You are on page 1of 14

Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

PENGARUH PENERAPAN MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL


(MPKP) TERHADAP STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DAN
KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

The Effect of Implementation of Professional Nursing Practice Model (PNPM) to Standards


of Nursing Care and Job Satisfaction of Nurse at Inpatient Room of
Bhayangkara Makassar Hospital

¹ Asriani
Email : anhymkssr2015@gmail.com
2 Mattalatta
Email : Mattalatta@stieamkop.ac.id
3 Abubakar Betan
Email : -@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kepuasan kerja perawat sebelum dan sesudah
penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) di ruang rawat inap Rumah
Sakit Bhayangkara. (2) kualitas pelaksanaan standar asuhan keperawatan (SAK) sebelum dan
sesudah penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) di ruang rawat inap
Rumah Sakit Bhayangkara. Penelitian ini akan dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit
Bhayangkara mulai tanggal 24 Oktober sampai 23 Desember 2016. Jenis penelitian yang
digunakan quasi eksperimen dengan dengan rancangan Pre test and post test nonequivalent
control group dengan mengambil sampel 60 responden yang ditentukan berdasarkan teknik
probability atau random sampling dan Pengumpulan data menggunakan kosioner pengolahan
data menggunakan fasilitas program SPSS yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Uji
statistik dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan nilai signifikansi α <0,05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja perawat dan
kualitas pelaksanaan standar asuhan keperawatan sebelum dan sesudah terhadap penerapan
Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) di ruang rawat inap Rumah Sakit
Bhayangkara.Implementasi MPKP dapat digunakan sebagai dasar penetapan kebijakan dalam
upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan di semua ruang rawat inap Rumah Sakit
Bhayangkara dan dapat dijadikan contoh untuk dirumah sakit lain.

Kata kunci : mpkp, kepuasan kerja perawat, standar asuhan keperawatan

Abstract
This study aims to determine (1) the job satisfaction of nurses before and after
implementation of Professional Nursing Practice Model (PNPM) at Inpatient Room of
Bhayangkara Makassar Hospital, (2) the quality of nursing care standards (GAAP) before
and after implementation of Professional Nursing Practice Model (PNPM) at Inpatient Room
of Bhayangkara Makassar Hospital. This study will be conducted in inpatient Bhayangkara
Makassar Hospital began October 24 to December 23, 2016. The research used quasi-
experimental design with pre test and posttest nonequivalent control group by taking a
sample of 60 respondents are determined based on the probability or random sampling
techniques Collecting data using kosioner and data processing using SPSS program facilities
are presented in tabular form and narrative. Statistical tests performed using t-test with a

1
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

significance value α <0.05. The results showed that there was a significant the effect job
satisfaction of nurses and the quality of nursing care standards (GAAP) before and after
implementation of Professional Nursing Practice Model (PNPM) at Inpatient Room of
Bhayangkara Makassar Hospital. Implementasi PNPM can be used as the basis for the
establishment of policies in an effort to improve the quality of care nursing in all inpatient
Police Hospitals and can serve as an example for others in the hospital.

Keywords: PNPM, job satisfaction of nurses, nursing care standards

I. PENDAHULUAN keperawatan yang meliputi empat yaitu:


Menurut WHO-Ekspert Committee pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
on Nursing dalam Kelompok Kerja evaluasi yang masing-masing
Keperawatan (KDIK) menjelaskan bahwa berkesinambungan dan berkaitan satu
praktik keperawatan profesional sebagai sama lainnya.
tindakan keperawatan profesional Menurut Indonesian National
menggunakan pengetahuan teoritis yang Nurses Association Standar praktik
manatap dan kukuh dari berbagai disiplin merupakan salah satu perangkat yang
ilmu, terutama ilmu keperawatan selain diperlukan oleh setiap tenaga professional.
berbagai ilmu dasar antara lain biologi, Standar praktik keperawatan adalah
fisika, ilmu boimedik, ilmu perilaku, ilmu ekpektasi/ harapan-harapan minimal dalam
sosial sebagai landasan untuk melakukan memberikan asuhan keperawatan yang
pengkajian, membuat diagnosa aman, efektif dan etis.
keperawatan, menyusun perencanaan, Pelayanan asuhan keperawatan
melaksanakan tindakan dan evaluasi hasil sebagai salah satu bentuk pelayanan
tindakan keperawatan serta mengadakan profesional merupakan bagian integral
penyesuaian atau revisi rencana asuhan yang tidak dapat dipisahkan dari upaya
keperawatan (Sitorus R,2014). pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Menurut surat keputusan menteri Disisi lain yakni sebagai salah satu faktor
kesehatan RI No. 983/1992, tugas pokok penentu baik buruknya mutu dan citra
rumah sakit ialah melaksanakan upaya rumah sakit, oleh karenanya kualitas
kesehatan secara berdaya guna dengan pelayanan asuhan keperawatan perlu
mengutamakan upaya penyembuhan dan dipertahankan serta ditingkatkan seoptimal
pemulihan yang di laksanakan secara mungkin. Oleh karenanya Standar Asuhan
serasi dan terpadu dengan upaya rumah Keperawatan harus diterapkan oleh seluruh
sakit sebagai unit usaha di bidang jasa tenaga keperawatan sehingga pelayanan
terutama untuk pemulihan, rehabilitasi, asuhan keperawatan tersebut dapat
pemeliharaan, peningkatan pendidikan dan dipertanggungjawabkan secara
riset kesehatan memerlukan pengelolaan profesional. Dalam upaya peningkatan
secara profesional agar mutu pelayanan mutu pelayanan maka dalam pemberian
kepada pasien dan keluarga menjadi baik. asuhan keperawatan, seluruh tenaga
Menurut Depkes RI 2014 keperawatan mutlak menerapkan Standar
Keperawatan merupakan bagian integral Asuhan Keperawatan (Depkes, 2011)
dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, Pelayanan Keperawatan merupakan
karena itu tujuan pelayanan perawatan bagian yang tidak terpisahkan dari
merupakan salah satu bagian dari tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
utama rumah sakit. Peranan tenaga Rumah sakit memiliki kepentingan untuk
perawat didalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan keperawatan yang
atau dalam memberikan pelayanan optimal melalui tenaga keperawatan yang
perawatan pada pasien harus mengerti dan bertanggung jawab dalam meningkatkan
memahami pendekatan proses dan mempertahankan mutu pelayanan

2
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

keperawatan yang diberikan selama 24 (91.15%), Mei (89.96%), Juni (82.23%),


jam, secara berkesinambungan di bawah Juli (82.23%), Agustus (81.35%),
tanggung jawab seorang pemimpin September (78.39%), Oktober (82.22%),
keperawatan perawat sebagai salah satu November (83.52%), Desember (82.12%).
dari ujung tombak rumah sakit, Tahun 2014 rata-rata (81.35%) yaitu
memerlukan suatu sistem untuk Januari (87.16%), Februari (78.10%),
melakukan tindakan keperawatan. Sistem Maret (77.56%), April (78.05%), Mei
yang terdiri dari dari struktur, proses dan (82.71%), Juni (79.03%), Juli (67.23%),
nilai-nilai profesional akan mengatur Agustus (87.23%), September (89.23%),
pemberian asuhan keperawatan termasuk Oktober (82.92%), November (84.34%),
lingkungan yang dapat menopang Desember (82.59%).
pemberian asuhan keperawatan tersebut. Berdasarkan observasi dan
Pedoman sistem tersebut dikenal wawancara kepada beberapa orang
dengan Model Praktik Keperawatan perawat pada kegiatan pra penelitian
Profesional atau MPKP. Penerapan MPKP diketahui bahwa pada tahun 2016
secara tepat akan berdampak kepada penerapan MPKP sudah dilakukan hampir
peningkatan angka pemanfaatan tempat untuk seluruh ruangan rawat inap yang
tidur rumah sakit atau Bed Occupancy ada. Peningkatan kompetensi sumber daya
Rate (BOR) dan indikator mutu ruangan manusia khususnya perawat juga terus
serta penurunan angka rata-rata lama hari dilakukan diantaranya dengan cara
seorang pasien dirawat atau disebut juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada
dengan Average Length of Stay (ALOS) perawat. Pihak rumah sakit juga
dan angka rata-rata jumlah hari tempat memberikan kesempatan kepada perawat
tidur tidak ditempati dari saat diisi hingga yang berpendidikan Sekolah Pendidikan
saat terisi berikutnya atau Turn Over Keperawatan (SPK) atau D3 keperawatan
Interval (TOI) yang merupakan indikator untuk melanjutkan pendidikan S1
mutu pelayanan rumah sakit yang baik dan keperawatan dengan profesi keperawatan
berdampak pada kinerja perawat. Hal ini (S.Kep, Ners). Dengan meningkatkan
menunjukkan bahwa dengan MPKP kompetensi perawat dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang diberikan pelatihan dan kesempatan memperoleh
bermutu baik. pendidikan yang lebih tinggi, maka
Berdasarkan data laporan tahunan diharapkan penerapan MPKP dapat
Rumah Sakit Bhayangkara 2015 berjumlah berjalan dengan baik dan lebih cepat
149 orang dengan kualifikasi perawat di diimplementasikan untuk ruangan non
ruangan berpendidikan Diploma 88 orang, MPKP. Karena untuk menerapkan MPKP
Strata satu 30 orang, Strata satu ners 28 dengan baik, diperlukan sumber daya
orang, Megister 3 orang. Efisiensi perawat dengan jenjang pendidikan yang
pelayanan rawat inap di Rumah Sakit tinggi serta pelatihan yang cukup.
Bhayangkara pada tahun 2015 lebih baik Pelaksanaan Model Praktik
dari pada tahun 2014, Efisiensi pelayanan Keperawatan Profesional (MPKP) di
rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Rumah Sakit Bhayangkara berkaitan
berdasarkan Bed Occupancy Rate (BOR) dengan pemberian asuhan keperawatan,
pada pada tahun 2016 pada bulan Januari masih banyak keluhan, kritik dan saran-
(92.95%), Februari (93.28%), Maret saran yang disampaikan pasien maupun
(92.86%), April (91.38%), Mei (88.30%), keluarganya baik secara lisan maupun
Juni (79.88%), Juli (76.81%), Agustus lewat telepon ke hotline. Secara umum
(85.18%), September (80.71%). keluhan-keluhan tersebut berkaitan dengan
Sedangkan tahun 2015 rata-rata 84.09 kurangnya hubungan komunikasi yang
yaitu pada bulan Januari (87.14 %), aktif antara pasien dengan perawat,
Februari (91.20%), Maret (89.70%), April perawat yang kurang perhatian, perawat

3
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

yang tidak segera memberikan tanggapan Sebagai suatu model berarti sebuah
pada saat diperlukan dan juga tentang ruang rawat dapat menjadi contoh
keramahan perawat yang masih kurang. dalam praktik keperawatan profesional
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : dirumah sakit. Model ini sudah banyak
1. Untuk Mengetahui kepuasan kerja dikembangkan diberbagai rumah sakit
perawat sebelum dan sesudah di lluar negeri, salah satu diantaranya
penerapan Model Praktik Keperawatan pada tahun 1973 di Beth Israel
Profesional (MPKP) di ruang rawat Hospital (Clifford & Horvath,1990;
inap Rumah Sakit Bhayangkara Hoffart & Woods,1996). Model ini
Makassar. berfokus pada hubungan caring antara
2. Untuk mengetahui kualitas klien/keluarga dan perawat (Sitorus,
pelaksanaan standar asuhan 2006).
keperawatan (SAK) sebelum dan
sesudah penerapan Model Praktik Standar Asuhan Keperawatan
Keperawatan Profesional (MPKP) di Menurut Reyers (1983) standar
ruang rawat inap Rumah Sakit adalah suatu pedoman atau model yang
Bhayangkara Makassar. disusun dan disepakati bersama serta dapat
diterima pada suatu tingkat praktik untuk
II. KAJIAN LITERATUR DAN mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Standar yang dikembangkan dengan baik
akan memberikan ciri ukuran kualitatif
Model Praktik Keperawatan yang tepat seperti yang tercantum dalam
Profesional (MPKP) standar pelaksanaannya. Standar selalu
Model Praktik Keperawatan berhubungan dengan mutu karena standar
Profesional (MPKP) adalah suatu menentukan mutu. Standar dibuat untuk
model pemberian asuhan keperawatan mengarahkan cara pelayanan yang akan
yang memberi kesempatan kepada diberikan serta hasil yang ingin dicapai
perawat professional untuk (Simamora R.H,2012).
menetapkan otonominya dalam Proses keperawatan adalah suatu
merencanakan, melaksanakan dan metode sistematis dan ilmiah yang
mengevaluasi asuhan keperawatan digunakan perawat untuk memenuhi
yang diberikan kepada klien kebutuhan klien dalam mencapai dan
(Manurung S,2011). mempertahankan keadaan biologis,
Model Praktik Keperawatan psikologis, social, dan spiritual yang
Profesional (MPKP) adalah suatu optimal melalui tahap pengakjian, identitas
sistem (struktur, proses dan nilai- nilai diagnosis keperawatan, penentuan rencana
profesiona) yang menfasilitasi perawat keperawatan, melaksanakan tindakan
profesional, mengatur pemberian keperawatan, serta evaluasi tindakan
asuhan keperawatan termasuk keperawatan (Suarli, 2012).
lingkungan tempat asuhan tersebut Beberapa komponen yang harus
diberikan (Sitorus R,2014). ada pada standar :
Hoffart dan Woods (1996) a. Standar struktur. Standar struktur adalah
mendefinisikan Model Praktik karakteristik organisasi dalam tatanan
Keperawatan Profesional sebagai suatu asuhan yang berikan. Standar ini sama
sistem yang meliputi struktur, proses dengan standar masukan atau standar
dan nilai profesional yang input yang meliputi filosofi dan
memungkinkan perawat profesional objectif, organisasi dan administrasi,
mengatur pemberian asuhan kebijakan dan peraturan, Staffing dan
keperawatan dan mengatur lingkungan pembinaan.
untuk menunjang asuhan keperawatan.

4
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

b. Standar proses. Standar proses adalah penghargaan yang dicapai baik berupa
kegiatan dan interaksi antara pemberi fisik maupun psikis dan peningkatan
dan penerima asuhan. Standar ini motivasi (Nursalam, 2011).
berfokus pada kinerja dari petugas Kepusaan kerja merupakan sesuatu
profesional ditatanan klinis, mencakup yang sangat sulit diukur yang bersifat
fungsi, tanggung jawab,dan subjektif karena setiap orang selalu
akuntabilitas, manajemen kinerja klinis, mempunyai keinginan-keinginan yang
monitorin dan evaluasi kinerja klinis. ingin dipenuhi namun setelah terpenuhi
c. Standar outcomes. Standar outcomes muncul lagi keinginan-keinginan lainnya,
adalah hasil asuhan dalam kaitannya seakan-akan manusia itu tidak mempunyai
dengan status pasien. Standar ini rasa puas dan setiap pegawai mempunyai
berfokus pada asuhan pasien yang kriteria sendiri yang menyatakan bahwa
prima, meliputi kepuasan pasien, dirinya telah puas (Annisa A,2015).
keamanan pasien dan kenyamanan Kepuasan kerja (job satisfaction)
pasien (Simamora R.H,2012). mengacu pada sikap individu secara umum
Dalam pelayanan kesehatan, hasil terhadap pekerjaannya dapat juga
mungkin tidak selalu seperti apa yang dikatakan sebagai persepsi awal terhadap
diharapkan atau diinginkan, namun standar keberhasilan suatu pekerjaan. Kepuasan
struktur dan proses yang baik akan dalam Islam dilandasi dengan rasa ikhlas.
menunjukkan sejauh mana kemungkinan
pencapaian outcomes atau hasil yang Penelitian Terdahulu
diharapkan. Outcomes adalah hasil yang A. Hanung M, S. (2015) melakukan
dicapai melalui penentuan dan melengkapi penelitian tentang “Pengaruh
proses. Outcome ditulis untuk setip Penerapan Model Praktek
prosedur, pedoman praktik dan rencana. Keperawatan Profesional (MPKP)
Terhadap Kualitas Pelaksanaan
Kepuasan Kerja Perawat Standar Asuhan Keperawatan Perawat
Kepuasan adalah respon pelanggan Di Ruang Rawat Inap Kemuning
terhadap dipenuhinya kebutuhan dan Rumah Sakit Umum Dr. Kanujoso
harapan. Hal tersebut merupakan penilaian Djatiwibowo Balikpapan”.
pelanggan terhadap produk dan pelayan, Berdasarkan hasil penelitian, dapat
yang merupakan cerminan tingkat diambil kesimpulan bahwa ada
pemenuhan kebutuhan yang kurang atau perbedaan yang signifikan dari tingkat
tingkat pemenuhan yang melebihi kepuasan kerja perawat sebelum dan
kebutuhan dan harapan (Koentjoro setelah penerapan MPKP di ruang
T,2011). Kemuning. ada perbedaan yang
Kepuasan kerja adalah akibat signifikan antara pelaksanaan standar
adanya interaksi antara dua variabel, yakni asuhan keperawatan sebelum dan
kemampuan melaksanakan tugas dan setelah penerapan MPKP di ruang
motivasi. Kemampuan melaksanakan tugas Kemuning dan ada perbedaan yang
merupakan unsur utama dalam menilai signifikan antara pelaksanaan
kinerja seseorang. Namun tugas tidak akan pemberian pelayanan keperawatan
dapat diselesaikan dengan baik tanpa sebelum dan setelah penerapan MPKP
dukungan oleh suatu kemauan dan di ruang Kemuning.
motivasi. Jika seseorang telah B. Imelda, M.M (2011) yang berjudul
melaksanakan tugas dengan baik maka dia “Peran Penerapan Model Praktik
akan mendapatkan kepuasan terhadap hasil Keperawatan Profesional Terhadap
yang dicapai dan tantangan selama proses Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa
pelaksanaan. Kepuasan tersebut dapat Dr.Soeharto Heerdjan”. Dari hasil
tercipta dengan strategi memberikan penelitian diketahui perawat RSJ DR.

5
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

Soeharto Heerdjan diketahui bahwa Inap Rumah Sakit Bhayangkara


variabel kompetensi perawat, kondisi Makassar sebanyak 149 orang. Sampel
pasien dan penerapan MPKP memiliki dalam penelitian ini adalah sebagian
pengaruh signifikan terhadap kinerja yang diambil dari keseluruhan objek
perawat. Berdasarkan penelitian yang diteliti dan dianggap mewakili
diketahui pula bahwa perawat di ruang seluruh populasi dengan menggunakan
MPKP memiliki kompetensi dan teknik probability atau random
kinerja yang lebih baik dibandingkan sampling.
ruangan yang belum menerapkan
MPKP. Metode Pengumpulan Data
C. Busono, PB.T (2009) tentang Data primer didapatkan dengan
“Evaluasi Penerapan Model Praktek Tehnik pengumpulan data dengan cara
Keperawatan Profesional Di Ruang mengedarkan suatu pernyataan yang
Maranatha I Rumah Sakit Mardi berupa formulir atau kuesioner secara
Rahayu Kudus”. Dengan hasil langsung kepada responden yang akan
didapatkan penerapan SAK di ruang diteliti. Data skunder di peroleh dari
Maranata I sebagai ruang yang Rumah Sakit Bhayangkara berupa
menerapkan MPKP diperoleh hasil 35 dokumen Rumah Sakit, buku yang
(92,1%) sudah baik dan tingkat memuat teori-teori, penelitian terdahulu
kepuasan pasien di ruang Maranata I dan internet.
52,5% merasa puas. Instrumen penelitian ini adalah
Wawancara, kuosioner dan observasi.
Hipotesis Penelitian Skala pengukuran untuk menilai setiap
Berdasarkan topik, masalah dan kajian jawaban kuosioner mengunakan skala
teori, maka hipotesis dalam penelitian ini liker dengan bobot tertentu pada setiap
adalah : jawaban pertanyaan dan pernyataan.
A. Ada pengaruh kepuasan kerja perawat Jawaban-jawaban yang telah diberi
sebelum dan sesudah terhadap bobot kemudian dijumlahkan untuk
penerapan Model Praktek Keperawatan setiap responden untuk dijadikan skor
Profesional (MPKP) di ruang rawat penilaian terhadap peubah yang akan
inap Rumah Sakit Bhayangkara diteliti. Jika responden menjawab Selalu
Makassar. (SL), Sangat Puas (SP) maka diberi skor
B. Ada pengaruh kualitas pelaksanaan nilai 4, Sering (SR), Puas (P) diberi nilai
standar asuhan keperawatan sebelum 3, Jarang (J), Tidak Puas (TP) diberi
dan sesudah terhadap penerapan Model nilai 2 dan jika responden menjawab
Praktek Keperawatan Profesional sangat Tidak Pernah (TP),Sangat tidak
(MPKP) di ruang rawat inap Rumah Puas (STP) maka diberi nilai 1.
Sakit Bhayangkara Makassar.
Uji Validitas dan Reliabilitas
III. METODE PENELITIAN Instrumen Penelitian
Tempat dan waktu penelitian Uji validitas dilakukan kepada 30
Penelitian ini dilaksanakan di orang responden lalu diuji validitasnya
ruang rawat inap Rumah Sakit dengan Korelasi Pearson Product
Bhayangkara Makassar selama 2 (dua) Moment dalam program SPSS. Dari
bulan yaitu dari tanggal 24 Oktober output SPSS dapat diketahui nilai
sampai 23 Desember 2016 korelasi antara skor item dengan skor
total yang nilainya akan dibandingkan
Populasi dan Sampel dengan nilai r tabel. Nilai r tabel dicari
Populasi pada penelitian ini dengan menggunakan df= n-2 pada
adalah semua perawat di ruang rawat signifikansi 0,05 atau 5% dengan uji 2

6
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

sisi dan jumlah data (n) = 60 adalah IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
0.2542. Dikatakan valid apabila Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
diperoleh r hitung > dari r tabel (0.2542). Hasil pengujian validitas pada
Setelah dilakukan uji validitas masing-masing variable dapat dilihat
maka pengukuran lain yang juga pada table berikut ini :
digunakan untuk menguji kualitas data Tabel 1. Hasil pengujian validitas
adalah reliabilitas. Uji reliabilitas Kepuasan kerja perawat
digunakan untuk mengetahui konsistensi Kesimpulan No.Item Jumlah
alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan 1,2,3,4,6,7,8,9, 20
dapat diandalkan dan tetap konsisten jika 10,15,17,19,20,
pengukuran tersebut diulang. Metode yang Memadai
24,29,30,32,36,
digunakan untuk menguji reliabilitas 37,39
dalam penelitian ini adalah cronbach’s 5,11,12,13,14,1 20
alpha. 6,18,21,22,23,2
Tidak
5,26,27,28,31,3
Defenisi Operasional Variabel Memadai
3,34,
Variabel terikat dalam penelitian 35,38,40
ini adalah Standar asuhan keperawatan dan Sumber data : data primer
kepuasan kerja perawat, variabel bebas
dalam penelitian ini adalah Model Praktek Tabel 2. Hasil pengujian validitas
Keperawatan Profesional (MPKP). kualitas pelaksanaan asuhan
A. Model Praktek Keperawatan keperawatan
Profesional (MPKP) Kesimpulan No.Item Jumlah
adalah suatu sistem yang terdiri dari 1,2,3,4,6,7,8,9
struktur, proses dan nilai-nilai ,10,13,15,16,1
profesional akan mengatur pemberian Memadai 20
7,18,19,20,21,
asuhan keperawatan termasuk 22,23,24
lingkungan yang dapat menopang Tidak
pemberian asuhan keperawatan 5,11,12,14, 4
Memadai
tersebut. Sumber data : data primer
B. Kepuasan kerja perawat Hasil pengujian reliabilitas pada
adalah hasil persepsi perawat dengan masing-masing variable dapat dilihat
menyatakan rasa senang terhadap pada table berikut ini :
seberapa baik pekerjaannya. Tabel 4.3. Uji Reliabilitas Terhadap
Kriteria objectif: Instrumen Kepuasan Kerja Perawat
Puas : Jika responden mendapat skor Hasil Uji coba
≥ 50 corelation y1ganjil y1genap
Kurang puas : Jika responden
Pearson
mendapat skor <50 1 .977**
Correlation
C. Standar asuhan keperawatan y1ganjil Sig. (2-
adalah kepatuhan perawat dalam .000
tailed)
pemberian asuhan N 60 60
keperawatan terhadap pasien/klien di
Pearson
ruang rawat inap. .977** 1
Correlation
Kriteria objectif: y1genap Sig. (2-
Lengkap : Jika responden mendapat .000
tailed)
skor ≥ 50 N 60 60
Kurang lengkap : Jika responden Sumber data : data primer
mendapat skor < 50 Berdasarkan pengolahan data
yang dilakukan dengan bantuan sofware

7
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

SPSS, diperoleh koefisien reliabilitas kepuasan kerja


untuk perangkat instrumen kepuasan perawat setelah .534 60 .000
pasien pada standar nilai cronbach’s penerapan MPKP
alpha > 0,6. Reliabilitas instrumen Sumber data: data primer
setiap variabel tentang kualitas Berdasarkan tabel 4.12
pelayanan keperawatan menunjukkan didapatkan nilai p < 0,05, maka dapat
derajat korelasi cronbach’s alpha > 0,6 diambil kesimpulan bahwa sebaran
(0,977) termasuk reliabilitas baik data skor Kepuasan Kerja Perawat
sehingga dipandang layak untuk Sebelum Dan Setelah Penerapan
digunakan dalam penelitian. MPKP mempunyai sebaran data yang
Tabel 4. Uji Reliabilitas Terhadap tidak normal.
Instrumen Standar Asuhan
Keperawatan Tabel 6. Analisis Pengaruh
y2ganj y2gena Kepuasan Kerja Perawat Sebelum
il p Dan Sesudah Terhadap Penerapan
Pearson Model Praktek Keperawatan
Correlati 1 .968** Profesional (MPKP) Di Ruang
on Rawat Inap Rumah Sakit
y2ganjil Bhayangkara
Sig. (2-
.000
tailed) Kepuasan
N 60 60 Mean Sum of P-
Kerja z
Pearson Rank Ranks Value
Perawat
Correlati .968** 1 Pelaksanaan
on standar
y2genap asuhan
Sig. (2-
.000 keperawatan
tailed)
setelah
N 60 60
penerapan
Sumber data : data primer MPKP -
Berdasarkan pengolahan data yang 6.50 78.00 -3.464a 0.01
Pelaksanaan
dilakukan dengan bantuan sofware SPSS, standar
diperoleh koefisien reliabilitas untuk asuhan
perangkat instrumen kepuasan pasien pada keperawatan
standar nilai cronbach’s alpha > 0,6. sebelum
Reliabilitas instrumen kepuasan pasien penerapan
menunjukkan derajat korelasi 0,968 MPKP
termasuk reliabilitas baik sehingga Sumber data: Data primer
dipandang layak untuk digunakan dalam Berdasarkan tabel 6 maka
penelitian. dengan hasil tersebut menunjukkan
bahwa masing-masing kepuasan kerja
Hasil Uji T perawat mengalami perubahan
Tabel 5. Analisis Uji Normalitas Sehingga berdasarkan data hasil
Kepuasan Kerja Perawat Sebelum Dan analisis uji alternatif Wilcoxon
Setelah Penerapan MPKP Di Ruang Signed Ranks Test yang ditunjukkan
Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara tabel diatas bahwa besar nilai Z
Kolmogorov-Smirnova (bassed of posstive ranks) yakni -
Test of Normality 3.464a dengan signifikan p value 0.01
Statistic df Sig. dari nilai α < 0,05 artinya dengan
kepuasan kerja demikian pada penelitian ini ada
perawat sebelum .450 60 .000 pengaruh kepuasan kerja perawat
penerapan MPKP
sebelum dan sesudah terhadap

8
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

penerapan Model Praktek Keperawatan sebelum


Profesional (MPKP) terhadap di ruang penerapan
MPKP
rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara.
Sumber data: Data primer
Berdasarkan tabel 8 maka dengan
Tabel 7. Analisis Uji Normalitas Kualitas hasil tersebut menunjukkan bahwa masing-
Pelaksanaan Standar Asuhan masing kualitas standar asuhan
Keperawatan Sebelum Dan Setelah keperawatan mengalami perubahan
Penerapan MPK Di Ruang Rawat Inap Sehingga berdasarkan data hasil analisis
Rumah Sakit Bhayangkara uji alternatif Wilcoxon Signed Ranks Test
yang ditunjukkan tabel diatas bahwa besar
Test of Kolmogorov-Smirnova
nilai Z (bassed of posstive ranks) yakni -
Normality Statistic df Sig.
3.464a dengan signifikan p value 0.01 dari
Pelaksanaan
nilai α < 0,05 artinya dengan demikian
standar asuhan
keperawatan pada penelitian ini ada pengaruh kualitas
.458 60 .000 pelaksanaan standar asuhan keperawatan
sebelum
penerapan sebelum dan sesudah terhadap penerapan
MPKP Model Praktek Keperawatan Profesional
Pelaksanaan (MPKP) di ruang rawat inap Rumah Sakit
standar asuhan
keperawatan Bhayangkara.
.538 60 .000
setelah
penerapan Pengaruh Penerapan MPKP terhadap
MPKP Kepuasan Kerja Perawat
Sumber data: Data primer Hoffart dan Woods (1996)
mendefinisikan Model Praktik
Berdasarkan tabel 7 didapatkan
Keperawatan Profesional sebagai suatu
nilai p < 0,05, maka dapat diambil
sistem yang meliputi struktur, proses dan
kesimpulan bahwa sebaran data skor
nilai profesional yang memungkinkan
Kualitas Pelaksanaan Standar Asuhan
perawat profesional mengatur pemberian
Keperawatan Sebelum Dan Setelah
asuhan keperawatan dan mengatur
Penerapan MPKP mempunyai sebaran
lingkungan untuk menunjang asuhan
yang tidak normal.
keperawatan. Sebagai suatu model berarti
Tabel 8. Analisis Pengaruh Kualitas sebuah ruang rawat dapat menjadi contoh
Pelaksanaan Standar Asuhan dalam praktik keperawatan profesional
Keperawatan Sebelum Dan Sesudah dirumah sakit. Model ini sudah banyak
Terhadap Penerapan Model Praktek dikembangkan diberbagai rumah sakit di
Keperawatan Profesional (MPKP) Di lluar negeri, salah satu diantaranya pada
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit tahun 1973 di Beth Israel Hospital
Bhayangkara (Clifford & Horvath,1990; Hoffart &
Standar Sum Woods,1996). Model ini berfokus pada
Mean P-
asuhan of z hubungan caring antara klien/keluarga dan
Rank Value
keperawatan Ranks perawat (Sitorus,2006). Pada evaluasi
Pelaksanaan pelaksanaan model didapatkan
standar asuhan
keperawatan
peningkatan kepuasan perawat dan
setelah kepuasan pasien setelah model
penerapan 6.50 78.00 -3.464a 0.01 dilaksanakan (Sitorus & Panjaitan,2011).
MPKP - Kepuasan kerja adalah kepuasan
Pelaksanaan kerja sebagai respon emosional terhadap
standar asuhan
keperawatan
situasi kerja (kondisi kerja itu sendiri),
hasil kerja yang diperoleh atau yang

9
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

diharapkan (pendapatan, promosi) dan Pengembangan Model Praktik


kepuasan kerja mempresentasikan Keperawatan Profesional didasarkan pada
beberapa sikap yang merupakan sumber nilai profesional. Nilai profesional
kepuasan kerja (hubungan kerja dengan Merupakan inti dari Model Praktik
atasan, rekan kerja). Survei perawat keperawatan Profesional, yang meliputi
tentang identifikasi sumber kepuasan nilai intelektual, komitmen moral,
mereka adalah rasa pencapaian, regnisi, otonomi, kendali dan tanggung gugat.
kesempatan kerja, tanggung jawab, Nilai Intelektual didapatkan melalui
pengembangan potensial, otonomi, pendidikan formal dan informal
otoritas, lingkungan kerja yang (Nuryandari,2007).
menyenangkan, jam kerja yang disepakati Keperawatan merupakan profesi
dan staf yang adekuat sebagai pemuas yang didasarkan pada caring. Menurut
(Tomey,2009). Kozier & Erb (1997) dalam sitorus (2014)
Dari hasil penelitian menunjukkan caring mengandung arti perhatian,
bahwa dari 60 responden lebih banyak tanggung jawab dan ikhlas. Perawat
responden yang Kepuasan kerja perawat sebagai sebuah profesi dalam menjalankan
puas setelah penerapan MPKP sebanyak praktik keperawatan harus sesuai dengan
55 orang (91,7%) dibandingkan sebelum kode etik keperawatan. Pada Model ini PP
penerapan MPKP sebanyak 43 orang dan PA membangun kontak dengan
(71,7%), responden kepuasan kerja klien/keluarga yang merupakan aal dari
perawat kurang puas sebelum penerapan penghargaan atas harat dan martabat
MPKP sebanyak 17 orang (28,3%) dari manusia. Hubungan itu akan trus dibina
pada responden dengan kepuasan kerja selama klien dirawat diruang rawat
kurang puas setelah penerapan MPKP tersebut sehingga klien/keluarga menjadi
sebanyak 5 orang (8,3). mitra dalam memberikan asuhan
Berdasarkan hasil analisis uji-t keperawatan.
tersebut menunjukkan bahwa masing- Sejalan dengan Penelitian yang
masing kepuasan kerja perawat mengalami dilakukan Imelda, M.M (2011) yang
perubahan Sehingga berdasarkan data hasil berjudul “Peran Penerapan Model Praktik
analisis uji alternatif Wilcoxon Keperawatan Profesional Terhadap
Signed Ranks Test yang ditunjukkan tabel Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa
diatas bahwa besar nilai Z (bassed of Dr.Soeharto Heerdjan”. Dari hasil
posstive ranks) yakni -3.464a dengan penelitian diketahui perawat RSJ DR.
signifikan p value 0.01 dari nilai α < 0,05 Soeharto Heerdjan diketahui bahwa
artinya dengan demikian pada penelitian variabel kompetensi perawat, kondisi
ini ada pengaruh kepuasan kerja perawat pasien dan penerapan MPKP memiliki
sebelum dan sesudah terhadap penerapan pengaruh signifikan terhadap kinerja
Model Praktek Keperawatan Profesional perawat. Berdasarkan penelitian diketahui
(MPKP) terhadap di ruang rawat inap pula bahwa perawat di ruang MPKP
Rumah Sakit Bhayangkara. memiliki kompetensi dan kinerja yang
Berdasarkan hasil analisa peneliti lebih baik dibandingkan ruangan yang
mengidentifikasi dengan adanya Model belum menerapkan MPKP.
Praktik Keperawatan Profesional sub
variabel meningkat, hubungan profesional Pengaruh Penerapan MPKP terhadap
Kepala Ruangan, PP dengan PA. PP dan Kualitas Pelaksanaan Standar Asuhan
PA melakukan kontak dengan klien dan Keperawatan
keluarga klien saat mulai masuk ruangan, Menurut Reyers (1983) standar
PP dan PA melakukan tindakan sesuai adalah suatu pedoman atau model yang
dengan tanggungjawabnya dalam hal in disusun dan disepakati bersama serta dapat
otonomi perawat berjalan. diterima pada suatu tingkat praktik untuk

10
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil analisa peneliti


Standar yang dikembangkan dengan baik dapat dikemukan bahwa dengan penerapan
akan memberikan ciri ukuran kualitatif MPKP di ruang rawat dapat meningkatkan
yang tepat seperti yang tercantum dalam Kualitas Pelaksanaan standar asuhan
standar pelaksanaannya. Standar selalu keperawatan melalui kepuasan kerja
berhubungan dengan mutu karena standar perawat dan persepsi pasien terhadap
menentukan mutu. Standar dibuat untuk intervensi keperawatan. Dengan adanya
mengarahkan cara pelayanan yang akan buku pedoman penerapan SAK serta
diberikan serta hasil yang ingin dicapai adanya pelatihan untuk lebih memahami
(Simamora R.H,2012). nilai-nilai profesiona, proses keperawatan,
Menurut Sitorus (2014), dokumentasi asuhan keperawatan maka
berdasarkan tingkat perkembangan memperlancar pelaksanaan MPKP.
keperawatan diindonesia untuk dapat Kelengkapan dokumen/ catatan asuhan
menerapkan Model Praktik Keperawatan keperawatan akan mempermudah
Profesional faktor ketenagaan harus komunikasi/ hubungan profesional antara
dipertimbangkan yang meliputi jenis PP dengan PA maupun tim kesehatan lain.
tenaga berdasarkan kemampuan dan Hasil penelitian ini sesuai dengan
jumlah tenaga keperawatan. Huber (1996) bahwa dalam pelaksanaan
Dari hasil penelitian menunjukkan praktik profesional perawat menggunakan
bahwa dari 60 responden lebih banyak proses keperawatan sebagai pendekatan
responden dengan kualitas pelaksanaan penyesaian masalah. Kotler (1994),
standar asuhan keperawatan lengkap kualitas yangbaik bukan berdasarkn
setelah penerapan MPKP sebanyak 56 persepsi dari pihak penyedia jasa
orang (93,3%) dibandingkan sebelum melainkan berdasar persepsi dari
penerapan MPKP sebanyak 44 orang pelanggan.
(73,3%), responden kualitas pelaksanaan Pengembangan Model Praktik
standar asuhan keperawatan krang lengkap Keperawatan Profesional didasarkan pada
sebelum penerapan MPKP sebanyak 16 nilai profesional. Nilai profesional
orang (26,7%) dari pada responden dengan Merupakan inti dari Model Praktik
kualitas pelaksanaan standar asuhan keperawatan Profesional, yang meliputi
keperawatan kurang lengkap setelah nilai intelektual, komitmen moral,
penerapan MPKP sebanyak 4 orang otonomi, kendali dan tanggung gugat.
(6,7%). Nilai Intelektual didapatkan melalui
Berdasarkan hasil analisis uji-t pendidikan formal dan informal
tersebut menunjukkan bahwa masing- (Nuryandari,2007).
masing kualitas standar asuhan Keperawatan merupakan profesi
keperawatan mengalami perubahan yang didasarkan pada caring. Menurut
Sehingga berdasarkan data hasil analisis Kozier & Erb (1997) dalam sitorus (2014)
uji alternatif Wilcoxon Signed Ranks Test caring mengandung arti perhatian,
yang ditunjukkan tabel diatas bahwa besar tanggung jawab dan ikhlas. Perawat
nilai Z (bassed of posstive ranks) yakni - sebagai sebuah profesi dalam menjalankan
3.464a dengan signifikan p value 0.01 dari praktik keperawatan harus sesuai dengan
nilai α < 0,05 artinya dengan demikian kode etik keperawatan. Pada Model ini PP
pada penelitian ini ada pengaruh kualitas dan PA membangun kontak dengan
pelaksanaan standar asuhan keperawatan klien/keluarga yang merupakan aal dari
sebelum dan sesudah terhadap penerapan penghargaan atas harat dan martabat
Model Praktek Keperawatan Profesional manusia. Hubungan itu akan trus dibina
(MPKP) di ruang rawat inap Rumah Sakit selama klien dirawat diruang rawat
Bhayangkara. tersebut sehingga klien/keluarga menjadi

11
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

mitra dalam memberikan asuhan Badjo,G.e.2003.kontribusi karakteristik


keperawatan. perawat dan metoda keperawatan
Sejalan dengan penelitian yang primer terhadap kolaborasi
dilakukan Penelitian yang dilakukan perawat primer dengan dokter dan
Busono, PB.T (2009) tentang “Evaluasi klien di unit penyakit dalam dan
Penerapan Model Praktek Keperawatan bedah P. K. Sint Carolus Jakarta.
Profesional Di Ruang Maranatha I Rumah Tesis. Universitas
Sakit Mardi Rahayu Kudus”. Dengan hasil Indonesia.Jakarta: Indonesia
didapatkan penerapan SAK di ruang
Maranata I sebagai ruang yang Dalami,dkk.2011.Dokumentasi
menerapkan MPKP diperoleh hasil 35 Keperawatan dengan Kurikulum
(92,1%) sudah baik dan tingkat kepuasan Berbasis Kompetensi. Jakarta:
pasien di ruang Maranata I 52,5% merasa Trans Info Media.
puas.
Elfindri,dkk.2012.Metodologi Penelitian
V. KESIMPULAN Kesehatan.Jakarta:Baduose Media
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Jakarta
dikesimpulan sebagai berikut :
A. Ada pengaruh kepuasan kerja Huang, et al. 2011. The skill mix model:
perawat sebelum dan sesudah a preliminary study of changing
terhadap penerapan Model Praktik nurse role fungtions in Taiwan.
Keperawatan Profesional (MPKP) di The Journal of Nursing Research,
ruang rawat inap Rumah Sakit 19 (3),220-
Bhayangkara Makassar. 229.Http:www.scopus.com diakses
B. Ada pengaruh kualitas pelaksanaan pada tanggal 01 Oktober 2016
standar asuhan keperawatan sebelum
dan sesudah terhadap penerapan Keliat,B. 2010. Model Praktik
Model Praktik Keperawatan Keperawatan Profesional Jiwa.
Profesional (MPKP) di ruang rawat Jakarta: EGC.
inap Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar. Keliat B, A.dkk.2013. Manajemen
Keperawatan.Aplkasi MPKP di
VI. REFERENSI Rumah Sakit. Jakarta: EGC
Ashad. (2014). Organisasi dan Motivasi
dengan Peningkatan Produktivitas. Koentjoro.2011. Regulasi
Bumi Aksara. Kota Penerbit kesehatan.Yogyakarta : Andi
Jakarta
Manurung S.2011.Keperawatan
Ardika, R.G.2012. Hubungan Antara Profesional.Jakarta :Trans Info
Pengetahuan Perawat Tentang Media
Rekam Medis Dengan
Kelengkapan Pengisian Catatan Mcglynn, K., Griffin, M.Q., Donahue,
Keperawatan. Semarang: Fakultas M., & Fitzpatrick, J. J. 2012. The
Kedokteran UNDIP effect of an educational
programme on attitude of nurse
Asmuji.2014. manajemen and medical residents towards the
Keperawatan.Konsep & aplikasi. benefits of positive comunication
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media and collaboration. The journal of
nursing Research,2-14.

12
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

http:www.scopus.com Diakses Kebidanan. Jakarta :Salemaba


pada tanggal 01 Oktober 2016 Medika

Mubarak WL.2011.Promosi Kesehatan Simamora R.2012.Buku Ajar Manajemen


Untuk Kebidanan.Jakarta Keperawatan.Jakarta :EGC
:Salemaba Medika
Suarli S.2012.Manajemen
Munandar. (2014). Psikologi Industri Kepetawatan.Penerbit Erlangga
dan Organisasi. Airlangga
University Press. Kota Penerbit Sirait Y.2012. Hubungan Penerapan
Jakarta MPKP Pemula dengan Tingkat
Kepuasan Kerja Perawat dan
Notoadmojo, S.2009. pengembangan Dokter Pada Ruangan MPKP
sumber daya manausia. Jakarta: PT Pemula di RS Cikini
Rineka Cipta Jakarta.Tesis.UI
Nursalam.2011.Manajemen
Keperawatan. Aplikasi dalam Sitorus R..2014. Model Praktik
Praktik keperawatan Keperawatan Profesional di
Profesional.Jakarta : Salemba Rumah Sakit. Penataan Struktur &
Medika Proses (Sistem) Pemberian Asuhan
Keperawatan Di Ruang
Nursalam.2016.Manajemen Rawat.Jakarta: EGC
Keperawatan.Aplikasi dalam
Praktik keperawatan Sitorus, R. & Panjaitan, R. 2011.
Profesional.Jakarta : Salemba Manjemen
Medika keperawatan:manajemen
keperawatan diruang rawat.
Purwanto H.2012. Pengantar Perilaku Jakarta: CV. Sagung Seto
Manusia untuk
Keperawatan.Jakarta: EGC Sumijatun.2010.konseo dasar menuju
keperawatan profesional.
Putra Aryata P. I..2012.Analisis Jakarta:Trans Info Media
Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Suprapto I. dan Abd.
Rumah Sakit Umum Provinsi Wahid.2012.Dokumentasi Proses
Sulawesi Tenggara. Yogyakarta. Keperawatan.Yogyakarta: Nuha
UGM. Tesis Universitas Gajah Medika
Mada
Vulghans B.W.2011.Keperawatan
Priyanto,D. 2009. Mandiri Belajar SPSS. Dasar.Yogyakarta: Rapha
Mediakom. Yogyakarta Publishing
Robbin. (2013). Perilaku Organisasi, Widiastuti R.dkk.2012.Kamus
Edisi 16. Diterjemahkan oleh Ratna Keperawatan.Jakarta: Prestasi
Saraswati dan Febriella Sirait. Pustaka
Salemba Medika. Jakarta
Http://Repo.Unand.Ac.Id/143/3/Bab%25
Satrianegara MF.2012.Buku Ajar
201.Pdf.diakses pada tanggal 25
Organisasi Dan Manajemen
Mei 2016
Pelayanan Kesehatan Serta

13
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2016

http://sashaannisa18.blogspot.co.id/2015/
03/makalah-kepuasan-kerja.html
diakses pada tanggal 02 Oktober
2016

14

You might also like