You are on page 1of 3

UNIT OPERATIONS AND PROCESSES IN ENVIRONTMENTAL ENGINEERING BY

REYNOLDS
KESETIMBANGAN MASA DAN DASAR-DASAR REAKTOR

Konsep kesetimbangan massa dan reaktor bermanfaat dalam pembahasan unit operasi
dan proses dalam pengolahan air dan air limbah. Dalam pengolahan fisik, kesetimbangan
massa dan alur proses berguna untuk lebih mudah memahami dan menganalisis suatu sistem
operasi. Sedangkan untuk proses kimia dan biokimia, tidak hanya kesetimbangan massa dan
alur proses yang berguna, namun juga mempertimbangkan rasio terjadinya proses serta
konversi jumlah yang dibutuhkan untuk menentukan ukuran fasilitas pengolahan yang harus
disediakan. Bahan materi yang dibahas dalam bab ini ditujukan sebagai pengenalan analisa
operasi dan proses.
Pendekatan dasar untuk menunjukkan perubahan yang terjadi dalam kontainer, seperti
tangki adalah analisis keretimbangan massa. Untuk non-nuklir proses, massa tidak bisa dibuat
ataupun dihancurkan. Maka dari itu massa yang terakumulasi sama dengan massa input
dikurangi massa yang terkonversi dikurangi massa output.
Jika tidak terjadi suatu reaksi dalam sistem, seperti pada unit operasi, maka tidak terjadi
massa yang terkonversi sehingga kesetimbangan massa menjadi, massa yang terakumulasi
sama dengan massa input dikurangi massa output.
Reaktor
Reaktor dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan
apakah panas dibebaskan (exothermic) atau diserap (endothermic) saat proses reaksi. Sehingga
perancangan reaktor memerlukan pertimbangan panas karena perubahan panas dapat
menyebabkan terjadinya perubahan tingkat reaksi. Dalam rekayasa lingkungan sebagian besar
larutan dalam kondisi encer, dan adanya perubahan panas saat reaksi merupakan hal yang tidak
bisa dihindari. Dampak panas dari sekitar juga dapat memengaruhi tingkat reaksi secara
signifikan. Pengklasifikasian reaktor juga dapat dilakukan berdasarkan pada nomor dan tipe
fase yang terlibat, yaitu fase gas, cair dan padat. Reaksi dapat dikatakan homogen hanya jika
terjadi dalam satu fase saat reaksi dan dikatakan heterogen jika membutuhkan paling sedikit
dua fase saat reaksi. Klasifikasi diatas bukan merupakan yang seluruhnya, sebagai contoh yaitu
reaksi substrat –enzim yang terlibat dalam sistem biologi. Pada reaksi biokimia, enzim
berperan sebagai katalis organik. Enzim merupakan protein dengan berat molekul besar
seukuran koloid; larutan yang mengandung enzim menunjukkan daerah yang tidak jelas antara
sistem homogen dan heterogen. Bagaimana satu membatasi klasifikasi, seperti reaksi katalis
enzim bergantung pada pemikiran mengenai mana yang lebih menguntungkan untuk proses
reaksi. Pada perancangan reaktor, reaksi katalis enzim pada umumnya dianggap sebagai sistem
homogen untuk menyederhanakan perhitungan perancangan. Reaksi juga dapat
diklasifikasikan sebagai katalisis atau nonkatalis. Reaksi katalisis merupakan salah satu reaksi
yang tingkat reaksinya berubah berdasarkan material – katalisator – yang bukan reaktan
ataupun produk. Katalisator tidak dibutuhkan dalam jumlah banyak, dan dapat mencegah atau
mempercepat suatu reaksi. Selama proses reaksi, katalisator tidak berubah atau dapat berubah
namun sangat lambat. Enzim dan reaksi mikroba merupakan contoh reaksi katalisis.
Tingkat reaksi dapat dipengaruhi oleh berbagai variabel. Pada sistem homogen, suhu,
tekanan, dan komposisi merupakan variabel utama. Pada sistem heterogen, terdapat lebih dari
satu fase yang terlibat, nomor dan tipe variabel menjadi lebih kompleks. Baik reaksi homogen
maupun heterogen, jika keseluruhan reaksi terdiri dari beberapa langkah, langkah yang paling
lambat akan memiliki dampak yang paling hebat dan langkah tersebut yang akan dikontrol.
Pada sebagian besar reaksi yang terlibat di rekayasa air dan air limbah, larutan dalam kondisi
encer dan dampak panas dari reaksi tidak dapat dihindari. Volume cairan umumnya sama
dengan volume pada reaktor; reaktor dalam kondisi volume konstan. Reaktor umumnya berada
dalam tekanan konstan; tekanan bukan variabel yang berperngaruh. Dan juga, massa jenis dari
influent dipertimbangkan sama dengan massa jenis effluent.
Reaktor juga dapat dioperasikan dengan cara reaktor batch atau reaktor kontinyu. Pada
reaktor batch, reaktor diisi dengan reaktan yang akan di aduk lalu dibiarkan untuk bereaksi,
dan hasil dari pengadukan akan dikeluarkan. Biaya modal untuk reaktor batch umumnya lebih
sedikit dibandingkan dengan reaktor kontinyu, tetapi biaya operasi yang dibutuhkan lebih
besar. Umunya reaktor batch terbatas hanya untuk instalasi kecil. Sedangkan pada reaktor
kontinyu, proses masuk dan keluar reaktor terjadi secara terus menerus. Terdapat tiga tipe
reaktor kontinyu, yaitu plug-flow reactor, the dispersed plug-flow reactor, dan completely
mixed or continuously stirred tank reactor (CSTR). Reaktor kontinyu dapat dioperasikan baik
sebagai sistem stabil atau sistem nonstabil. Dalam kebanyakan kasus, reaktor kontinyu
dianggap sebagai proses stabil yang laju aliran masuk dan komposisinya konstan dengan
waktu. Sering kali reaksi kinetik dipelajari di dalam laboratorium untuk menentukan laju
konstan, k. Penerapan dari konstan kinetik, k, terhadap perancangan reaktor kontinyu tidak
memberikan perubahan pada prinsip kinetik; valid.
Reaktor Plug-flow idealnya memiliki bentuk seperti tabung panjang atau tangki yang
geometris dan memiliki aliran kontinyu yang terdapat pergerakan dari satu atau semua reaktan
dalam arah axial. Reaktan masuk dari ujung awal reaktor (upstream) dan produk yang
dihasilkan meninggalkan reaktor melalui ujung akhir (downstream). Secara ideal, tidak
terdapat pengadukan yang diinduksi antara elemen cairan sepanjang aliran reaktor. Komposisi
cairan yang beraksi berubah sepanjang akiran reaktor. Lumpur aktif di cekungan reaktor yang
berbentuk persegi panjang yang panjang dan sempit menyerupai aliran sumbatan maka
dipertimbangkan sebagai reaktor plug-flow.
Reaktor dispersed plug-flow memiliki cara seperti plug flow namun dengan dispersi.
Reaktor tipe ini memiliki waktu tinggal dan konversi yang lebih sedikit dibandingkan dengan
reaktor plug flow. Lumpur akitf di cekungan reaktor yang pendek dan luas adalah contoh dari
reaktor dispersed plug-flow.
Reaktor completely mixed or continuously stirred tank reactor (CSTR) terdiri dari
tangki pengaduk yang memiliki aliran masuk dari reaktan dan aliran keluar dari material yang
telah bereaksi. Tangki-tangki tersebut umumnya berbentuk lingkaran, persegi, atau sedikit
seperti persegi panjang dalam tampak rencana, dan reaktor perlu disediakan pengaduk yang
cukup. Pengaduk dari CSTR merupakan hal yang penting, dan pengaduk tersebut
mengasumsikan bahwa cairan pada reaktor telah teraduk sempurna – isi dari reaktor sama pada
volume reaktor. Hasil dari pengadukan, komposisi dari aliiran keluar sama dengan isi yang ada
di reaktor. Beberapa CSTR secara seri dipergunakan untuk memperbaiki konversi atau
performa. Lumpur aktif di cekungan reaktor yang berbentuk lingkaran, persegi, atau
menyerupai persegi panjang merupakan contoh dari reaktor tangki CSTR.

You might also like