You are on page 1of 13
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA WOMOR 11 TAHUN2017 ‘TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 23 ‘TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJ! KHUSUS Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT'TUHAN YANG MAHA BSA [MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, 8. ahve pelayanan ibadah haji Khusus harus diskaken -secara efektif dan efisen; Le Undies sth selakukan pelayanan yang eff den fisien sebagsimana dimaksud dalam huruf a, peru ‘mengubsh Peraturan Menteri Agama Nomor 23 Tahun 2016 tentang Penyelenggnrsan ibadah Hai Khusus; © bahwa Berdasarkan pertimbangan scbagaimena imakaud dalam puruf a dan huruf b, perl enetaplan Peraturan Menteri Agama tentang Perubehan atas Peraturan Menteri Agama Nomor 23 ‘Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Repub Indonesia Tahun 2007 Nomor 106), 2. Undang-Undang Nomer 13 Tahun 2008 tentang Penyeienggarean Ibadah Haji (lembaran Negara Republic Indonesis Tahun 2008 Nomor 60, Tembehen ‘embaran Negara Republik Indonesia Nomar 4845) sebagsimana telch diubah dengan Undang-Undang Nomor 84 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan PPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomior 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atss Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Penyelenggsrsan tbadah Haji ‘menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republic Tdonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambehan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor S061}; Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2008 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaren Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara ‘Republic indonesia Nomor 4965}; Undang-Undeng Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara. Republic indonesia Nomor $098); Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambshan Lemberan Neyara Republic Indonesia Nomor 5216} Peraturen Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibedah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 185, ‘Tombahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 5945}; Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang COrganisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara ‘Republic Indonesia Tahun 2015 Nomor 8}; Menetaplan 9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tshun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2018 Noor 168); 10, Peraturan Menteri Agama Nomor 22 Tabun 2011 tentang Stander Pelayansn Minimal Penyelenggaran ‘atdah Haj Khusus (Berta Negara Republi Indonesia ‘Tahun 2011 Nomar 601}; 11, Peracuran Menteri Agama Nomor 23 Tabun 2016 tentang Penyelenggaraan Ibadeh Haji Khusus (Berita ‘Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 760); 12, Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berta Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495), MEMUTUSKAN, PERATURAN MENTER] AGAMA TENTANG PERUBAHAN [ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJ knUsUs. Pagal Beberapa Kewentuan dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 28 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Ibadah Hii Khusus (Berita Negara Republik Indonesia Tatts 2016 Nome 760) diubah sebagai bei 1. Ketentuan ayat (2) sampai dengan ayat (5) Pasal 6 diubab, sehingge Pasa 6 berbuny sebngni berikut: Pasal 6 (0), tin PI sebagaimana dima dalam Pasal 2 ayat (2) berlaeu untuk janglex alts 3: (tes) tahun dan dapat diperpaniang. 2) Perpanjangan iain sebagaimana dimaksud pada fayat (1) dilaukan dengan mengajulean e ppermohonan kepada Diektur Jenderal dengan smelampitkan: 4 fotokopi Keputusan—Menteri tentang Penctapan Isin sebagai PPIU yang snasih berlak; 1. fotskopi Keputuenn -Menteri tentang Penetapan sin sebagai PIEK yang masih bert fotokopi Nomor Pokok Wajib Priaie (NPWP) Perusahaan dan NPWP.Dineitur Utama an/atau Direktur; {otokopi Akta Pendirian Perseroan Terbates dan perubshannya yang. telah disshlean Kementesian Hukum dan Hele Asasi Manus, © fotokopi daftar lang sebagai biro perjalanan ‘wisata das instans! pemerintah provins atast abupaten/kota yang membidangi pariviasta; 4 strukeur organisastPereerosn Terbatasy & fotokopi laporan Keuangan 1 (eat) tahun ferakhir yang sudah diaudit oleh kantor fsleantan publik, dengan opini Wajar Tanpa Pengecutian; 1 buktt telah memberanglatkan Jemash Haji selama 5 (ig) tahun terabir dan atau telah semi daft tungeu sJemaah Hej, pling sedikit 100 (eeretus) orang: {nasil akreditast PIHK dalam tiga tahun terakhir paling rendah terakreditai B; dar J+ surat eterangan Kepala Kantor Wilayah yang menyatakan bahwa PIRK mem ‘inerja balk berdasarkan hasit pengawasan slam 3 (gs) tahun terakhic Permohonan perpanjangan _sebagnimana imalesud pada syat (2) dinjukan 9 (tiga) bola fsobelum batas waktu lain operssional sebagai IK bere (9) Dalam hal permohonsn —_perpanjengan ‘sebogaimana dimaksud pada ayat (2) diajlcan setelah batas waktu iin IEC berails, ppermohonan dite dan isn PUK otomatistdale Dera ag (9) Dalam hal permohonan ditolake daa isin PAK ‘tomatis tidak berlka lagi sebgnimana imaleaud pada ayat (4), HK dapat mengajukan ‘ermohionan izin baru setelah 2 (dua) tahun see ‘ain PIHK otomati tidak besa, Ketentuan ayat (2) Pasal 14 diubah dan di antara ayat (2) dan ayat (9) Pasal 14 disisipan 1 (satu) ayat,yakri ‘ayat (29, sehingga Pasal 14 berbunyi sebagal berikut: Pasal 1 (2) Pendaftaran halt khusus eibulessetap hari kerja sepanjang tahun, (2) Pendafaran haji Khusus ilaiukan secarn Jangsung oleh calon Jemaah Haji (2a) Calon Jemaah Hai yang pemsh menunaikan ‘badah haji dapat melaicakan pendaftaran haji KKhusus setelah 10 (eepuluh) tahun seele ‘menunaikan ibada haji teralehir. (9) Pendaftaran Jemeah Haj dilseakan pada Kantor ‘Wilaya, Ketentuan ayat (1) huruf b dan hunuf © Pass 15 diubah, dan tural g dihapus, sehingga Pasal 15 Desbunyt sebagai berkut: Pasa 15 (1) Untuk dapat mendaftar sebagai Jemaah Hali ‘narus memenubi persyaratan sebagai bert a. beragama Islam; 6 1b. berusia paling rendah 12 (dua betas) tahun pada saat mendaftar © memiliki rekening tabungnn stas nama Jemaah Hali meme Karto Tanda Pendudle (KTP) yang smasih beri, © memilik Karta Ketusrgs; {, memiliki alte Kelahiran atau surat kenal Jdhir atau Kutipen okta nish atau Yozah; aan fe cihepus; bh. bukti pendaftaran dari PIHK pian calon Jemaah Hal. Dalam hel ealon Jemash Haji belum mem HOP, pereyaratan sebagaimana dimakesud pada ayat (1) ural d dapat digant dengan kart ‘denttas lain yang aah Ketentuan Pasal 16 diubeh sehingga berbunyi sebagai beriat a Pal 16 Prosedur pendaftaran Jemaah Haji sebagai berikut colon Jemaah Haji memilth PIHK dan ‘membuat surst perjanjian Kesepalatan dan rmesyampaikan salinannya pada saat pendaftaran di Kantor Wileyah; 1. calon Jemaah Haji membuka rekening tsbungan dalam bentule Rupiah (DR) pada BPS DPI yang telah ditetaphans (6. calon Jemaah Haji membayar setoran awl DBPIH Khusus ke rekening Mentert pada BPS BPI sesuai besaran yang dtetapkan oleh Mentedi dan 4. clon Jemaah Haji menyerahkan butt setoran awal BPIH Khusus dan persyaratan scbagnimana dimaksud dalam Pasal 1S eepada petugus Kantor Wilayah untuk rmendapatkan Nomor Pore @) Calon Jemash Haji yang telah mendaftar febagaimans dimalesud pada ayst (2) huraf d ‘memperoleh Nomor Porsi dari SISKOHAT seouat dengan urutan pendaftaran, Ketentaan ayat (1), ayat (3, dan ayat (4) Pasal 18 slixbah, schingga Paral 18 berbunyi sebageberilut: aca 18 (2) Jemash Haji yang tidak melakukan pembayaren setoran swal BPI Khusus pada BPS BPI sebogaimana dimalesud dalam Pasal 16 ayat (I) Dnuruf e dalam batas waits 5 (lima) fart kes fej mendapatkan nomor registrasi dari PIKK, ‘omor registrasidinyatakan batal secara sistem, (@) Jemaah Haji yang tdale menyerahlean bukti sctoran awal BPI Khusue kee Kantor Wisyah sebagaimana dimalcsud dalam Pasal 16 ayat (1) dmuruf d dalam batas wakes QD (ign plus) hast kerja, pendaftaran inyatakan tal stcara (@) Dalam hal pendaftaran Jemaah Hai bata! secara siete sebagimana dimakeud pada ayat (2), setoran awal BPIH Khusis dikembaliean kepada ‘Jemaah Haji (@) Ketentuan lebih lanjut mengenai batal secera sistem dan pengembalian BPI Khusus sebogaimana dimaksud pada ayat (9) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal, Xetentuan Pasal 21 diubah, sehingge berbunyi sebagai erie: 10. Pasal 21 Ketentuan lebih lanjut_ mengenai_pelaksanaan pendattaran haji khsusis scbagaimans dimalud ‘dalam Pasal 16 dan Pasal 17, dan pengrmbelian BPIH Khusus sebasaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (@) ditetapkan dengan Keputussn Direktur Jenderl Ketentuan aya (2), ayat(), ayat (§) ayat (6), dan ayat (7) Pest 23 divbah, sehingga Pasal 23. berbunyt sebagai bert Pasal 25 (1) PUK momberangkatkan Jemash Haji yang terdafar di Kementerian Agama. (2) PUK memberangkatkan Jemaah Haji sebanyale jjumlah minimal dan malsimal yang aitetapean, (6) Dalam hat PIAK memperoich Jemaah Haj kurang ari jumlah minimal yang diteteplan, PIHK wi ‘menggabunglan Jemaah Hit ke PINK lin (4) Dalam hel PIHK memperoleh Jemeah Haji lebih dari jumiah makimal yang ditetplcan, PIE ‘wajib meimpahian Kelebihan Jemash Haji ke PINK ain. (9) Penggabungan dan pelimpahan sebagaimana imakud spat (6) dan ayat (4) waib ibertahulean oleh PINK kepada Jemash Haji dan diaporkan kepada Direktur Jenderal (@) Penggabungan Jemaah Haji sebagaimana Gimaksud ayat (3) dilkukan setelah masa ‘pelunasan BPI Khusus beralcir (7) Polimpahan Jemash Haji sebagaimena dimalcoud pede ayat (4) dlacukan sebetum masa pelunasan [BPIH Khhusus Beraihir. Ketentuan Pasa 2¢ diubah, sthingga berbunyi sebagal eri: u. 0 a Pasal 26 Jemash Haji yang tidak melunasi BPIH Khusus an/atau membatalken atau menunda keberanglatan, porsi Jemaah Haji menjadi sisa vot aj hus, Pengisian sls kuota haji Kuss sebagaimans imakesud pade ayat (I), dialokasiesn sebagai bert: . Jemaah Haji yang saat pelunasan tehap sebelumnya mengelaml kegagalan sistem; b.eudah pernah melakeanskan ibadab haji dan termasuie dalam alokasi Ieuota tahun Derjlan, © Jemaal, Hai berusa paling rendah 75 (tah ‘puluh lima) tahun dan telah mengajukan pemohonan Kepada Direktur Jenderal melalui PLE 4. penggabungen mchram euamifiet dan nak kandung/menantu/oreng tua terpiaah ddan sudah mengajucan permohonan kepada DireltarJeneral melalui PUG; © Jemaah Haji yang berstatus cadangan dan sudah melunasi BPIH Khusus pada tahun berjlan; dan 1 Jemeah Hai nomor porsi berikutnya, Dalam hal Jemaah Haji memenuhi tetera sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, dapat menyertakan pendamping Ketentuan Pass 25 diubah, schingga berbunyi sebagai beri: Pasa 25 Ketentann lebih lanjut mengenst jumlah minimal dane ralesimal Jemash Haji yang diberangkatkan PRK serta pengisian kuota haji khusus ditetapkan dengan Keputusen Disektur Jenderal -10- 12, Ketentuan ayat (@} Pasa 27 diubsh, schingga Pasal 27 Derbunyi sebagai bevieut Pasal 27 (2) BPI Khusue sebagnimena dimalsad dalam Pasal 26 ayat (2) dikembalikan oleh Kementerian, ‘Agama kepada PIHK sesusi dengan jumlah emash Haji yang telah melunasi BPIH Khusus dan akan berangkat pada tahun bean. 2) Pengembelian BPIH Khusus kepada PRK sebegnimana dimaksud pada ayat (1) dilakulean paling cepat 10 (eepuluh) hari kerja stele pelunasan, (9) Pengembalian BPI Khusus sebagaimana imaksud pada yet (2) dilseukean telah iearang biaya-biaya yang ditetapkan oleh Pemerintah Kersjsan Arab Sau, (#) Pengembelian BPIH Khusus kepada PRK sebagaimana dimalesud pada ayat (1) dan ayat (2) Glakukan setelah PIHK menyampalian dolamen yang bers & daar Jemaah Haji yang akan berangkat tahun besalan; 1b, ulti sl embar setoran BPIE Khuwus awa dan hanes; ©. okt transfer setoran BPIH Khusus awl daa Junas asl dari BPS BPIH Ke rekening Mentert ‘Agama; dan 4. ourat_pernyatuan tanggung Jawa PUK tentang penggunaan BPH Khusus yang feta oleh pial Asosiasi PIE. 18. Ketentuan Pasal 46 diubah, schingga berbuayi sebagal eri: ne Pasal 46 (1) Direktorat Jenderal dan Kantor Wilayah relaiuken pengawasan Penyelenggarean Ibadah aj Khsus. 2) Pengawasan scbagaimana dimakeud pada syat (1) reliputl pengawasan terhadap pales program, egiaten operasional pelayanan jemaah haji, etaatan dan/ate ketertiban dalaim memenihi keetentuan peraturan_perundang-undangan, kepemilikan PIHK, domisii, masa berlaka iin ‘operasional, sera finansal 14. Ketentuan ayant (2) Pass 47 dihepias dan aya (3) Pased AT diuibah, sehingga Psat 47 berbunyi scbaged bert anal 47 () Direktorat Jenderal_meinteukan pengendalian Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus. 2) Dihapus, (9) Pengendalian dapat dilakuksn dalam bentak ‘moratorium periznan, (4) Moratorium sebagaimana dimalesud pada ayat (3) itetapkan oleh Direktur Jenderal alas nama 15, Ketentuan Pasal 48 diubah, schingga berbunyl sebaget bert Pasal 48 (1) Masit pengawasan dan pengendalian yong diakukan oleh Direktorat Jenderal sebagnimana imakud dalam Pasal 46 dan Pasal 47 dapat igunakan untuk memberikan alreditest Kualitas pelayanan yang diberikan oleh PINK atau dligunakan sebagai dasar perimbangan untule pengenaan sank ap @) Hast penguwasan yang dilakuken oleh Kantor Wilayah sebagaimana dimakead dalam Pasa 46 ilaporkan kepada Direktur Jendera 1 (satu) elt er 9 (tiga) balan, Pasal it Peraturan Menteri ini mulai berlakaa pada tanggnl diundangkan. 1a ‘Agar setiap orang mengetahuinys, memerintahan ppengundangan PeraturanMenteri ini dengan ‘penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonea Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Maret 2017 MBNTER! AGAMA REPUBLIK INDONESIA, ta LUKMAN HAKiM SAIFUDDIN Diundangkan di Jakarta pada tanga! 22 Maret 2017 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANO-UNDANGAN KEMBNTERIAN HUKUM DAN HAK ASAS! MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ta WIDODO EKATJAHLANA [BBRITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 445 Salinan sesuai dengan asinya ‘Kementerian Agama 81 Kepala Biro Huksm dan Kerja Sama Lair Neger, Yup, Hehinad usar fap, 196208101961051005 +f

You might also like