You are on page 1of 10

ANALISIS KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN

KUMUH DAERAH SEKITAR SUNGAI JENEBERANG KELURAHAN


SUNGGUMINASA KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

1
A. M. Yusril 1, Vara Soraya Malawat 1, Arham Rahmat Hadia Nibu 1, Dimas Bagus Sukron 1,
Bob Christian Lilla 1, Paul Kalaba 1, Muhammad Resky 1
1
Mahasiswa Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Abstract
Slums are one of the social problems in Indonesia that are not easy to overcome. Various efforts and programs are
done to overcome it, but still many we meet the poor settlements in almost every corner of the city accompanied by
disorder in urban life. The purpose of this research is to increase the level of sensitivity of the students to the social
conditions around them. The purpose of this research is to know the socio-economic condition of the community
around the river Jeneberang. The method used in this research is survey method, that is by collecting data or
information of large population with a relatively small sample. The types and sources of data used in this study are
data obtained directly from the population through direct interviews. The orientation of analysis conducted centered
on the level of slum, welfare, facilities and infrastructure in the area around the river Jeneberang. From the data
already obtained and the analyzes that have been done. We can conclude that the community has average education
level only until high school, average job in service field, and level of public satisfaction to government service still
low. The facilities that are still needed by the community are in the form of clean water facilities and also landfills.

Keywords: slump area, social economy, infrastructure

Abstrak
Permukiman kumuh merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam
upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya, namun masih saja banyak kita jumpai permukiman masyarakat
miskin di hampir setiap sudut kota yang disertai dengan ketidaktertiban dalam hidup bermasyarakat di perkotaan.
Maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah agar dapat menumbuhkan tingkat kepekaan mahasiswa terhadap
kondisi sosial yang ada dilingkunga sekitar. Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk dapat
mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat didaerah sekitar sungai Jeneberang. Metode yang dilakukan pada
penelitian ini adalah metode survey, yaitu dengan mengumpulkan data atau informasi tetntang populasi yang besar
dengan menggunakan sampel yang relatif kecil. Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah
data yang diperoleh langsung dari penduduk melalui wawancara secara langsung. Adapun orientasi analisis yang
dilakukan berpusat pada tingkat kekumuhan, tingkat kesejahteraan, sarana dan prasarana diwilayah sekitar sungai
Jeneberang. Dari data yang telah didapatkan dan analisis-analisis yang telah dilakukan. Dapat kami simpulkan
bahwa masyarakat memiliki tingkat pendidikan rata-rata hanya sampai SMA, pekerjaan rata-rata bergerak dibidang
jasa, dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah masih rendah. Adapun fasilitas yang masih
dibutuhkan masyarakat adalah berupa sarana air bersih dan juga tempat pembuangan sampah.

Kata kunci: masyarakat kumuh disekitar sungai Jeneberang

2
Latar Belakang Persoalan ketidaktertiban faktor-faktor
permukiman dalam hidup ketidakberdayaanla
merupakan masalah bermasyarakat di h yang membuat
yang serius karena perkotaan. mereka terpaksa
dikhawatirkan akan Misalnya yaitu, menjadi ancaman
menyebabkan pendirian rumah bagi eksistensi kota
terjadinya kantong- maupun kios yang
kantong kemiskinan dagang secara liar mensejahterahkan.
yang fatal dan di lahan-lahan Keluhan yang
kemudian pinggir jalan paling sering
menyebabkan sehingga disampaikan
lahirnya berbagai mengganggu mengenai
persoalan sosial di ketertiban lalu permukiman
luar kontrol atau lintas yang akhirnya masyarakat miskin
kemampuan menimbulkan tersebut adalah
pemerintah kota kemacetan jalanan rendahnya kualitas
untuk menangani kota. Masyarakat lingkungan yang
dan mengawasinya. miskin di perkotaan dianggap sebagai
Permukiman kumuh itu unik dengan bagian kota yang
merupakan salah berbagai mesti disingkirkan.
satu masalah sosial problematika Terbentuknya
di Indonesia yang sosialnya sehingga pemukiman kumuh,
tidak mudah untuk perlu mengupas yang sering disebut
diatasi. Beragam akar masalah dan sebagai slum area
upaya dan program merumuskan solusi sering dipandang
dilakukan untuk terbaik bagi potensial
mengatasinya, kesejahteraan menimbulkan
namun masih saja mereka. Dapat banyak masalah
banyak kita jumpai dijelaskan bahwa perkotaan.
permukiman bukanlah kemauan Maksud
masyarakat miskin mereka untuk dilaksanakannya
di hampir setiap menjadi sumber penelitian ini adalah
sudut kota yang masalah bagi kota agar dapat
disertai dengan namun karena menumbuhkan
tingkat kepekaan adalah mewujudkan dan sumber daya (mobilisasi modal,
mahasiswa terhadap kondisi dinamis manusia dengan pembangunan yang
kondisi sosial yang bangsa yang memanfaatkan berimbang,
ada dilingkunga tanggap, ulet, dan Iptek. Proses memenuhi
sekitar. Adapun tangguh dalam tersebut kebutuhan pokok,
tujuan menghadapi dan dilaksanakan secara pemerataan, dan
dilaksanakannya mengatasi segala bertahap dan kualitas hidup).
penelitian ini yaitu bentuk perubahan sistematis Semakin banyak
untuk dapat yang berlangsung berlandaskan suatu orang merasa
mengetahui kondisi baik pada tatanan kebijaksanaan bahwa pola
sosial ekonomi nasional, regional, pembangunan. pembangunan
masyarakat maupun global. Kebijakan konvensional telah
didaerah sekitar Terwujudnya pembangunan pada melampaui batas
sungai Jeneberang. kesejahteraan kenyataannya kegunaannya dan
rakyat yang makin mengalami beralih sekarang ke
Tinjauan Pustaka
meningkat dan perubahan jurusan yang
Membangun ketahanan budaya mengikuti merugikan
kesejahteraan yang makin kukuh permasalahan yang kesejahteraan
rakyat adalah pada dasarnya sedang dihadapi. manusia (Salim,
meningkatkan merupakan bagian Sedangkan 1994).
kualitas kehidupan tak terpisahkan dari tantangan dan Menurut Wahyu
masyarakat yang tujuan permasalahan (1997), keadaan
layak dan pembangunan muncul sebagai jumlah penduduk
bermartabat dengan nasional yang harus akibat dengan
memberi perhatian senantiasa diterapkannya suatu pertumbuhan
utama pada diupayakan model penduduk kota
tercukupinya pencapaiannya pembangunan yang tidak
kebutuhan dasar (Usman, 1998). (Tumiwa, 1996). diimbangi dengan
yaitu pangan, Pembangunan Pembangunan pembangunan
sandang, papan, merupakan sarana berkelanjutan pemukiman dan
kesehatan, mensejahterakan merupakan koreksi jumlah rumah yang
pendidikan, dan manusia melalui terhadap pola-pola layak huni,
lapangan kerja. proses pengelolaan pembangunan menyebabkan
Membangun sumber daya alam konvensional banyak tumbuh
ketahanan budaya
hunian liar atau (bersebelahan dan Dalam suasana cukup (Suparlan,
pemukiman kumuh, berhadapan), kehidupan di suatu 1984).
baik dilihat dari namun konstruksi permukiman, Fasilitas
kualitas lingkungan, bangunan umumnya terutama di daerah lingkungan
kualitas tata ruang, permanen. Dampak pinggiran kota, perumahan yang
maupun kualitas dari kerapatan kondisi masyarakat lengkap menuntut
manusia bangunan yang umumnya biaya yang tidak
penghuninya. tinggi, adalah mencerminkan murah, dengan
Sejalan dengan kondisi ventilasi karakteristik demikian
perkembangan menjadi buruk tersendiri. Misalnya masyarakat
waktu, persoalan akibat kurangnya pada tahapan penghuninya pun
pemukiman kumuh sirkulasi udara; perkembangan, dituntut
akan semakin drainase-nya tampak bahwa berpenghasilan
kompleks, baik menjadi sempit dan karakteristik memadai. Di luar
dilihat dari sudut dangkal karena lingkungan kompleks
sosial, ekonomi, lahan terbatas, sosialnya relative perumahan baru,
maupun lingkungan akibatnya pada saat heterogen. Di suatu sederetan rumah
fisik, seperti musim hujan bagian terlihat tidak teratur masih
kenyamanan hidup, pemukiman kelompok berdiri. Perumahan
kesehatan, tersebut sangat kehidupan ini banyak dihuni
keamanan, dan potensi mengalami masyarakat yang dan dimiliki oleh
kesempurnaan kebanjiran; tata elite, sedangkan di penduduk lama di
hidup. letak tidak teratur bagian lain muncul lokasi tersebut.
Ciri yang dan jalan sempit daerah-daerah Pada gilirannya,
menonjol dari menyebabkan kumuh. Kelompok ketidakteraturan
pemukiman kumuh sirkulasi pergerakan tersebut terbentuk dan kesesakan
yang berada di gang tidak terarah, di daerah pinggiran permukiman
sempit, adalah begitu pula dengan kota di mana untuk semacam itu
kerapatan sanitasi lingkungan mendapatkan cenderung
bangunannya yang (sampah dan air perumahan dengan menjurus pada
tinggi, diindikasi limbah) menjadi kelas real estate peningkatan daerah
oleh jarak antar- tidak baik mereka tentunya kumuh. Jika daerah
bangunan yang (Suparlan, 1984). harus memiliki kumuh dibebaskan
relatif dekat pendapatan yang menjamur maka
akan cenderung adalah terjadinya desa – kota. perumahan baru
berkembang secara daerah yang sangat Permasalahan meliputi
intensif dan meluas. sesak, padat, dan lingkungan pengembangan
Artinya akan terjadi kondisi lingkungan semacam ini dapat prasarana
ketimpangan yang yang semakin menimbulkan lingkungan, utilitas
semakin tajam dari memburuk kecemburuan sosial umum, dan fasilitas
tingkat miskin ke (Sahdan, 2005). di kalangan sosial guna
tingkat yang lebih Ketimpangan masyarakat mendukung kualitas
miskin lagi disertai pendapatan sering (Sahdan, 2005). permukiman secara
dengan mendatangkan Perencanaan menyeluruh
pemanfaatan ruang konflik sosial. pembangunan (Bengen, 2000).
yang buruk Penghuni daerah lingkungan yang Banyak hal yang
(Suparlan, 1984). kumuh secara diselenggarakan perlu diantisipasi
Keadaan ini turun-temurun bertujuan untuk sebab bersamaan
menyebabkan bukan saja telah menanggulangi dengan berjalannya
penurunan tingkat menjadi miskin ketimpangan sosial waktu,
kualitas lingkungan tetapi juga merugi. semacam itu. Selain pertambahan
permukiman. Sedangkan, itu juga memberi penduduk
Meluas masyarakat kesempatan menyebabkan
dimaksudkan dalam pendatang individu guna meningkatnya
konteks ruang di menambahkan segi mensejahterakan keperluan pada
mana permukiman ini bagi kehidupan sumber daya tanah.
memberikan diskriminasi, keluarganya Pada saat keinginan
kecenderungan dengan kata lain masing-masing. masyarakat
berkembang secara kaum elite Perumahan adalah melampaui sumber
horizontal dan pada cenderung tempat kediamaan daya, atau daya
gilirannya menyalahkan yang dilengkapi dukung lingkungan
membentuk masyarakat yang dengan prasarana dan teknologi yang
perluasan batas hidup di daerah lingkungan, utilitas tersedia dalam
kota dan pemusatan kumuh tersebut umum, dan fasilitas periode tertentu,
daerah kumuh. sebagai biang sosial dan budaya. maka kekurangan
Kedua aspek ini keburukan Perencanaan dan sumber daya alam
berjalan seiring. lingkungan pembangunan akan muncul.
Akibat yang fatal permukiman daerah lingkungan Dalam hal ini
sumber daya peningkatan penduduk yang anak sungai
digunakan untuk permintaan yang menempati lahan merupakan
memuaskan berlebihan yang marginal, di mana kawasan yang
kebutuhan dan menghantar tidak berkembang dilindungi, kecuali
keinginan manusia. kegiatan manusia sama sekali, untuk kawasan
Kemudian dalam yang lebih intensif keadannya liar dan pemukiman
pada itu, terhadap sumber di bawah standar sempadan sungai
ketersedian sumber daya alam yang layak, yaitu di berupa daerah
daya alam yang ada, maka pada sepanjang pinggiran sepanjang sungai
terbatas adalah saat yang sama sungai atau kali. yang diperkirakan
sangat penting akan terbentuk Pinggiran sungai cukup untuk
digunakan kualitas lingkungan berdasarkan Surat dibangun jalan
seperlunya untuk yang lebih rendah Keputusan Menteri inspeksi (10 – 15
pembangunan masa dengan dampak Pertanian Nomor meter) (Bengen,
depan yang negatif yang makin 837/Kpts/Um/1980 2000).
bernuansa meningkat. menyebutkan
pembangunan Beberapa tekanan kawasan sepanjang
berkelanjutan sumber daya alam kiri kanan sungai,
(Bengen, 2000). dapat ditoleransi, termasuk sungai
Dari sudut tetapi ketika buatan/kanal/salura
pandang ekonomi kegiatan-kegiatan n irigasi primer
sumber daya, hasil intensif melampaui yang memberikan
upaya manusia batas ambang perlindungan
terhadap sumber tertentu atau setempat dan
daya alam melampaui batas mempunyai manfaat
dijelaskan dalam optimum, maka penting untuk
suatu hubungan. kualitas lingkungan mempertahankan
Meningkatnya akan merosot sekali kelestarian fungsi
permintaan melalui (Dahuri, R. et al. sungai. Oleh sebab
kegiatan intensif 1998). itu, sekurang-
manusia Sebagian besar kurangnya 100
menghasilkan suatu kawasan kumuh meter di kiri kanan
kualitas lingkungan merupakan sungai besar dan 50
tertentu. Namun pemukiman meter di kiri kanan
Metode Penelitian Penelitian ini Metode yang sampling yaitu 12
dilakukan di sekitar dilakukan pada responden.
Sungai Jeneberang, penelitian ini adalah
Hasil dan
Kelurahan metode survey,
Sungguminasa, yaitu dengan Pembahasan
Kecamatan Somba mengumpulkan a. Analisis Tingkat
Opu, Kabupaten data atau informasi Kekumuhan
Gowa. Luas tetntang populasi Daerah Sekitar
wilayah 28.09 km2 yang besar dengan Sungai
atau 2.809 Ha menggunakan Jeneberang
(1,49 % dari luas sampel yang relatif Analisis tingkat
wilayah kabupaten kecil. Jenis dan kekumuhan pada
Gowa) dengan sumber data yang daerah penelitian
ketinggian digunakan pada didasarkan pada
daerah/altitude penelitian ini adalah beberapa indikator.
berada 25 meter di data yang diperoleh Kondisi
atas permukaan langsung dari bangunan rumah
laut. Sebagian besar penduduk melalui pada daerah
wilayah terletak wawancara secara penelitian umumnya
pada dataran langsung. Populasi adalah bangunan
rendah dengan penelitian adalah yang sifatnya
koordinat seluruh penduduk permanen, dan
Geografis berada yang tinggal di penataan rumah
pada 5 derajat wilayah sekitar yang tidak teratur.
12’5″ LS dan 119 Sungai Jeneberang, Hal ini
derajat 27’15″ BT. Kelurahan menimbulkan
Batas alam dengan Sungguminasa, masalah dalam
kecamatan Kecamatan Somba akses wilayah
Pallangga adalah Opu, Kabupaten tersebut yang tidak
Sungai Jeneberang Gowa. Pengambilan maksimal. Kondisi
yaitu sungai dengan sampel dilakukan bangunan yang
panjang 90 km dan dengan teknik bersifat permanen
luas Daerah Aliran proportion random tersebut juga
Sungai 881 km2. berpengaruh
terhadap kondisi Analisis tingkat daerah tersebut masih perlu untuk
system pembuangan kesejahteraan umumnya hanya dibuat oleh
limbah. Rumah- masyarakat sekitar pernah mengenyam pemerintah. Belum
rumah kumuh yang sungai Jeneberang bangku Sekolah lagi dengan akses
berada didaerah ini didasarkan pada dasar, Sekolah jalan yang masih
tersebut cenderung tingkat ekonomi Menengah Pertama, dianggap kecil,
tidak masyarakat dan Sekolah sistem saluran
mempedulikan air didaerah tersebut. Menengah Atas drainase yang
limbah yang telah Kondisi ekonomi tanpa pernah kurang maksimal,
dibuat. Selanjutnya masyarakat menikmati bangku dan belum adanya
adalah masalah didaerah penelitian kuliah. Hal ini suplai air bersih
kekurangan air masih dapat kembali lagi membuat
bersih. Didaerah dikategorikan disebabkan oleh kurangnya tingkat
tersebut masih kedalam ekonomi kesenjangan kepuasan
belum adanya lemah. Pekerjaan ekonomi yang masyarakat
suplai air bersih yang dimiliki oleh dialami oleh tiap- terhadap
untuk tiap-tiap masyarakat tiap keluarga. pemerintah.
rumah. Masyarakat didaerah sekitar c. Sarana dan
didaerah tersebut sungai Jeneberang Prasarana Untuk Kesimpulan
hanya dapat umumnya Masyarakat di
Dari data yang
menggunakan beroriaentasi pada daerah Sekitar
telah didapatkan
sumur bor yang penawaran jasa, Sungai
dan analisis-analisis
dibuat pribadi dan seperti kuli Jeneberang
yang telah
kamar mandi umum bangunan, supir Sarana dan
dilakukan. Dapat
yang disediakan truk, tukang becak, prasarana untuk
kami simpulkan
oleh pemerintah dan lain-lain. masyarakat
bahwa masyarakat
setempat. Pekerjaan yang didaerah sekitar
memiliki tingkat
b. Analisis dimiliki oleh sungai Jeneberang
pendidikan rata-rata
Tingkat masyarakat tersebut masih sangat
hanya sampai SMA,
Kesejahteraan dilatarbelakangi kurang. Fasilitas
pekerjaan rata-rata
Masyarakat oleh faktor seperti tempat
bergerak dibidang
Diwilayah Sekitar kesenjangan bermain anak-anak,
jasa, dan tingkat
Sungai pendidikan. area terbuka hijau,
kepuasan
Jeneberang Masyarakat di dan lain sebagainya
masyarakat
terhadap pelayanan 2. PDAM, untuk Perkotaan dengan Pusat
pemerintah masih melakukan Bacaan untuk Kajian Sumber
Antropologi daya Pesisir
rendah. Adapun peninjauan dan
Perkotaan, dan Lautan,
fasilitas yang masih pemerataan air Sinar Harapan, IPB. Laporan
dibutuhkan bersih dengan Jakarta. Akhir.
masyarakat adalah turun langsung Salim E, 1994. Pola
berupa sarana air untuk Pembangunan
bersih dan juga melakukan Berkelanjutan
Dalam
tempat pembuatan Pembangunan
pembuangan saluran Ekonomi
sampah. kerumah-rumah Indonesia
Jangka Panjang
warga.
Rekomendasi
Sahdan G, 2005.
Dari data dan Menanggulangi
Daftar Pustaka
Kemiskinan
analisis yang telah
Bengen, D.G. Desa, Ekonomi
dilakukan, beserta 2001. Rakyat dan
kesimpulan yang Ekosistem dan Kemiskinan,
Sumber Daya Kajian Politik,
telah didapatkan.
Pesisir dan dan
Maka kami Laut Serta Pembangunan
merekomendasikan Pengelolaan Kawasan
Secara Terpadu Center for
kepada :
dan Humanity and
1. Pemerintah, Civilization
Berkelanjutan
untuk meninjau (Prosiding Studies
kembali keadaan Pelatihan (CHOICES),
Pengelolaan Yogyakarta
tempat sampah
Wilayah Pesisir
yang hampir Terpadu, Dahuri, R. et al.
Bogor 29 1998.
disepanjang jalan
Oktober – 3 Penyusunan
tepian sungai Konsep
November
tidak ada tempat 2001. Pusat Pengelolaan
Kajian Sumber Sumber Daya
sampah. Kalau
daya Pesisir Pesisir dan
bisa dibuatkan Lautan yang
dan Lautan
te,pat sampah IPB). Berakar dari
yang cukup Masyarakat,
Suparlan P, 1984. Kerjasama
besar. Ditjen Bangda
Kemiskinan di

You might also like