Professional Documents
Culture Documents
I. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama dan alasan perawatan psikiatri :
Kecewa
2. Riwayat Gangguan Sekarang :
a. Keluhan dan Gejala :
Pasien berinisial Tn. W dikonsul dari dokter spesialis penyakit
Paru untuk dilakukan evaluasi psikiatri dan rawat bersama pada pasien
persiapan pengobatan TB Paru MDR dan DM tipe II dan Gizi Kurang.
Dari hasil wawancara ditemukan bahwa pasien mengalami
kekecewaan. Kekecewaan bermula dirasakan pasien awalnya pasien
diajak oleh menantunya yang merupakan istri dari anak pertama
pasien untuk melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit Bahteramas
karena batuk-batuk yang terus menerus dirasakan. Hal tersebut
dilakukan oleh menantu pasien atas dasar pertimbangan juga dari
suaminya yaitu anak pertama pasien yang sebelum berangkat kerja
keluar kota meminta pasien untuk memeriksakan kesehatannya di
Rumah Sakit.
Saat dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Bahteramas pasien
didiagnosis penyakit Tuberkulosis dengan hasil wawancara dan
pemeriksaan fisik. Namun untuk pemeriksaan laboratorium pasien
belum keluar. Karena atas dasar hal tersebut pasien akan dilakukan
rawat inap. Menantu pasien menyutujui untuk dilakukan rawat inap
namun tidak untuk pasien. Dengan adanya permasalahan tersebut
menantu pasien membujuk pasien, dengan berat hati pasien menerima.
Ketika dilakukan rawat inap dan pasien masuk ke ruangan isolasi
yaitu Ruang perawatan Asoka kamar sembilan pasien bersama- sama
dengan pasien lelaki dengan Tuberkulosis . Menantu pasien hanya
menemani sebentar dan kemudian meninggalkan pasien dengan alasan
tidak boleh berlama-lama di ruangan tersebut bersama pasien karena
0
penyakit yang pasien derita. Hal tersebut membuat pasien sangat
kecewa dan marah, pasien ingin sekali pulang dan berkumpul kembali
bersama keluarga. Pasien juga bertamba kecewa karena pasien lain
yang berapa di ruangan yang sama dengan pasien selalu di temani oleh
istrinya dan kadang – kadang anaknya juga menjenguk. Sementara
pasien hanya seorang diri tak ada seorangpun keluarga yang
menemani. Pasien sangat kecewa dan marah. Bersikap tidak ramah
kepada perawat.
Namun beberapa lama kemudian pasien mendapat telepon dari
Istrinya yang hari itu tidak bisa menemani pasien berobat karena
sedang tidak sehat, Istri pasien menjelaskan bahwa esoknya pasien
akan datang menemani pasien, istri pasien juga menjelaskan bahwa
pasien tidak boleh seperti itu kepada menantunya, Istri pasien juga
menjelaskan bahwa menantunya sebenarnya bermaksud baik, semua
dilakukan demi kebaikan pasien kedepannya. Lama- kelaman pasien
merasa tenang dan lambat laun mulai menerima kondisinya saat itu.
Sebelumnya pasien merupakan sosok yang ulet dalam bekerja,
bekerja harus sesuai atauran. Pasein juga merupakan orang yang taat
beribadah baik sebelum sakit maupun sesudah sakit. Hubungan
dengankeluarga dan tetangga baik.
b. Hendaya/disfungsi :
1) Hendaya sosial
Ada, sejak sakit pasien lebih kurang bersosialisasi dengan
tetangga dan lingkungan sekitar.
2) Hendaya pekerjaan
Ada, pasien tidak dapat melakukan aktivitas kesehariannya
sebagai petani dan pedagang
3) Hendaya waktu senggang
Ada, pasien hanya berdiam diri pada waktu senggang
c. Faktor stressor psikososial
1
Tidak ada
d. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya
Tidakada
3. Riwayat Gangguan Sebelumya :
a. Penyakit fisik : TB Paru MDR, DM,
Gizi kurang
b. Riwayat penggunaan zat psikoaktif : Tidak ada
c. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya : Tidak ada
4. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Pranatal dan Perinatal
Pasien lahir normal dan cukup bulan ditolong oleh dukun beranak
b. Riwayat Masa Kanak Awal ( Usia 1-3 Tahun )
Pasien merupakan anak yang ceria dan aktif
c. Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( Usia 4-11 Tahun )
Pasien tumbuh seperti anak normal lainnya. Dan dirawat oleh orang
tua pasien.
1) Riwayat Pendidikan
TK : Tidak melewati pendidikan TK
SD : SD Bali
SMP : Tidak melanjutkan pendidikan SMP
SMA : Tidak Melanjutkan Pendidikan SMA
Perguruan Tinggi : Tidak Melanjutkan Ke Universitas
2) Riwayat Kehidupan Spiritual
Pasien rutin beribadah
3) Riwayat Forensik : Tidak ada
d. Riwayat kehidupan keluarga
Pasien merupakan seorang Suami dan Ayah dari orang anak, serta
kakek dari cucu
e. Riwayat kehidupan sekarang :Pasien sekarang tinggal di kelurahan
Jeneponto .bersama Istrinya.
2
f. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya :
Pasien merasa khawatir akan penyakit yang dialaminya. Pasien ingin
segera sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarga.
3
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Membuat layang-layang
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan persepsi :
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berfikir :
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Baik
b. Kontinuitas : Relevan. koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran :
a. Preokupasi : Ada. Tentang pasien yang hanya sendiri
tanpa keuarga di ruang perawatan, sementara pasien lain
mempunyainya.
b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls : baik
G. Daya Nilai dan tilikan :
1. Norma sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian Realitas : Baik
4. Tilikan : 6 (Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh
pengobatan)
H. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
4
B. Status Neurologis
Refleks Fisiologis Normal
GCS : E4V5M6
Pupil bulat isokor
Refleks fisiologis dalam batas normal
Tidak ditemukan refleks patologis
5
tidak boleh berlama-lama di ruangan tersebut bersama pasien karena
penyakit yang pasien derita. Hal tersebut membuat pasien sangat
kecewa dan marah, pasien ingin sekali pulang dan berkumpul kembali
bersama keluarga. Pasien juga bertamba kecewa karena pasien lain
yang berapa di ruangan yang sama dengan pasien selalu di temani oleh
istrinya dan kadang – kadang anaknya juga menjenguk. Sementara
pasien hanya seorang diri tak ada seorangpun keluarga yang
menemani. Pasien sangat kecewa dan marah. Bersikap tidak ramah
kepada perawat.
Namun beberapa lama kemudian pasien mendapat telepon dari
Istrinya yang hari itu tidak bisa menemani pasien berobat karena
sedang tidak sehat, Istri pasien menjelaskan bahwa esoknya pasien
akan datang menemani pasien, istri pasien juga menjelaskan bahwa
pasien tidak boleh seperti itu kepada menantunya, Istri pasien juga
menjelaskan bahwa menantunya sebenarnya bermaksud baik, semua
dilakukan demi kebaikan pasien kedepannya. Lama- kelaman pasien
merasa tenang dan lambat laun mulai menerima kondisinya saat itu.
Sebelumnya pasien merupakan sosok yang ulet dalam bekerja,
bekerja harus sesuai atauran. Pasein juga merupakan orang yang taat
beribadah baik sebelum sakit maupun sesudah sakit. Hubungan
dengankeluarga dan tetangga baik. Terdapat hendaya social, hendaya
pekerjaan, dan hendaya waktu senggang.
Riwayat psikiatri (-), Riwayat Medis (+) yaitu DMT2, Gizi
Kurang, Riwyat Keluarga (-), Pasien mengeluhkan batuk (+) yang
dialami sejak lama.. Riwayat penurunan berat badan, riwayat keringat
malam (+).
Pada pemeriksaan status mental dengan sikap terhadap pemeriksa
kooperatif. Mood disforik, afektif dalam rentan normal. Fungsi
intelektual kesan sesuai pendidikan. Gangguan persepsi tidak ada.
Preokupasi tentang pasien yang hanya sendiri di ruang perawatan tanpa
6
ditemani dengan orang lain berbeda dengan pasien lainnya. Dengan
tilikan 6 (Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh pengobatan).
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I :
- Berdasarkan hasil anamnesis ditemukan pola perilaku yang secara klinis
bermakna. Pasien merasa khawatir kurang menerima keadaan sakit yang
dideritanya yang mengakibatkan hendaya sosial dan pekerjaan. Hal ini
digolongkan sebagai Gangguan Jiwa.
- Dari anamnesis dan pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelainan,
sehingga adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan
didiagnosis Gangguan Jiwa Non Psikotik Non Organik
- Pada pasien ditemukan adanya rasa kecewa dengan kondisinya saat ini
juga adanyarasa kecewa. Namun dengan penjelasan yang baik dan
mendalam pasien lamabat laun dapat menerima keadaannya sehingga
pasien dapat disimpulkan mengalami Reaksi Stres Akut (F43.0)
- DD: 1. Gangguan Penyesuaian (F43.2)
2. Gangguan cemas menyeluruh (F41.1)
Aksis II :Berdasarkan data riwayat kehidupan sosial pasien bahwa pasien
merupakan tipe orang yang ulet dan bekerja sesuai atauran sehingga
digolongkan Ciri kepribadian anankastik
Aksis III : Tuberkulosis Paru MDR, Diabetes Melitus Tipe II, dan Gizi
kurang
Aksis IV : Masalah dengan “Primary Support Group” (Keluarga)
Aksis V : GAF scale 80-71 = gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial, pekerjaan dan lain – lain.
7
Psikologik :Terdapat gangguan suasana perasaan yang mengganggu
kesehatan sehingga membutuhkan psikoterapi.
Sosiologik :Terdapat hendaya sosial dimana pasien kurang berinteraksi
dengan orang lain sehingga membutuhkan sosioterapi.
VII. PROGNOSIS: Dubia ad bonam
Faktor pendukung :
Pasien dikunjungi oleh keluarga
Faktor penghambat :
Tidak ada
VIII. RENCANA TERAPI :
1. *Psikofamaka :
Alprazolam 0,5 mg, 0-0-1
Amitriptilin 25mg, 0-0-1
*DM Tipe 2 yaitu Metformin, konsumsi makanan yang rendah indeks
glikemiknya
*Gizi Kurang yaitu Asupan gizi seimbang, vitamin dan mineral
2. Psikoterapi :
Konseling keluarga
3. Sosioterapi :
- Memahamkan pasien bahwa penyakit fisik yang dialaminya akan
memerlukan pengobatan untuk jangka waktu yang lama namun pasien
masih dapat mengalami kesembuhan jika berobat teratur
- Memahamkan pasien bahwa penyakit yang dialaminya dapat menular
sehingga selama masa pengobatan pasien diharapkan agar
menggunakan masker terutama saat berinteraksi dengan cucunya.
- Memahamkan keluarga pasien agar pasien di dukung dan bantu untuk
mengingatkan kesinamungan pengobatan pasien
- Sering mengajak pasien berkomunikasi.
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Fisik-Biologis : Pemeriksaan audiometri
B. Psikometri : tidak dilakukan pemeriksaan
8
X. DISKUSI/PEMBAHASAN
Reaksi Stres Akut (F43.0)
Harus ada kaitan waktu kejadian yang jelas antara terjadinya pengalaman
stresor luar biasa (fisik atau mental) dengan onset dari gejala , biasanya
setelah beberapa menit atau segera setelah kejadian.
Selain itu ditemukan gejala-gejala :
(a) Terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah ;
selain gejala permulaan berupa keadaan ‘terpaku’ (daze),semua hal
berikut dapat terlihat : depresi , ansietas, kemarahan, kecewa,
overaktif dan penarikan diri.
(b) Pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dari lingkungan
stressornya,gejala dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa
jam); dalam hal dimana stres menjadi berkelanjutan atau tidak dapat
dialihkan gejala-gejala biasanya baru mereda setelah 24-48 jam dan
hampir biasa menghilang setelah 3 hari.
Diagnosis ini tidak boleh digunakan untuk keadaan kekambuhan
mendadak dari gejala-gejala pada individu yang sudah menunjukkan
gangguan psikiatri lainnya
Kerentanan individual dan kemampuan menyesuaikan diri memegang
peranan dan kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan dalam
terjadinya atau beratnya reaksi stres akut