You are on page 1of 17

.

Gambaran Umum PT Catur Putra Sanjaya Brebes

PT Catur Putra Sanjaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada


bidang penjualan LPG 3kg. Perusahaan ini didirikan oleh oleh H. Soenaryo WS yang
beramalat JL. Diponegoro No. 234 Brebes dan pada awalnya seluruh aktivitas terbatas
dalam bidang penjualan LPG. Sebelumnya perusahaan tersebut berdiri dibidang
penjualan minyak tanah, namun setelah ada kebijakan dari pemerintah untuk
mengkonversikan dari minyak tanah ke LPG perusahaan tersebut juga ikut beralih
menjual LPG, karena saat itu konsumen belum menggunakan Gas dan merasa takut jika
terjadi tabung tersebut meledak di rumah. Setelah pemerintah memberikan kompor gas
dan tabung gas LPG secara gratis para konsumen mau menggunakan kompor gas dan
pertamina memberikan penyuluhan kepada para konsumen bila memakai kompor gas itu
nyaman.

Peruahaan berkembang cukup pesat pada saat para konsumen sudah beralih ke
LPG, gudang yang lama sudah memadai. Dengan demikian status perusahaan beralih
menjadi perusahaan LPG didirikan berdasarkan akta notaris Deviyanti Rosita S.H pada
tanggal 19 Novemeber 2006 dan disahkan oleh menteri hukum & HAM melalui surat
keputusan No. C-05445 NT. 01 2006. Perusahaan ini member nama Catur Putra Sanjaya
karena ekuitas dimiliki oleh empat orang sebagai pemegang saham.

1.PENYAJIAN AKUNTANSI INFLASI PADA LAPORAN KEUANGAN DENGAN


MENGGUNAKAN METODE GPLA DAN CCA PADA PT CATUR PUTRA
SANJAYA BREBES 2011

17
2.5 Laporan Keuangan PT. Catur Putra Sanjaya Brebes

Laporan keuangan merupakan sebuah catatan informasi keuangan yang


digunakan untuk mengambil sebuah keputusan baik internal maupun eksternal. Berikut
adalah laporan keuangan PT. Catur Putra Sanjaya Brebes (Akumulasi penyusutan aktiva
tetap sudah disusutkan sehingga tidak dilakukan penulisan kembali).

Tabel 2.5
Laporan Keuangan PT. Catur Putra Sanjaya Brebes
NERACA
Periode 31 Desember 2011

Keterangan Jumlah Keterangan Jumlah

Aktiva Lancar Passiva Lancar

Bank Rp28.700.000 Hutang Lancar Rp0


Piutang Rp48.500.248 Hutang Gaji Rp0
Hutang Usaha Rp4.155.000
Jumlah Aktiva Lancar Rp77.200.248 Hutang Bank Rp0

Jumlah Hutang
Aktiva Tetap Rp4.155.000
Lancar

Tanah Rp80.000.000 Hutang Berjangka


Bangunan Rp65.000.000
Kendaraan Rp169.500.000 Kekayaan
Alat Pemadam Kebakaran Rp20.000.000 Modal Rp265.245.000
Mesin dan Peralatan Rp26.000.000 Laba Tahun Lalu Rp90.038.352
Tabung Gas 3Kg Rp116.000.000 Laba Tahun ini Rp126.838.896
Tandon air Rp4.577.000
Jumlah Modal Rp482.122.248
Jumlah Aktiva Tetap Rp409.077.000

Total Aktiva Rp486.277.248 Total Passiva Rp486.277.248


Sumber : PT. Catur Putra Sanjaya Brebes

18
2.6 Menentukan Indeks Harga Umum

Pada konsep metode General Price Level Accounting memerlukan faktor


konversi untuk menyesuaikan akun-akun pada neraca, laba rugi. Faktor konversi yang
digunakan adalah mengunakan indeks harga konsumen yang diperoleh dari badan pusat
statistik, dengan mengunakan tahun dasar 2010-2011. Indeks harga yang digunakan.

Tabel 2.6
Indeks Harga Konsumen Tahun 2010-2011

Tahun 2010 Tahun 2011


Bulan
IHK Inflasi IHK Inflansi

Januari 118.01 0.84 126.29 0.89

Febuari 118.36 0.30 126.46 0.13

Maret 118.19 -0.14 126.05 -0.32

April 118.37 0.15 125.66 -0.31

Mei 118.71 0.29 125.81 0.12

Juni 119.86 0.97 126.50 0.55

Juli 121.74 1.57 127.35 0.67

Agustus 122.67 0.76 128.54 0.93

September 123.21 0.44 128.89 0.27

Oktober 123.29 0.06 128.74 -0.12

November 124.03 0.60 129.81 0.34

Desember 125.17 0.92 129.91 0.57

19
Angka Inflasi 6.96 3.79
Sumber: www.pbs.co.id*) Sejak 2011, IHK berdasarkan pola konsumsi yang didapat
dari survey biaya hidup di 66 kota (2007-2010

2.7 General Price Level

Karena fokus disini adalah menyesuaikan kembali pos-pos NonMoneter dari PT.
Catur Putra Sanjaya Brebes, maka yang kita perhatikan hanyalah bagian Neraca yang
mengatur seluruh Aktiva perusahaan. Menentukan pos-pos neraca dan dikonversi
mengunakan indeks harga umum konsumen.
Indeks Tahun Berjaanl
Konversi =
(2011)
Tahun Dasar (2010)
129,91
Konversi =
125,17

= 1.033

20
Tabel 2.7
Pada Perusahaan PT. Catur Putra Sanjaya Brebes
Penyesuaian Perhitungan Laporan Neraca Mengunakan Metode GPLA
Periode 31 Desember 2011

Keterangan Jumlah Konversi GPLA

Bank Rp28.700.000 1.033 Rp29.647.100


Piutang Rp48.500.248 1.033 Rp50.100.756

Aktiva Lancar Rp77.200.248 1.033 Rp79.747.856

Tanah Rp80.000.000 1.033 Rp82.640.000


Bangunan Rp65.000.000 1.033 Rp67.145.000
Kendaraan Rp169.500.000 1.033 Rp175.093.500
Alat Pemadam Rp20.000.000 1.033 Rp20.660.000
Mesin dan
Rp26.000.000 1.033 Rp26.858.000
Peralatan
Tabung Gas 3Kg Rp116.000.000 1.033 Rp119.828.000
Tandon air Rp4.577.000 1.033 Rp4.728.041

Aktiva Tetap Rp409.077.000 1.033 Rp422.576.541

Total Aktiva Rp486.277.248 1.033 Rp502.324.397

Keterangan Jumlah Konversi GPLA

Hutang Usaha Rp4.155.000 1.033 Rp4.292.115

Hutang Lancar Rp4.155.000 1.033 Rp4.292.115

Modal Rp265.245.000 1.033 Rp273.998.085


Laba Tahun Lalu Rp90.038.352 1.033 Rp93.009.617
Laba Tahun ini Rp126.838.896 1.033 Rp131.024.579

21
Modal Rp482.122.248 1.033 Rp498.032.282

Total Passiva Rp486.277.248 1.033 Rp502.324.397


Sumber : Data diolah

Setelah dilakukan perhitungan pos-pos dalam laporan Neraca, maka selanjutnya


akan dilakukan penyesuaian pada aktiva tetap karena aktiva tetap berkaitan dengan pos
non-moneter guna menyeimbangkan Neraca.

Jurnal Penyesuaian:
1. Tanah Rp 2.640.000
Revaluasi Surplus Rp 2.640.000
2. Bangunan Rp 2.145.000
Revaluasi Surplus Rp 2.145.000
3. Kendaraan Rp 5.593.500
Revaluasi Surplus Rp 5.593.500
4. Alat Pemadam Rp 660.000
Revaluasi Surplus Rp 660.000
5. Mesin & Kendaraan Rp 858.000
Revaluasi Surplus Rp 858.000
6. Tabung Gas 3kg Rp 3.828.000
Revaluasi Surplus Rp 3.828.000
7. Tandon Air Rp 151.041
Revaluasi Surplus Rp 151.041

Setelah menyajikan pos-pos neraca dalam bentuk tingkat harga umum


selanjutnya menghitung neraca setelah (general price level accounting)

22
Pada Perusahaan PT Catur Putra Sanjaya Brebes
Penyesuaian Perhitungan Laporan Neraca Metode GPLA
Periode 31 Desember 2011

Aktiva Lancar
Bank 29.647.100,00
Piutang 50.100.756,00
Jumlah Aktiva Lancar 79.747.856,00

Aktiva Tetap
Tanah 82.640.000,00
Bangunan 67.145.000,00
Kendaraan 175.093.500,00
Alat Pemadam Kebakaran 20.660.000,00
Mesin dan Peralatan 26.858.000,00
Tabung Gas 3Kg 119.828.000,00
Membeli air 4.728.041,00

Jumlah Aktiva Tetap 422.576.541,00


Total Aktiva 502.324.397,00
Hutang Usaha 4.292.115,00
Jumlah Hutang Lancar 4.292.115,00
Kekayaan
Modal 273.998.085,00

23
Laba Tahun Lalu 93.009.617,00
Laba Tahun ini 131.024.579,00

Jumlah Modal 498.032.282,00

Total Pasiva 502.324.397,00

Setelah dilihat dari dasar penyajian laporan laba rugi dan neraca pada tahun 2011 terlihat
jelas perbedaannya, untuk tahun 2011 jumlah aktiva sebelum penyesuaiannya yaitu Rp.
486.277.248,00 dan setelah melakukan penyesuaian menjadi Rp. 502.324.397,00 ini berarti
perusahaan mengalami keuntungan daya beli sebesar Rp. 16.047.149,00 pada saat terjadi inflasi
lunak dengan angka inflasi 3.79

Dengan adanya peningkatan daya beli sehingga mengakibatkan nilai yang terdapat pada
pos-pos dalam neraca yang mengakibatkan tidak berdasarkan nilai sebenarnya. Jika nilai tersebut
yang dibebankan sebagai biaya penyusutan aktiva pada periode berjalan akan mengakibatkan
biaya terlalu rendah . Sehingga laba tersebut yang disajikan akan terlalu tinggi sehingga jumlah
modal pada PT. Catur Putra Sanjaya Brebes akan menggalami peningkatan setiap tahunnya.

Dilihat pada penyajian laporan keuangan yang berdasarkan metode General Price Level
Accounting perusahaan tersebut dapat melakukan evaluasi atau penilaian pada saat kemajuan
usaha pada perusahaan tersebut karena pada unit moneter dalam laporan keuangan merupakan
unit moneter yang mempunyai daya beli yang sama sehingga menggakibatkan daya banding dan
analisis laporan keuangan yang relevan. Selain itu juga pemerintahan dan perusahaan bisa
melihat apakah pajak yang dipunggut atas penghasilan adalah lebih kecil dari pada laba sebelum
pajak atau bisa juga melebihi laba setelah pajak.

24
2.8 Current Cost Accounting

Pada konsep metode Current Cost Accounting memerlukan faktor konversi untuk
menyesuaikan akun-akun pada neraca, laba rugi. Faktor konversi yang digunakan dengan
mengunakan indeks harga konsumen yang diperoleh dari badan pusat statistik, yang mengunakan
tahun dasar 2011. Adapun Indeks harga Bps yang digunakan sebagai berikut.

Tabel 2.8
Indeks Harga Konsumen Tahun 2010-2011

Tahun 2011
Bulan
IHK Inflasi

Januari 126.29 0.89

Febuari 126.46 0.13

Maret 126.05 -0.32

April 125.66 -0.31

Mei 125.81 0.12

Juni 126.50 0.55

25
Juli 127.35 0.67

Agustus 128.54 0.93

September 128.89 0.27

Oktober 128.74 -0.12

November 129.81 0.34

Desember 129.91 0.57

Angka Inflasi 3.79

2011, IHK berdasarkan pola konsumsi yang didapat dari survey biaya hidup di 66 kota (
2007-2010)

 Penyesuain Pos-Pos Neraca

Menentukan pos-pos neraca dan dikonversi mengunakan indeks harga umum konsumen.
Konveri

=
= 11.78

26
Tabel 2.9
Pada Perusahaan PT. Catur Putra Sanjaya Brebes
Penyesuaian Perhitungan Laporan Neraca Mengunakan Metode GPLA
Periode 31 Desember 2011
Keterangan Jumlah Konversi Jumlah setelah
Konversi
Aktiva Lancar

Bank Rp28.700.000 11,78 Rp338.086.000


Piutang Rp48.500.248 11,78 Rp571.332.921

Jumlah Aktiva Lancar Rp77.200.248 11,78 Rp909.418.921

Aktiva Tetap

Tanah Rp80.000.000 11,78 Rp942.400.000


Bangunan Rp65.000.000 11,78 Rp765.700.000
Kendaraan Rp169.500.000 11,78 Rp1.996.710.000
Alat Pemadam
Rp20.000.000 11,78
Kebakaran Rp235.600.000
Mesin dan Peralatan Rp26.000.000 11,78 Rp306.280.000
Tabung Gas 3Kg Rp116.000.000 11,78 Rp1.366.480.000
Membeli air Rp4.577.000 11,78 Rp53.917.060

Jumlah Aktiva Tetap Rp409.077.000 11,78 Rp4.818.927.060

Total Aktiva Rp486.277.248 11,78 Rp5.728.345.981


Keterangan Jumlah Konversi Jumlah setelah
Konversi
Passiva Lancar

Hutang Lancar Rp0 11,78 Rp0


Hutang Gaji Rp0 11,78 Rp0
Hutang Usaha Rp4.155.000 11,78 Rp48.945.900
Hutang Bank Rp0 11,78 Rp0

Jumlah Hutang
Rp4.155.000 11,78
Lancar Rp48.945.900

27
Hutang Berjangka

Kekayaan
Modal Rp265.245.000 11,78 Rp3.124.586.100
Laba Tahun Lalu Rp90.038.352 11,78 Rp1.060.651.787
Laba Tahun ini Rp126.838.896 11,78 Rp1.494.162.195

Jumlah Modal Rp482.122.248 11,78 Rp5.679.400.081

Total Passiva Rp486.277.248 11,78 Rp5.728.345.981


Sumber : Data diolah

Pada metode current cost nilai pada seluruh pos-pos naik secara drastis. Biasanya pos-pos
moneter seperti kas, piutang tidak perlu diadakan penyesuaian, karena biasanya telah dicatat
berdasarkan harga yang berlaku. Sebaliknya, pos-pos nonmoneter seperti tanah, bangunan, dan
lain-lain harus disesuaikan dengan mengalikan harga perolehan pos-pos tersebut dengan indeks
harga.menurut current cost accounting method, pos-pos tersebut langsung disesuaikan dengan
tingkat harga yang berlaku.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis tentang “perlakuan dan penyajian akuntansi inflasi pada

laporan keuangan studi kasus pada PT Catur Putra Sanjaya Brebes” dapat diambil suatu

kesimpulan sebagai berikut :

Pada laporan keuangan PT Catur Putra Sanjaya Brebes sudah mengunakan metode historical

cost. Bahwa metode ini hanya ingin mempertahankan karakteristik informasi pada informasi

laporan keuangan yang sangat penting dan relevan. Metode historis hanya menggambarkan nilai

sekarang dan masa datang. Oleh karena itu informasi yang berdasarkan nilai historis kurang

relevan untuk menggambil keputusan khususnya pada saat terjadinya inflasi atau deflasi ketika

kecenderungan harga haraga meningkat.

Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menyajiakan informasi laporan

keuangan pada saat terjadinya inflasi yaitu GPLA dan CCA.

Metode GPLA yang hanya menunjukannya adanya perubahan nilai pada laba laporan

keuangan tersebut. Laba tersebut yang disajikan pada laporan keuangan yang telah menunjukan

nilai sebenarnya. Selain itu yang mengakibatkan adanya inflasi yang menunjukan bahwa PT

Catur Putra Sanjaya Brebes telah mengalami kerugian daya beli pada tahun 2011.

Sedangkan metode CCA hanya disajikan sebagai laporan keuangan tambahan yang bisa

memberikan manfaat bagi pihak perusahaan tersebut. Metode ini hanya memandang laba sebagai

jumlah sumber daya yang bisa didistribusi selama periode tertentu, dengan cara mengabaikan

29
pertimbangan pajak dan pada saat yang sama hanya mempertahankan modal fisik perusahaan.

Sehingga untuk menilai perusahaan tersebut bisa memelihara kemampuan usahanya yaitu

kemampuan untuk menyediakan jumlah gas lpg pada perusahan PT Catur Putra Sanajaya Brebes

pada tahun berikutnya.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, berikut ini saran yang diharapkan bisa

bermanfaat untuk perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan kualitas laporan keuangan pada

perusahaan tersebut :

1.Sebaiknya PT. Catur Putra Sanjaya Brebes bisa menerapakan metode general price level

accounting hanya sebagai metode tambahan pada saat terjadinya inflasi untuk menghitung

laporan keuangan. Hal ini sangat diperlukan oleh perusahaan untuk menganalisis kondisi

keuangan pada perusahaan tersebut terutama pada saat terjadinya inflasi dan untuk mengetahui

perkembangan perusahaan serta untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan penyusunan

rencana yang lebih baik untuk menentukan kebijakan perusahaan yang lebih tepat oleh pemakai

laporan keuangan yang lainnya.

2.Sebaiknya mengunakan metode GPLA karena menghitungnya lebih mudah dan bias diterapkan

pada perusahaan tersebut dari pada mengunakan metode CCA.

30
DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed Riah. 2006. „„Theory Accounting, Terjemahan Teori Akuntansi’’. Edisi 5.
Salemba Empat : Jakarta.

.2007. „„Theory Accounting”, Terjemahan Teori Akuntansi” Edisi 5 Buku 2. Salemba Empat :
Jakarta.

Cahyono, Yuli Tri . 2003. „„Pengaruh Inflasi Terhadap Pelaporan Keuangan‟‟. Volume 2, No
2. Hal 141-142.

Damanik, Aroline, 2011,” Prediksi Inflasi 2011 Mencapai 6 persen”.


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/01/13504753/Prediksi.Inflasi.2
011.Capai.6.Persen.

Depdiknas.2005. „„ Kamus Besar Bahasa Indonesia‟‟ Balai Pustaka : Jakarta.

Firdaus, Rahmat dan Ariyanti, maya. 2011.„„ Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada
Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah‟‟. Alfabeta : Bandung.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. „„ Standar Akuntansi Keuangan ‟‟ Salemba Empat:


Jakarta.

Index Harga Konsumen, Tabel Tingkat Inflasi 2010-2011.


Http://www.bps.go.id.

Kodrat, David Sukardi. 2006. „Studi Banding Penyusunan Laporan Keuangan dengan Metode
Historical Accounting dan General Price Level Accounting‟‟.Volume 8, No 2. Hal 78-79.

31
Leng, Pwee. 2002. „„ Analisis Terhadap Perlunya Penyesuaian Laporan Keuangan Historis (
Conventional Accounting ) menjadi berdasarkan Tingkat Harga Umum ( General Price Level
Accounting)‟‟. Volume 4, No 2.Hal 142- 144.

Rahmawati, Nuraini. 2008. „„Pelakuan Akuntansi Inflasi dan Penyajiannya dalam Laporan
Keuangan’’. Volume 1, No 1. Hal 45-46.

Revee. M. James dll. 2009. „„Pengantar Kuntansi‟‟.Buku 1. Salemba Empat : Jakarta.

Sari, Dian Indah.2008. “Akuntansi Inflasi Dalam Menilai Relevansi Laporan Keuangan
Perusahaan‟‟. Sumatra : Universitas Sumatra Utara.

Sugiarti, Welth. 2012 „„ Akuntansi Inflasi ‟‟

http://iweldolphin.blogspot.com/2012/11/akuntansi-inflasi.html.

Sukirno, Sadono. 2006.„„ Teori Pengantar Makro Ekonomi ‟‟ . Edisi 3. PT RajaGrafindo Pesada
: Jakarta.

Suryati,Yati.2011.“Puncak Laju Inflasi‟‟.


http://www.pdii.lipi.go.id/read/2011/08/12/puncak-inflasi-2011-pada-agustus.html

Stice, James D, Stice, Earl K, dan Skousen, K Fred.2009.” Intermediate Accounting Terjemahan
Akuntansi Keuangan”. Edisi 16, Buku 1. Salemba empat : Jakarta.

Wikipedia.com“Pengertian Inflasi”.
http://www.wikipedia.com/2011/08/12/pengertian-inflasi-2011-html

Wild,John J, Subramanyam K R, Halsey, Robert F .2005. “Analisis Laporan Keuangan.” Edisi 8,


Buku 1. Salemba Empat : Jakarta.

32
33

You might also like