You are on page 1of 1

~ Kisah Dua Ekor Ikan ~

Di beranda belakang rumah saya tepat berdampingan dengan ruang kerja saya ada sebuah kolam
yang tidak terlalu besar dengan isi dua ekor ikan emas sebesar telapak tangan, sebab ikan-ikan
yang lain sekitar 20 ekor mati gara-gara tetangga belakang rumah meninggikan temboknya dan
begitu banyak
serpihan semen jatuh mengotori kolam sehingga hanya dua ekor itu yang selamat.

Dua ekor ikan ini mungkin saking traumanya karena kematian teman-temannya - mereka kerap
kali terkejut jika mereka berenang di permukaan air bila mendadak isteri dan anak-anak saya
mendekati kolam, terlebih diri saya yang hilir mudik terus sebab memang ruang kerja saya
berdampingan dengan "tempat tinggal" mereka. Juga saat diberi makan ; mereka berdua akan
sembunyi di balik batu-batu dan baru memakannya beberapa saat setelah mereka anggap
keadaan sudah aman.

Dari hari ke hari dan bulan ke bulan saya memperhatikan perilaku mereka yang tidak berubah
yaitu : selalu ketakutan, rasa was-was, kuatir, waspada dan entah apa lagi. Perilaku yang berbeda
saat kolam berisi begitu banyak ikan dan anak saya yang paling kecil cukup mencelupkan
jemarinya dan ikan-ikan
berdatangan memakan langsung sisa roti yang dipegangnya - sehingga menjadi atraksi menarik
bagi kami sekeluarga.

Memang pengalaman masa lalu - apalagi pengalaman yang begitu traumatis dan dahsyat sangat
potensial membuat kita selalu ketakutan, kuatir, was-was dst. dengan maksud agar pengalaman
masa lalu itu tidak terjadi lagi. Tetapi sesungguhnya kita semakin terpuruk oleh pola prilaku yang
tidak Dia inginkan ; yang pada akhirnya kita membiarkan diri kita jatuh dalam cengkeraman roh
mengasihani diri sendiri, roh membenarkan diri sendiri dan roh memanipulasi diri sendiri.

Sesungguhnya pengalaman masa lalu, terlebih timbul oleh sebab bukan karena dosa pelanggaran
kita, merupakan hal lain dengan pengalaman saat ini yang sedang dilakukan - keduanya terpisah
sama sekali, hanya sering kita tidak mampu memisahkan hal ini oleh sikap tegar untuk
senantiasa konsisten bahwa mulai sekarang aku di dalam Dia sudah menjadi manusia baru.

Itulah mengapa kerap saya bertemu dengan orang-orang yang tidak dapat meninggalkan
pengalaman masa lalu secara serta merta begitu mereka menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai
Allah dan Juru Selamat pribadi ; dan dua ekor ikan di kolam saya memberikan gambaran yang
baik dan tepat. Sehingga saya berkata pada isteri dan anak-anak untuk membeli beberapa ekor
ikan emas lain
untuk merubah perilaku kedua ekor ikan ini - dan Saudara tahu beberapa ekor ikan yang lain ini
adalah juga berbicara dan memiliki arti sebagai saudara seiman dimana kita bisa saling
membangun, meneguhkan dan menghibur di dalam kasihNya yang begitu ajaib.

You might also like