Professional Documents
Culture Documents
Biokimia Tanaman
Abstract
Cooking oil comes from plant or animal fats. Coconut oil main product is
processed from coconut meat. Cooking oil sources of vitamins. Cooking oil
consists of different fatty acids. The fatty acids contained by oil greatly determine
the quality of the oil. Rancidity is a structural change in the oil that causes
changes in oil scent. Rancidity by oxidation occurs due to the oxidation process
by air oxygen to unsaturated fatty acids in fat. To know the nature of acid or base
on coconut oil and rancid coconut oil. Testing with universal indicator paper.
Crude palm oil pH is 6 whereas palm oil rancid pH is 4. Palm oil has weak acid
properties whereas rancid coconut oil is acidic.
Key words: coconut oil, Physiochemical, rancidityl
Pendahuluan
Salah satu kebutuhan penting yang diperlukan oleh masyarakat Indonesia
adalah minyak goreng. Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah
dimurnikan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pangan. Minyak selain
memberikan nilai kalori paling besar diantara zat gizi lainnya juga dapat
memberikan rasa gurih pada makanan (Dewi dan Hidajati, 2012).
Minyak goreng tersusun atas atas asam lemak berbeda yaitu sekitar dua puluh
jenis asam lemak. Setiap minyak atau lemak tidak ada yang hanya tersusun atas
satu jenis asam lemak, karena minyak atau lemak selalu ada dalam bentuk
campuran dari beberapa asam lemak. Asam lemak yang dikandung oleh minyak
sangat menentukan mutu dari minyak, karena asam lemak tersebut menentukan
sifat kimia dan stabilitas minyak (Haryono, 2015).
Bila dilihat dari nilai gizinya, penggunaaan minyak goreng kelapa sawit cukup
menguntungkan. Selain sebagai sumber vitamin, adanya karoten dan tokoferol
diketahui dapat meningkatkan kemantapan minyak terhadap oksidasi dengan kata
lain menyebaban minyak tidak mudah tengik. Selain itu minyak kelapa sawit
dapat dikatakan sebagai minyak goreng non kolesterol karena kadar kolesterolnya
yang rendah (Damanik, 2008).
Kerusakan minyak terjadi ditandai dengan adanya bau tengik. Untuk
mengetahaui tingkat ketengikan minyak dapat dinyatakan sebagai angka asam
thiobarbiturat (Sari, 2013).
Penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang dengan pemanasan pada suhu
tinggi akan menyebabkan terbentuknya berbagai senyawa hasil oksidasi lemak
berupa senyawa alkohol, aldehid, keton, hidrokarbon, ester serta bau tengik yang
akan mempengaruhi mutu dan gizi bahan pangan yang di goreng (Istighfaro,
2010).
Tujuan
Tujuan dari Praktikum uji fisiokimia minyak tanaman adalah untuk
mengetahui sifat asam basa pada minyak kelapa dan minyak kelapa tengik.
Metode
Praktikum uji fisiokimia tanaman dilaksanakan pada hari Kamis, 08 Maret
2018 pukul 13.00 – 14.40 WITA di Laboratorium Agroklimatologi dan Statistika.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum uji fisiokimian
tanaman ini adalah pipet tetes, tabung reaksi, kertas indikator universal, minyak
kelapa murni, dan minyak kelapa tengik.
Adapaun cara penentuannya sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil minyak kelapa murni dengan pipet tetes seperlunya.
3. Memasukkan minyak kelapa murni di dalam tabung reaksi.
4. Kemudian mengambil minyak kelapa tengik dengan pipet tetes seperlunya.
5. Memasukkan minyak kelapa tengik di dalam tabung reaksi.
6. Mengukur pH yang dimiliki masing-masing minyak dengan menggunakan
kertas indikator universal.
7. menunggu sekitar 30 detik lalu mengamati perubahan warna yang terjadi pada
pH indikator
8. Mencatat pH yang dimiliki masing-masing minyak.
Adapun prosedur lain yang dapat digunakan dalam menguji kualitas minyak
kelapa melalui sifat asam-basa sebagai standarnya, dapat dilakukan melalui proses
Penentuan Bilangan Asam. Penentuan bilangan asam dilakukan dengan cara titrasi
menggunakan larutan basa KOH (Dwi, 2012).
Adapun cara penetuannya sebagai berikut:
1. Ditimbang sebanyak 5,000 gram minyak kelapa, kemudian ditambahkan
dengan etanol 97 %.
2. Campuran tersebut selanjutnya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit
di atas penangan air sambil diaduk-aduk.
3. Setelah dingin selanjutnya dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N dengan
menggunakan fenolftalin sebagai indikator sampai terbentuk warna merah
muda. Dilakukan pengulangan penentuan sebanyak tiga kali.
4. Larutan KOH 0,1 N yang digunakan untuk titrasi distandarisasi dengan larutan
asam oksalat 0,1 N.
mLKOHx MKOHxBM Asam Lemak
5. Perhitungan Bilangan Asam = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H. & Wootton, M. 2010. Ilmu Pangan,
Jakarta, Universitas Indonesia (UI-Press).
Damanik, A. 2008. Analisa Kadar Asam Lemak Bebas dari Crude Palm Oil
(CPO) pada Tangki Timbun di PT. Sarana Agro Nusantara. UNSU
Press. Medan.
Dwi N.G.A.M. Adhi Suastuti. 2012. Kadar Air dan Bilangan Asam dari Minyak
Kelapa yang Dibuat Dengan Cara Tradisional dan Fermentasi. Universitas
Udayana. Bali.
Haryono et al,. 2015. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Bekas Menjadi Biodiesel
Studi Kasus: Minyak Goreng Bekas dari KFC Dago Bandung,
Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya
Alam Indonesia, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
“Kejuangan”. Yogyakarta.