You are on page 1of 3

TUGAS MATA KULIAH

HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT

“SURAT TANDA REGISTRASI DALAM PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT”

DOSEN : Prof. DR. Indar, S.H, M.PH

OLEH
Muhammad Wirasto Ismail
P0906216001

PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM


JURUSAN HUKUM KESEHATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Bidang kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berpengaruh di Indonesia, hal ini
dikarenakan kesehatan merupakan salah satu aspek penting untuk meningkatkan pembangunan
Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor manapun. Apabila keadaan kesehatan masyarakat
Indonesia tidak dalam keadaan yang baik karena permasalahan kesehatan akan menimbulkan
efek pada pola pikir dan usaha manusia dalam mencapai hal yang diinginkan. Oleh karena itu,
kesehatan menjadi hal mendasar yang harus dipenuhi oleh individu dalam masyarakat dan
pemerintah. Serta merupakan tanggung jawab pemerintah guna menjamin ketersediaan tenaga
kesehatan yang kompeten.

Ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten tentu dikarenakan adanya beberapa faktor,
salah satunya adalah tenaga kesehatan yang dihasilkan oleh Institusi kesehatan, dalam
mengembangkan sektor kesehatan tidak diperbolehkan sembarang memberikan pelayanan
kesehatan. Kewajiban ini hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga non medis. Selain
itu, tenaga kesehatan tersebut harus memiliki standar kompetensi yang sesuai untuk menghindari
kesalahan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Sehingga, tenaga kesehatan di Indonesia
perlu menjadi perhatian bangsa Indonesia saat ini. Tenaga kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan
dan asisten tenaga kesehatan, Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 menyebutkan bahwa tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab dan terus meningkatkan mutu melalui
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, perizinan, serta pembinaan. Hal ini
bertujuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang tepat dan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ke arah
yang lebih baik. Salah satu kelompok tenaga kesehatan yang diatur dalam UU No. 36 Tahun
2014 adalah tenaga kesehatan masyarakat yang terdiri atas epidemiolog kesehatan, tenaga
promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan
kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga reproduksi dan
keluarga. Maka secara otomatis tenaga kesehatan masyarakat masuk ke dalam peraturan ini,
maka dia wajib mengikuti prosedur yang telah diatur dalam peraturan seperti halnya memiliki
standarisasi kompetensi.

Persoalan kesehatan bukan hanya dari segi kuratif saja, melainkan persoalan preventif
dan promotif yang tentunya diperlukan sumber daya yang sesuai. Tenaga kesehatan masyarakat
menjadi salah satu tenaga kesehatan yang bergerak melalui pendekatan preventif dan promotif
yang perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia. namun disisi lain hingga hari ini
publik masih banyak mempersoalkan tentang jati diri profesi seorang Ahli Kesehatan
Masyarakat(AKM) itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh berbagai masalah yang muncul terkait
pendidikan dan keprofesian kesehatan masyarakat yang semakin berlarut-larut diantara adalah
kompetensi lulusan yang tidak yang tidak terstandarisasi, belum adanya pengakuan terhadap
kompetensi kesehatan masyarakat hingga ketidakjelasan organisasi profesi dari tenaga kesehatan
masayarakat itu sendiri yang dapat berpengaruh terhadap pelayanan yang kurang maksimal dari
tenaga kesehatan masyarakat itu sendiri. STR merupakan salah satu bentuk registrasi yang
memudahkan pencatatan dan administrasi tenaga kesehatan.

Keberadaannya dalam dunia tenaga medis sudah sangat diperhitungkan dan dijadikan
syarat mutlak untuk memulai suatu praktik mandiri. Sedangkan, STR yang kini juga diperoleh
oleh para lulusan SKM dengan memperoleh predikat AKM masih menyimpan banyak dilema
terkait penggunaannya. Saat ini, STR AKM digunakan untuk memetakan tenaga kesehatan pada
tiap wilayah sehingga lulusan SKM dapat diproyeksikan, begitu juga dengan jumlah kebutuhan
tenaga kesehatan masyarakat di setiap wilayahnya. Mulai berlakunya STR bagi lulusan yang
hendak berkerja di wilayah kementerian kesehatan khususnya menjadikan STR sebagai bentuk
jaminan akan kompetensi tenaga kesehatan masyarakat tersebut. STR juga memberikan
perlindungan hukum secara menyeluruh terhadap eksistensi tenaga kesehatan dalam negeri dan
dibutuhkan sebagai alat persaingan untuk mengikuti arus globalisasi pasar ketenagakerjaan
dunia. Jaminan kompetensi lulusan SKM pada kenyataannya masih belum terarah, bahkan
realitanya STR yang diberikan kepada lulusan SKM juga dapat diberikan pada lulusan S.Gz,
padahal kompetensi kedua lulusan ini sangat berbeda terutama dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik
secara individu maupun kelompok seharusnya memiliki kode etik. Tenaga kesehatan masyarakat
yang menjadi bagian darinya juga penting untuk memiliki kode etik. Kode etik dapat
memberikan arah yang jelas pada tupoksi serta kompetensi masing-masing tenaga kesehatan
termasuk menunjang eksistensi SKM dalam persaingan dunia kerja.

You might also like