You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun pengertian
Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional,
baik dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-
masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian
yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Salah satu
tujuan dari penyelenggaraan rumah susun adalah untuk menjamin terwujudnya rumah
susun yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis
dan berkelanjutan serta menciptakan permukiman yang terpadu guna membangun
ketahanan ekonomi, sosial dan budaya.
Rumah Susun di Indonesia merupakan suatu alternatif sebagai jawaban atas
masalah kebutuhan tempat tinggal yang tinggi namun tidak tersedianya lahan untuk
membangun rumah yang cukup. Rumah susun yang dibangun secara vertikal
memanfaatkan lahan yang tidak luas untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal
masyarakat. Rumah susun cenderung di bangun di kota-kota besar dimana lahan untuk
membangun perumahan sudah semakin sedikit sementara tingakat pertumbuhan
penduduk tinggi yang diakibatkan oleh adanya arus urbanisasi dalam arti berubahnya
fungsi wilayah bukan perkotaan menjadi wilayah perkotaan.ketahanan ekonomi, sosial
dan budaya.Sejarah Rumah susun di Indonesia telah dimulai sejak Tahun 1980, berawal
dengan didirikannya rumah susun di kawasan Tanah Abang Jakarta, yang letaknya
benar-benar di pusat kota. Semakin padatnya sebuah kota, maka semakin terasa
peruntukan tanah bagi suatu pemukiman semakin berkurang dan sangat mahal. Di
daerah perkotaan sering kali tumbuh wilayah-wilayah slum yang padat penghuninya
yang kumuh dengan permasalahan didalamnya. Permasalahan di daerah ini bukan
semata-mata hanya masalah bangunan yang tidak sesuai dengan standar, minimnya
penerangan, ketiadaan air bersih, rendahnya kualitas infrastruktur, tetapi juga besarnya
masalah sosial.

Laporan Kemajuan 1 Studio I-1


Rumah susun merupakan jawaban yang paling rasional untuk mengatasi ledakan
penduduk, menghilangkan kawasan kumuh, komitmen menjaga lingkungan, efisiensi
lahan dan upaya mendekatkan warga dengan tempat kerjanya. Bagi konsumen golongan
menengah ke bawah penyediaan hunian vertikal diwujudkan dalam bentuk rumah susun
sederhana (rusuna). Adapun beberapa sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan
rumah susun sederhana antara lain untuk memenuhi kebutuhan hunian masyarakat
berpenghasilan rendah, meningkatkan fungsi lahan dan meningkatkan kualitas hunian
padat di lokasi-lokasi yang berdekatan dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Bagi
konsumen golongan ekonomi menengah ke atas penyediaan hunian vertikal diwujudkan
dalam bentuk rumah susun dengan kelas menengah, dengan fasilitas yang tentunya
berbeda dengan rumah susun sederhana. Rumah susun juga menjadi alternatif tempat
relokasi yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat untuk melakukan penataan
suatu wilayah agar mengembalikan fungsi suatu lokasi seperti bantaran sungai dan
bantaran kereta api yang menjadi lokasi permukiman liar di kota-kota besar.
Layaknya rumah lainnya yang bukan susun, rumah susun sebagai tempat tinggal
warga juga harus memenuhi kriteria dan tujuan penyelenggaraan rumah susun yaitu
terwujudnya rumah susun yang layak huni, sehat, aman, berkelanjutan dan harmonis.
Bandung sebagai salah satu kota besar metropolitan memiliki permasalahan perkotaan
yang tidak berbeda dengan kota metropolitan lainnya seperti Jakarta untuk bidang
penyediaan permukiman. Adanya permukiman liar di bantaran sungai menjadi masalah
yang sedang diselesaikan oleh Pemerintah Kota Bandung. Permukiman yang berada di
bantaran Sungai Cikapundung tidak memiliki pengelolaan sanitasi lingkungan yang
baik diperlukan penataan dan revitalisasi bantaran sungai demi menjaga kelestarian
lingkungan bantaran sungai dan kesehatan warga setempat. Dalam tugas perencanaan
infrastruktur air bersih dan sanitasi kali ini, kelompok mendapat tugas untuk melakukan
perencanaan infrastruktur air bersih dan sanitasi (air buangan, persampahan dan
drainase) di Rumah Susun Sederhana Sewa (Apartemen Rakyat) Sadang Serang yang
secara resmi baru ditempati pada tanggal 2 Oktober 2015 oleh warga relokasi bantaran
Sungai Cikapundung sejak dibangun pada tahun 2006. Berbeda dengan kawasan
permukiman non susun yang memiliki karakteristik padat dan kumuh, pada rumah
susun, fasilitas dan infrastruktur cenderung sudah disiapkan dengan baik walaupun tidak
selamanya infrastruktur yang telah disediakan tersebut khususnya air bersih dan sanitasi

Laporan Kemajuan 1 Studio I-2


dalam kondisi baik.Penelitian dan perencanaan ini diharapkan dapat menjadi masukan
dan sebagai pelengkapbaik untuk pemerintah dan penghuni rumah susun agar tercipta
lingkungan rumah susun yang sehat dan berwawasan lingkungan serta terselenggaranya
infrastruktur air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan.
Penelitian ini kami laksanakan di dua tempat sekaligus sebagai sumber data dan juga
perbandingan kondisi. Tempat pertama adalah di rumah susun Sadangserang dan tempat
kedua adalah rumah susun Rancacili. Rumah susun Sadang serang sampai saat ini masih
dalam tahap pengisian (relokasi) warga yang berasal dari Babakan Siliwangi. Kondisi
ini tidak memungkinkan untuk kami mendapatkan data yang lengkap mengenai kondisi
eksisting yang ada rumah susun Sadang serang. Oleh karena itu kami memerlukan
beberapa data yang kami dapatkan di Rumah susun Rancacili.
Ada dua alasan yang mendasari pemilihan rusun Rancacili sebagai lokasi
pengambilan data. Alasan pertama adalah masalah teknis bangunan. Rumah susun yang
ada di Rancacili memiliki tipe yang tipikal dengan kondisi rumah susun Sadang serang.
Rumah susun Sadangserang dan Rancacili adalah rumah susun dengan tipe 24. Alasan
kedua adalah alasan latar belakang sosial budaya masyarakat penghuni rusun. Rumah
susun Sadang serang dan rumah susun Rancacili adalah rumah susun yang menjadi
penampungan warga penampungan korban penggusuran daerah kumuh Kota Bandung.
Dengan kesamaan kondisi itulah diharapkan data yang diambil di rumah susun
Rancacili akan bisa menggambarkan kondisi yang ada di Rumah susun Sadang serang
pada masa diakan datang setelah rumah susun Sadang serang benar-benar dihuni.

1.2 Perumusan Masalah


Dari uraian yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang akan menjadi
perhatian adalah :
1. Bagaimana kondisi eksisting infrastrukturair bersih dan sanitasi di Rumah Susun
Sederhana Sewa Sadang Serang?
2. Apakah infrastruktur sanitasi yang ada memenuhi kriteria untuk digunakan?
3. Bagaimana sistem pengelolaan infrastruktur air bersih dan sanitasi di Rumah Susun
Sadang Serang?

Laporan Kemajuan 1 Studio I-3


1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1. Tujuan
Mengevaluasi dan mengembangkan infrastruktur air bersih dan sanitasi yang
berkelanjutan serta meningkatkan kualitas hidup penghuni Rumah Susun
Sederhana Sewa Sadang Serang RT 010 RW 15.
1.3.2. Sasaran
 Teridentifikasinya evaluasi perencanaan infrastuktur air bersih dan sanitasi di
Rusunawa Sadang Serang.
 Teridentifikasinya perbandingan infrastruktur Rusunawa Rancacili dengan
infrastruktur Rusunawa Sadang Serang.
 Tersusunnya rancangan infrastruktur air bersih dan sanitasi yang ideal.

1.3.3. Keluaran
 Hasil rancangan infrastruktur air bersih dan sanitasi berdasarkan hasil analisis
kelompok yang dapat diterapkan di Rusunawa Sadang Serang.
 Adanya Standar Operasional Prosedur yang dapat diterapkan berdarkan hasil
rancangan infrastruktur air bersih dan sanitasi di Rusunawa Sadang Serang.
 Terbentuknya lembaga pengelolaan untuk mengelola infrastruktur air bersih
dan sanitasi di Rusunawa Sadang Serang.

Laporan Kemajuan 1 Studio I-4

You might also like