You are on page 1of 62

Konsep Dasar Kota: Pengertian & Hakekat Kota

MK. AZAS DESAIN URBAN


Semester Genap 2017-2018
PUSTAKA
PUSTAKA
PUSTAKA
Sumber: Nia K. Pontoh & Iwan Kustiwan. 2009. Pengantar Perencanaan Perkotaan. Bandung: Penerbit ITBi.
Sumber: Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.
Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Aspek-aspek pokok perkotaan

Rupa dan struktur kota Sistem dan proses


yang bersifat fisik kehidupan perkotaan

Keberadaan dan kegiatan manusia perkotaan

Sumber: Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.
Huaxi village-Desa Terkaya China

Desa atau Kota?


PENGERTIAN-HAKEKAT KOTA

Apa yang dimaksud dengan kota?


Pengertiannya bergantung pada sudut pandang dan
bidang ilmu seseorang yang berkecimpung di bidang
perencanaan kota…, misal:
• Dari sudut pandang geografi, akan menekankan pada permukaan kota dan
lingkungannya, dengan mencari hubungan antara wajah kota, bentuk, dan
fungsi kota.
• Dari sudut pandang ekonomi, akan menekankan pada hubungan kegiatan dan
potensi kota secara finansial.
• Dari sudut pandang antropolog, akan memandang dari lingkup budaya dan
sejarah
• Dari sudut pandang sosiolog, akan menekankan pada hubungan klasifikasi
permukiman kota dari semua aspek tabiatnya
• Dari sudut pandang arsitek, akan lebih fokus pada aspek-aspek kota
secara fisik dengan memperhatikan hubungan antara ruang dan
massa perkotaan serta bentuk dan polanya, dan bagaimanakah semua
hal itu dapat tercapai
• Dll.
PENGERTIAN-HAKEKAT KOTA

Sumber: Nia K. Pontoh & Iwan Kustiwan. 2009. Pengantar Perencanaan Perkotaan. Bandung: Penerbit ITBi.
Sumber: Nia K. Pontoh & Iwan Kustiwan. 2009. Pengantar Perencanaan Perkotaan. Bandung: Penerbit ITBi.
• Pengertian kota mempunyai parameter yang berbeda-beda untuk
kebudayaan yang berlainan.
Kebudayaan yang berlainan mempunyai syarat minimal yang berbeda-beda,
antara lain :
- Jaman Helenistik syarat minimal: sebuah tempat pertunjukan,
gelanggang olah-raga.
- Jaman Islam: masjid, pasar, tempat pemandian umum.
- Masa kebudayaan Mesopotamia, Kamboja, Maya: kuil.
- India: kuil, istana, pasar.
- Cina Kuno: altar pemujaan dewa tanah, tembok, kuil para
leluhur penguasa.

• Seringkali kota didefinisikan menurut cara pandang lain (Barat) dengan


menggeneralisasikan beberapa kondisi kota.
Kota hanya bisa dipahami dengan mengikuti cara pandang, aturan
sosial, dan tatanan budaya masyarakatnya.
Menurut Amos Rapoport, kebanyakan cenderung berupa
pengertian ‘klasik’ kota (bersifat etnosentris, yang
berdasarkan pada kota Barat-modern):
Sebuah kota adalah suatu permukiman yang
relatif besar, penduduknya padat, rumah-rumahnya
berkelompok, mata pencaharian penduduknya bukan
pertanian/perkebunan, terdiri dari kelompok-
kelompok individu yang heterogen dari segi sosial.

Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya.
PENGERTIAN KOTA – Konsep Lokal
Pemahaman mengenai kota di Indonesia bisa ditelusuri melalui konsep
kelokalan, sebagaimana kota didefinisikan menurut cara pandang dan konteks
budaya masyarakatnya.

 Dalam rangka mempelajari karakteristik permukiman di Indonesia, gagasan


lokal mengenai permukiman sangat penting untuk dipahami.

 Akar dari permukiman urban di Indonesia diwarnai oleh tradisi perdesaan


yang dipengaruhi oleh struktur agraris dan kehidupan sosial – gotong
royong.
Nias Utara, Tengah dan Selatan, mengenal istilah omo untuk rumah tinggal;
banua untuk tempat tinggal satuan komunitas.
Aceh mengenal istilah: gampong, mukim, nanggroe, kerajaan.

 Konsep lokal tersebut pada akhirnya membentuk sistem sosial masyarakat


pada tingkat negara.
Secara historis pengertian negara berkembang dalam peradaban Hindu-
Budha sejak dinasti Sanjaya, Syailendra, Majapahit hingga Mataram Islam.
 Di Jawa berkembang apa yang disebut kuta untuk membedakan
dengan desa.
Kuta = permukiman yang dilindungi dinding pasagi; yang digunakan
sebagai pembatas dalem untuk melindungi teritorial sekaligus
memberi definisi luar dan dalamnya kehalusan dalam bertata krama.

 Kota dan Negara dalam budaya Jawa:


- Hubungan antara kuta dan negara di Jawa dan Bali, mempunyai
akar tradisi permukiman urban yang disebut kuta – negara,
yang menunjukkan hubungan antara institusi kekuasaan
dengan permukiman dan pengelolaan wilayah kekuasannya.
- Majapahit mengembangkan konsep :
puri – pura (keraton) – kuta – negara – amanca negara.
- Mataram pada jaman Sultan Agung mengembangkan konsep :
prabayeksa – keraton – negari gung - manca negara – negeri
sebrang

Catatan:
Baca buku: “Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di Indonesia”
POLA DESA-KOTA TRADISIONAL
 A city is a group of people and a number of
permanent structures within a limited geographical area,
so organized as to facilitate the interchange of goods and
services among its residents and with the outside world.
 The settlements grew into villages, villages transformed
into cities.
 Cities created when large number of people live
together, in a specific geographic location leading to the
Creation of urban areas.
 Cities exist for many reasons, and the diversity of urban
forms depends on the complex functions that cities
perform.
Lewis Mumford (1895-1990)
Filosof, kritikus arsitektur, & perencana kota kelahira New York
Menurut Spiro Kostov :
• Tempat tinggal yang padat penduduknya (ukuran absolut tidak bisa
ditentukan).
• Mempunyai keterkaitan dengan kota lainnya (ada hirarki).
• Ada “batas” yang mengelilingi (fisik dan non fisik).
• Ada spesialisasi dan deferensiasi pekerjaan (ada hirarki sosial).
• Merupakan sumber pendapatan; perdagangan (ada surplus).
• Tempat yang mempunyai catatan prestasi (pemerintahan, kekayaan,
kebudayaan).
• Tempat yang dibentuk daerah belakangnya (kota-desa).
• Tempat dari sesuatu yang didefinisikan secara monumental
(aquaduct, pabrik, gereja, dll).
• Tempat yang dibentuk oleh bangunan dan manusia .
10 Kriteria Kota menurut Jorge E. Hardoy:
1. Ukuran dan jumlah penduduknya yang besar terhadap massa dan
tempat
2. Bersifat permanen
3. Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat
4. Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukkan oleh
jalur jalan dan ruang-ruang perkotaan yang nyata
5. Tempat di mana masyarakat tinggal dan bekerja
6. Fungsi perkotaan minimum yang diperinci, yang meliputi sebuah
pasar, sebuah pusat administratif atau pemerintahan, sebuah pusat
militer, sebuah pusat keagamaan, atau sebuah pusat aktivitas
intelektual bersama dengan kelembagaan yang sama
7. Heterogenitas dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada
masyarakat
8. Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah
pertanian di tepi kota dan memproses bahan mentah untuk
pemasaran yang lebih luas
9. Pusat pelayanan (services) bagi daerah-daerah lingkungan setempat
10.Pusat penyebaran, memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada
massa dan tempat itu
DAERAH PERKOTAAN:
1. Penyatuan suku-suku adat maupun keturunan-keturunan dengan
gaya hidup yang berbeda-beda, yang berkumpul di suatu pusat
yang digunakan sebagai tempat pertemuan bersama dengan
perlindungan atau bentuk yang lainnya, atau perkumpulan
lembaga politik atau kedaulatan yang dibentuk oleh masyarakat.
2. Lokasi-lokasi di mana terdapat kemungkinan adanya suatu
lingkungan kehidupan yang beraneka-ragam dan gaya-gaya hidup
yang berbeda-beda.
3. Perkumpulan orang-orang bisnis, tempat pertukaran informasi
yang lebih cepat, tempat dengan sarana transportasi yang lebih
mudah, memadai, dan lebih cepat..

Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.
MACAM KOTA dalam PENGERTIAN HUKUM DI
INDONESIA:

1. Kota sebagai ibukota nasional


2. Ibukota propinsi.
3. Ibukota kabupaten
4. Kota administratif (kotatif) dan kota (madya)
5. Kota kecamatan

Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Definisi beberapa istilah wilayah-kawasan:
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas
dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada
tingkat wilayah.

Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat internal perkotaan.

Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG


Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan
pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya
alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan


utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.

Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan
perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di
sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem
jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara
keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.

Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih kawasan
metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah sistem.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG


Permendagri No.01/2008-PEDOMAN PERENCANAAN KAWASAN PERKOTAAN
SENSUS 1920 :
Kriterianya adalah jumlah penduduk 1.000 orang.

SENSUS 1930 :
- Bagi P. Jawa berpenduduk lebih dari 1.000 orang.
- Bagi Luar Jawa apabila kurang lebih mempunyai penampilan
seperti kota.

SENSUS 1961 :
Jika memenuhi salah satu kriteria:
- Berstatus Kotamadya, biasanya berpenduduk minimal 50.000 jiwa.
- Ibukota Kabupaten
- Dapat digolongkan sebagai kota karena mempunyai tingkat
ekonomi tertentu dan berpenduduk minimal 20.000 jiwa.
- Digolongkan sebagai “kota” oleh Pemerinah Daerah setempat.

Sensus penduduk adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengambil data-data penduduk di suatu wilayah
berdasarkan jumlah penduduk laki-laki, jumlah penduduk perempuan, jenis kelamin, ratio, dan kepadatan
penduduk.
Sensus penduduk di Indonesia pertama kali diadakan pada tahun 1930,
masih berada di bawah penjajahan Belanda, jumlah penduduk nusantara
hanya berjumlah 60,7 juta jiwa.

Sensus penduduk pertama setelah Indonesia merdeka, tahun 1961, jumlah


= 97,1 juta jiwa.

Sensus penduduk kedua, tahun 1971, jumlah penduduk = 119,2 juta jiwa.

Sensus penduduk ketiga, tahun 1980, jumlah penduduk = 146,9 juta jiwa.

Sensus penduduk keempat, tahun 1990, jumlah penduduk = 178,6 juta jiwa.

Sensus penduduk ke lima, tahun 2000, jumlah penduduk = 205,1 juta jiwa.

Sensus penduduk yang terbaru, keenam, tahun 2010, jumlah penduduk =


237,6 juta jiwa.

Jumlah penduduk Indonesia per 30 Juni 2016 sebanyak 257.912.349 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini masih di angka
1,49 persen. Maka dalam satu tahun penduduk indonesia bertambah sekitar 4 juta jiwa, sebagaimana dikatakan Kepala BKKBN Pusat dr
Surya Chandra. Artinya, di bulan Juli 2017 jumlah penduduk Indonesia lebih dari 262 juta jiwa.
Permukiman berawal dari kumpulan individu, keluarga, kampung, desa,
kota kecil yang akhirnya membentuk kota-kota yang lebih besar.

Jumlah jiwa Hirarki


“Kota yang lebih besar namanya
adalah adikota (metropolis) yang
1 orang penduduknya >2juta orang, kota
2-7 rumah raksasa (megalopolis) berpenduduk
240-400 rukun warga 100 juta jiwa/lebih, wilayah kota
1.500-2.000 dukuh (urban region) berpenduduk + 700
9.000-15.000 kampung
juta jiwa dan merupakan kota di
15.000-25.000 desa
50.000-80.000 kota kecil seluruh wilayah, benua kota
100.000-250.000 kota sedang (urbanized continent) berpenduduk
300.000-500.000 kota besar + 5 miliar jiwa dan merupakan kota
2-4 juta metropolitan seluruh benua, serta mahakota
14-26 juta conurbation (ekumenopolis) yang berpenduduk
100 juta megalopolis + 30 miliar jiwa dan merupakan
1,4 milyar urban continent kota seluruh dunia.”
30 milyar ecomopolitan

Sumber: Rustan(1988),
Sumber : Rustan (1988), dikembangkan
dikembangkan dari ekistik
dari teori teori Doxiadis
Doxiadis. Sumber: Teori Doxiadis dalam Ekistic (1973),
dalam Ekistic (1973) dalam Mulyandari (2011)
1914
Penduduk = 33.500 jiwa (Pbm); 2.500 jiwa
(Eropa-Belanda); 4.000 jiwa (China & Arab)
Luas wilayah = 15,03 km2

2012
Penduduk = 820.000 jiwa
Luas wilayah = 110,06 km2

2014
Penduduk = 857.891 jiwa
Data 06 Agustus 2014
1934 http://dispendukcapil.malangkota.go.id/
Luas = 1882 HA
2016
Penduduk = 887.443 jiwa
Perkembangan Kota Malang 1882 - 1938 Data akhir April 2016
Sumber: Stadsgemeente Malang 1914-1939 http://dispendukcapil.malangkota.go.id/
Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara
Terpadu: Teori Perancangan Kota dan
Penerapannya.
Kompas, 19 April 2012
FUNGSI KOTA

FUNGSI KOTA secara Internal:


1. Sebagai kegiatan kehidupan dalam wadah kehidupan sosial-
budaya penduduk setempat, seperti kawasan permukiman dan
sarananya.
2. Sebagai wadah kegiatan ekonomi lokal, mendukung rumah tangga
penduduk, dalam hal:
a. Kebutuhan produksi: bentuk pusat kerja pemerintah dan swasta,
produksi/industri.
b. Kebutuhan kerjasama jasa, distribusi transaksi, dan simpul pertukaran
informasi.
c. Kebutuhan layanan transportasi lokal: simpul jaringan sirkulasi berupa
terminal, stasiun, dan bandara maupun pelabuhan.
3. Sebagai satuan fisik infrastruktur lokal.
4. Sebagai wadah politik dan administrasi pemerintahan.

Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.
FUNGSI KOTA

FUNGSI KOTA secara Eksternal:


1. Pusat interaksi dan wadah kegiatan
sosial budaya bagi penduduk lebih
luas.
2. Pusat dan wadah kegiatan ekonomi
ekspor sehingga mempengaruhi
manajemen transaksi industri antara
lain produksi barang, produksi jasa,
koleksi dan distribusi untuk wilayah
luas.
3. Sebagai simpul komunikasi yang lebih
lengkap dan cepat dengan jangkauan
wilayah yang lebih luas.
4. Sebagai satuan fisik infrastruktural
terkait dengan jaringan wilayah luas.
5. Pusat politik dan administrasi
pemerintahan untuk kepentingan
tingkat wilayah lebih atas.

Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hubungan kota dan arsitektur
HUBUNGAN KOTA DAN ARSITEKTUR

Ilmu arsitektur :
 menyangkut bentuk fisik ruang buatan
sebagai tempat (place) bagi manusia
yang berhubungan dengan segala
kompleksitas kebutuhan
kehidupannya, baik individu maupun
komunal.
 Bentuk ruang fisik buatan: dapat berupa bangunan
individual maupun komunal yang berada di dalam
lingkungan alam.

 merupakan bagian dari ilmu tempat


bermukim manusia (human
settlement) dalam arti luas.
Human settlement (Doxiadis, 1968)

 “Human settlement are, by definition, settlements inhabited by


man.”
 human settlement mempunyai skala dari sebuah shelter bangunan,
lingkungan terbangun (kawasan) hingga ke tingkat makro kota dan
wilayah.

 2 elemen utama Human settlement :


1. Fisik wadah (the container): ruang fisik buatan dan ruang alam.
2. Isi (the content): manusia dan masyarakat dengan segala
aspeknya.

Dijabarkan ke dalam elemen-elemen:


1. Shell
2. Network
3. Nature
4. Human resources
URBAN DESIGN SEBAGAI JEMBATAN ANTARA URBAN PLANNING DAN
ARCHITECTURAL DESIGN

• Bersifat dua dimensi


• Dominan spasial
• Hasil akhir: KEBIJAKAN PUBLIK
URBAN PLANNING (mis. produk rencana tata ruang)

• Penjabaran wujud dua dimensi


menjadi tiga dimensi
• Wujud spasial yang dilatar
belakangi aspek a-spasial
URBAN DESIGN (visual-bentuk)
• Hasil akhir: KUMPULAN (LINGKUNGAN)
ARSITEKTUR BANGUNAN DENGAN
DUKUNGAN KEBIJAKAN PUBLIK

• Bersifat tiga dimensi


ARCHITECTURAL DESIGN • Dominan spasial & massa
(visual-bentuk)
• Hasil akhir: ARSITEKTUR BANGUNAN-
TAPAK
 Arsitektur dan perkotaan sebagai hasil built environment dan
kehidupan manusianya (container dan content) terjadi dalam
proses yang terencana dan terancang secara formal maupun
tidak formal.

 Desain urban dipandang sebagai perluasan bidang arsitektur


dari segi skala dan cakupan area.

 Arsitektur merancang bangunan pada satu persil (skala mikro),


sedangkan desain kota (urban) merancang pada suatu kawasan
(banyak persil) atau skala mezo.

 Perancangan bangunan dalam satu persil harus memperhatikan


penataan lingkungan fisik dalam skala mezo dan makro agar
tidak menimbulkan implikasi-implikasi yang negatif.
PRODUK PERENCANAAN-PERANCANGAN KOTA

ORIENTASI PRODUK
Sumber: Hamid Shirvani. 1984. The Urban
Design Process. New York: Van Nostrand
Reinhold.
SKALA KOTA

Markus Zahnd. 2008. Model baru perancangan kota yang kontekstual: Kajian tentang kawasan tradisional di kota Semarang dan
Yogyakarta Suatu potensi perancangan kota yang efektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.
A.1 A.1 A.1 A.1

A.2 A.2 A.2 A.2


B.1 B.1 B.1 B.1

B.2 B.2 B.2 B.2

A.1 A.1

A.2 A.2
B.1 B.1

SKALA KAWASAN
B.2 B.2 A.1 Kauman-Yogyakarta
A.2 Malioboro-Yogyakarta
B.1 Kauman –Semarang
B.2 Pecinan-Semarang

Markus Zahnd. 2008. Model baru perancangan kota yang kontekstual: Kajian tentang kawasan tradisional di kota Semarang dan
Yogyakarta Suatu potensi perancangan kota yang efektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.
SKALA BLOK & BANGUNAN

Markus Zahnd. 2008. Model baru perancangan kota yang kontekstual: Kajian tentang kawasan tradisional di kota Semarang dan
Yogyakarta Suatu potensi perancangan kota yang efektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.
Seville Bridge
Santiago Calatrava
Seville
30 ST MARY SWISS RE UK HEADQUARTERS
Norman Foster & Partners, London, England. 40 floors
Marina Bay
Singapore
Terimakasih, semoga bermanfaat......

You might also like