You are on page 1of 5

O-2.

INTERFERENSI CAHAYA

Konsep Dasar
Panjang gelombang, fase, biprisma Fresnel, cermin Fresnel, sumber cahaya maya.

Prinsip
Dengan membagi muka-gelombang seberkas cahaya pada cermin Fresnel dan biprisma Fresnel,
akan terjadi interferensi. Panjang gelombang ditentukan dari pola-pola interferensi.

Tujuan
Penentuan panjang gelombang cahaya dengan interferensi
1. dengan cermin Fresnel
2. dengan biprisma Fresnel.

Peralatan
Lens holder 2 Fresnel biprism 1
Lens, mounted, f +20 mm 1 Fresnel mirror 1
Lens, mounted, f +300 mm, achrom 1 Measuring tape, 2 m 1
Laser, He-Ne, 1.0 mW, 220 AC 1 Base for optical profile-bench, adjust 1
Prism table with holder 1 Slide mount for opt.-bench, h 30mm 1
Swinging arm 1 Optical profile bench, L=1000 mm 1

Gambar 1. Set up untuk pengukuran interferensi cahaya

Teori dan evaluasi


Jika cahaya dengan panjang gelombang  dari 2 sumber titik dengan perbedaan fase tetap
(koheren) jatuh pada sebuah titik P, maka dua berkas cahaya akan berinterferensi. Jika dua
vektor amplitudo yang merambat dalam arah x dinyatakan oleh:

s i  a i .e i(Z /  i )
dengan i menyatakan fase, intensitas masing-masing dinyatakan sebagai
Ii  s i .s *i ; s *i adalah konjugate dari si

superposisi dari dua sumber tadi dapat dituliskan dengan:

I  I1  I2  2 I1 I2 cos  (1)

dengan   1   2

Sesuai dengan persamaan (1), intensitas I berharga maksimum dan minimum sebagai fungsi
perbedaan fase . Dalam kasus cermin Fresnel, sebuah gelombang dari sumber cahaya Q jatuh
pada kedua cermin pada sudut . Pola interferensi diamati pada layar S. Cermin dengan
sumber cahaya dapat diganti dengan dua sumber cahaya koheren Q1 dan Q2 yang dipisahkan
oleh jarak d (lihat gambar).

Gambar 2. Susunan geometris menggunakan Gambar 3. Susunan geometris menggunakan


cermin Fresnel biprisma Fresnel

Jika r adalah jarak antara Q dan titik A dimana cermin-cermin bersentuhan, dan dari Gambar 2:
AQ1  AQ2  r dan d  2r sin 

Jika jarak a antara layar dan cermin lebih besar dibandingkan dengan jarak antara dua
interferensi maksimum yang berdekatan maka:
r2 // r1 // a artinya sin tg  sehingga:

pd
r2  r1 
a

dimana r2  r1 r2  r1   2pd


Beda fase  menjadi
r2  r1 2.pd
  2 
 a
Sesuai dengan persamaan (1), garis-garis maximum terjadi di layar pada jarak p yang sama
a
dengan p  n. n = 0, 1, 2, ... (2)
d

dan garis-garis minimum untuk


1 a
p   n  . n = 0, 1, 2, ... (3)
 2 d

Jarak d antara dua sumber cahaya maya ditentukan dengan memproyeksikan sebuah citra
tajam pada layar dengan menggunakan lensa yang panjang fokusnya f dan mengukur jarak
citra dua sumber sebesar B dengan menggunakan persamaan pembentukan bayangan oleh
lensa:

1 1 1
 
g b f
g d
dengan citra yang dihasilkan 
b B

dengan g dan b menyatakan jarak objek ke lensa dan jarak citra ke lensa. Dari kedua
persamaan di atas diperoleh:
B.f
d (4)
bf

Dari persamaan (4) dan persamaan (2) atau (3),  ditentukan sebagai rata-rata dari beberapa
pengukuran.
Untuk biprisma Fresnel, jarak d ditentukan persis seperti untuk cermin Fresnel dengan
menggunakan persamaan (4).

Prosedur
1. Peralatan disusun seperti pada Gambar 1. Letakkan lensa dengan fokus 2 cm pada jarak
tertentu dari sumber keluaran laser. (Gunakan mistar pada bangku optic yang digunakan).
2. Pasang cermin Fresnel pada jarak tertentu pada bangku optik dengan posisi normal cermin
900 terhadap sumber laser; yaitu cermin sejajar dengan optical bench.
3. Arahkan cahaya yang keluar sejajar cermin.
4. Pasang layar dengan jarak tertentu kurang lebih 2 - 5 m dari sumber.
5. Pada layar akan terlihat berkas-berkas cahaya yang terpisah dengan zona gelap (2 daerah).
Padukan dua bagian daerah cahaya tadi menjadi satu dengan memutar sekrup pada cermin
sampai terjadi superposisi berupa pola interferensi pada layar.
6. Amati pola interferensi yang terlihat pada layar.
7. Ukur jarak sumber ke layar.
8. Pasang lensa dengan jarak fokus 300 mm untuk mengetahui nilai d dan B. (lihat teori)

Percobaan B
1. Peralatan disusun seperti Gambar 1. Letakkan lensa dengan fokus 2 cm pada jarak tertentu
dari sumber keluaran laser. (Gunakan mistar pada bangku optic yang digunakan).
2. Pasang cermin biprisma pada jarak tertentu pada dudukannya yang sesuai di bangku optik
dengan posisi normal biprisma searah dengan sumber laser; yaitu biprisma tegak lurus
dengan optical bench atau sumber laser.
3. Pasang layar dengan jarak (a) tertentu kurang lebih 2 - 5 m dari sumber.
4. Pada layar akan terlihat hasil superposisi cahaya yang berasal dari biprisma.
5. Bila hasil superposisi belum jelas atur posisi biprisma sedemikian rupa sehingga cahaya
yang lewat dari biprisma benar-benar melalui pusat biprisma.
6. Amati pola interferensi yang terlihat pada layar.
7. Untuk mengukur jarak b dan B gunakan lensa dengan f=320 mm.
Judul Percobaan : O-2. INTERFERENSI CAHAYA
Hari/Tanggal Percobaan:

NAMA PRAKTIKAN / NPM :1. ……………………………….……/………………………..


2. ……………………………………/………………………...
3. ……………………………………/…………………………
4.…………………………….………/…………………………

A. Cermin Fresnel
1. Interferensi Maximum 2. Interferensi Minimum

n p (mm) (mm) n p (mm) (mm)

1 B= 1 B=

2 b= 2 b=

3 a= 3 a=

4 4

5 5

B. Biprisma Fresnel
1. Interferensi Maximum 2. Interferensi Minimum

n p (mm) (mm) n p (mm) (mm)

1 B= 1 B=

2 b= 2 b=

3 a= 3 a=

4 4

5 5

TUGAS:
1. Lengkapi tabel di atas.
2. Hitung panjang gelombang cahaya berdasarkan data yang diperoleh. Bandingkan dengan
panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan.

You might also like