You are on page 1of 2

Unsur-unsur Pidana yang Dihadapi Notaris dalam Menjalankan

Jabatannya
Unsur-unsur dan/atau aspek-aspek pidana apa sajakah yang dihadapi
oleh seorang notaris dalam menjalankan jabatannya? Terima kasih.
Jawaban :

Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris


(“UUJN”) tidak memuat ketentuan pidana bagi notaris. Tapi, hal itu
tidak berarti notaris kebal hukum ketika melakukan pelanggaran
hukum dalam menjalankan jabatannya.

Dari pemberitaan di hukumonline.com, diketahui bahwa dalam


menjalankan jabatannya notaris berpotensi melakukan beberapa
tindak pidana di antaranya:

1. Pemalsuan dokumen atau surat (pasal 263 dan pasal 264


KUHP).

Contoh 1: Pemalsuan surat setoran bea (SSB) perolehan hak atas


tanah dan bangunan (“BPHTB”) dan surat setoran pajak (SSP).
Lebih jauh simak artikel Dirjen Pajak Lakukan Pembersihan
terhadap Notaris Nakal

Contoh 2: Membuat akta padahal mengetahui syarat-syarat untuk


membuat akta tersebut tidak dipenuhi. Misalnya, dalam pembuatan
perjanjian kredit antara bank dan nasabah. Notaris tetap membuat
akta perjanjian tersebut, meskipun tidak memenuhi syarat lantaran
jaminannya bermasalah. Konsekuensi pembuatan akta seperti itu
oleh notaris bisa menyebabkan seseorang hilang hak. Lebih jauh
simak artikel Ketika Notaris Dipanggil Polisi)

2. Penggelapan (pasal 372 dan pasal 374 KUHP). Misalnya,


penggelapan BPHTB yang dibayarkan klien. Lebih jauh simak
artikel Tak Ada Hukuman Buat Notaris Nakal).
3. Pencucian uang (UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang).
Modusnya, pemilik uang melakukan pembelian saham yang
kemudian dicatat dalam akta notaris. Modus pembelian saham
memudahkan pelaku pencucian uang untuk memindahkan uang.
Jika berbentuk saham, otomatis uang hasil kejahatan menjadi sah,
sehingga mudah dipindahkan sesuai keinginan pelaku tindak
pidana. Karenanya, notaris sebagai profesi bertugas membuat akta
pendirian perusahaan dan jual beli saham diminta mewaspadai
kemungkinan terjadinya pencucian uang. Lebih jauh simak artikel-
artikel Organisasi Notaris Harus Buka Akses Luas kepada
PPATK dan Notaris Diminta Waspadai Pencucian Uang Lewat
Pembelian Saham.

4. Memberikan keterangan palsu di bawah sumpah (pasal 242


KUHP). Contohnya, kasus keterangan palsu yang diberikan
seorang notaris di Jawa Timur yang menjadi saksi dalam sebuah
perkara pidana. Lebih jauh simak artikel Majelis Pengawas
Notaris Pusat Putuskan Perkara Pertama.

Demikian jawaban kami, semoga dapat dipahami.

Dasar hukum:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Wetboek Van Strafrecht,


Staatsblad 1915 No. 732)

2. Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris

3. Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan


Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

You might also like