You are on page 1of 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Ilmu Keperawatan MEDIKAL BEDAH

Topik : Post fraktur

Sub topik : Mobilisasi post fraktur

Sasaran : Pasien dan keluarga di Ruang Trauma Center RSUP M.Djamil Padang

Tempat : Ruang Rawatan Trauma Center

Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Juni 2017

Waktu : 1 x 30 menit

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan kesehatan mengenai mobilisasi post fraktur diharapkan
pasien dan keluarga memahami tentang mobilisasi post fraktur.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang latihan ROM aktif dan pasif, diharapkan mampu untuk :

1. Mendemontasikan dengan benar gerakan pemanasan/peregangan otot untuk daerah


kepala
2. Mendemonstrasikan dengan benar latihan gerakan pasif anggota gerakan atas
3. Mendemonstrasikan latihanpasif anggota gerak bawah
4. Mendemontrasikan latihan aktif anggota gerak atas
5. Mendemontrasikan latihan aktif anggota gerak bawah

III. Materi
1. Pengertian fraktur
2. Penyebab fraktur
3. Manfaat mobilisasi post fraktur

IV. Metode
1. Ceramah.
2. Demostrasi
3. Tanya Jawab

V. Media
 Leaflet

VI. Kegiatan Penyuluhan

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA METODE


1. Pembukaan  Membuka kegiatan dengan Menjawab salam Ceramah
: 5 menit mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri Mendengarkan Ceramah
 Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan Ceramah
penyuluhan
 Menyebutkan materi Memperhatikan Ceramah

yang akan diberikan


2. Pelaksanaa  Menggali pengetahuan pasien Memperhatikan Ceramah
n : 10menit tentang fraktur
 Menjelaskan pengertian Memperhatikan dan Ceramah
fraktur menjawab pertanyaan
yang diajukan Ceramah
 Menjelaskan penyebab fraktur Memperhatikan Ceramah

 Menjelaskan mobilisasi pada Memperhatikan Ceramah

pasien post fraktur


 Mendemonstrasikan Memperhatikan Demostrasi
mobilisasi fraktur

3. Evaluasi :  Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan Ceramah


5 menit tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan.

4. 5 Terminasi : Ceramah
menit  Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
atas peran serta peserta.
 Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

V. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

 Peserta hadir ditempat penyuluhan


 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang rawat trauma center
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan


 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil

 Pasien-pasien dapat menyebutkan pengertian fraktur, penyebab, pencegahan dan


mobilisasi post fraktur
 Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5 pasien
VI. PENGORGANISASIAN

Pembicara :

Demostran :

Fasilitator :

VII. DAFTAR PUSTAKA

Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ).
Philadelpia, F.A. Davis Company.

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process
Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
Lampiran Materi

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Definisi

Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.

Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang
disebabkan oleh kekerasan. (E. Oerswari, 1989 : 144). Fraktur atau patah tulang adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa (Mansjoer, 2000 : 347).

Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia luar.
Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial
untuk terjadi infeksi (Sjamsuhidajat, 1999 : 1138). Fraktur femur adalah terputusnya
kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas,
jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada
daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan pendertia
jatuh dalam syok (FKUI, 1995:543)

Fraktur olecranon adalah fraktur yang terjadi pada siku yang disebabkan oleh
kekerasan langsung, biasanya kominuta dan disertai oleh fraktur lain atau dislokasi anterior
dari sendi tersebut (FKUI, 1995:553).

2. ETIOLOGI

1. Trauma langsung/ direct trauma, yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian
tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah
tulang).
2. Trauma yang tak langsung/ indirect trauma, misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam
keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada pegelangan tangan.
3. Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang itu sendiri rapuh/ ada
“underlying disesase” dan hal ini disebut dengan fraktur patologis.
3. TANDA DAN GEJALA

1. Deformitas
a. Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya
perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :
b. Rotasi pemendekan tulang
c. Penekanan tulang
2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan
yang berdekatan dengan fraktur
3. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous
4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur
5. Tenderness/keempukan
6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
7. Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan)
8. Pergerakan abnormal
9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah
10. Krepitasi (Black, 1993 : 199).

4. LANGKAH-LANGKAH ROM POST FRAKTUR

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, teratur untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehat menuju kemandirian mobilisasi :

1. Aktif

Yaitu latihan pada tulang dan sendi yang dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan perawata
atau keluarga

2. Pasif
Mobilisasi pasif adalah latihan yang diberikan pada klien yang mengalami kelemahan
otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang dan sendi dimana klien tidak dapat
melakukannya sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga.
Manfaat Mobilisasi

 Memelihara fleksibilitas dari tulang dan sendi


 Menjaga agar tidak terjadi kerapuhan tulang
 Meningkatkan kekuatan otot

Hal – Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Mobilisasi

Perhatikan keadaan umum penderita, apakah merasa kelelahan, pusing atau kecapaian

Pastikan cincin dan perhiasan dilepas untuk menghindari terjadinya pembengkakan dan
luka

Pastikan pakaian dalam keadaan longgar

Jangan lakukan pada penderita patah tulang

Jangan lakukan latihan fisik segera setelah penderita makan

Gunakan gerakan badan yang benar untuk menghindari ketegangan atau luka pada
penderita

Gunakan kekuatan dengan pegangan yang nyaman ketika melakukan latihan

Gerakan bagian tubuh dengan lancar, pelan dan berirama

Hindari gerakan yang terlalu sulit

Jika kejang pada saat latihan, hentikan

Jika terjadi kekakuan tekan pada daerah yang kaku, teruskan latihan dengan perlahan

Menurut (Potter & Perry, 2005), mobilisasi dapat di lakukan dengan range of motion aktif.

1. Leher, spina, serfikal

 Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°


 Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
 Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
 Fleksi lateral :Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu,
rentang 40-45°
 Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180°
 Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

2. Bahu

 Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala,
rentang 180°
 Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180°
 Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60°
 Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh
dari kepala, rentang 180°
 Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang
320°
 Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu
jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°
 Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping
kepala, rentang 90°
 Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°
 Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

3. Siku

 Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan
tangan sejajar bahu, rentang 150°
 Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°

4. Lengan bawah

 Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas,
rentang 70-90°
 Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah, rentang
70-90°
 Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

5. Pergelangan tangan

 Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang 80-90°
 Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada
dalam arah yang sama, rentang 80-90°
 Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin, rentang
89-90°
 Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°
 Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang 30-50°
 Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

6. Jari- jari tangan

 Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°


 Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
 Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin, rentang 30-
60°
 Abduksi : Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30°
 Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°
 Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

7. Ibu jari

 Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90°
 Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°
 Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
 Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
 Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama
 Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
8. Pinggul

 Fleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°


 Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang 90-120°
 Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°
 Abduksi : Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang 30-50°
 Adduksi : Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin,
rentang 30-50°
 Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°
 Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90°
 Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar
 Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

9. Lutut

 Fleksi : Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°


 Ekstensi :Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
 Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

10. Mata kaki

 Dorsifleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,


o rentang 20-30°
 Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah, rentang 45-
50°
 Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

11. Kaki

 Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°


 Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
 Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
12. Jari-Jari Kaki

 Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°


 Ekstensi : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
 Abduksi : Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15°
 Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°
 Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 k

You might also like