
 Bila Z naik dan kapasitas konstan menyebabkan :
 Daya yang diperlukan kompresor naik.
 Pressure ratio menurun.
 Dan begitu pula sebaliknya.
5. Pengaruh Putaran Kompresor (n)
Perubahan putaran kompresor akan berpengaruh banyak terhadap karakteristik
kompresor.
 Dengan kenaikan putaran kompresor mengakibatkan :
 Naiknya kapasitas/laju aliran massa sebanding dengan kenaikan putarannya.
 Naiknya head yang sesuai dengan perbandingan putaran pangkat 2.
 Naiknya kebutuhan daya yang diperlukan sesuai dengan perbandingan putaran
pangkat 3.
 Dan begitu pula sebaliknya.
6. Pengaruh Perubahan Diameter Luar Impeler (D2)
Perubahan ukuran diameter luar impeler mempunyai pengaruh yang sama
dengan perubahan putaran. Bila ukuran diameter luar impeler diperbesar dimana
kompresor beroperasi pada putaran tetap, maka menyebabkan :
 Kenaikan kapasitas sebanding dengan perbandingan kenaikan diameter.
 Kenaikan head sebanding dengan perbandingan kenaikan diameter impeler
pangkat 2.
 Kenaikan daya yang diperlukan kompresor sesuai dengan perbandingan
kenaikan diameter impeller pangkat 3.
 Dan begitu pula sebaliknya.
7. Pengaruh Laju Aliran Massa (m)
Pada kondisi awal yang sama, maka kenaikan laju aliran massa
mengakibatkan :
 Kenaikan tenaga yang diperlukan kompresor. Dan begitu pula sebaliknya.

IV. PROSEDUR KERJA


1. Membuka semua aliran keluar kompresor yang menuju ke sistem pengguna
2. Menghidupkan kompresor
3. Mencatat tekanan masuk yang terdapat pada indikator tekanan bagian masuk
4. Mencatat tekanan keluar yang terdapat indikator tekanan bagian keluar
5. Mencatat laju alir udara pada flow meter
6. Menghitung efisiensi kompresor
Tabel 1. Pengamatan Perlakuan
Run Waktu Parameter yang dicatat Efisiensi
(menit) Pmasuk(P1)(lb/in2) Pkeluar(P2)(lb/in2) (%)
1 2 24 10 8,067
2 4 40 20 4,032
3 6 54 50 2,688
4 8 110 100 2,016

1 lb/in2 = 6,895 kPa

Tabel 2. Spesifikasi alat kompresor


Tipe House Power Displacement Max Pressure Tank size
Kompresor Hp Kw Cs/m L/m Psig Kg/cm2 Liter galon
7 EIO3 10 7,5 43 1217 188 13 230 60

Tabel 3. Konversi Satuan


Pmasuk (P1)(lb/in2) Kpa Pkeluar (P2)(lb/in2) Kpa
24 165,48 10 68,95
40 275,8 20 137,9
54 372,33 50 344,75
110 758,45 100 689,5

1 kPa = 0,00986 atm


1 Kpa
1 atm = 1 atm x = 101,4199 kPa
0,00986 atm

Tekanan awal (Po) = Tekanan udara yang masuk


= 1 atm
= 101,4199 kPa
= 101,42 kPa
Volume tangki kompresor = 230 liter = 230 dm3 = 0,23 m3
Udara masuk kompresor ( T1 ) = 29oC
Cp
α = Cv → Cp = Cv + R
5R
= 2
+ R
7R 7
= = = 1,4
2 5

a. Kapasitas Kompressor
 Pada Run 1, t = 2 menit
T2 P2 α−1/α
= [ ]
T1 P1
P2 T2 α/α−1
= [ ]
P1 T1
68,95 kPa T2 1,4/1,4−1
= [ ]
165,48 kPa T1
𝑇 3,5
0,41667 = [𝑇2 ]
1

T2
= (0,416667)1/3,5
T1
T2
= 0,779
T1
T2 = 0,779 x 29oC
T2 = 22,5822oC
Maka :
Pmax − Pmin V 273 + T2
Q1 = x x( )
Po t 273 + T1
758,45 − 165,48 0,23 m3 (273 + 22,5822)K
= x x
101,42 2 menit (273 + 29)K
= 5,8467 x 0,115 x 0,9787
= 0,65 m3/menit

 Pada Run 2, t = 4 menit


T2 P2 α−1/α
= [ ]
T1 P1
P2 T2 α/α−1
= [ ]
P1 T1
137,9 kPa T2 1,4/1,4−1
= [ ]
275,8 kPa T1
𝑇 3,5
0,5 = [ 2 ]
𝑇 1

T2
= (0,5)1/3,5
T1
T2
= 0,8203
T1
T2 = 0,8203 x 29oC
T2 = 23,79oC
Maka :
Pmax − Pmin V 273 + T2
Q2 = x x( )
Po t 273 + T1
758,45 − 165,48 0,23 m3 (273 + 23,79)K
= x x
101,42 4 menit (273 + 29)K
= 5,8467 x 0,0575 x 0,9827
= 0,3304 m3/menit

 Pada Run 3, t = 6 menit


T2 P2 α−1/α
= [ ]
T1 P1
P2 T2 α/α−1
= [ ]
P1 T1
344,75 kPa T2 1,4/1,4−1
= [ ]
372,33 kPa T1
𝑇 3,5
0,926 = [ 2 ]
𝑇1

T2
= (0,926)1/3,5
T1
T2
= 0,9783
T1
T2 = 0,9783 x 29oC
T2 = 28,36oC
Maka :
Pmax − Pmin V 273 + T2
Q3 = x x( )
Po t 273 + T1
758,45 − 165,48 0,23 m3 (273 + 28,36)K
= x x
101,42 6 menit (273 + 29)K
= 5,8467 x 0,0383 x 0,998
= 0,2234 m3/menit

 Pada Run 4, t = 8 menit


T2 P2 α−1/α
= [ ]
T1 P1
P2 T2 α/α−1
= [ ]
P1 T1
689,5 kPa T2 1,4/1,4−1
= [ ]
758,45 kPa T1
𝑇 3,5
0,91 = [𝑇2 ]
1

T2
= (0,91)1/3,5
T1
T2
= 0,9734
T1
T2 = 0,9734 x 29oC
T2 = 28,23oC
Maka :
Pmax − Pmin V 273 + T2
Q4 = x x( )
Po t 273 + T1
758,45 − 165,48 0,23 m3 (273 + 28,23)K
= x x
101,42 8 menit (273 + 29)K
= 5,8467 x 0,0288 x 0,9974
= 0,1678 m3/menit

Kapasitas Kompresor Rata-rata


Q1 + Q 2 + Q 3 + Q 4
=
4
(0,65 + 0,3303 + 0,2234 + 0,1678)m3 /menit
=
4
3
= 0,342875 m /menit

b. Daya Kompresor
Karena Ws tidak dipengaruhi oleh waktu, maka usaha yang digunakan untuk koefisien
bernilai sama.
αxPmin xV Pmax 1,4−1/1,4
Ws = x [( ) − 1]
α−1 Pmin

1,4 x 165,48 kPa x0,23 m3 758,45 kPa 1,4−1/1.4


= x [( ) − 1]
1,4 − 1 165,48 kPa
= 133,2114 x 0,545
= 72,59 KJ
Maka Daya Kompresor
 Pada Run 1, t = 2 menit = 120 detik
Ws
P1 =
t
72,59 KJ
=
120 dtk
= 0,605 KJ/dtk
= 0,605 KW

 Pada Run 2, t = 4 menit = 240 detik


Ws
P2 =
t
72,59 KJ
=
240 dtk
= 0,3024 KJ/dtk
= 0,3024 KW

 Pada Run 3, t = 6 menit = 360 detik


Ws
P3 =
t
72,59 KJ
=
360 dtk
= 0,2016 KJ/dtk
= 0,2016 KW

 Pada Run 4, t = 8 menit = 480 detik


Ws
P4 =
t
72,59 KJ
=
480 dtk
= 0,1512 KJ/dtk
= 0,1512 KW

Daya Kompresor Rata-Rata


(0,605 + 0,3024 + 0,2016 + 0,1512)KW
=
4
= 0,31505 KW
c. Efisiensi Kompresor
 Pada Run 1
PPraktek
η1 = x100%
Pteori
0,605 KW
= x100%
7,5 KW
= 8,067 %

 Pada Run 2
PPraktek
η2 = x100%
Pteori
0,3024 KW
= x100%
7,5 KW
= 4,032 %

 Pada Run 3
PPraktek
η3 = x100%
Pteori
0,2016 KW
= x100%
7,5 KW
= 2,688 %

 Pada Run 4
PPraktek
η4 = x100%
Pteori
0,1512 KW
= x100%
7,5 KW
= 2,016 %

Efisiensi Kompresor Rata-Rata


Ppraktek
= x100%
Pteori
0,31505 KW
= x100%
7,5 KW
= 4,2%
VII. ANALISA PERCOBAAN
Untuk Percobaan kali ini, kami melakukan percobaan mengenai kompresor dan
sistem udara tekan yang bertujuan agar kami dapat mengenal bagian-bagian
kompresor dan sistem udara tekan, mengoperasikan kompresor. Kompresor
merupakan peralatan mekanik yang digunakan untuk mengalirkan fluida gas/udara
dari suatu tempat ke tempat lain berdasarkan perbedaan tekanan. Sedangkan sistem
udara tekan merupakan sistem udara yang dihasilkan dari proses kompresi
(pemampatan) gas oleh kompresor.
Komponen utama kompresor yaitu katup searah, peti gasket, piston dan cincin
piston, mantel air pendingin dan roda daya. Sistem udara tekan pada kompresor juga
terdapat bagian filter yang berguna untuk mencegah debu masuk kompresor, supaya
alat tidak mudah mengalami kerusakan akibat debu yang menyelubungi komponen
alat.
Berdasarkan data pengamatan dan perhitungan yang dilakukan, didapatkan
kapasitas dan daya kompresor denngan cara mengamati nilai tekanan masuk dan
tekanan keluar. Kemudian dengan rumus-rumus menghitung kapasitas kompresor,
daya kompresor dan efisiensi kompresor dapat diketahui bahwa semakin lama waktu
sistem pemampatan gas, maka akan semakin besar parameter tekanan yang didapat.
Namun ini tidak berlaku dengan efisiensi kompresor bahwa semakin lama waktu
sistem pemampatan gas, efisiensi kompresor akan semakin kecil, dimana efisiensi
dapat dibandingkan dengan daya kompresor praktek-teori. Lalu didapatkan lah nilai
kapasitas kompresor sebesar 0,342879 m3/menit. Kapasitas kompresor adalah nilai
maksimal massa persatuan waktu suatu kompresor dapat menampung dan
mengalirkan suatu fluida gas/udara. Sedangkan daya kompresor rata-rata diperoleh
senilai 0,31505 KW yaitu usaha persatuan waktu yaitu usaha yanng dilakukan
kompresor persatuan waktu. Dan efisiensi kompresor rata-rata sebesar 4,2 %.

VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini, dapat disimpulkan :
- Kompresor adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk mengalirkan fluida
gas/udara berdasarkan perbedaan tekanan dari suatu tempat ke tempat lain.
- Sistem udara tekan merupakan sistem udara yang dihasilkan dari proses kompresi
(pemampatan) gas oleh kompresor.
- Kapasitas kompresor rata-rata = 0,342879 m3/menit
Daya kompresor rata-rata = 0,31505 KW
Efisiensi kompresor rata-rata = 4,2 %
- Semakin lama kompresor bekerja maka tekanan akan semakin meningkat dan
daya yang diberikan akan semakin menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Tim. 2013. Penuntun Praktikum Utilitas. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

http://rifkyanindika-fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-50314-Catatan%20Kuliah-
Kompresor%20Sentrifugal.html

http://lexlugersianturi0.blogspot.com/2012/11/sistem-kerja-kompresor.html
GAMBAR ALAT

Kompresor

You might also like