You are on page 1of 10

PENENTUAN KEKENTALAN CAIRAN

DENGAN VISKOMETER OSTWALD DAN


BOLA JATUH
01:49

I. Tujuan Percobaan :
 Menerangkan arti viskositas dan rheologi
 Membedahkan cairan newton dan cairan non newton
 Mengunakan alat-alat penentuan viskositas dan rheologi
 Menentukan viskositas dan rheologi cairan newton dan non newton

II. Teori Umum :


Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar resistensi suatu
zat cair untuk mengalir semakin besar pula viskositasnya. Rheologi adalah ilmu yang
mempelajari sifat aliran zat cair atau deformasi zat padat. Viskositas mula-mula diselidiki oleh
Newton, yaitu dengan mensimulasikan zat cair dalam bentuk tumpukan kartu seperti pada
gambar berikut :

Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain.Lapisan
terbawah tetap diam, sedangkan lapisan di atasnya bergerak dengan kecepatankonstan,sehingga
setiap lapisan akan bergerak dengan kecepatan yang berbanding langsung denganjaraknya terhadap
lapisan terbawah yang tetap. Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yangdipisahkan dengan jarak
dx adalah dv/dx atau kecepatan geser (rate of share). Sedangkan gayasatuan luas yang dibutuhkan
untuk mengalirkanzat cair tersebut adalah F/A atau tekanan geser (shearing stress)
Menurut Newton :
F/A = dv/dx
F/A = ηdv/dx
η = F/Adv/dx
η = koefisien viskositas, satuan Poise
Viskositas suatu zat dipengaruhi oleh suhu. Viskositas gas meningkat dengan bertambah
tingginya suhu, sedangkan viskositas zat cair menurun denganmeningginya suhu. Hubungan
antara viskositas dengan suhu tampak pada persamaan Arrhenius :

A : konstanta yang tergantung pada berat molekul dan volume molar zat cair
Ev : energi aktivasi
R : konstanta gas
T : suhu mutlak
Hampir seluruh sistem dispersi termasuk sediaan-sediaan farmasi yang berbentuk
emulsi,suspense, dan sediaan setengah padat tidak mengikuti hukum Newton. Viskosita cairan
semacamini bervariasi pada setiap kecepatan geser, sehingga untuk mengetahui sifat alirannya
dilakukan pengukuran pada beberapa kecepatan geser. Untuk menentukan viskositasnya diper-
gunakan viscometer rotasi Stormer.
Berdasarkan grafik sifat alirannya (rheogram), cairan non Newton terbagi dalam dua
kelompok, yaitu :
1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu.Kelompok ini terbagi atas tiga jenis, yakni
:
a) Aliran plastik
b) Aliran pseudoplastik
c) Aliran dilatan

2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi oleh waktu.


Kelompok ini terbagi atas tiga jenis, yakni :
a) Tiksotropik
b) Antitiksotropik
c) Rheopeksi
peralatan yang digunakan untuk mengukur viskosita dan rheologi suatu zat cair disebut
viskometer. Ada dua jenis viskometer, yaitu :
1. Viskosimeter Satu Titik
Viskosimeter ini bekerja pada titik kecepatan geser, sehingga hanya dihasilkan satu titik
pada rheogram. Ekstrapolasi dari titik tersebut ke titik nol akan menghasilkan garislurus. Alat ini
hanya dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan Newton.Yang termasuk dalam jenis
ini misalnya viskosimeter kapiler, bola jatuh, penetrometer, plastometer ,dll.
2. Viskosimeter Banyak Titik
Dengan viskosimeter ini dapat dilakukan pengukuran pada beberapa harga kecepatangeser
sehingga diperoleh rheogram yang sempurna. Viskosimeter jenis ini dapat jugadigunakan baik
untuk menentukan viskositas dan rheologi cairan Newton maupun nonNewton. Yang termasuk
ke dalam jenis viskosimeter ini adalah viskosimeter rotasi tipeStormer, Brookfield, Rotovico, dll.
Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan
tertentu dan tidak tergantung pada kecepatan geser. Oleh karena itu, vis-kositanya cukup
ditentukan pada satu kecepatan geser. Viskometer yang dapat dipergunakan untuk keperluan itu
adalah viskometer kapiler atau bola jatuh. Apabila digambarkan antara kecepatan geser terhadap
tekanan geser, maka diperoleh grafik garis lurus melalui titik nol seperti gambar grafik
dibawahini. Contoh cairan Newton adalah minyak jarak, kloroform, gliserin, minyak zaitun, dan
air.
Viskometer bola jatuh merupakan viskosimeter satu titik yang digunakan untuk
menentukan viskosita cairan newton. Viskosimeter ini bekerja pada satu titik kecepatan geser,
sehingga hanya dihasilkan satu titik pada rheogram. Pada viskometer ini
sampel dan bola diletakkan dalam tabung gelas dan dibiarkan mencapai temperatur
keseimbangan dengan air yang berada dalam jaket di sekelilingnya pada temperatur konstan. Tabung
dan jaket air tersebut kemudian dibalik, yang akan menyebabkan bola berada padapuncak tabung
gelas dalam. Waktu bagi bola tersebut untuk jatuh antara dua tanda diukur dengan teliti dan diulangi
beberapa kali.
Prinsip kerja dari viskometer bola jatuh adalah mengukur kecepatan bola jatuh melalui
cairan dalam tabung pada suhu tetap. Viskometer Hoeppler, seperti terlihat pada Gambar,
merupakan alat yang ada dalam perdagangan berdasarkan pada prinsip ini. Pada viskosimeter
Hoeppler tabungnya dipasang miring sehingga kecepatan bola jatuh akan berkurang sehingga
pengukuran dapat dilakukan lebih teliti. Viskometer ini cocok digunakan untuk cairan yang
mempunyai viskositas yang sukar diukur dengan viskosimeter kapiler.
Selanjutnya, viskositas cairan dapat dihitung dengan persamaan stokes yaitu :
η = 2r2(ρ1-ρ2)g/9v
Keterangan : r = jari-jari bola (cm)
ρ 1= bobot jenis bola
ρ 2= bobot jenis cairan
g = gaya gravitasi
v = kecepatan bola (cm.detik -1)
Persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :
η= B(ρ1-ρ2)t
Keterangan : B = konstanta bola
T = waktu tempuh boal jatuh(detik)

III. Alat dan Bahan :


Alat Bahan
1. Viskometer ostwald 1. Propilen glikol
2. Piknometer 2. Aquadest
3. Timbangan analitik 3. gliserin
4. Gelas ukur

IV. Prosedur Kerja :


Penetuan Kekentalan Cairan Dengan Viskometer Ostwald
1. Viskometer dibersikan dan dikeringkan
2. Cairan yang akan ditentukan kekentalanya di masukan melalui pipa a sampai ruang r penuh
terisi
3. Cairan dihisap melalui pipa b sampai naik melewati garis m
4. Cairan dibiarkan turun sampai garis n
5. Catat waktu yang dibutukan cairan untuk mengalir dari garis m ke n
6. Lakukan 3 kali pengulangan data
Penentuan Kekentalan Cairan Dengan Viskometer Bola Jatuh
Prosedur kerja :
1. Pasang Alat Dan Perangkat Pada Posisi Yang Tara
2. Tabung Gelas Disi Dengan Cairan Yang Akan Ditentukan Kekentalanna ,Kemudian Tutup
Tabung Dengan Hati-Hati Dan Jangan Sampai Terdapat Gelembung Udara Di Dalamnya
3. Masukan Bola Yang Sesuai Dan Apabila Bola Suda Turun Melampaui Garis Awal,Kembalikan
Bola Pada Posisi Semula Dengan Car Membalikan Tabung
4. Catat Waktu Tempuh Bola Melalui Tabung Mulai Garis Awal Sampai Garis Akhir Dalam Detik
5. Tentukan Bobot Jenis / Kerapatan Dengan Piknometer
6. Hitung Kekentalan Cairan Dengan Persamaan :
ɳ = t (sb – sr)B
Keterangan :
ɳ = kekentalan
t = waktu bola jatuh (dtk)
sb = kerapatan bola yang digunakan
sr = kerapatan cairan sampel
B = konstanta bola

V. Hasil Percobaan dan Perhitungan :


Pengolahan data
A. Penentuan Kerapatan Cairan
- Air
Bobot Pikno Kosong (W1) : 15,4420 g
Bobot Pikno + Air (W2) : 40,6014 g
Bobot Pikno + Sample-Air (W3) : 40,6014 g
Bobot Air : 25,1594 g
Kerapatan Air (ρ) :
W3-W1 = 40,6014 - 15,4420 = 25.1594 = 1 g/mol
W2-W1 40,6014 - 15,4420 25.1594

- Gliserin
Bobot Pikno Kosong (W1) : 14,2575 g
Bobot Pikno + Air (W2) : 39,3293 g
Bobot Pikno + Gliserin (W3) : 45,7398 g
Bobot Gliserin : 31,4823 g
Kerapatan Gliserin (ρ) :
W3-W1 = 45,7398 - 14,2575 = 31,4823 = 1,2557 g/mol
W2-W1 39,3293 - 14,2575 25,0718

- Propilen Glikol
Bobot Pikno Kosong (W1) : 15,3077 g
Bobot Pikno + Air (W2) : 40,4184 g
Bobot Pikno + Propilenglikol (W3) : 41,4128 g
Bobot Propilenglikol : 31,4823 g
Kerapatan Propilen Glikol (ρ) :
W3-W1 = 41,4128 - 15,3077 = 31,4823 = 1,2537 g/mol
W2-W1 40,4184 - 15,3077 25,1107

- Alkohol
Bobot Pikno Kosong (W1) : 15,4420 g
Bobot Pikno + Air (W2) : 40,6014 g
Bobot Pikno + Alkohol (W3) : 35,6724 g
Bobot Alkohol :
Kerapatan Alkohol (ρ) :
W3-W1 = 35,6724 - 15,4420 = 20,2304 = 0,8041 g/mol
W2-W1 40,6014 - 15,4420 25.1594

B. Penentuan Nilai Viskositas


Waktu
Bahan
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Rata-Rata
Air 2,4 Menit 2,4 Menit 2,4 Menit 2,4 Menit
Alkohol 4,14 Menit 4,31 Menit 4,16 Menit 4,20 Menit
Gliserin 26,32 detik 26,72 detik 26,78 detik 26,61 detik
Propilen Glikol 1,9 detik 1,82 detik 1,88 detik 1,87 detik

Viskometer Ostwald
η1 = t1 ρ1
η2 = t 2 ρ 2
Diketahui :
η Air : 0,89 cp (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th edition)
 Viskositas Alkohol
η1 = t1 ρ1 , 0,89 cp = 2,4 x 1
η2 = t2 ρ2 η2 = 4,20 x 0,8041
η2 = 4,20 x 0,8041x 0,89 cp
2,4 x 1
η2 = 1,25 cp
Viskometer Bola Jatuh
Order No.- Ball Made of Density Diameter of Constant K Recomm,
No. (ρ) the ball (approx.) Measuring
range
g/cm3 mm mPa s cm3/ g mPa s
s
800-0002 1 Boron silica glass 2,2 15,81 + 0,01 0,007 0,6 - 10
800-0003 2 Boron silica glass 2,2 15,6 + 0,05 0,09 7 - 130
800-0004 3 Nickel iron alloy 8,1 15,6 + 0,05 0,09 30 - 700
800-0005 4 Nickel iron alloy 8,1 15,2 + 0,1 0,7 200 - 4800
800-0006 5 W.-No. 4034 7,7-8,1 14,0 + 0,5 4,5 800 -10000
800-0007 6 W.-No. 4034 7,7-8,1 11,0 + 1 33 6000-75000
Tabel 1 . Tabel Data Pemilihan Bola pada Viskometer Bola Jatuh
Rumus Perhitungan Viskositas :
η = t (Sb-Sr) B

 Viskositas Gliserin
η = t (Sb-Sr) B
η = 26,61 (7,7 - 1,2557) 4,5
η = 771,67 cp

 Viskositas Propilen Glikol


η = t (Sb-Sr) B
η = 1,87 (7,7 - 1,2537) 4,5
η = 54,83 cp
Data literatur (Sumber : Handbook of Excipient)
Viskositas air : 0,89 cp
Rho gliseirn : 1, 2626 g/cm3
Rho propilenglikol : 1,038 g/cm3
Visko p : 58,1 cp

VI. Pembahasan :
Pada percobaan kali ini, kita akan menentukan viskositas suatu cairan menggunakan
viskometer. Cairan yang kita tentukan nilai viskositasnya adalah alkohol, gliserin, dan propilen
glikol. Sebagaimana yang kita ketahui alkohol, gliserin, dan propilrn glikol memiliki hukum
aliran yang mengikuti hukum Newton. Untuk menentukan viskositas suatu cairan yang
mengikuti hukum newton, kita dapat menggunakan alat viskometer yang disebut dengan
viskometer Ostwald dan viskometer Bola Jatuh.
Untuk menentukan viskositas alkohol dapat digunakan viskometer Ostwald. Sedangkan
untuk menentukan viskositas gliserin dan propilen glikol menggunakan viskometer Bola Jatuh.
Hal ini dikarenakan gliserin dan propilen glikol lebih kental daripada alkohol, sehingga jika
digunakan viskometer Ostwald akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat
mengalir.
Prinsip kerja viskometer Ostwald ini adalah suatu cairan dihitung waktu tempuhnya dari
garis m ke garis n. Setelah itu dihitung viskositasnya dengan membandingkan dengan air yang
telah diketahui viskositasnya yaitu 1. Sedangkan prinsip kerja dari viskometer bola jatuh adalah
mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada suhu tetap. Pada viskosimeter
Bola Jatuh tabungnya dipasang miring sehingga kecepatan bola jatuh akan berkurang sehingga
pengukuran dapat dilakukan lebih teliti. Viskometer ini cocok digunakan untuk cairan yang
mempunyai viskositas yang sukar diukur dengan viskosimeter Ostwald.
Untuk menghitung nilai viskositas masing-masing cairan, harus dicari terlebih dahulu
kerapatannya. Dari data hasil percobaan didapat bahwa kerapatan masing-,asing cairan sebagai
berikut :
1. Alkohol = 0,8041 g/mol,
2. Gliserin = 1,2557 g/mol
3. Propilen glikol = 1,2537 g/mol.
Terdapat sedikit perbedaan nilai kerapatan masing-masing cairan hasil percobaan dibandingkan
dengan yang ada pada literatur. Hal ini juga dapat berpengaruh pada nilai viskositas hasil
perhitungan. Perbedaan ini mungkin disebabkan kurang telitinya praktikan pada saat
penimbangan pikometer.
Dari data hasil percobaan diperoleh nilai viskositas masing-masing cairan adalah:
1. Alkohol  1,25 cp
2. Gliserin  771,67 cp
3. Propilen glikol  54,83 cp
Dari data tersebut menunjukkan bahwa cairan yang memiliki nilai viskositas paling besar
adalah gliserin dan cairan yang memiliki nilai viskositas paling kecil adalah alkohol.

VII. Kesimpulan :
Dari data pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Alkohol, gliserin, dan propilen glikol merupakan cairan yang megikuti hukum newton.
2. Untuk menentukan viskositas cairan yang mengikuti hukum Newton digunakan viskometer satu
titik, misalnya viskometer Ostwald, viskometer bola jatuh, dan lain sebagainya.
3. Untuk menentukan nilai viskositas alkohol dapat digunakan Viskometer Ostwald.
4. Untuk menentukan nilai viskositas gliserin dan propilen glikol dapat digunakan Viskometer Bola
Jatuh.
5. Prinsip kerja viskometer ostwald ini adalah suatu cairan dihitung waktu tempuhnya dari garis m
ke garis n.
6. Prinsip kerja dari viskometer bola jatuh adalah mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan
dalam tabung pada suhu tetap.
7. Diperoleh nilai viskositas hasil percobaan masing-masing cairan sebagai berikut :
Alkohol  1,25 cp
Gliserin  771,67 cp
Propilen glikol  54,83 cp

VIII. Daftar Pustaka


Anonim a. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen kesehatan RI
Anonim b. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Handbook Of Pharmaceutical Exipent
Martin, Alferd., Swarbick, James & cammarata, Arthur.1993.Farmasi Fisik Dasar-Dasar dalam Ilmu
Farmasetik.UI Press:Jakarta

You might also like