You are on page 1of 8

ned

19.41 |

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran


dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohaniah tenaga kerja (laboran/analis) pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secara
keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.

• Tujuan
Setiap tenaga kerja/laboran dan orang lainnya yang berada di
laboratorium mendapat perlindungan atas keselamatannya.
Setiap bahan kimia atau peralatan dapat dipakai, dipergunakan
secara aman dan efisien.
Proses pengujian berjalan lancar.
Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila
kecelakaan termasuk kebakaran, peledakan dan penyakit
akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi

•Hakikat higiene laboratorium dan kesehatan kerja adalah dua


hal :
1). Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan
laboran/analis yang setinggi-tingginya, dengan maksud untuk
kesejahteraan laboran.
2). Sebagai alat untuk meningkatkan analisis, yang
berlandaskan kepada meningginya effisiensi dan daya
produktivitas faktor manusia dalam analisis atau pengujian.

• Kondisi-Kondisi Kesehatan Yang Menyebabkan Rendahnya


Produktivitas Kerja
1. Penyakit Umum
2. Penyakit Akibat Kerja
3. Kondisi Gizi
4. Lingkungan Kerja
5. Beban Kerja

• Terdapat 5 (lima) faktor penyebab penyakit akibat kerja


– Golongan fisik (keadaan suhu, kelembaban, suara
kebisingan, radiasi, tekanan udara, penerangan, getaran dan
gerak udara yang memberikan suhu efektif diluar kenikmatan
kerja.
– Golongan kimia
– Golongan biologi
– Golongan fisiologi/ergonomi
– Golongan Psikologi

• Sanitasi Ruang Dan Peralatan Laboratorium


- Kondisi lantai secara umum harus bersih, kedap air, tidak
licin, rata sehingga mudah dibersihkan dan tidak ada genangan
air.
- Dinding tembok, jendela, langit-langit, kerangka bangunan,
perpipaan, lampu-lampu dan benda lain yang berada di sekitar
ruang pengujian harus dalam kondisi bersih.
- Kondisi umum bangunan harus memperhatikan aspek
pencahayaan dan ventilasi yang baik. Ventilasi harus tersedia
dengan cukup dan berfungsi dengan baik. Pencahayaan atau
penerangan hendaknya tersebar secara merata dan cukup di
semua ruangan, namun hendaknya diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menyilaukan
- Semua peralatan yang digunakan untuk pengujian harus
selalu diperhatikan kebersihannya, dan juga penanganannya
harus hati-hati karena kebanyakan peralatan laboratorium
mudah pecah.
- Setelah penggunaan alat gelas dan non gelas selesai atau
pekerjaan telah selesai semua peralatan tersebut dibersihkan
dan ruangan yang digunakan harus dibersihkan dengan bahan
saniter. Saniter adalah senyawa kimia yang dapat membantu
membunuh bakteri dan mikroba. Air yang digunakan dalam
pencucian alat hendaknya air yang bersih yang memenuhi
persyaratan sanitasi, sehingga mencegah kontaminasi. Air
bersih mempunyai ciri-ciri antara lain tidak berasa, tidak
berwarna, dan tidak berbau

• Pengendalian Ruang Penyimpanan Bahan Kimia


- Ruang penyimpanan bahan kimia di laboratorium harus
dikendalikan sehingga temperatur, kelembaban, dan sirkulasi
udara sesuai dengan yang diharapkan, Jika temperatur dalam
ruang penyimpanan bahan kimia tersebut tingga dan terasa
pengap, maka exhaust fan (alat sejenis kipas angin)
dihidupkan dan ventilasi atau pintu dibuka agar terjadi sirkulasi
udara, sehingga dapat menurunkan temperatur dan
kelembaban.
- Pada saat akan mengambil bahan kimia harus memakai alat
keselamatan kerja. Sebelum masuk ruang penyimpanan bahan
kimia, harus memeriksa suhu dan kelembaban ruangan apakah
sesuai dengan persyaratan, baru melakukan pengambilan atau
penempatan bahan kimia

• Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Kesehatan


- Iritasi, yaitu terjadinya luka bakar setempat akibat kontak
bahan kimia dengan bagian tubuh.
- Korosif kerusakan jaringan.
- Timbulnya alergi nampak sebagian bintik-bintik merah kecil
atau gelembung berisi cairan atau gangguan pernafasan
(tersumbat dan pendek-pendek)
- Pernafasan terganggu, seperti sulit bernafas sehingga terasa
tercekik atau aspiksian karena kekurangan oksigen akibat
diikat olah gas thinner seperti : nitrogen dan karbon dioksida.
- Timbulnya keracunan sistemik, yaitu bahan kimia yang dapat
mempengaruhi bagian-bagian tubuh seperti merusak hati,
ginjal, susunan syaraf dan lain-lain.
- Kanker, akibat paparan bahan kimia sehingga merangsang
pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali dalam bentuk tumor
ganas.
- Kerusakan atau kelainan janin yang ditandai oleh kelahiran
dalam keadaan cacat atau kemandulan.
- Phemokoniosis, yaitu timbunan debu dalam paru-paru
sehingga kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen
menjadi kurang akibatnya penderita mengalami nafas pendek.

• Pembuangan Limbah
- Saluran pembuangan limbah bahan kimia dalam bentuk cair
harus dikonstruksi dengan baik sehingga proses pembuangan
limbah cair tidak terhambat.
- Tempat penampungan hendaknya dibuat, jangan langsung
dibuang ketempat umum karena akan mengganggu dan
mencemari lingkungan umum.
- Jika produksi sampah/limbah cair ternyata cukup tinggi, atau
telah mengakibatkan ganggguan pencemaran adalah indikasi
awal bahwa masalah pencemaran di lingkungan telah terjadi,
maka disarankan untuk berkonsultasi dengan badan
pengelolaan limbah

• Fasilitas Penggudangan
- Ruangan, dinding, bangunan dan pekarangan bangunan
harus selalu bersih, bebas sampah dan kotoran.
- Barang barang yang disimpan dalam gudang harus diatur dan
disusun secara baik dan teratur, dengan menyisakan jarak
yang cukup, baik jarak antar tumpukan maupun dengan
dinding tembok
- Barang yang telah rusak atau bahan baku yang telah busuk,
hendaknya diambil dan dipisahkan dari barang-barang yang
masih baik
- Untuk sampah yang kering dan padat perlu disediakan
tempat pembuangan sampah padat yang cukup, baik
kebersihannya maupun ukurannya sesuai dengan jumlah
sampah diproduksi

• Pengertian Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan
mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan

• Tujuan keselamatan kerja adalah


- Melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas .
- Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di
tempat kerja (laboratorium).
- Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman
dan efisien
• Metoda Pencegahan Kecelakaan
1. Peraturan perundangan
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri bahan
yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, Riset
medis
5. Penelitian psikologis
6. Penelitian syarat statistik
7. Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam
kurikulum teknik
8. Latihan-latihan
9. Penggairahan
10. Asuransi
11. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan

• Pencegahan dan penanggulangan Keadaan Darurat di


Laboratorium
1. Menggunakan Akal Sehat
2. Kacamata Pengaman
3. Bahan Kimia di Mata
4. Asam dan Basa
5. Luka karena Bahan Kimia
6. Luka Bakar
7. Tergores atau Teriris
8. Menghirup Bahan Beracun
9. Menghindari Kebakaran
10. Memadamkan Api
11. Memadamkan Api yang Membakar Pakaian
12. Menangani Pelarut

Simbol-imbol B3 dan EU (European Union)

You might also like