You are on page 1of 15

Perdarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis

Merlinda (102015163)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Email: merlinda.2015fk163@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Jantung merupakan sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan
pada darah untuk menghasilkan tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan.
Seperti semua cairan, darah akan mengalir menuruni gradient tekanan dari daerah dengan
tekanan tinggi ke tekanan yang rendah. Selain itu, jantung juga berfungsi dalam melakukan
proses pengangkutan berbagai substansi dari dan ke sel tubuh melalui pembuluh darah yang
memiliki fungsi sebagai saluran dan juga membutuhkan darah yang berfungsi sebagai media
transport. Bila salah satu bagian tersebut mengalami sebuah gangguan, maka proses penyaluran
darah dari jantung ke seluruh tubuh atau sebaliknya akan terganggu. Selain jantung, organ
peredaran darah adalah pembuluh darah. Pembuluh darah berfungsi untuk mengalirkan darah
dari jantung keseluruh tubuh ataupun sebaliknya. Pembuluh darah dibagi menjadi arteri, arteriol,
kapiler, venula, dan vena. Pada jantung terdapat sistem sirkulasi yang terbagi menjadi dua yaitu
pulmonal dan sistemik. Dimana pada sistem ini, terdapat banyak arteri serta cabang-cabangnya.
Antara lain adalah arteri subclavia dan arteri carotis communis, yang setiap cabangnya memiliki
peran untuk mensuplai darah ke suatu sel, organ, jaringan atau sistem organ.

Kata Kunci: jantung, arteri, vena, venula, arteriol, arteri subclavia, arteri carotis communis

Abstract

The heart is a cardiovascular system that functions as a pump which puts pressure on the blood
to generate the pressure required to circulate the blood to the tissues. Like all fluids, blood will
flow down the gradient of pressure from the zone of high pressure to low pressure. In addition,
the heart also serves in the process of transporting various substances to and from cells of the
body through the blood vessels that function as channels and also need blood that serves as a

1
transport medium. If one part is experiencing an interruption, then the process of distribution of
blood from the heart throughout the body, or vice versa will be disrupted. Besides the heart,
circulatory organs are the blood vessels. The blood vessels serve to drain blood from the heart
throughout the body or vice versa. The blood vessels are divided into arteries, arterioles,
capillaries, venules and veins. At the heart of the system of circulation which is divided into two,
namely pulmonary and systemic. Where in this system, there are lots of artery and its branches.
Include subclavian artery and the common carotid artery, which each branch has a role to
supply blood to a cell, organ, tissue or organ system.
Keywords: heart, arteries, veins, venules, arterioles, subclavian artery, common carotid artery
Pendahuluan

Di dalam tubuh manusia, bekerja sejumlah sistem yang sangat penting. Salah satunya
adalah sistem kardiovaskular atau yang biasa dikenal sebagai sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi
berfungsi untuk memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan
organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Sistem kardiovaskular yang berfungsi
sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh
aktivitas tubuh. Misalnya adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan
dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital
seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.1

Salah satu organ dalam sistem peredaran darah yang diberikan Tuhan kepada manusia
adalah jantung. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Selain jantung,
terdapat pembuluh darah sebagai pendukung sistem peredaran darah. Pembuluh darah
merupakan media perantara yang penting untuk menyalurkan darah sesuai dengan sistem
sirkulasi darah, agar dapat memperdarahi organ-organ sekitarnya. Pembuluh darah pada manusia
terdiri dari pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan pembuluh kapiler. Pembuluh
nadi, pembuluh balik, dan pembuluh kapiler memiliki fungsi yang berbeda.2 Fungsi arteri adalah
membawa darah dari jantung ke perifer tubuh atau menuju ke paru. Sedangkan fungsi vena
adalah menghantarkan darah dari perifer tubuh kembali ke jantung. Kebanyakan vena adalah
vena pendamping (konkomitan), yakni vena tersebut berjalan berdampingan dengan arteri
sesamanya. Sebagian besar vena juga mengangkut darah dengan melawan gaya gravitasi. Oleh
karena itu pembuluh darah memegang peranan penting dalam penyaluran darah keseluruh tubuh

2
hingga ke otak agar dapat melakukan homeostasis dengan baik. Jika terjadi cidera yang dapat
menyebabkan trauma pada pembuluh darah maka akibatnya akan fatal.3
Pembahasan
Arteri Subclavia
Arteri subclavia adalah arteri yang berperan dalam memperdarahi ekstremitas atas, leher,
dan otak. Arteri ini dibagi menjadi arteri subclavia dextra dan arteri subclavia sinistra. Dimana
arteri subclavia dextra merupakan hasil percabangan dari trunkus brachiocephalica/arteri
brachiocephalica (anonyma) yang letaknya di belakang articulation sternoclavicula. Sedangkan
arteri subclavia sinistra merupakan cabang langsung dari arcus aorta.4

Perjalanan arteri subclavia ini dimulai dari posterior articulatio sternoclavicularis


kemudian melengkung kebawah dan menyilang costae I. Setelah menyilang costa I, arteri
subclavia akan berubah menjadi arteri axillaris. Lalu arteri axillaris akan melanjutkan
perjalanannya menuju os humerus. Setelah melewati caput humeri, arteri ini akan menjadi arteri
brachialis yang memperdarahi extremitas superior.4

Cabang dari arteri subclavia ditentukan berdasarkan letaknya terhadap musculus scalenus
anterior. Dimana pada sebelah media terhadap musculus scalenus anterior, arteri subclavia akan
mempercabangkan:
Arteri Vertebralis, arteri ini akan berjalan ke atas di leher melalui foramen processus
transversus enam vertebra cervicalis bagian atas. Setelah itu berjalan ke medial di atas arcus
posterior atlantis dan kemudian berjalan melalui foramen magnum untuk masuk kedalam
tengkorak. Saat mencapai permukaan anterior medulla oblongata setinggi pinggir bawah pons,
pembuluh ini akan bergabung dengan pembuluh yang sama dari sisi yang lain untuk membentuk
arteri basilaris. Arteri vertebralis ini akan memberikan suplai darah untuk otak.
Arteri Thoracica Internae/Mammaria Internae, arteri ini akan berjalan turun ke dalam
thorax di belakang cartilago costalis I dan di depan pleura. Setelah itu, berjalan vertikal ke bawah
satu jari lateral dari sternum. Kemudian pembuluh ini akan bercabang dua menjadi arteria
epigastrica superior dan musculophrenicus pada sela iga IV. Arteri mammaria interna ini akan
memperdarahi otot-otot toraks dan intercostal, mediastinum, dan diafragma.
Truncus Thyrocervicalis merupakan sebuah truncus pendek yang memberikan tiga
cabang terminal, yaitu pertama arteri thyroidea inferior berjalan ke atas mencapai pinggir

3
posterior glandula thyroidea, dimana pembuluh ini terletak berdekatan dengan nervus laryngeus
recurrens. Pembuluh ini akan mendarahi glandula thyroidea dan parathyroidea inferior. Yang
kedua adalah arteri cervicalis superficialis merupakan sebuah cabang kecil yang menyilang
plexus brachialis. Dan terakhir adalah arteri suprascapularis yang akan berjalan ke lateral di atas
plexus brachialis dan mengikuti nervus surascapularis menuju ke bagian belakang scapula.4
Selain cabang dari sebelah medial, terdapat juga cabang dari sebelah posterior terhadap
musculus scalenus anterior. Pada sebelah posterior, arteri subclavia akan mempercabangkan
truncus costocervicalis. Dimana truncus costocervicalis ini akan terbagi menjadi arteri intercostal
superficialis dan arteri intercostal profundus. Arteri intercostal superfiacialis akan ke atas untuk
memperdarahi arteri posterior intercostal I dan ruang intercostal II. Sedangkan arteri cervicalis
profunda akan lewat ke belakang untuk memperdarahi otot leher bagian belakang.
Pada bagian lateral terhadap musculus scalenus anterior, arteri subclavia
mempercabangkan arteri dorsalis scapula atau arteri transversa colli. Arteri ini akan berjalan
tepat di belakang musculus levator scapulae dan musculus rhomboideus. Arteri dorsalis scapula
berperan dalam memperdarahi musculus levator scapulae dan musculus rhomboideus.5
Arteri Carotis Communis6
Arteri carotis communis sama seperti arteri subclavia. Arteri carotis communis terbagi
menjadi dua yaitu arteri carotis communis dextra dan sinistra. Dimana pada arteri carotis
communis dextra merupakan cabang dari arteri brachiocephalica yang pendek dan arteri carotis
communis sinistra merupakan cabang langsung dari arcus aorta.
Pada setiap sisi, arteri carotis communis akan berjalan ke atas dalam leher di bawah
musculus sternomastoideus dan terbagi pada setinggi batas atas cartilago thyroid menjadi arteri
carotis externa dan interna.
Arteri Carotis Externa4,6
Arteri carotis externa mendarahi struktur-struktur di leher, wajah, kulit kepala, lidah dan
maxilla. Cabang-cabang posterior/lateral arteri carotis externa adalah sebagai berikut :
Arteri pharyngeus ascendens, arteri ini merupakan cabang pertama atau kedua yang
berjalan di pharynx sebelah dalam. Arteri ini akan memperdarahi otot-otot prevertebralis, auris
media, dan meninges.

Arteri occipitalis, arteri ini berasal dari aspek posterio arteri carotis externa. Letaknya
superior terhadap arteri facialis. Arteri ini akan berjalan di medial dan sejajar dengan musculus

4
digastricus venter posterior, juga berjalan dalam sulcus arteriae occipitalis os temporale. Arteri
occipitalis juga akan berjalan bersama dengan arteri carotis interna dan N. IX-XI.

Arteri auricularis posterior, pembuluh ini berjalan naik ke posterior di antara meatus
acusticus externus dan processus mastoideus. Arteri auricularis posterior memperdarahi kelenjar
parotis, cavum timpani/auricula, dan kulit kepala.
Sedangkan cabang-cabang anterior arteri carotis externa adalah sebagai berikut :

Arteri thyroidea superior, arteri ini merupakan cabang paling anterior. Arteri ini akan
berjalan melengkung ke bawah untuk mencapai kutub atas glandula thyroidea. Arteri ini
memperdarahi kelenjar tiroid dan musculus infrahyoideus. Nantinya, arteri ini akan menjadi A.
laryngeus superior untuk memperdarahi larynx.

Arteri lingualis, arteri ini berada di aspek anterior yang nantinya akan melengkung ke
superoanterior dan berjalan di sebelah dalam N XII, m. stylohyoideus, m. digastricus venter
posterior dan m. hypoglossus. Arteri ini mempercabangkan arteri a. dorsalis linguae.
Arteri facialis, arteri ini akan berjalan kedepan disebelah dalam mandibula. Dimana
arteri ini tertanam di bagian belakang glandula submandibularis. Kemudian arteri ini melingkar
di sekeliling batas bawah mandibula dan sampai ke wajah. Arteri facialis mempercabangkan
arteri palatina ascendens, arteri tonsillaris, arteri submentalis, arteri labialis superior, dan arteri
labialis inferior. Arteri palatina ascendens beranastomosis dengan arteri pharyngea ascendens
dan arteri tonsillaris (cabang II dari arteri facialis) untuk memperdarahi kelenjar parotis. Arteri
labialis superior dan inferior berperan dalam vaskularisasi musculus orbicularis oris. Arteri
facialis ini memperdarahi wajah, palatum, dan faring.
Arteri maxillaris interna, arteri ini merupakan cabang terbesar dari arteri carotis
externa. Arteri ini akan keluar dari dorsal collum mandibulae. Menurut perjalanannya, pembuluh
ini dibagi menjadi pars mandibularis, pars pterygoidea, dan pars pterygopalatina. Pars
mandibularis, terdapat a. alveolaris inferior yang akan memperdarahi a. mylohyoid, r. dentalis,
dan a. mentalis. Pars pterygoidea, terdapat a. temporalis profundus pars posterior dan anterior, a.
masseterica, dan a. buccalis. Pars pterygopalatina terdapat a. alveolaris superior pars posterior
yang memperdarahi gigi molar dan premolar, a. infraorbitalis yang memperdarahi a. alveolaris
superior anterior (memperdarahi gigi insisivus dan caninus), dan a. palatina descendens yang
memperdarahi palatum durum dan mukosanya.

5
Arteri temporalis superficialis, arteri temporalis superficialis memperdarahi 1/3 kulit
kepala dan 1/3 depan wajah. Pembuluh ini mempercabangkan arteri transversa facialis yang turut
memperdarahi kelenjar parotis.

Gambar 2. Arteri Carotis Externa7

Arteri Carotis Interna6


Arteri carotis interna berasal dari percabangan arteri carotis communis. Pada arteri ini
akan terjadi pembesaran membentuk sinus caroticus dan megandung baroreseptor yang
dipersarafi oleh nerves glossopharyngeus pada dindingnya. Pada arteri ini juga terdapat corpus
carotis yang merupakan suatu kemoreseptor yang dipersarafi oleh saraf yang sama dengan sinus
caroticus. Arteri ini akan memasuki rongga tengkorak melalui canalis carotis di os temporal
petrosa diserta plexus sympaticus. Dalam tengkorak arteri ini akan berjalan ke depan, di dalam
sinus carotis kemudian berbalik menuju ke belakang, di belakang processus klinoideus anterior
kemudian akan bercabang menjadi:
Arteri opthalmica, arteri ini berasal dari arteri carotis interna yang muncul dari bagian
sinus carvenosus. Arteri ini masuk ke daerah orbita melalui canalis opticus dibawah dan lateral
di nervus opticus. Arteri ini memperdarahi struktur orbita lainnya dan cabang terminalnya
memperdarahi bagian forntal kulit kepala, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, dan dorsum nasi.
Arteri communicans posterior, merupakan pembuluh darah kecil yang berasal dari
arteri carotis interna. Arteri ini berjalan kearah posterior diatas nervus oculomotorius untuk

6
bergabung dengan arteri cerebri posterior untuk ikut membentuk circulus willis. Arteri ini
memperdarahi tractus optic, pedunculus cerebri, capsula interna, dan thalamus.
Arteri choroidea anterior, arteri ini dipercabangkan oleh bagian distal a. carotis interna.
Arteri ini berjalan kearah posterior didekat tractus opticus, masuk kedalam cornu inferior
ventriculi lateralis dan berakhir pada bagian Plexus Choroideus. Arteri ini memperdarahi traktus
& radiasio optic, sistem limbic (unkus, amigdala, hipokampus), corpus striatum, dan corpus
interna.
Arteri cerebri anterior, arteri ini berjalan ke depan dan ke arah medial, juga superior
terhadap nervus opticus yang masuk ke daerah fissura longitudinal cerebri. Cabang-cabang dari
arteri ini adalah a. pericallosa dan a. callosomarginal. A. pericallosa, arteri ini akan berjalan di
superior corpus callosum. A. pericallosa mendarahi permukaan medial lobus parietal termasuk
precuneus yang akan berakhir sebagai a. parietooccipital. Sedangkan a. callosomarginal akan
mengikuti sulcus cinguli dan mendarahi gyrus cinguli, permukaan medial, dan lobus parietal.
Arteri cerebri media, merupakan cabang terakhir dan lanjutan a. carotis interna. Arteri
ini akan berjalan ke arah lateral dan masuk fissura lateral diantara lobus temporal dan insula.6

Gambar 3. Arteri Carotis Interna8


Struktur Mikroskopis Pembuluh Darah

7
Darah dari jantung akan mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah. Susunan dasar
dinding semua arteri serupa karena memiliki tiga lapisa konsentris, yaitu:9,10
Tunika Intima : lapisan ini terdiri atas satu lapis sel endotel, dimana pada bagian luarnya
diliputi oleh lapisan subendotel jaringan ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot
polos. Pada arteri, tunika intima dan tunika media dipisahkan oleh lamina elastika interna yang
merupakan komponen terluar dari intima. Lamina ini terdiri atas elastin serta memiliki celah
yang memungkinkan terjadinya difusi zat untuk memberikan nutrisi ke sel bagian dinding
pembuluh.9
Tunika Media : Tunika media merupakan lapisan tengah. Terutama terdiri dari sel otot
polos yang tersusun melingkar. Diantara sel otot polos terdapat serat dan lamela elastin, serat
reticular kolagen tipe III, proteoglikan, dan glikoprotein dalam jumlah yang bervariasi. Pada
arteri, tunica media memiliki lamina elastika eksterna yang lebih tipis, yang memisahkannya dari
tunika adventisia.
Tunika Adventisia : Terutama terdiri atas serat kolagen dan elastin. Serat kolagen dalam
tunika adventisia berasal adri tipe I. Lapisan adventisia akan berangsur menyatu dengan jaringan
ikat organ tempat pembuluh darah berada.9,10

Gambar 4. Lapisan Pembuluh Darah11

Arteri

Pembuluh darah pada arteri digolongkan sesuai dengan diameternya menjadi arteriol, arteri
berdiameter sedang, dan arteri berdiameter besar.

8
Arteri Besar / Elastik (Arteria Elastotypica)12
Arteri besar berfungsi untuk membawa darah dari jantung dan membantu menstabilkan
aliran darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga agar aliran darah
berjalan mulus / tidak terhentak-hentak sehingga disebut conducting arteries. Arteri elastik
(arteri elastotypica) adalah pembuluh paling besar di dalam tubuh dan mencakup trunkus
pulmonalis dan aorta serta cabang-cabang utamanya, arteri brachiocephalica, carotis communis,
subclava, vertebralis, pulmonalis, dan iliaca communis. Arteri ini memiliki diameter di atas 1
cm, rata-rata 2,5 cm. Ketebalan dinding rata-rata adalah 2 mm. Bila dipotong dalam keadaan
segar, arteri ini berwarna kekuningan karena banyaknya elastik di bagian medianya.

Dinding pembuluh ini terutama terdiri atas serat jaringan ikat elastik. Serat ini memberi
kelenturan dan daya regang sewaktu darah mengalir. Arteri elastik besar akan bercabang-cabang
dan menjadi arteri berukuran sedang. Pada pembuluh ini, tunika intima nya lebih tebal daripada
lapisan intima di arteri sedang. Terdapat lamina elastika interna, meskipun ada, tidak jelas
terlihat karena serupa dengan lamina elastis di lapisan berikutnya. Sedangkan tunika medianya
terdiri atas serat-serat elastin dan lamina elastic yang berlubang-lubang dan tersusun melingkar,
yang jumalhnya akan bertambah dengan meningkatnya usia (pada neonatus berjumlah sekitar 40,
pada orang dewasa berjumlah 70). Dianatara lamina elastic, terdapat sel otot polos, serat
retikulin, protoglikan, dan glikoprotein. Lalu untuk tunika adventisianya relatif kurang
berkembang. Tunika adventitia arteri besar (arteri elastik) juga lebih sedikit dipersarafi oleh
simpatis kecil untuk mengatur vasokonstriksi. Pembuluh darah arteri elastik termasuk golongan
windkessel vessels berdasarkan fungsinya.10

Arteri Sedang / Muskular (Arteria Myotypica)


Arteri muskular dapat mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ disebut
distributing arteries dengan mengontraksi atau merelaksasikan sel-sel otot polos tunika media.
Arteri muskular (arteria myotypica) merupakan pembuluh darah terbanyak di tubuh. Berbeda
dari dinding arteri elastik, dinding arteri muskular mengandung lebih banyak serat otot polos.5
Diameternya 0,5 mm – 1 cm, rata-rata 0,4 mm. Rata-rata tebal dindingnya adalah 1 mm. Contoh
arteri muskular adalah arteri brachialis, arteri ulnaris, arteri femoralis. Arteri ini memiliki lumen
yang bulat atau lonjong, dindingnya tampak tebal untuk ukuran lumennya. Tunika intimanya
terdiri atas selapis sel endotel dengan jaringan ikat tipis dibawahnya. Sel endotel tampak berderet

9
mengikuti kelak-kelok mengelilingi lumen. Sedangkan tunika medianya tebal yang terdiri atas
banyak otot polos dan tersusun melingkar. Didalam tunika ini dapat ditemukan kapiler darah
yang mendarahi tunika media yang biasa disebut dengan vasa vasorum. Pada arteri sedang,
tunika elastika eksterna jelas terlihat namun tidak membentuk lapisan sepadat tunika elastika
interna.10,12 Lalu pada tunika adventisia nya terdiri atas jaringan ikat jarang dengan vasa vasorum
yang lebih jelas.

Arteri Kecil (Arteriol)

Arteriol adalah pembuluh darah yang berasal dari percabangan arteri. Arteriol juga adalah
cabang terkecil pada sistem arteri. Dindingnya terdiri atas satu sampai lima lapisan serat otot
polos. Arteriol menyalurkan darah ke pembuluh darah terkecil, kapiler. Kapiler merupakan
pengbung arteriol dengan vena terkecil atau venula. Arteriol memiliki sebuah atau dua lapisan
otot polos dan mengindikasikan awal suatu mikrovaskular organ tempat terjadinya pertukaran
antara darah dan cairan jaringan. Arteriol umumnya berdiameter kurang dari 0,5 mm dengan
lumen yang berukuran selebar ketebalan dindingnya. Lapisan subendotel tersebut sangat tipis,
tidak terdapat lamina elastika interna, dan tunika media umumnya terdiri atas sel otot polos yang
tersusun melingkar. Pada arteriol dan arteri kecil, tunika adventitianya sangat tipis dan tidak
terlihat jelas.10

Kapiler

Arteriol akan bercabang-cabang lagi menjadi kapiler-kapiler. Kapiler merupakan pembuluh


yang sangat halus dan tersusun atas satu lapis jaringan endotelium. Kapiler akan saling bertautan
dan membentuk percabangan yang rumit. Kapiler memungkinkan berbagai tingkat pertukaran
metabolik antara darah dan jaringan sekitar. Diameter rata-rata kapiler bervariasi dari 5 hingga
10 µm dan panjang umumnya tidak melebihi 50 µm. Kecepatan aliran darah di aorta mencapai
rata-rata 320 mm/ detik, tetapi di kapiler, kecepatan aliran darah hanya sekitar 0,3 mm/ detik. 10,12
Karena dindingnya yang tipis dan aliran darah yang lambat, kapiler menjadi tempat yang
mendukung untuk pertukaran air, zat, dan makromolekul di antara darah dan jaringan.

Terdapat tiga jenis kapiler yaitu vas capillare continuum, vas capillare fenestratum, dan vas
capillare sinusoideum. Vas capillare continuum (continuous capillary) adalah jenis yang paling
banyak. Kapiler ini dapat ditemukan di otot, jaringan saraf, kulit, organ pernapasan, dan kelenjar

10
endokrin. Pada kapiler ini, sel-sel endotel akan disatukan dan membentuk lapisan endotel solid
yang tidak terputus. Yang kedua adalah vas capillare fenestratum (fenestrated capillary), ditandai
oleh lubang-lubang besar atau fenestra (pori) pada sitoplasma sel endotel yang dirancang untuk
pertukaran cepat molekul antara darah dan jaringan. Vas capillare fenestratum ditemukan di
kelenjar dan jaringan endokrin, usus halus, dan glomeruli ginjal. Dan terakhir adalah vas
capillare sinusoideum (disjunctum / discontinous capillary) yang merupakan pembuluh darah
yang berjalan berkelok-kelok tidak teratur. Diameternya yang jauh lebih besar dapat
memperlambat aliran darah. Vas capillare sinusoideum dapat ditemukan di hati, limpa, dan
sumsum tulang.9,10,12

Vena

Vena dibedakan menjadi tiga lapisan yaitu tunika intima, tunika media, dan tunika
adventisia sama seperti halnya pada arteri. Namun, batas dari ketiganya sering tidak jelas karena
unsur otot dan elastis berkembang tidak sebaik pada arteri serta unsur jaringan ikat lebih
banyak.1,9 Vena dibagi menjadi:

Vena Kecil/Venula

Kapiler-kapiler hasil percabangan arteriol akan berhubungan dengan venula. Venula


merupakan pembuluh balik hasil percabangan dari vena. Venula adalah vena yang berhubungan
dengan kapiler. Dinding venula terdiri atas selapis sel endotel yang diperkuat oleh anyaman
serabut retikuler dan fibroblas. Venula juga berperan dalam pertukaran zat. Dinding venula juga
hanya terdiri atas tunika intima. Lapisan endotelnya utuh, seperti lamina basalnya. Sel-sel
jaringan ikat belum berdiferensiasi, yaitu perisit, terletak di dalam lamina basal: mereka sangat
bercabang-cabang dan cabangnya meninggalkan lamina basal dan berhubungan dengan sel-sel
endotel. Tidak ada tunika media dan adventisia pada venula.1,10 Diameter venula makin lama
makin besar, sel otot polos yang mula – mula selapis, kemudian lapisan otot polos bertambah
banyak mengelilingi endotel. Merupakan lanjutan dari kapiler dan berukuran sedikit lebih besar.
Dinding pembuluh ini tidak berbeda jauh dari kapiler yang tersusun atas endotel yang sangat
tipis dikelilingi serat retikulin dan perisit.1,2,9

Vena Sedang

11
Pada umumnya vena ini berukuran 1-2 mm. Contoh vena ini misalnya : v. subcutanea, v.
visceralis, dan sebagainya. Pada vena sedang terdapat tunika intima yang terdiri atas endotel,
lamina basalnya, dan serat-serat retikuler. Kadang, pada bagian luar terdapat anyaman serat
elastin dengan kepadatan yang sedang namun tidak jelas elastika interna nya. Sedangkan pada
tunika medianya, tersusun atas lapisan otot polos yang melingkar namun lebih tipis dan longgar
daripada arteri. Selain itu terdapat banyak serat kolagen memanjang dan beberapa fibroblast
bercampurang yang cenderung memisahkan sel otot polos. Dan tunika adventisianya adalah
lapisan paling tebal yang terdiri atas berkas kolagen serta anyaman serat elastin. Memiliki sedikit
sel otot polos yang terorientasi memanjang terdapat diantara tunika adventisia dan tunika
media.2,9,12
Vena Besar
Pada vena besar terdapat tunika intima yang memiliki struktur yang mirip dengan vena
sedang, hanya saja pembuluh yang lebih besar ini memiliki jaringan ikat subendotel yang jauh
lebih tebal. Mengandung fibroblast dan dibatasi jalinan serat elastin. Kebanyakan pada vena
besar tidak terdapat tunika media dan tunika adventisia tebal yang membentuk sebagian besar
ketebalan dinding. Tunika adventisia tebal dari vena yang lebih besar mengandung banyak serat
elastin dan berkas kolagen yang terorientasi memanjang. Vena besar mempunyai tunika intima
yang berkembang dengan baik.Tunika media jauh lebih kecil dengan sedikit sel-sel otot polos
dan banyak jaringan penyambung. Tunika adventisia adalah lapisan yang paling tebal dan pada
pembuluh yang paling besar dapat mengandung berkas-berkas longitudinal otot polos.12
Katup Vena
Vena umumnya dilengkapi oleh katup. Katup ini terdapat pada vena berukuran sedang
yang mencegah darah mengalir menjauhi jantung. Katup vena ini memiliki fungsi untuk
mengatasi berat sehingga darah tidak dapat mengalir ke arah arteri, sebagai pompa, dan
mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka tidak menimbulkan tekanan balik pada kapiler
darah. Katup vena lebih banyak terdapat pada vena tungkai bawah yang memudahkan aliran
vena dalam mengatasi gaya berat dalam kolom darah. Katup tidak terdapat pada vena kecil atau
vena sangat besar.9,12

12
Gambar 5. Vena, Arteri, dan Kapiler13
Mekanisme Kompensasi Pendarahan
Setelah terjadi pengeluaran darah dalam jumlah yang besar, penurunan volume darah
dalam sirkulasi menyebabkan penurunan aliran balik vena (1) dan selanjutnya penurunan curah
jantung dan tekanan darah arteri (Perhatikan kotak-kotak biru, yang menunjukkan konsekuensi
perdarahan). Tindakan-tindakan kompensasi segera berupaya untuk mempertahankan aliran
darah yang memadai ke otak (Perhatikan kotak merah muda, yang menunjukkan kompensasi
untuk perdarahan). Setelah itu respons refleks baroreseptor terhadap penurunan tekanan darah
menyebabkan peningkatan aktivitas simpatis dan penurunan aktivitas parasimpatis ke jantung
(2). Hasilnya adalah peningkatan kecepatan jantung (3) untuk mengatasi penurunan isi sekuncup
(4) yang ditimbulkan oleh kehilangan darah. Pada kehilangan cairan yang berlebihan, nadi
menjadi lemah karena si sekuncup berkurang, tetapi cepat karena bertambahnya kecepatan
jantung. Meningkatnya aktivitas simpatis ke vena menyebabkan vasokontriksi vena generalisata
(5), meningkatkan aliran balik vena melalui mekanisme Frank-Starling (6).
Secara bersamaan, stimulasi simpatis atas jantung meningkatkan kontraktilitas jantung
(7) sehingga jantung berdenyut lebih kuat dan menyemprotkan lebih banyak darah,
meningkatkan isi sekuncup. Meningkatnya kecepatan jantung dan isi sekuncup secara kolektif
meningkatkan curah jantung (8). Vasokontraksi arteriol genertalisata yang dipicu oleh aktivitas
simpatis (9) menyebabkan peningkatan resistensi perifer total (10). Bersama-sama, peningkatan
curah jantung dan resistensi perifer total menyebabkan peningkatan kompensatorik tekanan arteri
(11). Penurunan tekanan arteri juga disertai oleh penurunan tekanan darah kapiler (12), yang

13
menyebabkan pergeseran cairan dari cairan interstisium ke dalam kapiler untuk menambah
volume plasma (13). Respons ini kadang-kadang disebut ototransfusi, karena memulihkan
volume plasma seperti yang dilakukan oleh transfusi.
Pergeseran CES ini ditingkatkan oleh sintesis protein plasma oleh hati selama beberapa
hari setelah perdarahan (14). Protein plasma menimbulkan tekanan osmotik koloid yang
membantu mempertahankan cairan tambahan dalam plasma. Pengeluaran urin berkurang
sehingga air yang seharusnya dikeluarkan dari tubuh ditahan (15). Retensi cairan tambahan ini
membantu meningkatkan volume plasma (16). Ekspansi volume plasma memperkuat
peningkatan curah jantung yang ditimbulkan oleh refleks baroreseptor (17). Penurunan
pengeluaran urin terjadi karena berkurangnya aliran darah ginjal akibat vasokontriksi
kompensatorik arteriol ginjal (18). Berkurangnya volume plasma juga memicu peningkatan
sekresi hormon vasopressin dan pengaktifan jalur rennin-angiotensin-aldosteron yang
menghemat garam dan air. Hal ini semakin mengurangi pengeluaran urin (19). Meningkatnya
rasa haus juga dirangsang oleh penurunan volume plasma (20). Peningkatan asupan cairan yang
terjadi kemudian membantu memulihkan volume plasma. Dalam perjalanan waktu yang lebih
panjang (seminggu atau lebih), sel-sel darah merah yang hilang diganti melalui peningkatan
pembentukan sel darah merah yang dipicu oleh penurunan penyaluran O2 ke ginjal (21).14

Gambar 6. Kompensasi Perdarahan14

14
Kesimpulan
Rusaknya pembuluh darah yaitu arteri carotis communis dan arteri subclavia akan
menyebabkan terjadinya gangguan pada kedua arteri cartois communis terutama arteri carotis
externa dan arteri subclavia. Oleh karena perdarahan ini, terjadilah mekanisme kompenasasi
perdarahan.
Daftar Pustaka
1. Firmansyah R, Mawardi AH, Riandi MU. Mudah dan aktif belajar biologi. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional; 2009.
2. Saktiyono. Ipa biologi 2. Jakarta: Esis; 2009. h. 127.
3. Paulsen F, Waschke J. Atlas anatomi manusia: anatomi umum dan sistem
muskuloskeletal. Jakarta: EGC; 2013. h. 22-3.
4. Salim D, Winata H, Kindangen K. Buku ajar anatomi : sistem kardiovaskular 1. Jakarta :
Bagian anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2016.
5. Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: EGC; 2012. Hal.170-8.
6. Omar F, David M. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.
7. Arteri carotis externa. Diunduh dari: http://images.radiopaedia.org. 20 Juni 2016.
8. Arteri carotis interna. Diunduh dari: https://en.wikipedia.org. 20 Juni 2016.
9. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Ed ke-12. Jakarta: EGC; 2006. h.329-47.
10. Eroschenko VP. Atlas histologi difore. Ed ke-11. Jakarta: EGC; 2010. h.179-97.
11. Lapisan pembuluh darah. Diunduh dari: https://encrypted-tbn2.gstatic.com. 20 Juni 2016.
12. Mescher AL. Histologi dasar junqueira teks & atlas. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2012.
13. Comparison of arteries capillaries and veins. Diunduh dari:
http://xamthonemedicine.com. 20 Juni 2016.
14. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011. 413-4.

15

You might also like