Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
2
Gambar 2. Tampak Dorsal dari embrio.1
Tahap awal dari lipatan yaitu penutupan neural tube dan lipatan dari
dinding badan lateral. Neural plat anterior telah dimulai untuk perkembangan
primordium dan daerah oral selanjutnya termasuk membran buccopharingeal.
Migrasi dari neural crest cells pada daerah otak belakang dimulai. Neural crest
cells banyak terbentuk pada daerah kepala migrasi secara lateral di bawah
permukaan ektoderm (Gambar 3).1,2,3
3
Pertumbuhan lateral dari lempeng neural akan menghasilkan lipatan yang
berkembang ke atas dan ke luar. Pada tahap ini ujung neuroektoderm di lipatan
dalam dan permukaan menutupi permukaan luar dari lipatan. Sel neuroektoderm
di puncak lipatan berproliferasi dan menghasilkan sekelompok neural crest cells
yang nantinya akan berperan sangat besar pada pembentukan jaringan mata. Pada
akhir minggu ketiga setelah setelah konsepsi, lipatan neural mulai menutup dan
membentuk neural tube. Proses ini diawali dari regio medial berlanjut ke anterior
dan posterior (Gambar 4).1,2,3
Gambar 4. Embrio sebelum dan sesudah migrasi dari neural crest cells.1
4
2.2 Organogenesis Mata
Ektoderm neural menghasilkan optic vesicle dan optic cup yang berfungsi
untuk pembentukan retina dan epitel pigmen retina. Selain itu ektoderm neural
juga berfungsi untuk membentuk lapisan-lapisan berpigmen dan tidak berpigmen
dari epitel siliaris, epitel posterior, muskulus dilator dan spingter pupil pada iris,
serabut nervus optikus dan glia. Mesoderm kini diduga hanya terlibat dalam
pembentukan muskulus ekstra okular dan endotel vaskular orbita dan okular.1,3,5
Saat neural tube masih terbuka, sinyal pertama dari perkembangan mata
terlihat. Optic sulci berkembang bersamaan dengan invaginasi pada permukaan
dalam dari lipatan neural anterior. Selama perkembangan optic sulci, pusat dari
lipatan neural mencapai masing-masing bagiannya dan berfusi membentuk neural
tube longitudinal. Fusi dari lipatan neural ini mula dari daerah leher dan berjalan
sepanjang garis tengah di kedua arah kaudal dan kranial. Mengikuti penutupan
neural tube, ektoderm neural dan optic sulci diinternalisasi dan embrio ditutupi
oleh permukaan ektoderm. Bersamaan dengan tertutupnya neural tube cekungan
inipun semakin bertambah dalam dan membentuk optic vesicle (Gambar 5).3,5,6
5
Gambar 5. Bagian anterior dari embrio yang berusia 23 hari.3
Ketika lipatan neural mengalami fusi progresif di arah kranial, neural tube
tertutup terjadi untuk membentuk vesikel otak. Dalam 3 minggu, vesikel ini
mengalami segmentasi neural dan membentuk bagian khusus dari otak yaitu otak
depan, otak tengah,dan otak belakang. Ektoderm permukaan menutupi bagian luar
otak depan dan ektoderm neural membatasi bagian dalam dari vesikel-vesikel otak
depan yang berpasangan dari tempat mata berkembang. Optic sulci berkembang
ketika evaginasi bilateral dari ektoderm neural di permukaan vesikel otak depan.
Perkembangan optic sulci menuju ektoderm permukaan dan fusi dari vesikel otak
depan membentuk optic vesicle kira-kira hari ke 25 hingga 26. Penutupan neural
tube dan perkembangan dari optic vesicle terjadi melalui pengaruh mekanik dari
sitoskeletal dan matriks ekstraseluler dan menjadi tempat proliferasi dan
pertumbuhan sel (Gambar 6).1,3,5,6
6
Gambar 6. Otak depan dan optic sulci dari embrio yang berusia 23-26 hari selama
periode penutupan neural tube.3
Diantara dua lapisan optic cup ini mulanya terdapat suatu celah yang
disebut optic ventricle. Selama proses invaginasi lapisan di bagian dalam dan luar
mulai semakin mendekat, sehingga celah optic ventricle ini semakin sempit. Celah
ventrikel ini menetap seumur hidup sebagai suatu ruang potensial yang disebut
ruang sub retina. Optic cup akan berdiferensiasi menjadi neurosensori retina
(lapisan dalam) dan Retinal Pigment Epitelium (lapisan luar).1,3,5,6
7
Invaginasi dari optic cup terjadi secara eksentrik dengan pembentukan
lapisan yaitu optic fissure secara inferior. Optic fissure juga dikenal sebagai fisura
embrio atau fisura koroid. Jaringan mesenkim mengelilingi dan berada di optic
fissure dan optic cup. Pada minggu ke 5 arteri hyaloid berkembang dari mesenkim
di optic fissure. Arteri ini mendarahi optik stalk hingga optic fissure ke lensa yang
sedang berkembang. Lens vesicle berpisah dari ektoderm permukaan perkiraan
minggu ke 6 bersamaan dengan penutupan optic fissure. Penutupan optic cup
terjadi awalnya pada daerah equator dengan progres secara anterior dan posterior.
Ketika fisura menutup, sekresi dari primitif cairan aquos oleh primitif epitelium
siliaris menjaga tekanan intraokular (Gambar 7).1,3,5,6
Pada saat 4 bulan usia gestasi, arteri dan vena retina melalui lubang ini dan
pada tahap ini pula bentuk akhir mata telah ditetapkan.1
8
BAB III
ORGANOGENESIS SEGMEN ANTERIOR MATA
3.1 Lensa
Sel ektoderm yang terletak diatas optic vesicle menjadi kolumnar pada hari ke
27 masa gestasi. Daerah ini menebal dan dinamakan lens placode. Pembentukan
lens placode ini dipengaruhi oleh Bone Morphogenetic Protein (BMP) dan gen
Pax6 (Gambar 8).1,3,7,8
Lens pit muncul pada hari ke 29 dari masa gestasi sebagai sebuah lekukan
dari lens placode. Lens pit akan terus berinvaginasi untuk membentuk lens
vesicle. (Gambar 8). 1,3,7,8
9
menyebabkan terpisahnya sel lensa dari ektoderm permukaan. Kemudian
terbentuk selapis sel kuboid yang terbungkus oleh membran dasar yang disebut
lens vesicle yang terbentuk pada hari ke 30 dari masa gestasi. Lens vesicle
memiliki diameter 0.2 mm (Gambar 9). 1,3,7,8
Sel pada lapisan posterior dari lens vesicle berhenti membelah dan mulai
memanjang. Ketika sel tersebut memanjang, sel mengisi lumen dari vesikel lensa.
Pada hari ke 40 masa gestasi, lumen dari vesikel lensa mengalami obliterasi. Sel
yang memanjang ini disebut primary lens fiber. Ketika serabut sel matur, nukleus
dan organelanya mengalami degradasi. Primary lens fiber akan membentuk
nukleus embrionik yang akan menempati area sentral lensa. Sel dari lens vesicle
anterior tetap sebagai selapis sel kuboid yang disebut epitel lensa (Gambar 10). 1,7,
10
Gambar 10. Pembentukan primary lens fiber dan nukleus embrionik. 7
Sel epitel yang terletak dekat equator akan memanjang untuk membentuk
serabut lensa sekunder. Bagian anterior dari masing-masing serabut lensa meluas
ke anterior di bawah epitel lensa menuju ke polus anterior lensa. Bagian posterior
dari masing-masing serabut lensa meluas ke posterior menuju polus posterior
lensa. Secunder lens fiber dibentuk antara bulan ke 2 hingga 8 dari masa gestasi
sehingga terbentuk nukleus fetus (Gambar 11). 1,3,7,8
11
3.1.6 Lens suture Dan Nukleus Fetus
Pada saat serabut lensa tumbuh ke anterior dan posterior, muncul sebuah pola
yang terbentuk dari pertemuan antara ujung serabut lensa didekat polus anterior
dan posterior yang di kenal dengan Y shaped suture. 1,3,7,8,9
Dalam proses pembentukannya lensa terdiri atas tiga daerah, yaitu zona
dari sel–sel yang sedang membelah di ekuator, zona posterior dan pusat dari sel–
sel serabut yang mengandung kristalin. Di bawah pengaruh dari jaringan lensa,
ektoderm di atasnya menjadi kolumnar dan berisi granula–granula sekretoris.
Granula ini bermigrasi ke dasar sel–sel dan mensekresikan stroma primer yang
mengandung kurang lebih 20 lapisan kolagen tipe pertama dan kedua. Sel
mesenkim mensekresikan kolagen tipe I dan enzim hyalurodinase yang mencerna
asam hyaluronat. Hal ini menyebabkan stroma menyusut. Stroma primer
berkembang menjadi stroma sekunder yang kaya akan kolagen dari epitel beserta
jaringan mesenkim berkembang menjadi kornea yang transparan.1,3,7,8
3.2 Kornea
Batas tepi anterior dari optic cup masuk ke bawah ektoderm permukaan
dan mesenkim yang terletak di bawah mengikuti pelepasan lens vesicle pada hari
33 masa gestasi. Ektoderm permukaan terletak di atas optic cup dan lensa yang
diduga membentuk epitelium kornea yang berfungsi untuk sekresi matriks yang
tebal yang memproduksi stroma kornea primer. Material aseluler ini mengandung
serat kolagen, asam hyaluronat dan glicoaminoglicans. Neural crest cells
berpindah antara ektoderm permukaan dan optic cup menggunakan lamina basal
dari lens vesicle sebagai bahan substrat.1,7,8,9
Membran Descemet disekresi oleh sel-sel endotel gepeng saat usia janin
11 minggu. Pada tahap perkembangan ini membran Descemet terdiri atas 2 zona
yaitu lamina yang mengarah ke stroma dan lamina lusida yang bersebelahan
dengan endotelium. Kemudian pertumbuhan membran Descement membentuk
zona khusus yang dikenal dengan Fetal banded zone yang mencapai ketebalan
maksimal 3µm saat lahir. Diakhir bulan ke-4 Bowman’s zone yang aselular di
anterior stroma pun terbentuk. Usia gestasi 12 minggu, diameter kornea telah
mencapai 2mm, 4.5 mm pada 17 minggu gestasi, dan 9.3 mm diminggu ke 35.
12
Stroma berangsur menebal dan membentuk kondensasi anterior tepat di bawah
epitel yang dapat dikenali pada usia 4 bulan sebagai lapisan Bowman. Batas
kornea sklera sejati ada pada bulan keempat (Gambar 12).7,8,9,10,11
13
berangsur menempati lokasi yang relatif lebih anterior dengan makin
berkembangnya recessus angularis. Iris yang terbentuk pada tahap awal
perkembangan letaknya cukup anterior secara berangsur tergeser agak ke posterior
dengan makin berkembangnya recessus angularis. Hal ini karena perbedaan
kecepatan pertumbuhan struktur-struktur segmen anterior. Trabecular meshwork
berkembang dari jaringan mesenkim longgar yang tadinya terdapat pada tepian
optic cup. Sistem drainase aqueous humor siap berfungsi sebelum lahir.7,11,13
Perkembangan iris dari anterior optic cup terdiri dari beberapa bagian.
Epitel iris, termasuk sfingter pupil dan muskulus dilator berasal dari ektoderm
neural dari optic cup. Stroma iris berkembang dari segmen anterior jaringan
mesenkim dari neural crest cells. Badan siliaris berkembang dari neuroektoderm
dan mesenkim yang berdiferensiasi menjadi muskulus siliaris.16,17,18,19,20
14
meshwork dan paparan dari jalur aliran keluar. Kanal Schelmm tampak selama
minggu 16 masa gestasi. Pengaturan kembali sel gradual dan atrofi mesenkim
sebagaimana terjadi pembesaran dari beberapa ruang. Sehingga menjadi bertemu
dengan ruang anterior. Trabekula kornea membesar dan endotel kornea menutupi
sudut reses regresi. Diskontinuitas lapisan sel menutupi sudut dan banyak lakuna
terbentuk di akhir gestasi dapat dihubungkan dengan perkembangan normal dari
peningkatan aliran keluar aquous humour.16,17,18,19,20
15
KESIMPULAN
1. Perkembangan mata dan jaringan orbital berasal dari tiga lapisan dasar
embrional primitif yaitu ektoderm permukaan, ektoderm neural dan
mesoderm.
2. Perkembangan embriogenesis dan organogenesis mata dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu growth factors, homoebox genes, dan neural crest cells.
3. Dalam perkembangan segmen anterior mata, ektoderm permukaan akan
membentuk lensa dan epitelium kornea, sedangkan ektoderm neural akan
membentuk epitel korpus siliaris, epitel iris, sfingter iris dan otot dilator.
4. Fungsi neural crest cells dalam segmen anterior mata adalah membentuk
stroma kornea, endotel kornea, struktur trabekula, jaringan ikat uvea dan otot
siliaris.
5. Perkembangan lensa dimulai dari hari ke 27 masa gestasi meliputi proses
pembentukan lens placode, lens pit, lens vesicle, primary lens fiber dan
nukleus embrionik dan secunder lens fiber yang akan membentuk nukleus
fetus.
6. Perkembangan kornea dimulai saat hari ke 33 masa gestasi mengikuti
pelepasan lens vesicle dari ektoderm permukaan.
7. Kamera okuli anterior terbentuk pada usia 7 minggu masa gestasi dan sangat
dangkal hingga lahir.
8. Produksi aquoeus humour pertama kali yaitu usia gestasi 4,5 bulan oleh sel
epitel siliaris.
9. Pematangan sudut iridokorneal dimulai dari minggu ke 15 masa gestasi. Bila
membran Balkan persisten hingga lahir akan menyebabkan glaukoma
kongenital.
10. Pada saat lahir, ukuran diameter kornea adalah 10 mm, COA sangat dangkal,
lensa berbentuk sferis dan terbentuknya infatile nucleous yang akan terus
berkembang selama kehidupan.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS . Ocular Development.Fundamentals and
Principles of Ophthalmology. USA: American Academy of
Ophthalmology; 2014. pp. 117 – 141.
2. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. Growth and Development of the Eye.
Pediatric Opthalmology and Strabismus. USA: American Academy of
Ophthalmology; 2015. pp. 181-188.
3. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. Ocular Moleculer Genetics.Fundamentals
and Principles of Ophthalmology. USA: American Academy of
Ophthalmology; 2014. pp. 171 – 179.
4. Wright KW,Cook CS,Sulik KK.Embryology. Handbook of Pediatric Eye
and Systemic Disease. USA: Springer; 2006. pp. 1-23
5. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. Decreased Vision in Infants and
Children. Pediatric ophthalmology and Strabismus. USA: American
Academy of Ophtahalmology; 2015. pp. 189-194
6. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. Optics of the Embryology and
Developmental Defects. Lens and Cataract. USA: American Academy of
Ophthalmology; 2015. pp. 21-25
7. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS.Structure and Function of the External
Eye and Cornea. External Disease and Cornea. USA: American Academy
of Ophthalmology; 2015. pp. 6-9
8. Ann Lee R. Cornea and Sclera. Clinical Anatomy and Physiology of the
Visual System. USA: Elsevier; 2012. pp. 10-29
9. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS, The Pediatrick Eye Examination.
Pediatrick Ophthalmology and Strabismus. USA: American Academy of
Ophthalmology; 2015. pp. 5-14.
10. Sharma P. Visual Assessment and Screening in Children. Advances in
Pediatricks by Dutta: Jaypee Brothers, Medical Publishers; 2007. pp.
1045-1051.
11. Buckley EG. Pediatrick Neuro-Ophthalmology Examination. Handbook of
Pediatrick Neuro-Ophthalmology. USA; Springer; 2006. pp. 62-84.
17
12. Rovick L. testing Visual Acuity in Children and Non-Verbal Adults.
Association of Technical Personnel in Ophthalmology. 2012:85-92.
13. Wilson ME, Saunders RA, Trivedi RH. Pediatrick Cataract: Properative
Issues and Considerations. PediatrickOphthtalmology Current Thought
and a Practical Guide. Germany: Springer; 2009. pp.311-323.
14. Wright KW, Hengst TC, Spiegel PH. Neuro-Ophthalmology. Pediatrick
Ophthalmology and Strabismus: Springer New York; 2013. pp. 865-878.
15. Fitzgerald DE. Refractive Error. Visual Development, Diagnosis, and
Treatment of the Pediatric Patient: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
pp. 69-85
16. Ann Lee R. Aqueous and Vitreous Humors. Clinical Anatomy and
Physiology of the Visual System. USA: Elsevier; 2012. pp. 106-116
17. Crick RP,Khaw PT.Formation Eye.A Textbook of Clinical Ophtalmology
3rd Edition.Singapore:World Scientific Publishing;2003.pp.43-50
18. Khuran AK.Anatomy and Development of The Eye.Comprehensive
Ophtalmology 4rd Edition.India:New Age International
Limited;2007.pp.3-12
19. Victor ME,Demirci H,Ester SG.Apoptosis.Pathobiology of Ocular
Disease 3rd Edition.USA:Informa Healthcare;2008.pp.29-45
20. Kanski JJ. Developmental Malformation and Anomalies.Clinical
Ophtalmology 6th Edition. China:Elsevier;2007.pp.67-72
18