Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Peters Oktovians Bako dan Yuliana Tandi Rubak
Program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Tani Pisang di Desa Poto,
Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang ini bertujuan untuk: (1) alih pengetahuan dan
teknologi budidaya tanaman pisang guna perbaikan teknik budidaya yang selama ini diterapkan
mitra; (2) alih pengetahuan dan teknologi pascapanen pisang guna mempertahankan kualitas
produk dan memperpanjang umur simpan produk; (3) alih pengetahuan mitra dalam hal
manajemen usaha (menata strategi pemasaran untuk memperluas jaringan pemasaran); (4)
peningkatan kuantitas dan kualitas produksi pisang, peningkatan nilai tambah produk, dan
pendapatan usahatani pisang.
Sasaran kegiatan program IPTEKS (IbM) bagi masyarakat ini adalah 5 orang anggota
kelompok tani “Amfonai” dan 5 orang anggota kelompok tani “Manunoa” . Metode pendekatan
yang digunakan dalam penerapan program IbM ini adalah transfer informasi dan alih teknologi.
Bentuk kegiatan yang direncanakan dalam program ini adalah Kegiatan Penyuluhan, Pelatihan
dan Pendampingan Mitra dalam kegiatan usaha taninya. Kegiatan penyuluhan dan demonstrasi
yang dilakukan berupa Penyuluhan tentang teknik budidaya pisang dan Prospek Pengembangan
Agribisnis Pisang. Kegiatan pelatiham yang dilakukan berupa Pelatihan Penanganan Pasca
Panen Pisang dan Pelatihan Pengolahan Aneka Produk Kuliner Berbahan Dasar Pisang .
Sedangkan kegiatan pendampingan dilakukan selama program IbM berjalan dengan fokus pada
perbaikan teknik budidaya dan penanganan pascapanen, serta pengolahan aneka produk kuliner
sejak kegiatan produksi hingga pemasaran.
Kata Kunci: Pisang, Produksi, Paca Panen, Produk Kuliner
2
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN………………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. 3
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………….
4
A. ANALISIS SITUASI…………………………………………………………… 4
B. PERMASALAHAN MITRA…………………………………………………. 8
C. SOLUSI YANG DITAWARKAN……………………………………………. 11
D. BENTUK KEGIATAN (REALISASI DARI SOLUSI YANG
DITAWARKAN……………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 28
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………………….. 29
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Desa Poto merupakan salah satu desa yang terdapat di kecamatan Fatuleu Barat
Kabupaten Kupang. Jarak Desa Poto dari ibukota Kabupaten Kupang (Oelamasi) adalah 30 km
sedangkan jarak dari ibu kota provinsi (Kota Kupang) adalah 68 km. Perjalanan ke Desa Poto
dari Kota Kupang dapat ditempuh dengan kenderaan bus dalam waktu 2 jam. Luas Desa Poto
adalah 200,36 km2, dengan batas-batas sebagai berikut: (1) sebelah Timur berbatasan dengan Desa
Kalali; (2) sebelah selatan berbatasan dengan desa Nuataus; (3) sebelah barat berbatasan dengan
desa Nataen; dan (4) sebelah Utara berbatasan dengan desa Tuakau. Terdapat 5 dusun dalam
desa Poto.
Jumlah penduduk Desa Poto tahun 2013 berjumlah 2.558 jiwa dengan jumlah Kepala
Keluarga (KK) sebanyak 621 KK. Dari total penduduk 2.558 jiwa tersebut, 1.258 jiwa di
antaranya adalah penduduk laki-laki dan 1.300 jiwa merupakan penduduk perempuan. Dengan
jumlah penduduk 2.558 jiwa dan luas wilayah sebesar 200,36 km 2 maka kepadatan penduduk
Desa Poto relatif rendah yakni 13 penduduk per km2.
Data jumlah penduduk Desa Poto menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat
pada Tabel 1.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa sebagian besar penduduk Desa Poto merupakan
penduduk usia kerja. Jika usia kerja dipatok dari umur 15 tahun hingga 65 tahun maka jumlah
penduduk usia kerja di Desa Poto adalah 1.476 penduduk atau 57,7% dari total penduduk Desa
Poto. Jumlah penduduk diluar angkatan kerja di Desa Poto adalah 798 penduduk atau 31,19%
dari total penduduk yang terdiri dari 684 penduduk di bawah usia kerja (26,73% dari total
penduduk) dan 114 penduduk di atas angkatan kerja (4,40% dari total penduduk).
Mata Pencaharian sebagian besar penduduk desa Poto adalah bercocok tanam,
khususnya tanaman padi dan palawija seperti jagung, ubikayu, dan ubi jalar. Penanaman padi dan
jagung dilakukan pada musim hujan sistem pengairan tadah hujan, sedangkan tanaman ubi kayu
dan ubi jalar ditanam pada musim kemarau. Disamping ketiga jenis tanaman tersebut, hasil
pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa salah satu jenis tanaman yang banyak ditemukan di
desa ini adalah tanaman pisang. Berbagai jenis pisang dapat ditemukan di Desa Poto, seperti
pisang kepok, pisang susu, pisang ambon, pisang dili dan beberapa jenis lainnya.
4
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Desa Poto Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tanaman pisang dapat ditemui hampir di setiap rumah maupun di lahan perkebunan
masyaraktat Desa Poto. Untuk mendapatkan gambaran mengenai sebaran tanaman pisang di Desa
Poto maka dilakukan wawancara informal dengan beberapa anggota masyarakat. Hasil
wawancara tersebut menunjukkan bahwa budidaya aneka jenis pisang di Desa Poto ini telah
dilakukan turun-temurun dan telah menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar
masyarakat Desa Poto saat ini. Sedangkan produk komoditas lain seperti padi, jagung, ubi kayu
dan ubi jalar lebih banyak digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan hanya sebagian kecil
yang dijual.
Hasil pemantauan di lapangan memperlihatkan bahwa pertumbuhan tanaman pisang di
Desa Poto terlihat kurang optimal. Terlihat bahwa lahan pertanaman pisang relatif tidak terawat.
Pohon pisang dibiarkan tumbuh begitu saja tanpa ada kegiatan pemeliharaan. Sebagian daun
pisang terlihat dipotong untuk dijual sebagai pembungkus makanan. Sentuhan teknologi budidaya
belum terlihat pada pertanaman pisang di Desa Poto. Akibatnya produksi pisang di Desa Poto
masih jauh di bawah potensi hasil tanaman pisang. Menurut beberapa penduduk yang
5
diwawancarai pada saat survey, masyarakat Desa Poto memang mengganggap tanaman pisang
sebagai tanaman yang tidak membutuhkan kegiatan pemeliharaan apa-apa.
Bagian tanaman pisang yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Poto adalah buah
pisang, jantung pisang dan daun pisang. Semua produk pisang ini umumnya dijual dalam bentuk
segar dalam artian tanpa ada pengolahan khusus. Produk buah pisang dijual ke pasar setempat
yakni Pasar Barate maupun ke pasar lain di sekitar Desa Poto misalnya Pasar Oe Ob yang
berlokasi di Desa Kalali yang berbatasan dengan Desa Poto, maupun ke Pasar Camplong yang
reltif lebih ramai. Buah pisang dijual dalam bentuk buah mentah maupun buah masak tergantung
jenis pisangnya baik dalam satuan tandan maupun sisir. Untuk produk jantung pisang, beberapa
masyarakat mengakui bahwa produk jantung pisang biasanya dikonsumsi sendiri sebagai sayuran
dan hanya dijual jika ketersediaan jantung pisang relatif banyak. Sedangkan daun pisang
umumnya dijual ke pasar terutama kepada pedagang makanan untuk digunakan sebagai
pembungkus makanan.
Hasil wawancara dan pemantauan langsung di lapangan menunjukkan harga pisang per
tandan yang dijual di Pasar Barate dan di Pasar Oe Ob berkisar antara Rp.20.000 hingga
Rp.35.000, sedangkan harga pisang per sisir berkisar antara Rp.2.000 hingga Rp.10.000. Variasi
harga ini dipengaruhi oleh jenis pisang yang dijual. Harga jual pisang ini tergolong sangat rendah
jika dibandingkan harga pisang di pasar kabupaten dan di pasar provinsi. Suvey yang dilakukan
di Pasar Kasih Kota Kupang memperlihatkan bahwa harga pisang mentah pertandan di jual
dengan harga 70.000 hingga 100 ribu, sedangkan pisang masak per sisir dijual dengan harga
10.000 hingga 35.000 ribu. Walaupun terdapat selisih harga yang cukup tinggi namun masyarakat
lebih memilih untuk menjual pisang di pasar desa maupun pasar kecamatan dengan alasan
tingginya biaya pengangkutan. Menurut pengakuan beberapa anggota masyarakat, pisang baru
akan dijual ke Camplong atau ke Kupang jika hasil panen pisang relatif tinggi.
Hasil pemantauan di lapangan memperlihatkan bahwa masyarakat Desa Poto
memanfaatkan pisang hanya terbatas pada produk buah saja tanpa ada tindakan pengolahan
tertentu. Beberapa anggota masyarakat telah melakukan kegiatan pengolahan buah pisang secara
sangat sederhana, yakni mengolah buah pisang menjadi pisang goring dan keripik pisang yang
kemudian dijual ke sekolah-sekolah atau ke pasar-pasar. Namun, usaha tersebut tidak berjalan
kontinu bahkan terkadang produk olahan tersebut sedikit yang laku terjual sehingga produk
menjadi rusak. Penyebabnya kemungkinan karena diolah dengan sederhana, belum ada variasi
6
rasa yang mampu menggugah konsumen untuk membelinya. Khusus untuk keripik pisang, teknik
pengemasan keripik terlihat masuh sangat sederhana sehingga ada yang tidak tertutup dengan
rapat sehingga keripiknya ada yang tekstur dan rasanya sudah berubah. Sedangkan Jantung
pisang oleh masyarakat hanya dimanfaatkan sebagai sayuran dan daunnya digunakan untuk
pembungkus makanan.
Cara budidaya pisang yang tidak optimal, tidak dilakukannya kegiatan pengolahan
produk pisang, dan system pemasaran yang tidak optimum menyebabkan tingkat pendapatan
petani Pisang di Desa Poto menjadi rendah. Padahal dengan areal penanaman pisang yang relatif
luas, Desa Poto sebenarnya memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai daerah sentra
produksi pisang. Oleh karena itu, upaya pengembangan pisang di Desa Poto harus diarahkan pada
upaya perbaikan teknik budidaya, pengolahan hasil, dan perbaikan teknik pemasaran.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat Kelompok Tani Pisang di
Desa Poto Kecamatan Fatuleu Barat Kabupaten Kupang dirasa perlu untuk dilakukan.
Kelompok tani pisang di Desa Poto yang rencananya akan dijadikan sebagai mitra dan
program IbM ini adalah Kelompok Tani Amfonai dan kelompok tani Manunoa yang merupakan
dua kelompok tani dari 5 kelompok tani yang ada di Desa Poto. Kelompok tani Amfonai berdiri
tahun 2010 dengan jumlah anggota kelompok saat ini sebanyak 19 petani dan kelompok tani
Manunoa yang berdiri sejak tahun 2009 dengan jumlah anggota saat ini sebanyak 21 orang.
Kelompok tani Amfonai diketuai oleh Matias Nifu Eki dan kelompok tani Manunoa diketuai oleh
Samuel Tamonob. Dalam program IbM ini dari masing-masing kelompok tani akan direkrut 5
petani yang akan djadikan sebagai khalayak sasaran yang nantinya akan menjadi contoh dan akan
meneruskan pengetahuan serta keterampilan yang diperoleh dari program IbM kepada anggota
kelompok tani yang lain.
B. PERMASALAHAN MITRA
Diskusi informal telah dilakukan oleh tim pelaksana program IbM dengan beberapa
anggota kelompok mitra untuk menggali informasi mengenai berbagai permasalahan pokok yang
dihadapi mitra dalam kegiatan budidaya pisang untuk kemudian dicari solusinya berdasarkan
skala prioritas masalah.
Semua anggota kelompok mitra yang mengikuti kegiatan diskusi informal tersebut
mengakui bahwa permasalahan pokok yang dialami dalam kegiatan budidaya pisang di Desa Poto
7
adalah rendahnya pendapatan petani dari produk pisang yang dihasilkan. Tim pelaksana Program
IbM kemudian menelusuri permasalahan pokok apa saja yang dialami mitra yang berakibat pada
rendahnya pendapatan petani. Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, diketahui bahwa
permasalahan pokok yang dialami mitra ditemui pada aspek produksi maupun aspek manajemen.
8
Mitra belum mengetahui cara mengemas, menyimpan atau memasarkan
hasil pisang dan olahannya dengan tepat. Pengetahuan mitra tentang cara
mengemas, menyimpan dengan baik serta memasarkan produk pisang dan
olahannya masih sangat terbatas. Akibatnya, pada saat-saat tertentu ketika hasil
panen berlimpah, sebagian hasil panen mengalami kerusakan sehingga daya
simpannya menjadi lebih singkat. Hal tersebut berdampak pada rendahnya harga
jual hasil panen sehingga pendapatan yang diperoleh relatif kecil.
d. Belum ada upaya peningkatan nilai tambah produk buah pisang
Mitra belum mengetahui cara pengolahan aneka produk dari buah pisang.
Selain belum mengetahui beragam produk yang dapat dihasilkan dari buah
pisang, mereka juga belum mengetahui bagaimana cara mengolahnya menjadi
aneka produk tersebut sehingga olahan dari buah pisang yang di temui hanya
pisang rebus, pisang goreng dan keripik.
e. Belum ada upaya pemanfaatan bagian tanaman pisang lain selain buah yang
sebenarnya berpotensi untuk diolah menjadi aneka produk kuliner.
10
5. Mitra perlu dibekali dengan keterampilan pengolahan aneka produk kuliner berbahan
dasar pisang. Dengan bekal keterampilan ini diharapkan mitra akan mampu memenuhi
kebutuhan gizi rumah tangga dengan memanfaatkan potensi di sekitar tempat tinggalnya.
Keterampilan pengolahan aneka produk kuliner berbahan dasar pisang ini dapat dijadikan
sebagai bekal atau modal dasar bagi mitra untuk mengembangkan usaha dibidang
pengolahan pisang.
BAB II
TUJUAN, TARGET DAN LUARAN PROGRAM IbM
11
budidaya yang selama ini diterapkan mitra.
2) alih pengetahuan dan teknologi pascapanen pisang guna mempertahankan kualitas
produk, memperpanjang umur simpan produk;
3) alih pengetahuan mitra dalam hal manajemen usaha (menata strategi pemasaran
untuk memperluas jaringan pemasaran).
4) peningkatan kuantitas dan kualitas produksi pisang, peningkatan nilai tambah produk,
dan pendapatan usahatani pisang.
Manfaat utama yang diharapkan akan diperoleh dari pelaksanaan program ini adalah:
12
1. Produk berupa hasil panen pisang setelah adanya perbaikan teknik budidaya dan
penanganan pasca panen.
2. Aneka produk olahan berbahan dasar pisang (tepung pisang, keripik aneka rasa, sale
pisang, tape pisang, pisang ijo, saos pisang, dodol pisang, selai pisang, kerupuk jantung
pisang, sayur jantung dan batang pisang, abon jantung pisang dan dendeng jantung
pisang serta aneka kue dari tepung pisang (Cake dan kue kering).
3. Buku petunjuk Teknik Budidaya Pisang dan buku resep yang berisi resep aneka olahan
dari pisang, teknik pembuatan produk yang baik, mulai dari Tahapan pemilihan bahan
baku, proses pengolahan, cara pengemasan dan pemilihan jenis kemasan yang tepat serta
penyimpanan yang baik untuk menghasilkan produk yang berkualitas ( bergizi, aman dan
dapat diterima oleh konsumen)
4. Sertifikat kelulusan kegiatan pelatihan dengan spesifikasi (1) kemampuan anggota
kelompok mitra dalam menerapkan teknik budidaya pisang; (2) kemampuan anggota
kelompok mitra dalam menerapkan teknik penanganan pasca panen pisang; dan (3)
kemampuan anggota kelompok mitra dalam mengolah, mengemas dan memasarkan aneka
produk dari pisang.
Indikator pencapai target luaran untuk masing-masing point dapat dilihat pada Tabel ..
dibawah ini :
Tabel 2.1. Rencana Kegiatan, Target Luaran dan Indikator Pencapaian Target Luaran
No Jenis Kegiatan Target Luaran Indikator Pencapaian Target Luaran
1 Penyuluhan teknik Penguasaan pengetahuan 75 % dari anggota kelompok mitra IbM mampu
budidaya pisang dan keterampilan teknik menguasai teknik budidaya pisang.
(pengolahan tanah, budidaya pisang, dan Di hasilkan pisang (jumlah buah /tanaman,
pemilihan bibit, peningkatan hasil pisang jumlah sisir pertandan dengan kondisi tanaman
penanaman, pemupukan, yang tumbuh dengan baik dan mutu produk yang
pengendalian hama dan memadai
penyakit tanaman, (Perbandingan sebelum dan setelah adanya
pemanenan) program IbM)
3. Penyuluhan tentang Penguasaan pengetahuan Susut hasil setelah panen dapat ditekan dan daya
penanganan pasca panen dan keterampilan simpan produk lebih lama (Perbandingan
pisang untuk menjaga penanganan pasca panen. sebelum dan setelah adanya program IbM)
mutu produk dan
memperpanjang umur
simpan produk
4. Penyuluhan tentang arti Penguasaan pengetahuan Anggota kelompok mitra mamiliki keinginan
penting pisang (nilai gizi tentang arti penting pisang untuk berwirausaha dibidang usaha agribisnis
dan prospek dan tumbuhnya jiwa wira pisang (penyebaran kuesioner)
pengembangan agribisnis usaha pada diri anggota
pisang) kelompok mitra.
13
5. Penyuluhan tentang Pemahaman anggota Anggota kelompok mitra mamiliki keinginan
manajemen usaha kelompok mitra tentang untuk berwirausaha dibidang usaha agribisnis
sederhana usahatani berorientasi pisang (penyebaran kuesioner)
agribisnis
5. Pelatihan teknik Kemampuan pengolahan 75 % dari anggota kelompok mitra IbM mampu
pengolahan buah pisang, aneka produk dari pisang mengolah buah pisang, batang pisang, bongkol
batang pisang, bongkol dan bagian-bagian lain dari dan jantung pisang menjadi aneka produk olahan
dan jantung pisang pisang (batang, bongkol dan Dihasilkan produk olahan tepung pisang, keripik
menjadi aneka produk jantung) seperti pembuatan pisang aneka rasa, sale pisang, tape pisang,
kuliner dengan nilai gizi tepung pisang, keripik pisang ijo, saos pisang, dodol pisang, selai
yang memadai untuk pisang aneka rasa, sale pisang, kerupuk jantung pisang, sayur jantung
meningkatkan nilai pisang, tape pisang, pisang dan batang pisang , abon jantung pisang dan
tambah produk pisang. ijo, saos pisang, dodol dendeng jantung pisang serta aneka kue dari
pisang, selai pisang, tepung pisang (Cake dan kue kering) pada
kerupuk jantung pisang, kegiatan pelatihan dan pendampingan
sayur jantung dan batang
pisang, abon jantung pisang
dan dendeng jantung pisang
serta aneka kue dari tepung
pisang (Cake dan kue
kering)
Kemampuan pengolahan 75 % dari anggota kelompok mitra IbM mampu
aneka produk dari pisang mengolah buah pisang, batang pisang, bongkol
dengan teknik pengolahan dan jantung pisang menjadi aneka produk olahan
dan peralatan produksi yang dengan teknik pengolahan yang baik dengan
mendukung dukungan peralatan produksi yang memadai
Dihasilkan beragam produk olahan dari buah
pisang, batang pisang, bongkol dan jantung
pisang yang berkualitas, aman dan memilki nilai
sensoris tinggi (rasa, tekstur, aroma dan warna)
pada kegiatan pelatihan dan pendampingan
6. Pendampingan Peningkatan kualitas produk 75 % dari anggota kelompok mitra IbM mampu
pisang dan aneka produk menguasai teknik mengemas produk secara
olahannya baik dari aspek sederhana, higienis dan menarik serta mampu
gizi, keamanan dan menguasai teknik penyimpanan produk pada
acceptabilitasnya dengan kondisi yang sesuai agar produk tidak mudah
teknik pengemasan dan rusak.
penyimpanan yang tepat.
Peningkatan manajemen Perbandingan kondisi sebelum dan sesudah
produksi melalui teknik dan program IbM berjalan.
strategi pemasaran yang
tepat untuk pengembangan
usaha .
14
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. METODE PENDEKATAN
Metode pendekatan yang digunakan dalam program IbM ini adalah transfer informasi dan
alih teknologi teknik budidaya pisang dan pengolahan aneka produk dari pisang dalam upaya
peningkatan ketahanan pangan keluarga di Desa Poto, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten
Kupang.
B. KEGIATAN
Berdasarkan metode pendekatan tersebut, kegiatan yang ditawarkan dalam program ini
adalah kegiatan pelatihan dan pendampingan teknik budidaya pisang dan pengolahan aneka
produk dari Pisang.
1. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan yang direncanakan meliputi:
a. Penyuluhan tentang teknik budidaya pisang sejak pengolahan tanah hingga
penanganan pasca panen dan pemasaran produk
b. Penyuluhan tentang penanganan pasca panen pisang untuk menjaga mutu produk
dan memperpanjang umur simpan produk
c. Penyuluhan tentang arti penting tanaman pisang (nilai gizi dan prospek
pengembangan agribisnis pisang)
d. Penyuluhan tentang manajemen usaha sederhana
15
Kegiatan penyuluhan direncanakan akan dilakukan selama 2 hari dengan
melibatkan seluruh anggota kelompok tani Amfonai. Penyaji materi atau narasumber
dalam kegiatan pelatihan ini adalah staf dosen fakultas Pertanian Undana.
2. Kegiatan Pelatihan
Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dalam program IbM ini adalah Pelatihan
Teknik Penanganan Pasca Panen Pisang dan Pengolahan Aneke Produk Kuliner Berbahan
Dasar Pisang (buah pisang, bonggol pisang, maupun jantung pisang. Materi pelatihan
yang akan diberikan meliputi:
a. Teknik Pengolahan pisang dan bagian-bagian dari pisang menjadi aneka produk
olahan, khususnya bagi tenaga kerja wanita (ibu-ibu petani)
b. Teknik pengemasan dan penyimpanan aneka produk olahan dari pisang.
c. Teknik Pemasaran produk olahan pisang
Kegiatan pelatihan direncanakan akan dilakukan selama 4 hari dengan melibatkan
seluruh anggota kelompok tani Amfonai dan anggota kelompok tani Manunoa khususnya
bagi anggota kelompok dari kalangan ibu-ibu maupun remaja putrid. Kegiatan pelatihan
dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, latihan dan praktek. Pada akhir kegiatan
peserta yang menyelesaikan seluruh kegiatan dan mampu mencapai tujuan dari kegiatan
ini akan diberikan surat keterangan kelulusan oleh penyelenggara kegiatan pelatihan ini.
3. Pemberian bantuan beberapa peralatan pengolahan dan pengemasan produk
pisang. Diharapkan bantuan yang diberikan dapat dijadikan sebagai modal awal bagi
kelompok untuk memulai kegiatan wirausaha berbasis pengolahan aneka produk kuliner
berbahan dasar pisang
4. Kegiatan Pendampingan
Kegiatan Pendampingan akan dilakukan selama program IbM ini berjalan (kurang
lebih 8 bulan). Kegiatan pendampingan diberikan kepada anggota kelompok tani Amfonai
dan Manunoa selama mereka mempraktekkan materi pelatihan yang telah diberikan oleh
narasumber untuk memproduksi dan memasarkan aneka produk olahan dari pisang.
C. KONTRIBUSI MITRA
Kelompok tani sebagai mitra dalam program ini diharapkan dapat berpartisipasi dalam
setiap tahapan kegiatan yang direncanakan. Keterlibatan mitra dimulai sejak tahapan perumusan
masalah pokok yang dihadapi, prioritas masalah yang akan ditangani, dan juga sebagai peserta
dalam kegiatan pelatihan dan turut aktif dalam kegiatan teknik budidaya pisang dan pengolahan
aneka produk olahan dari pisang. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini, kelompok tani
16
Amfonai yang menjadi mitra dalam kegiatan IbM ini dapat berperan sebagai sumber informasi
yang akan mentransfer ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh dan dikuasai kepada
kelompok tani yang lain yang ada di sekitarnya. Kontribusi mitra diharapakan dapat terlihat
dalam kegiatan seperti:
1. Mengumpulkan seluruh anggota kelompok tani Amfonai dan Anggota Kelompok Tani
Manunoa
2. Mempersiapkan tempat untuk kegiatan pelatihan
3. Membantu tim pelaksan IbM mempersiapkan alat-alat untuk kegiatan pelatihan
4. Membantu tim pelaksana IbM mempersiapkan bahan-bahan untuk kegiatan pelatihan
5. Menjadi peserta dalam kegiatan pelatihan
6. Menjadi target/sasaran dalam kegiatan pendampingan
Kontribusi mitra dalam pelaksanaan kegiatan IbM dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan
tahapan kegiatan dan penanggungjawab kegiatan pada Tabel 3.2 .
18
Diskusi dan perbaikan draft publikasi Tim Pelaksana kegiatan
Pengiriman artikel untuk publikasi di Ketua Tim Pelaksana kegiatan
jurnal Lembaga Pengabdian pada
Masyarakat
D. KETERKAITAN KEGIATAN
Kegiatan yang di usulkan dalam program ini merupakan bentuk dukungan perguruan
tinggi terhadap beberapa isu penting dalam kegiatan pembangunan, yakni :
1. dukungan terhadap program peningkatan ketahanan pangan keluarga pemerintah
Kabupaten Kupang dan Provinsi Nusa Tenggara Timur
2. dukungan terhadap pemberdayaan potensi daerah dan upaya diversifikasi produk dari
bahan pangan lokal
3. dukungan terhadap pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan keluarga
dan pemenuhan kebutuhan gizi keluarga
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
19
A. KINERJA LPM UNDANA
Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM) Undana sejak berdiri hingga saat ini telah
menghasilkan program-program pengabdian pada masyarakat. Berbagai program PPM telah
didanai di tingkat Pusat (DIKTI DP2M) telah banyak diikuti oleh dosen-dosen di Lingkungan
Universitas Nusa Cendana dibawah koordinasi pihak LPM Undana. Disamping itu, berbagai
program PPM juga diprakarsai oleh LPM Undana dengan dukungan dana dari Undana melalui
dana rutin. Sejak tahun 2009, dana PPM ditingkat Dikti juga telah dikompetisikan di Tingkat
Undana. Berdasarkan hasil evaluasi yang tlah dilakukan oleh DP2M – DIKTI selama beberapa
tahun terakhir ini LPM Undana termasuk dalam 10 besar Perguruan Tinggi dengan jumlah usulan
dan jumlah serapan dana PPM terbanyak. Kinerja LPM Undana dalam berbagai skim kegiatan
PPM selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.1. di bawah ini.
Tabel 1. Kegiatan LPM UNDANA Secara Berkelanjutan Tahun 2012 s/d 2014
1. Pelaksanaan Program Pelaksanakan 31 judul kegiatan PPM Dibiayai dari DIPA 2012
IbM, IbIKK; IbW dan yang terdiri dari IbM 26 judul; IbIKK 1 DP2M Dikti
IbW-CSR judul; IbW 3 judul; IbW-CSR 1 judul. Kemdiknas
2. Pelaksanaan Program Hi- Pelaksanakan 2 judul kegiatan PPM Dibiayai dari DIPA 2012
Link dan KKN PPM yang terdiri dari Hi-Link 1 judul; dan DP2M Dikti
KKN-PPM 1 Judul. Kemdiknas
3. Pelaksanaan Program IbM Pelaksanaan kegiatan sebanyak 56 judul Dibiayai dari DIPA 2013
dan KKN-PPM kegiatan IbM dan KKN-PPM DP2M Dikti
4, Pelaksanaan Program IbM Pelaksanaan kegiatan sebanyak 69 judul Dibiayai dari DIPA 2014
dan KKN-PPM kegiatan IbM dan KKN-PPM DP2M Dikti
Sumber: Hasil Olahan Data dari LPM Undana (2015)
Program IbM bagi Kelompok Tani Amfonai rencananya akan dilaksanakan oleh staf
dosen Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Undana. Kegiatan ini akan melibatkan 2 staff
dosen dengan latar belakang pendidikan yang relevan dengan program IbM yang akan dilakukan,
yakni Agroteknologi (1 orang) dan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (1 orang); dan
teknologi pascapanen (1 orang). Setiap dosen yang terlibat dalam kegiatan ini telah memiliki
pengalaman dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PPM). Kualifikasi dosen yang
terlibat dalam kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Kualifikasi Tim Pelaksana
20
No. Nama Jabatan Bidang Ilmu Pengalaman
dalam Tim dalam
Kegiatan PPM
1. Peters O. Bako., SP., M.Si Anggota S1 Agronomi Ketua, Anggota
S2 Ilmu Lingkungan
2. Yuliana Tandi Rubak, Ketua S1 Teknologi Pertanian Ketua, Anggota
S.TP., MP S2 Teknologi
Pengolahan Hasi
21
6) Yuliana Tandi Rubak, S,TP, MP pernah melakukan kegiatan pengabdian pada
masyarakat yang khususnya berkaitan dengan bidang Pengolahan Hasil Pertanian.
Pengabdian yang telah dilakukan antara lain : (1) Pembuatan Tape dari Ubi jalar untuk ibu
PKK di Kelurahan Kelapa Lima Kota Kupang (2009), (2) Pengolahan Kacang tanah
menjadi kacang disco untuk ibu PKK di Kelurahan Kelapa Lima Kota Kupang (2009), (3)
Penyuluhan TOT kepada ibu PKK Kabupaten Soe tentang Pengolahan Makanan berbahan
dasar Pisang, Jagung, Ubi kayu dan Ubi Jalar (2011), (4) Pengolahan aneka olahan dari
ubikayu, jagung dan pisang bagi desa binaan Oenaek (2012), (5) Pengolahan aneka
produk kuliner berbahan dasar pangan local bagi pedagang makanan kecil di Lingkungan
Sekolah Dasar (2014)
C. SINERGI TIM
Sinergi tim diwujudkan dengan mengatur waktu secara bergantian, berdasarkan jenis
kegiatan yang akan dilakukan. Ketua Tim mengkoordinir anggota tim dalam melaksanakan
setiap tahapan kegiatan. Pada kegiatan awal berupa kegiatan pelatihan teknik budidaya dan
pengolahan aneka olahan dari pisang setiap anggota tim pelaksana hadir. Selanjutnya pada
kegiatan pendampingan ketua dan anggota tim pelaksana akan bergiliran mengunjungi kelompok
mitra dan memberikan pendampingan. Pembagain jadwal kunjungan akan disesuaikan dengan
tugas pokok mengajar di kampus.
BAB V
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
22
A. RANCANGAN BIAYA PELAKSANAAN PROGRAM IBM
Biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program IbM bagi Kelompok Tani
“Amfonai” dan Kelompok Tani Manunoa di Desa Poto, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten
Kupang. adalah Rp.50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah), yang dialokasikan ke dalam
komponen biaya, sebagai berikut:
1. Honorarium
Jabatan Jumlah Bulan Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
Narasumber 1 8 350.000 2.800.000
Narasumber 2 8 350.000 2.800.000
Teknisi 1 8 265.000 2.120.000
Teknisi 2 8 265.000 2.120.000
SUB TOTAL I 9.840.000
2. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Penggunaan Satuan
(Rp)
Slicer/pengiris pisang Pengiris pisang 2 1.500.000 3.000.000
Sealer plastic otomatis Seal kemasan 4 500.000 2.000.000
Mixer Pencampur 2 900.000 1.800.00
Oven Pembakaran 2 600.000 1.200.000
kue/pengering
Alat press tutup botol Penutup botol 2 800.000 1.600.000
Dandang besar Kukus 2 250.000 500.000
Blender Penghancur bahan 2 2.500.000 5.000.000
Kompor Hock Memasak 4 350.000 1.400.000
Sumbu kompor pemanas 25 2.000 50.000
Wajan stainless Menggoreng 2 250.000 500.000
Nampan stainless Penjemuran bahan 6 50.000 300.000
Mixer Pencampur 2 750.000 1.400.000
Panci email Memasak 2 300.000 600.000
Panci stailess stell memasak 4 300.000 1.200.000
Pisau stainless steel Mengiris/memotong 4 35.000 140/000
bahan
Talenan mengiris/memotong 4 25.000 100.000
Parutan stainless steel memarut 2 45.000 90.000
Saringan Penyaring tepung 2 35.000 70.000
Timbangan Timbang bahan 2 125.000 250.000
Baskom besar Wadah bahan 6 48.000 288.000
23
Ember Besar Wadah pencucian 4 20.000 80.000
bahan
Sutil kayu Pengaduk 4 10.000 40.000
Serok kawat Peniris dan pengambil 4 15.000 60.000
bahan
Botol Wadah produk 15 2.000 30.000
Label Produk Identitas produk 150 1.500 225.000
Isolasi Bening Perekat 1 10.000 10.000
Plastik Kemasan Roll Kemasan produk 1 50.000 50.000
0.006 mm
SUB TOTAL II 21.887.000
3. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Penggunaan Satuan
(Rp)
Cantridge cannon mp 258 Administrasi pelatihan 2 250.000 500.000
hitam dan warna
Kertas HVS A4 80 g Administrasi pelatihan 3 135.000 405.000
Refil tinta hitam dan Administrasi pelatihan 4 100.000 400.000
warna
Block Note Administrasi pelatihan 10 90.000 900.000
Ballpoint Administrasi pelatihan 2 40.000 80.000
Spidol Besar Administrasi pelatihan 2 25.000 50.000
Stapler Administrasi pelatihan 1 30.000 30.000
Stapless Administrasi pelatihan 1 80.000 80.000
Buku Kas Cashflow 6 20.000 120.000
Buku Kwitansi Administrasi pelatihan 2 15.000 30.000
Buah Pisang Bahan baku pelatihan 4 25.000 100.000
Minyak Goreng Bahan baku pelatihan 4 26.000 104.000
Gula Pasir Bahan baku pelatihan 6 13.500 81.000
Kelapa Bahan baku pelatihan 6 4.000 24.000
Kapur sirih Bahan baku pelatihan 2 2.000 4000
Bawang merah Bahan baku pelatihan 2 20.000 40.000
Bawang putih Bahan baku pelatihan 2 30.000 60.000
Bumbu lada,jahe dll Bahan baku 1 25.000 25.000
Cabe merah Bahan baku pelatihan 2 30.000 60.000
Telur Bahan baku pelatihan 2 50.000 100.000
Mentega Bahan baku pelatihan 2 145.000 290.000
Soda kue Bahan baku pelatihan 2 5.000 10.000
Minyak tanah Bahan pelatihan 20 5.000 100.000
Tissue roll Bahan pelatihan 2 15.000 30.000
SUB TOTAL III 3.623.000
4. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
Penggunaan Satuan (Rp)
24
(Rp)
Kunjungan pendahuluan ke lokasi 5 Survey 1 paket 1.000.000 1.000.000
orang (Sewa mobil)
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan 5 Kegiatan 1 paket 1.500.000 1.500.000
orang (sewa mobil)
Pelaksanaan kegiatan pelatihan 5 Kegiatan 1 paket 2.100.000 2.100.000
orang (sewa mobil)
Pendampingan Pendampingan 6 paket 250.000 1.500.000
Seminar Nasional Tiket pp 2 1.500.000 3.000.000
Uang Harian 3 600.000 1.800.000
SUB TOTAL IV 10.900.000
5. Lain-lain
Harga
Jumlah
Kegiatan Justifikasi Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
Biaya Pembuatan makalah dan Makalah 15 50.000 750.000
Penggandaan pelatihan
Biaya dokumentasi kegiatan Video dan foto 1 400.000 400.000
kegiatan
publikasi nasional, dan atau terakreditasi Paket 1 1.250.000 1.250.000
penggandaan dan penjilidan laporan Paket 6 15.000 90.000
kemajuan
Penggandaan dan penjilidan laporan Paket 12 30.000 360.000
hasil pengabdian
Pembuatan Poster Paket 3 300.000 900.000
SUB TOTAL V 3.750.000
Total Anggaran I +II+III+IV+V 50.000.000
B. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan program IbM yang diusulkan disusun dalam Tabel 5.2 berikut ini :
Jadwal kerja bulan ke ….
No Kegiatan program IbM
5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kunjungan awal ke lokasi Mitra (koordinasi dengan
mitra)
2 Penyusunan Materi Kegiatan
3 Persiapan bahan dan alat kegiatan untuk
pengolahan aneka produk dari pisang
4 Pelaksanaan kegiatan pelatihan, praktek
5 Pendampingan Mitra hingga ke tahap pemasaran
produk
6 Pembuatan laporan dan seminar
7 Pelaporan akhir kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
25
Fachruddin, L.,1997. Teknologi Tepat Guna Membuat Aneka Dendeng. Kanisus, Yokyakarta,
Indonesia
Imam Muhajir Dasuki, 1989. Pengaruh suhu pemeraman terhadap perubahan fisik, kimia dan
fisologis buah pisang Ambon. J. Hortikultura. 2(4):28-35
Sari Nurlita, 2011. Teknologi Pengolahan Buah Pisang. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Kalimantan Barat
Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengolahan Pisang, 2009. Direktorat Pengolahan Hasil
Pertanian. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departeman
Pertanian
Suryanti dan Murtiningsih, 1990. Pengaruh blanzir, asam sitrat dan varietas terhadap mutu jam
pisang, Laporan hasil penelitian, Sub Balai Penelitian Hortikultura Pasarminggu
Murtiningsih, Suryanti dan Imam Muhajir, 1990. Pengaruh umur petik pisang Ambon Jepang
terhadap Mutu Tepung. Penelitian Hortikultura 5 (2): 63-98
Murtiningsih, Suryanti dan Imam Muhajir, 1990. Penyakit Pascapanen pada buah Pisang Raja
Sere, Emas dan Lampung serta Pengendaliannya. Penelitian Hortikultura 1 (5): 35-38
LAMPIRAN-LAMPIRAN
26
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim pengusul
A. Identitas
Nama Lengkap ( dengan gelar) : Peters Oktovians Bako, SP., M.Si
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
Jabatan Struktural : -
NIP : 19721007 199802 1 001
NIDN : 0007107205
Tempat dan Tanggal Lahir : Kupang, 07 Oktober 1972
Alamat Rumah : Jl. Meranti No. 15/c Kupang – NTT
Nomor Telepon/Faks/HP : 081353873804
Alamat Kantor : Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Jln.
Adisucipto Penfui Kupang 85001
Nomor Telepon/Faks : (0380) 881085/881085
Alamat e-mail : Peter_meranti@yahoo.co.id
Lulusan yang Telah Dihasilkan : S-1=20 orang; S-2=- orang; S-3= - orang
Mata Kuliah yang Diampu : 1. Agroklimatologi
2. Agrohidrologi
3 Kesuburan dan Pemupukan Tanah
4. Pupuk dan Pemupukan
5. Agrogeologi
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Nusa Cendana, Universitas Gadjah -
Kupang Mada, Yogyakarta
Bidang Ilmu Agronomi Ilmu Lingkungan -
Tahun Masuk-Lulus 1991-1996 2005-2007 -
Judul Skripsi/Thesis/ Disertasi Hubungan antara Analisis Faktor -
Kandungan Air Tanah Lingkungan untuk
dengan Status Air di Daun Penentuan dan Zonasi
pada Tanaman Kedelai Daerah Resapan Air pada
(Glicyne max L. Merril) Ekosistem Kawasan Karst
di Kota Kupang dan
Sekitarnya
Nama Pembimbing 3. Ir. W.I.I. Mella, M.Sc. 4. Prof. Dr. Suratman -
4. Ir. A.S.J. Adu Tae, MP Wirosuprodjo, M.Sc.
5. Drs. Eko Haryono,
M.Si
27
C. Pelaksanaan Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber* Jumlah
(Juta Rp)
1 2009 Koleksi dan Aplikasi Mikoriza Indigen Lahan DIPA Undana 100
Kering Pulau Timor dalam Upaya Peningkatan
Ketersediaan Air, Serapan Hara, dan Hasil Jagung
2 2010 Peningkatan Efisiensi Pemupukan Nitrogen DIPA Undana 15
dan hasil Cabai Hibrida pada Tanah Alfisol
Melalui Aplikasi Zeolit Sebagai Bahan
Pembenah Tanah
3 2014- Aplikasi Sistem Irigasi Kendi dan Isolat Mikoriza Hibah Bersaing 50
2015 Indigen Lahan Kering pada Pertanaman Paprika
Dalam Upaya Pengembangan Teknologi Budidaya
Tanaman Hemat Air di Kota Kupang
28
9. 2012 Budidaya Paprika Organik pada Kelompok DIPA Undana
Tani Agromandiri Kelurahan Lasiana,
Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang
10. 2012 Pembuatan Pupuk Organik Padat dengan DIPA Undana
Bahan Dasar Kotoran Sapi pada Kelompok
Tani Agromandiri Kelurahan Lasiana
Kecamatan Kelapa
11. 2014 IbM Kelompok Tani Mentari dan Dahlia di DP2M Dikti 50
Kelurahan Manutapen Kota Kupang. Optimalisasi
Pemanfaatan Lahan di Sekitar Embung dalam
Upaya Peningkatan Produktivitas Tanaman
Sayuran dan Pendapatan Petani.
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
Volume/ Nama Jurnal
No. Judul Artikel Ilmiah
Nomor/Tahun
1 Efektivitas Mikoriza Indigen Lahan Kering Volume 11 Media Exacta.
PulauTimor Pada Beberapa Tingkat Ketersediaan Air Nomor 1. Journal of
Tanah dalam Meningkatkan Serapan Nitrogen Januari 2011. Science and Engineering.
dan Hasil Jagung pada Tanah Alfisol. Lembaga Penelitian
Universitas Nusa Cendana.
2. Peningkatan Efisiensi Pemupukan Nitrogen (N) Volume 12 No. Media Exacta
melalui Aplikasi Zeolit pada Pertanaman Cabai 2. Juli 2011 (Journal of Science and
Hibrida di Tanah Alfisol Kota Kupang (Penulis Utama) Engineering, Lembaga
Penelitian Universitas Nusa
Cendana
3. Tingkat Infeksi Akar dan Perkembangan Spora V olume 18. Jurnal Leguminosae , Fakultas
Mikoriza Indigen Lahan Kering Pulau Timor pada Nomor 1. Edisi Pertanian Undana
Rhizosfer Tanaman Jagung Pada Alfisol April 2012
4. Serapan Phospor (P) dan Hasil Tanaman Jagung yang Vol 18 (1) April Jurnal Leguminosae , Fakultas
Diinokulasi mikoriza Indigen Lahan Kering Pulau 2012. Pertanian Undana
Timor pada Beberapa Tingkat Ketersedian Air Tanah
5. Efektivitas Mikoriza Indigen Lahan Kering Pulau Vol 18 (3), Jurnal Leguminosae , Fakultas
Timor dalam Meningkatkan Serapan Hara Kalium, Desember 2012 Pertanian Undana
Efisiensi Penggunaan Air dan Hasil Jagung Muda di
Kota Kupang
6. Penerapan Teknik Olah Tanah dan Pupuk Hijau dalam Vol 20a (1a), Juni Jurnal Leguminosae , Fakultas
Upaya Peningkatan Ketersediaan Air Tanah, Efisiensi 2014 Pertanian Undana
Penggunaan Air dan Hasil Cabai.
7. Mengenal Karakteristik Hidrogeologi Kawasan Karst Vol 20 (2), Jurnal Leguminosae , Fakultas
Agustus 2014 Pertanian Undana
8. Kajian Aplikasi Bokashi dan Pupuk Phospor Organik Vol 20 (2), Jurnal Leguminosae , Fakultas
sebagai Upaya Perbaikan Beberapa Sifat Fisik Tanah Agustus 2014 Pertanian Undana
dan Peningkatan Hasil Bawang Merah di Desa
Oehandi, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote
Ndao
1.2. Biodata Anggota Tim Pengusul
A. Identitas
Nama Lengkap (dengan gelar) : Yuliana Tandi Rubak, STP.MP
Jabatan Fungsional : Lektor
Jabatan Struktural : -
NIP : 197307142000032001
NIDN : 0014077304
Tempat dan Tanggal Lahir : Lalong/14 Juli 1973
Alamat Rumah : Rubakyuliana@yahoo.co.id
Nomor Telepon/Faks/HP :
Alamat Kantor : Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Jln.
Adisucipto Penfui Kupang 85001
Nomor Telepon/Faks : (0380) 881085/881085
Alamat e-mail : 082145687676
Lulusan yang Telah Dihasilkan : S-1=20 orang; S-2=- orang; S-3= - orang
Mata Kuliah yang Diampu : Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
Ketahanan dan Kedaulatan Pangan
Manajemen Agroindustri
Mutu dan Keamanan Pangan
Mikrobiologi Pangan
A. RIWAYAT PENDIDIKAN
BUDIDAYA PISANG
2. Persiapan Bibit
Anda bisa mendapatkan bibit pisang dengan membeli di toko pembibitan pertanian atau memakai
bibit pisang dari kebun sendiri. Gunakan jarak tanam 2×2 meter untuk budidaya pisang. Jika Anda
menggunakan indukan sendiri sebaiknya membatasi jumlah tunas anakan sekitar 7-9 pada pisang indukan,
jika melebihi 9 tunas sebaiknya dilakukan pemotongan untuk menjaga kualitas bibit pisang anakan.
Sebelum bibit Anda tanam , sebaiknya dilakukan sanitasi terlebih dahulu untuk menghindari penularan
hama dan penyakit. Berikut ini langkah-langkah sanitasi pada bibit pisang :
Setelah bibit dipotong dari indukan segera bersihkan tanah yang menempel pada akar
Sebaiknya simpan terlebih dahulu bibit selana 1-2 hari di lokasi yang teduh supaya luka sehabis
pemotongan mengering, buah daun pisang yang lebar
Lakukan perendaman pada bibit sebatas leher batang menggunakan insektisida 0,5-1 persen
dalam waktu 10 menit. Kemudian bibit diangin-anginkan sebentar
Jika Anda tidak mempunyai insektisida tidak masalah, Anda bisa menggunakan air yang mengalir
untuk merendam umbi bibit selama 2 hari.
Apabila di lokasi lahan Anda sudah terdapat hama nematoda , sebaiknya direndam terlebih dahulu
di dalam air panas selama beberapa menit untuk mematikan hama tersebut
3. Pengolahan Media Tanam
Persiapan lahan untuk budidaya pisang sebaiknya dipertimbangkan segala aspeknya mulai iklim,
kontur tanah, kemudahan akses dan lain sebagainya. Sebelum menanam pisang sebaiknya Anda
membersihkan gulma, rerumputan liar dan menggemburkan tanah jika masih padat, membuat saluran
pengairan atau drainase dan pembuatan sengkedan jika kontur tanahnya miring.
b. Penyakit Pisang
Penyakit darah. Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian pisang yang diserang
yaitu jaringan tanaman pisang bagian dalam. Gejala serangan: jaringan pisang menjadi kelihatan
kemerah-merahan seperti berdarah Pengendalian: bongkar dan bakar tanaman pisang yang sakit
Panama. Penyebab: Serangan Jamur Fusarium oxysporum. Bagian pisang yang diserang yaitu
daun. Gejala serangan: daun layu lalu putus, serangan pertama pada daun luar lalu kemudian daun
bagian dalam, pelepah daun pisang membelah membujur, akan mengeluarkan pembuluh getah
berwarna hitam. Cara pengendalian: bongkar dan bakar tanaman pisang yang sakit
Bintik daun. Penyebab: Jamur Cercospora musae. Bagian pisang yang diserang yaitu daun
muncul gejala bintik sawo matang yang semakin meluas. Cara Pengendalian: gunakan fungisida
yang memiliki kandungan Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
Layu. Penyebab: bakteri Bacillus. Bagian pisang yang diserang yaitu akar. Gejala serangan :
tanaman layu lalu mati. Cara pengendalian: bongkar dan bakar tanaman pisang yang sakit.
Daun pucuk. Penyebab: infeksi virus melalui perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa
Bagian pisang yang diserang yaitu daun pucuk. Gejala serangan: daun pucuk pisang tumbuh
dengan tegak lurus secara berkelompok. Cara Pengendalian: bongkar dan bakar tanaman pisang
yang sakit
c. Gulma pada Pisang
Biasanya tak lama setelah tanam pisang dan keika kanopi dewasa sudah mulai terbentuk, gulma
menjadi salah satu permasalahan yang harus segera diatasi. Cara pengendaliannya sebagai berikut
: (1) Gunakan herbisida semacam Gesapax 80 Wp, Round up, Paraquat dan dalapon; (2)
Tanamlah tanaman penutup tanah yang bisa menahan laju erosi, tahan terhadap naungan, tidak
gampang diserang oleh hama penyakit, bukan tumbuhan menjalar. Contohnya Geophila repens;
tutup tanah dengan memakai plastik polietilen.
Penanganan pasca panen yang baik akan membantu mengurangi kehilangan hasil, yang pada
gilirannya dapat membantu keberhasilan agribisnis buah-buahan. Beberapa perlakuan pasca panen pisang
yang perlu mendapat perhatian :
1. Pengumpulan, tandan pisang yang telah dipanen dikumpulkan di tempat yang terlindung dari
sinar matahari langsung. Daun pisang dapat digunakan untuk alas agar buah pisang tidak luka dan
dapat dipakai untuk penutup dari sinar matahari. Sebelum dilakukan sortasi, tandan buah disisir
dengan menggunakan pisau yang tajam.
2. Sortasi dan pengkelasan (Grading), setelah dilakukan pemisahan sisir buah dari tandannya,
selanjutnya buah pisang diseleksi yaitu dengan memisahkan buah yang tidak memenuhi syarat
untuk dipasarkan, misalnya kerusakan mekanis, serangan hama dan penyakit, busuk, buah yang
tidak normal bentuk, ukuran dan tingkat ketuaannya (terlalu muda/ terlalu tua).
Pengkelasan dilakukan sesuai dengan permintaan pasar, berdasarkan asal sisir tandan atau
bobot buah. Kelas A jika berasal dari 3 sisir pertama pada tandannya atau 16 buah/3 kg, kelas B
berasal dari sisir ke 4-6 atau 20 buah/3 kg dan kelas C berasal dari sisir ke 7 sampai paling bawah
atau 30 buah/3 kg. Pada dasarnya persyaratan ekspor sesuai dengan permintaan negara tujuan dan
persyaratan mutu buah tergantung kesepakatan antara eksportir dan importirnya. Umumnya
persyaratan mutu buah pisang yang akan diekspor adalah seragam baik tingkat ketuaan, ukuran
maupun kultivarnya. Buah mempunyai bentuk bagus, ukuran dan jumlah buah/sisir tertentu,
tangkai buah pada sisiran kuat, bersih, bebas dari kotoran, serangan jamur, bakteri dan serangga,
bebas kerusakan (perubahan warna, cacat, memar, busuk, dll) dan menggunakan kemasan
tertentu.
3. Pemeraman, buah pisang tergolong buah-buahan yang klimaterik artinya buah yang kurang tua
saat panen akan menjadi matang selama penyimpanan, hanya saja mutunya kurang baik, rasanya
kurang enak dan aromanya kurang kuat. Buah yang cukup tingkat ketuaannya akan menjadi
matang dalam 4-5 hari setelah dipanen tanpa perlakuan pemeraman, namun kematangan tidak
seragam dan warnanya kurang menarik. Pemeraman bertujuan mempercepat proses pematangan
buah serempak sehingga didapatkan kematangan buah dan warna yang seragam.
Pemeraman dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
( a). Pemeraman tradisional, buah pisang diperam di dalam tempayan dari tanah liat diikuti
dengan pengasapan secukupnya agar udara dalam tempayan menjadi panas karena panas
menyebabkan buah menjadi cepat matang. Lama pemeraman antara 2-3 hari.
(b). Pemeraman dengan pengemposan, banyak dilakukan oleh pedagang pengumpul di sentra
produksi pisang. Buah pisang yang akan diempos biasanya dalam bentuk tandan,
dimasukkan ke dalam lubang di dalam tanah. Untuk seratus tandan pisang diperlukan
lubang 2x3x3 m³, lubang diberi tutup dari papan dan ditimbun dengan tanah, penutupan
disisakan untuk tempat masuknya pisang. Pada ujung lubang diberi bumbung bambu
untuk tempat masuknya asap. Daun kelapa dibakar, asapnya dimasukkan ke dalam
bumbung bambu dengan cara dikipas. Pengasapan dilakukan 2 kali setiap 12 jam sekali,
setelah pengasapan buah dibiarkan di dalam lubang selama 24 jam. Setelah 24 jam buah
diangkat dari dalam lubang, diangin-anginkan, kemudian dibungkus daun pisang kering
dan siap diangkut ke daerah pemasarannya.
(c). Pemeraman dengan Karbit, karbit (CaC2) adalah bahan penghasil gas karbit yang dapat
memacu kematangan buah. Pemeraman dengan karbit dapat dilakukan di pohon atau
sesudah dipanen. Bila buah masih dipohon, segumpal karbit (± 10 gr) diletakkan diantara
sisir pisang dibagian tengah. Tandan pisang kemudian dibungkus dengan plastik atau
karung dan diikat di bagian atasnya. Buah yang diperam setelah panen, caranya karbit
dibungkus kertas, setiap 1 ton buah pisang dipergunakan karbit sebanyak 1 kg, buah
pisang kemudian ditutup dengan plastik dan dibiarkan selama 2 hari, kemudian tutup
dibuka dan buah diangin-anginkan. Dalam 2-3 hari buah akan menjadi matang secara
serempak.
(d). Pemeraman dengan daun gamal, buah pisang diperam disusun dalam keranjang yang
diberi alas koran. Bagian atasnya diberi daun gamal kurang lebih 20% dari berat pisang
yang diperam, dalam 3-4 hari buah pisang akan menjadi masak. Selain daun gamal dapat
pula dipergunakan daun mindi (Melna Zedarch) atau daun picung (Pangum edule).
4. Pengemasan, memudahkan pengangkutan dan melindungi buah dari kerusakan mekanis yang
terjadi selama pengangkutan. Untuk jarak dekat menggunakan keranjang bambu dengan kapasitas
3-4 sisir, namun ada yang menggunakan peti kayu berisi 150 pisang gandeng (per 2 buah).
Pengemasan untuk ekspor umumnya menggunakan karton berventilasi dan menggunakan lapisan
plastik. Setelah buah dipetik harus dicuci dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida, kemudian
diberi perlakuan untuk mempertahankan kesegarannya. Kemasan yang digunakan mempunyai
kapasitas 18,14 kg dan 12 kg, karton bagian dalam sebaiknya dilapisi lilin dan untuk menghambat
pematangan diberikan KmnO4 sebanyak 0,1 ml/sisir. Sebelum dikemas dilakukan pencegahan
penyakit antraknos yaitu setelah buah dicuci selanjutnya dilakukan pencelupan ke dalam air panas
suhu 55 °C selama 2 meni. Pencegahan akan lebih baik jika pencelupan ditambah dengan benomil
200 ppm. Kemasan untuk pemasaran dalam negeri dianjurkan buah berupa sisiran dengan
menggunakan peti kayu ukuran 19 cm x 33 cm x 23 cm dengan menggunakan lapisan lembaran
plastik berlubang dan bantalan kertas potongan.
5. Penyimpanan, bertujuan untuk menghambat proses enzimatis, dengan meniadakan terjadinya
respirasi dan transpirasi. Beberapa cara penyimpanan diantaranya : a). Penyimpanan dengan
pelapisan lilin, yaitu penyimpanan buah dengan mencelupkan ke dalam emulsi lilin yang
dikombinasikan dengan pestisida. Cara ini pisang dapat tahan disimpan selama 13 hari; b).
Penyimpanan dengan suhu rendah, suhu 10°C dan kelembaban 85-90%. Buah yang disimpan
masih berwarna hijau akan bertahan selama 5 minggu dan buah yang sudah masak mempunyai
daya simpan 11 hari; c). Penyimpanan dengan menggunakan KmnO4 yaitu dengan tujuan untuk
menyerap etilen yang dihasilkan oleh buah, tahan disimpan selama 3 minggu pada suhu ruang.
PENGOLAHAN ANEKA PRODUK KULINER BERBAHAN DASAR PISANG
Bahan:
tepung pisang 385 gram
susu skim 70 gram
gula pasir halus 100 gram
margarin 100 gram
ragi roti 10 gram
garam 5 gram
telur 1 butir
Cara Pembuatan :
Ragi roti dilarutkan dalam 15 ml air hangat dan ditambah 5 gram gula. Diamkan selama 15 menit.
Tepung pisang dicampur dengan susu skim, sisa gula dan garam, kemudian diaduk merata.
Masukkan campuran ragi roti dan diaduk merata.
Telur dikocok dan dicampur dengan margarin, dimasukkan ke dalam adonan diatas dan diaduk
sampai rata.
Masukkan adonan ke dalam cetakan kue yang telah diolesi margarin (isi setengahnya) selanjutnya
dipanaskan dalam oven 200 oC sampai matang (25 – 30 menit).
Cara Kedua
Bahan:
tepung pisang 500 gram
tepung jagung/maizena 100 gram
susu skim 10 gram
margarin 300 gram
gula halus 250 gram
kuning telur 4 butir
Cara Pembuatan :
Tepung pisang, maizena, dan susu diaduk jadi satu.
Mentega dan gula halus dikocok sampai putih, kemudian dimasukkan kuning telur satu persatu
sambil terus dikocok sampai rata.
Masukkan adonan tepung ke dalam campuran mentega-gula-telur, lalu diaduk merata.
Masukkan dalam cetakan kue yang telah diolesi margarin dan panggang dalam oven sampai
kuning.
Cara Pembuatan :
Tepung pisang, soda kue dan susu skim dicampur sampai merata.
Margarin dicampur gula, kemudian dikocok sampai membuih putih. Ke dalamnya kemudian
dimasukkan kuning telur, satu persatu sambih terus dikocok sehingga merata. Adonan tepung
pisang-soda kue-susu dicampurkan dan diaduk sampai merata betul.
Putih telur juga dibuihkan (dikocok) ditempat terpisah dan dimasukkan ke dalam adonan sedikit
demi sedikit.
Masukkan adonan ke dalam cetakan cake (isikan setengahnya) kemudian dipanggang dalam oven
sampai matang (25 - 30 menit).
Kue Pasir
Bahan:
tepung pisang 200 gram
tepung maizena 50 gram
gula pasir 150 gram
mentega 150 gram
telur 3 butir
garam sedikit
essen sedikit
(panili, starwberi atau coklat)
Cara Pembuatan :
Gula pasir, kuning telur, garam dan essen dikocok sampai timbuh buih.
Tepung pisang dan maizena dimasukkan ke dalamnya, diaduk merata.
Tambahkan mentega cair (dipanaskan lebih dahulu) ke dalam adonan secara perlahan-lahan
sambil diaduk.
Masukkan adonan ke dalam cetakan kue (gunakan cetakan cake) dan dipanggang dalam oven
sampai matang.
Keripik asin.
Garam halus sebanyak 50 g, dicampurkan ke dalam 5 kg keripik pisang yang telah digoreng, kemudian
diaduk sampai garam tercampur merata, tempatkan dalam wadah kedap udara atau dibungkus dengan
plastik polipropilen dengan ketebalan yang sesuai (0,06-0,08 mm).
3. Pisang Sale
Bahan :
1. Pisang yang telah matang dengan kadar gula sekitar 19.5 %,
2. asam sulfit (3 %).
Sale pisang adalah makanan semi basah dibuat dari pisang matang dengan cara pengeringan dan atau
pengasapan dengan atau tanpa penambahan pengawet Buah pisang yang akan diolah menjadi sale setelah
dikupas, lapisan puti yang menempel pada daging buah dikerok menggunakan pisau stainless steel.
Penampilan pisang sale dapat diperbaiki dengan memberikan anti oksidan yang berfungsi juga sebagai
bahan pengawet . Jenis anti oksidan yang digunakan yaitu sodium meta bisulfit atau belerang. Jumlah
belerang yang digunakan berkisar antara 1-2 g untuk setiap kg buah pisang yang diolah, bila
menggunakan sodium meta bisulfit konsentrasinya 500-1000 ppm. Sale pisang dapat dibentuk beraneka
macam, seperti kipas, digulung, atau irisan tipis. Sale pisang juga dapat digoreng, dengan dicelupkan
dalam adonan tepung lebih dahulu. Adonan tepung dibuat dari tepung beras dan tepung terigu dengan
perbandingan 1:1, ditambahkan air kapur sebanyak 2 sendok makan, ditambahkan air sebanyak 500 ml
untuk setiap 250 g tepung campuran.
Cara Pembuatan :
Pisang matang dikupas dan dikeruok kemudian di rendam dalam larutan metabisulfit selama 15
menit, kemudian ditiriskan dan dikeringkan dengan sinar matahari atau alat pengering. Di keringkan
hingga kadar air kurang lebih 20 %. Kemudian dilakukan pemipihan dan dikemas.
4. Selai Pisang
Bahan:
Pisang matang siap konsumsi 250 g
Gula pasir 125 g
Coklat bubuk 25 g
Susu Kental Manis 50 g
Cara Membuat
Pisang matang siap konsumsi dikukus selama 10 menit kemudian diblender menjadi bubur
pisang
Bubur pisang dicampur dengan gula pasir, coklat bubuk dan susu kental manis kemudian dimasak
sampai mendidih dan mengental, lalu diangat dan siap dikemas
Jika dimasukkan ke dalam botol, botol perlu disterilkan terlebih dahulu, dengan cara botol dan
tutupnya direbus selama 10-20 menit.
5. Dodol Pisang
Bahan :
pisang matang 1,5 kg
gula merah 1 kg
Tepung ketan 250 g
santan kental 1 liter
garam 10 g.
Cara Membuat :
Buah pisang dibersihkan kemudian dicuci hingga bersih, kupas kulitnya dan kemudian hancurkan bias
dengan mixer atau dengan blender hingga buah pisang menjadi seperti bubur buah, tambahkan bahan-
bahan seperti santan, tepung ,gula dan garam. Aduk lalu Panaskan, selama pemanasan lakukan
pengadukan terus menerus hingga bubur buah masak. kemas dengan plastic. Sesuai dengan ukuran yang
diinginkan.
6. Tape Pisang
Bahan :
Pisang
Ragi tape
Garam
Cara membuat :
Bersihkan pisang lalu potong pisang menjadi 2 bagian tanpa dibuang terlebih dahulu kulitnya
Jemur ragi terlebih dahulu ± 2 jam dibawah terik matahari
Kukus pisang, tiriskan lalu biarkan sampai pisang benar-benar dingin
Kulit pisang dilepas dan Ragi dihaluskan
Lakukan fermentasi pisang dengan membalurkan pisang yang sudah dikupas dengan ragi
Masukkan didandang yang sudah diberi plastik kresek dan daun pisang fermentasikan selama 2
hari untuk kematangan pisang Setelah matang tape pisang dipotong kecil-kecil sesuai kemasan
dan diberi meses Tape pisang siap untuk dipasarkan
7. Saos Pisang
Bahan :
Pisang kapok mengkal dengan tingkat ketuaan ¾ sebanyak 250 g
Cabe besar / rawit 250 g
Air 500 cc
Gula pasir 400 500 g
Garam dapur 50 g
Bawang Putih 100 g
Cuka 25 % 28 cc
Cara Membuat:
Pisang dibersihkan lalu dikupas kulitnya
Kukus pisang, cabe besar / rawit dan bawang putih selama 10 menit
Hancurkan pisang, cabe besar / rawit dan bawang putih yang telah dikukus menjadi bubur
dengan menggunakan blender.
Campurkan bubur pisang, cabe dan bawang putih dengan gula pasir dan garam.
Masak sampai mendidih. Setelah mendidih tambahkan cuka dan aduk rata, lalu diangkat.
Masukkan ke dalam botol yang steril (Pasteurisasi dengan cara direbus selama 20 menit).
8. Pisang Ijo
Bahan :
Pisang raja 1 sisir
Tepung beras 1 kg
Gula pasir 200 g
Tepung terigu 1 kg
Sirup merah 1 botol
Daun suji/pewarna makanan(hijau)
Santan dari 1 kelapa
telur
Cara Membuat:
Buat adonan kulit dengan mencampurkan tepung terigu, telur, minyak sedikit dan santan sedikit,
tambahkan pewarna hijau. Tambahkan air secukupnya hingga kalis.
Pisang dikukus kemudian kupas kulitnya. Ambil sedikit adonan kulit, bentuk lembaran dan
letakkan pisang lalu gulung.
Kukus gulungan pisang yang sudah di balut dengan kulit. Setelah matang sisihkan.
Buat adonan saos dengan memasak adonan tepung beras yang ditambahkan santan, gula pasir
secukupnya serta garam, tambahkan air dan masak.
Hidangkan dengan meletakkan gulungan pisang siram dengan saos lalu tambahkan sirup merah.
Siap untuk dinikmati.
Cara membuat :
Kupas jantung pisang hingga nampak kelopak bagian dalamnya yang berwarna putih kemerahan
(3-4 kelopak dihilangkan)
Potong-potong jantung pisang setebal 2-3 cm. Belah masing-masing potongan agak tipis.
Cuci potongan jantung pisang hingga bersih, kemudian rebus hingga lunak selama 4 menit.
Angkat.
Haluskan jantung pisang dengan blender sambil diberi sedikit air.
Masak bumbu halus hingga beraroma. Masukkan jantung pisang, aduk hingga rata.
Kemudian, tambahkan gula merah. Aduk kembali. Angkat.
Cetak adonan dendeng di atas tampah/nyiru. Ratakan. Jangan terlalu tebal agar cepat kering.