You are on page 1of 22

DAYA DUKUNG LAHAN

LAHAN KRITIS

DAYA DUKUNG AIR

PERSAMPAHAN

AIR LIMBAH
PENTINGNYA 04
DAYA DUKUNG LAHAN
03
COMMON PENERIMA
PROPERTY EXTERNALITITAS
RESOURCES
02 05
MULTI
STRATA SUSTAIANABLE
DEVELOPMENT

01 06
MULTIPLE UPAYA
USE ZONE PREVENTIF
ANALISIS
DAYA DUKUNG LAHAN

 Analisis daya dukung lahan dilakukan untuk  Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan
mengetahui apakah daya dukung lahan suatu data total produksi aktual setempat dari setiap
wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. komoditas di suatu wilayah, dengan
 Keadaan surplus menunjukkan bahwa menjumlahkan produk dari semua komoditas
ketersediaan lahan masih dapat mencukupi yang ada di wilayah tersebut.
kebutuhan akan produksi hayati di wilayah  Untuk penjumlahan ini digunakan harga sebagai
tersebut. faktor konversi karena setiap komoditas memiliki
 Keadaan defisit menunjukkan bahwa satuan yang beragam. Sementara itu,
ketersediaan lahan sudah tidak dapat kebutuhan lahan dihitung berdasarkan
memenuhi kebutuhan akan produksi hayati kebutuhan hidup layak.
wilayah tersebut.

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


LAHAN
DAYA DUKUNG

Total Produksi Aktual


Seluruh Komoditas Populasi
Setempat Penduduk

Daya Kebutuhan
dukung lahan
lahan
Ketersediaan Kebutuhan
Lahan Lahan/orang

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


Penghitungan Ketersediaan (Supply) Lahan

SL 
 ( Pi x Hi) x 1
Penghitungan Kebutuhan (Demand) Lahan
Hb Ptvb
DL = N x KHLL

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


a. Luas lahan yang dibutuhkan untuk
kebutuhan hidup layak per penduduk
merupakan kebutuhan hidup layak per Penentuan Status Daya Dukung Lahan
penduduk dibagi produktifitas beras
Status daya dukung lahan diperoleh dari
lokal.
perbandingan antara ketersediaan lahan ( SL ) dan
b. Kebutuhan hidup layak per penduduk kebutuhan lahan (DL) .
diasumsikan sebesar 1 ton setara
 Bila SL > DL , daya dukung lahan dinyatakan
beras/kapita/tahun. surplus.
c. Daerah yang tidak memiliki data
 Bila SL < DL, daya dukung lahan dinyatakan
produktivitas beras lokal, dapat defisit atau terlampaui
menggunaan data rata-rata produktivitas
beras nasional sebesar 2400
kg/ha/tahun
STATUS DAYA DUKUNG LAHAN KABUPATEN BANGKALAN

Kecamatan yang mempunyai Sl atau


ketersediaan lahan lebih besar
dibandingkan dengan DL = Total
Kebutuhan Lahan :
Kecamatan Blega dan Geger
artinya kedua kecamatan tersebut
dikatan “SURPLUS”. Sedangkan
kecamatan lainnya di Kabupaten
Bangkalan dikatakan “DEFISIT”

Keadaan surplus menunjukkan bahwa


ketersediaan lahan masih dapat
mencukupi kebutuhan akan produksi
hayati di wilayah tersebut.

Keadaan defisit menunjukkan bahwa


ketersediaan lahan sudah tidak dapat
Status Daya Dukung Lahan Surplus memenuhi kebutuhan akan produksi
hayati wilayah ters

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


Upaya untuk menanggulangi “DEFISIT” lahan

WILAYAH SUNGAI LOKASI KECAMATAN SASARAN LAYANAN STATUS


SUNGAI DOMSTk & IRIGASI PENGENDALI PLTA
Peningkatan INDUSTRI BANJIR
Jaringan Irigasi
(M/dt) (ha) (HA) (MW)
DAS MADURA DAN KEPULAUAN
1 Waduk Blega Blega Galis 2,5 8500,00 1,9 DD
2 Waduk Nipah Nipah Banyuates 1150,00 SID
3 Embung Pangolangan1 Tambangan Burneh 0,013 356,00 SID
4 Embung Tambakpocok Tambimg Tanjungbumi 0,046 23,00 Identifikasi
5 Embung Sangkiyah Tamnbing Tanjungbumi 0,,46 23,00 Identifikasi
Rehabilitasi 6 Embung Dupok Prumpung Tanjungbumi 0,244 141,00 Identifikasi
7 Embung Paselaju Prumpung Tanjungbumi 0,082 191,00 Identifikasi
Perbaikan Jaringan 8 Embung Pengalongan 2 Tambangan Burneh 0,031 200,00 Identifikasi
9 Embung Maneron Tambangan Sepulu 0,13 150,00 Identifikasi
10 Embung Pakis 3 Prumpung Kokop 0,086 36,00 Identifikasi
11 Embung Manuaan Prumpung Kokop 0,105 278,00 Identifikasi
Program Peningkatan 12 Embung Kombangan 1 Tambangan Arosbaya 0,082 109,00 Identifikasi
13 Embung Kombangan 2 Tambangan Arosbaya 0,105 50,00 Identifikasi
Instensifikasi Tanam Penyediaan Air 14 Embung Kombangan 3 Tambangan Arosbaya 0,054 70,00 Identifikasi
15 Embung Kompak Tambangan Arosbaya 0,16 133,00 Identifikasi

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


ANALISIS Kriteria Lahan Kritis pada Kawasan Lindung Diluar Kawasan Hutan

LAHAN KRITIS

 Lahan Kritis merupakan lahan yang


keadaan fisiknya demikian rupa sehingga
lahan tersebut tidak dapat berfungsi secara
baik sesuai dengan peruntukkannya
sebagai media produksi maupun sebagai
media tata air.

 Untuk menentukan lahan kritis ada


beberapa kriteria dan pembobotannya

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


Faktor Penyebab Lahan Kritis
- Perambahan hutan
- Penebangan liar (illegal logging)
- Kebakaran hutan
- Pemanfaatan sumberdaya hutan yang tidak berazaskan
kelestarian
- Penataan zonasi kawasan belum berjalan
- Pola pengelolaan lahan tidak konservatif
- Pengalihan status lahan (berbagai kepentingan)
- Dll

Akibat Lahan Kritis


• Daya resap tanah terhadap air menurun sehingga
kandungan air tanah berkurang yang mengakibatkan
kekeringan pada waktu musim kemarau
• Terjadinya arus permukaan tanah pada waktu musim hujan
yang mengakibatkan bahaya banjir dan longsor.
• Menurunnya kesuburan tanah, dan daya dukung lahan serta
keanekaragaman hayati

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


ANALISIS
DAYA DUKUNG AIR

 Metode ini menunjukan cara penghitungan  Keadaan surplus menunjukkan bahwa


daya dukung air di suatu wilayah, dengan ketersediaan air di suatu wilayah tercukupi,
mempertimbangkan ketersediaan dan  Keadaan defisit menunjukkan bahwa wilayah
kebutuhan akan sumber daya air bagi tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan akan
penduduk yang hidup di wilayah itu. air.
 Dengan metode ini, dapat diketahui secara  Guna memenuhi kebutuhan air, fungsi
umum apakah sumber daya air di suatu lingkungan yang terkait dengan sistem tata air
wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. harus dilestarikan

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


ANALISIS
DAYA DUKUNG AIR

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR
ANALISIS
KEBUTUHAN AIR Proyeksi Kebutuhan Air Bangkalan Tahun 2008-2029
Tahun
No. Kolom Uraian Satuan
2008 2014 2019 2024 2029
1 Jumlah Penduduk orang 72.309 77.214 81.556 86.141 90.984

DOMESTIK
2 Prosentase Penduduk Terlayani % 66,95 69,21 71,47 73,73 75,99
3 = 1*2 Jml. Penduduk Terlayani orang 48.408 53.437 58.285 63.508 69.135
4 Penduduk per Sambungan orang/SR 6 6 6 6 6
5 = 3/4 Jumlah Sambungan unit 8.068 8.906 9.714 10.585 11.523
6 Unit Konsumsi L/org/hr 107 110 115 115 120
7 = (3*6)/86400 Kebutuhan Air Domestik L/dt 59,95 68,03 77,58 84,53 96,02

NON DOMESTIK
8 Prosentase Keb. Air Thd Keb. Air Domestik % 15 15 15 15 15
9 =(7*8)/100 Keb. Air Non Domestik di Luar Kwsn Khusus L/dt 8,99 10,20 11,64 12,68 14,40
10 Penambahan Keb. Air Kawasan Khusus L/dt 0 0 0 237 237
11 = 9+10 Total Kebutuhan Air Non Domestik L/dt 8,99 10,20 11,64 249,68 251,40

12 = 7+11 SUB TOTAL KEBUTUHAN AIR L/dt 68,94 78,24 89,21 334,21 347,42
(Domestik dan Non Domestik)

13 Kebocoran % 38,99 36,99 34,99 32,99 30,99


14 = (12*13)/100 L/dt 26,88 28,94 31,22 110,26 107,67

15 = 12+14 TOTAL KEBUTUHAN AIR RATA-RATA L/dt 95,82 107,18 120,43 444,47 455,09
16 = 15*1,2 TOTAL KEBUTUHAN AIR MAKSIMUM L/dt 114,99 128,61 144,52 533,36 546,11

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


Analisis Pengembangan Sumber Air Baku

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


FAKTOR BERPENGARUH
DAYA DUKUNG AIR

Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap


penentuan daya dukung lingkungan :
1. Aspek Kebencanaan
2. Antisipasi perubahan iklim, terutama untuk
daerah pesisir

Perubahan temperatur rerata tahunan, 1901-1998 (atas), dan curah hujan


tahunan, 1901-1998 (bawah) di seluruh Indonesia. Perubahan rerata adalah pada
1961-1990, pada temperatur 25,5oC dan 2548mm (Sumber : Kementrian
Lingkungan HiduP)

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


Dampak Perubahan Iklim
 Kenaikan temperatur dan berubahnya musim
 Naiknya permukaan air laut
 Dampak pada perikanan (kenaikan suhu air laut
2oC, coral bleaching)
 Dampak pada sektor kehutanan (kebakaran hutan)
 Dampak pada sektor pertanian
 Dampak pada sektor kesehatan
 Dampak sosial & ekonomi (banjir, gagal panen, dll)

Daerah Rawan Banjir

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


ANALISIS SISTEM
PERSAMPAHAN

No Kecamatan Prediksi Jumlah Penduduk (Jiwa) Prediksi Timbulan Sampah M3/Hari


2009 2014 2019 2024 2029 2009 2014 2019 2024 2029
1 Kamal 48.212 50.922 53.785 56.809 60.003 21,70 22,91 24,20 25,56 27,00
2 Labang 37.204 39.295 41.505 43.838 46.303 16,74 17,68 18,68 19,73 20,84
3 Kwanyar 46.758 49.387 52.163 55.096 58.194 21,04 22,22 23,47 24,79 26,19
4 Modung 50.551 53.393 56.395 59.566 62.915 22,75 24,03 25,38 26,80 28,31
5 Blega 60.692 64.105 67.709 71.516 75.536 27,31 28,85 30,47 32,18 33,99
6 Konang 45.374 47.925 50.619 53.465 56.471 20,42 21,57 22,78 24,06 25,41
7 Galis 74.883 79.093 83.540 88.237 93.198 33,70 35,59 37,59 39,71 41,94
8 Tanah Merah 61.507 64.965 68.618 72.476 76.551 27,68 29,23 30,88 32,61 34,45
9 Tragah 27.802 29.366 31.017 32.761 34.602 12,51 13,21 13,96 14,74 15,57
10 Socah 58.419 61.703 65.172 68.836 72.707 26,29 27,77 29,33 30,98 32,72
11 Bangkalan 73.104 77.214 81.556 86.141 90.984 32,90 34,75 36,70 38,76 40,94
12 Burneh 59.761 63.121 66.670 70.418 74.378 26,89 28,40 30,00 31,69 33,47
13 Arosbaya 43.273 45.706 48.275 50.990 53.856 19,47 20,57 21,72 22,95 24,24
14 Geger 65.883 69.587 73.499 77.632 81.996 29,65 31,31 33,07 34,93 36,90
15 Kokop 65.536 69.221 73.112 77.223 81.565 29,49 31,15 32,90 34,75 36,70
16 Tanjung Bumi 49.804 52.604 55.562 58.685 61.985 22,41 23,67 25,00 26,41 27,89
17 Sepulu 45.369 47.919 50.614 53.459 56.465 20,42 21,56 22,78 24,06 25,41
18 Klampis 53.393 56.395 59.566 62.914 66.452 24,03 25,38 26,80 28,31 29,90
Jumlah 967.523 1.021.920 1.079.376 1.140.062 1.204.161 435,39 459,86 485,72 513,03 541,87
Keterangan :
* Asumsi prosentase pelayanan sampah hanya di Ibukota Kecamatan sebesar 30% dari total penduduk
* Jumlah timbulan sampah total (domestik + non domestik) per orang/hari diasumsikan sebesar 1,5 liter
(Sumber Acuan : Standar Spesifikasi Timbulan Sampah di Indonesia, Dept. PU, LPMB, Bandung, 1993).

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


UMUR TPA
TPA Bulu seluas 2 ha diperkirakan masih mampu menampung kebutuhan sampah
Kabupaten Bangkalan sampai Tahun 2016
Eksisting (2009) Analisa
Rata-rata Rata - rata Timbulan Timbulan Sisa Total Densitas Densitas Faktor Volume Volume Total Tinggi Kebutuhan Analisa Masa
Timbunan Sampah Sampah Sampah Lahan Lahan Sampah Sampah Kompaksi Sampah Tanah Volume Tumpukan Lahan Umur Umur
Sampah Terlayani/ Setelah Timbunan TPA Terkompaksi Lepas Sampah Terlayani Penutup TPA TPA
Kab/Kota Terangkut MRF/Reduksi TPA s/d thn
(m3/Hari) (m3/Hari) (m3/Hari) (m3/thn) ha ha (kg/m3) (kg/m3) (m3/thn) (m3/thn) (m3/thn) m m2/thn

0,49 0,39 0,33 120,01 0,41 2,00 600,00 350,00 1,71 103.727 34.576 138.303 2,00 69.152 7 2016

ARAHAN PENGEMBANGAN
• Umur TPA Bulu diperkirakan sampai Tahun 2016. Oleh karena umur TPA Bulu tinggal 6
tahun lagi, maka perlu adanya alternatif lokasi TPA baru. Untuk itu, perlu dilakukan studi
Kelayakan lokasi TPA.
• Pemilihan lokasi baru untuk tempat pembuangan akhir harus sesuai dengan persyaratan
teknis dan daya dukung lingkungan. Usulan lokasi baru pengembangan TPA merupakan
estimasi yang nantinya akan dipertajam berdasarkan kesesuaian dan ketersediaan lahan.
• Pengurangan masukan sampah ke TPA dengan konsep reduce-reuse-recycle di sekitar
wilayah sumber sampah.

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


ANALISIS SISTEM
AIR LIMBAH

 Berdasarkan kondisi kepadatan yang


direncanakan pada Tahun 2029 untuk
Kabupaten Bangkalan sebesar 11 jiwa/ha,
maka sistem pengelolaan limbah yang
dipergunakan masih menggunakan
pembuangan air limbah setempat (on site
system).

 Sedangkan limbah yang dihasilkan oleh


beberapa industri dilakukan pengelolaan
terlebih dahulu oleh masing-masing pemilik
industri tersebut dengan sitem IPAL (Instalasi
Pengolah Air Limbah).

ANALISIS DAYA DUKUNG PESISIR


ANALISIS DAYA DUKUNG
TERIMA KASIH
PESISIR DAN PULAU KECIL

You might also like