You are on page 1of 13

2017

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI


BERDASARKAN KKNI SEKTOR KESEHATAN
KONSULTAN MANAJEMEN KESEHATAN
BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN
MASYARAKAT

KEMENTERIAN KESEHATAN
2017
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI


BERDASARKAN KKNI SEKTOR KESEHATAN
KONSULTAN MANAJEMEN KESEHATAN BIDANG
ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT

Disahkan tanggal : 2 Oktober 2017

Oleh:

Ir. Sumarna F. Abdurrahman, M.Sc. drg. Usman Sumantri, M.Sc


Ketua Badan Nasional Sertifikasi Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Profesi (BNSP) Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas disahkannya buku tentang Skema Sertifikasi Kualifikasi
Level VII Konsultan Manajemen Kesehatan bidang Administrasi Kesehatan Masyarakat yang dapat
digunakan sebagai panduan atau pedoman dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi
Konsultan Manajemen Kesehatan.

Skema sertifikasi ini disusun sebagai langkah implementasi dari Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan. Skema sertifikasi ini mencakup pedoman bagi para peserta
pendidikan/pelatihan, panduan bagi para pelatih/pendidik, serta panduan bagi asesor yang berisi
perangkat asesmen.

Dengan skema sertifikasi kualifikasi Level VII ini diharapkan para Konsultan Manajemen Kesehatan
bidang Administrasi Kesehatan Masyarakat diharapkan kompeten dan mampu menjalankan tugasnya
dengan professional baik pada tatanan nasional maupun internasional.
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

Daftar Isi

1 Pendahuluan 1
2 Ruang Lingkup Skema Sertifikasi 2
3 Tujuan Sertifikasi 2
4 Acuan Normatif 2
5 Okupasi Nasional Konsultan Manajemen Kesehatan (KMK) 3
6 Persyaratan Dasar Peserta Sertifikasi 6
7 Hak Peserta Sertifikasi dan Kewajiban Pemegang 6
Sertifikat
8 Biaya Sertifikasi 6
9 Proses Sertifikasi 7
10 Strategi Menguji 7
11 Persyaratan 7
A. Persyaratan Pendaftaran 7
B. Proses Evaluasi 7
C. Proses Uji Kompetensi 7
D. Keputusan Sertifikasi 8
E. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat 8
F. Pemeliharaan Sertifikasi 8
G Proses Sertifikasi Ulang 8
H. Banding 8
I. Penggunaan Sertifikat 8
12 Kode Etik Profesi 9
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

1. Pendahuluan

Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) membawa dampak kepada persaingan kerja
makin ketat dan tajam. Hal ini mengakibatkan pasar kerja dalam negeri dan luar negeri yang
membutuhkan peningkatan kualitas profesi konsultan kesehatan. Tuntutan persyaratan tenaga kerja
yang kompeten menjadi faktor penting atas keberhasilan pembangunan kesehatan secara nasional.
Pembuktian dengan melalui sertifikat kompetensi dilakukan dalam rangka memberikan jaminan
kualitas (quality insurance) dan jaminan keselamatan ( safety insurance). Oleh karena Lembaga
Sertifikasi Profesi Konsultan Manajemen Kesehatan (LSP-KMK) menyusun skema sertifikat
kompetensi.

Skema ini disusun sebagai langkah implementasi dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan. Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan
dalam sertifikasi kompetensi profesi Konsultan Manajemen khususnya bidang Konsultan Manajemen
Kesehatan bagi tenaga kerja yang telah mendapatkan kompetensinya melalui proses pembelajaran
baik formal, non formal, pelatihan kerja, ataupun pengalaman kerja.
Sertifikat Kualifikasi Nasional ini mengacu pada Surat Keputusan Organisasi Profesi Konsultan
Kesehatan (IKKESINDO) Nomor 006/A/IKK/15.09/2015 tanggal 15 September 2015 tentang
Kualifikasi Nasional Konsultan Manajemen Kesehatan di Indonesia, bagi tenaga kerja yang
memenuhi persyaratan dan memelihara kompetensinya pada jabatan atau pekerjaannya.
Skema ini ditetapkan dalam kerangka harmonisasi rekognisi nasional dan internasional pada
umumnya. Dengan skema sertifikasi ini diharapkan dapat memberi manfaat langsung para
pemangku kepentingan

Bagi Industri
• Membantu industri meyakinkan kepada kliennya bahwa jasanya telah dibuat oleh tenaga-
tenaga yang kompeten.
• Membantu industri dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis kompetensi guna
meningkatkan efisensi pengembangan SDM khususnya dan efisiensi nasional pada umumnya.
• Membantu industri dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga berbasis
kompetensi dan meningkatkan produktivitas.

Bagi Tenaga
Kerja
• Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi/industri/kliennya bahwa dirinya
kompeten dalam bekerja atau menghasilkan jasa dan meningkatkan percaya diri tenaga
profesi.
• Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat pencapaian
kompetensi dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara mandiri.
• Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.
• Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara.
• Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja.

Bagi Lembaga Pendidikan dan juga


Pelatihan.
• Membantu memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan tuntutan kompetensi
dunia industri.
1|Page
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

• Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan program diklat.


• Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.
• Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif, sumatif maupun holistik yang dapat
memastikan dan memelihara kompetensi peserya didik selama proses diklat.

2. Ruang Lingkup Skema Sertifikasi

2.1 Skema Sertifikasi ini digunakan untuk memastikan kompetensi Konsultan Manajemen
Kesehatan.
2.2 Skema ini merupakan Entry Level bagi seluruh profesi Konsultan Manajemen Kesehatan.

3. Tujuan Sertifikasi
Memastikan dan mengakui kompetensi kerja untuk para Konsultan Manajemen Kesehatan Pratama
sehingga kompeten dan mampu menjalankan tugasnya dengan professional baik pada tataran
nasional maupun internasional.

4. Acuan Normatif

4.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 tentang Kesehatan.


4.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4.3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
4.4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS.
4.5 Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia;
Pedoman Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum.
4.6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional.
4.7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.01/IV/SK/230/2014 tahun 2014 tentang
Pembentukan Komite Pemberdayaan Konsultan Kesehatan.
4.8 Lembaga Sertifikasi Profesi / ISO 17024: 2012. General Requirements For Bodies Operating
Certification Systems Of Persons;
4.9 Keputusan IKKESINDO Nomor 003/A/IKK/09.9/2015 tentang Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi
Konsultan Manajemen Kesehatan Indonesia.
4.10 Keputusan Ketua BNSP Nomor 4 tahun 2014 tentang Pengembangan Skema Sertifikasi Profesi.
4.11 Kosakata umum SNI 19-9000-2001, Sistem manajemen mutu – Dasar-dasar dan Kosakata.
4.12 Pedoman BNSP NO 210-2014.

2|Page
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

5. Kualifikasi Nasional Konsultan Manajemen Kesehatan (KMK)

A. Bagan Kualifikasi Bidang Administrasi Kesehatan Masyarakat

SERTIFIKAT VII
KOSULTAN MANAJEMEN PRATAMA
ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT
(PUBLIC HEALTH ADMINISTRATION)

SERTIFIKAT VII SERTIFIKAT VII


KOSULTAN MANAJEMEN KOSULTAN MANAJEMEN PRATAMA
PRATAMA KEBIJAKAN KESEHATAN PEMBIAYAAN KESEHATAN
(HEALTH POLICY) (HEALTH FINANCING)

B. Sertifikat VII Kosultan Manajemen Pratama Kebijakan Kesehatan

Deskripsi
Seseorang yang memiliki kualifikasi VII konsultan manajemen Pratama Kesehatan dan kompeten
dalam bidang Kebijakan Kesehatan yang diberi tugas untuk memberikan jasa pelayanan konsultasi
dibidang Kebijakan Kesehatan.

Tugas dan Wewenang Konsultan Manajemen Kesehatan Pratama Bidang Kebijakan


Kesehatan
1. Menganalisis kebijakan teknis operasional dan konsep manajemen pratama kasus dalam bidang
kebijakan kesehatan
2. Merencanakan pelaksanaan kegiatan konsultan manajemen pratama dibidang kebijakan
kesehatan
3. Melakukan kegiatan konsultan manajemen kesehatan pratama bidang pratama kebijakan
kesehatan
4. Melaporkan hasil kegiatan konsultasi manajemen kesehatan pratama di bidang kebijakan
kesehatan
5. Melakukan advokasi dalam manajemen kesehatan pratama bidang kebijakan kesehatan

Persyaratan Masuk Mengikuti Uji Kompetensi


1. Mempunyai kompetensi teknis dalam ruang lingkup perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
bidang kebijakan kesehatan yang akan dikonsultasikan.
2. Lulus pelatihan Konsultan Manajemen Kesehatan Pratama Bidang Kebijakan Kesehatan berupa
bukti setifikat kelulusan

Jenjang Karir dari Kualifikasi Ini


1. Konsultan Manajemen Kesehatan Madya Bidang Kebijakan Kesehatan
2. Konsultan Manajemen Kesehatan Utama Bidang Kebijakan Kesehatan

3|Page
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

Unit Kompetensi

Daftar Kompetensi Umum


1. K.70209.07001.01 Mendesain Proyek Kesehatan
2. K.70209.07002.01 Mengelola Proyek Kesehatan
3. K.70209.07003.01 Menutup Proyek Kesehatan
4. K.70209.07004.01 Menerapkan Regulasi Pemerintah Bidang Kesehatan
5. K.70209.07005.01 Mengelola Kontrak di Bidang Kesehatan
6. K.70209.07006.01 Menerapkan Kepatuhan terhadap Undang-Undang di Sektor Publik
Bidang Kesehatan
7. K.70209.07007.01 Memantau Pelayanan Kesehatan Kepada Klien
8. K.70209.07008.01 Menggunakan Sumber Daya Kesehatan untuk Mencapai Tujuan
Kerja
9. K.70209.07009.01 Menetapkan Pengaturan Manajemen Kontrak Proyek Kesehatan
10. K.70209.07010.01 Menerapkan Etika Profesi Konsultan Manajemen Kesehatan

Daftar Kompetensi Khusus


1. K.70209.07011.01 Menganalisis kebijakan teknis operasional dan konsep manajemen
kasus dalam bidang kebijakan kesehatan
2. K.70209.07012.01 Merencanakan pelaksanaan kegiatan konsultan manajemen di
bidang kebijakan kesehatan
3. K.70209.07013.01 Melakukan kegiatan konsultan manajemen bidang kebijakan
kesehatan
4. K.70209.07014.01 Melaporkan hasil kegiatan konsultasi manajemen di bidang kebijakan
kesehatan

4|Page
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

C. Sertifikat VII Konsultan Manajemen Kesehatan Pratama Pembiayaan Kesehatan


Deskrip
si
Seseorang yang memiliki kualifikasi VII konsultan manajemen kesehatan dan kompeten dalam
bidang Pembiayaan Kesehatan yang diberi tugas untuk memberikan jasa pelayanan konsultasi
dibidang Pembiayaan Kesehatan.

Tugas dan Wewenang Konsultan Manajemen Kesehatan Pratama Bidang Pembiayaan


Kesehatan
1. Menganalisis kebijakan teknis operasional dan konsep manajemen kasus dalam bidang
pembiayaan kesehatan
2. Merencanakan pelaksanaan kegiatan konsultan manajemen di bidang pembiayaan
kesehatan
3. Melakukan kegiatan konsultan manajemen bidang pembiayaan kesehatan
4. Melaporkan hasil kegiatan konsultasi manajemen di bidang pembiayaan kesehatan

Persyaratan Masuk Mengikuti Uji


Kompetensi
1. Mempunyai kompetensi teknis dalam ruang lingkup perencanaan, penggerakkan
pelaksanaan dan pengawasan pengendalian serta penilaian bidang pembiayaan kesehatan
yang akan dikonsultasikan.
2. Lulus pelatihan KMK bidang pembiayaan kesehatan berupa bukti setifikat kelulusan.

Jenjang Karir dari Kualifikasi Ini:


1. Konsultan Manajemen Kesehatan Madya Bidang Pembiayaan Kesehatan
2. Konsultan Manajemen Kesehatan Utama Bidang Pembiayaan Kesehatan

Unit Kompetensi

Daftar Kompetensi Umum


1. K.70209.07001.01 Mendesain Proyek Kesehatan
2. K.70209.07002.01 Mengelola Proyek Kesehatan
3. K.70209.07003.01 Menutup Proyek Kesehatan
4. K.70209.07004.01 Menerapkan Regulasi Pemerintah Bidang Kesehatan
5. K.70209.07005.01 Mengelola Kontrak di Bidang Kesehatan
6. K.70209.07006.01 Menerapkan Kepatuhan terhadap Undang-Undang di Sektor
Publik Bidang Kesehatan
7. K.70209.07007.01 Memantau Pelayanan Kesehatan Kepada Klien
8. K.70209.07008.01 Menggunakan Sumber Daya Kesehatan untuk Mencapai
Tujuan Kerja
9. K.70209.07009.01 Menetapkan Pengaturan Manajemen Kontrak Proyek
Kesehatan
10. K.70209.07010.01 Menerapkan Etika Profesi Konsultan Manajemen Kesehatan

5|Page
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

Daftar Kompetensi Khusus


1. K.70209.07015.01 Menganalisis kebijakan teknis operasional dan konsep
manajemen kasus dalam bidang pembiayaan kesehatan
2. K.70209.07016.01 Merencanakan pelaksanaan kegiatan konsultan manajemen
di bidang pembiayaan kesehatan
3. K.70209.07017.01 Melakukan kegiatan konsultan manajemen bidang
pembiayaan kesehatan
4. K.70209.07018.01 Melaporkan hasil kegiatan konsultasi manajemen di bidang
pembiayaan kesehatan

6. Persyaratan dasar Peserta Sertifikasi :

6.1 Pemohon Sertifikasi harus memenuhi:


6.1.1 Lulusan Pendidikan Minimal Sarjana Bidang Kesehatan; dan/atau
6.1.2 Lulusan Pelatihan Konsultan Manajemen Kesehatan Pratama; dan/atau
6.1.3 Berpengalaman minimal 2 kali sebagai Anggota Tim Konsultan Kesehatan

6.2 Persyaratan Administrasi:


6.2.1 Mengisi formulir pendaftaran Sertifikasi Konsultan Manajemen Kesehatan Pratama;
6.2.2 Mengisi biodata asesi terkait dengan persyaratan profesi;
6.2.3 Melampirkan fotocopy ijasah, sertifikat & pengalaman kerja;
6.2.4 Melampirkan pas foto berwarna 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar;
6.2.5 Membayar biaya Sertifikasi.

7. Hak Peserta Sertifikasi dan Kewajiban Pemegang Sertifikat VII

A. Hak Peserta
1. Mendapatkan informasi tentang ruang lingkup Skema Sertifikasi;
2. Mendapatkan sertifikasi kompetensi jika yang bersangkutan dinyatakan kompeten terhadap Skema
Sertifikasi yang diujikan;
3. Tanda bukti penerimaan pendaftaran dan panduan proses Sertifikasi;
4. Mendapatkan perlakuan/hak yang sama dalam pelaksanaan Sertifikasi;.
5. Berhak mengajukan banding terhadap hasil & proses Sertifikasi

B. Kewajiban Para Pemegang Sertifikat


1. Mengikuti peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh LSP-KMK
2. Tidak menggunakan sertifikat yang dapat mencemarkan LSP-KMK
3. Sertifikat yang diberikan hanya untuk ruang lingkup sertifikat
4. Membuat perjanjian mengikat dengan LSP-KMK
5. Menjaga dan memelihara kompetensi tersebut dalam bidang kerjanya
6. Melaksanakan keprofesian Konsultan Manajemen Kesehatan Pratama bidang Administrasi
Kesehatan Masyarakat dengan tetap menjaga kode etik profesi.

8. Biaya Sertifikasi

A. Struktur biaya sertifikasi mencakup biaya asesmen, surveilan dan administrasi.


6|Page
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

B. Biaya sertifikasi belum termasuk biaya akomodasi dan transportasi asesor, yang
diperhitungkan sesuai dengan kondisi dan moda transportasi pelaksanaan asesmen.

9. Proses Sertifikasi

Secara umum proses sertifikasi mencakup peserta yang telah memastikan diri bahwa
kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi bidang Konsultan Manajemen Kesehatan
Pratama. Mereka dapat segera mengajukan permohonan kepada LSP-KMK dengan memilih
Tempat Uji Kompetensi (TUK) /Assessment Centre yang diinginkan, dengan mengisi Formulir APL
01, APL 02 untuk permohonan dan penilaian mandiri, kemudian LSP-KMK akan menugaskan
Asesor Kompetensi yang kemudian akan mengases peserta dengan standar asesmen
berdasarkan assessor manual dalam toolbox LSP-KMK. Asesor Kompetensi setelah selesai
mengases segera merekomendasikan hasil keputusan uji kompetensi kepada LSP-KMK. LSP-KMK
akan mengevaluasi dengan meminta pertimbangan Kompartemen Profesi (sesusi bidang
kekhususannya) dan akan menetapkan status kompetensi serta akan menerbitkan sertifikat
kompetensi berdasarkan skema Okupasi Nasional.

10. Strategi Menguji

Dalam menguji, Asesor Kompetensi menggunakan format assessor manual dalam toolbox LSP-
KMK. Strategi dan media uji kompetensi dapat ditentukan oleh Asesor kompetensi dengan
mempertimbangkan hasil penilaian & verifikasi portofolio yang dilakukan sebelum pelaksanaan uji.

11. Persyaratan

A. Persyaratan Pendaftaran
1. Pengalaman kerja/praktik kerja lapangan sesuai dengan bidang pekerjaannya
2. Menyerahkan pas foto 4x6 seanyak 4 lembar
3. Foto Copy Sertifikat pelatihan (bila ada)
4. Foto Copy Sertifikat Kompetensi (bila ada)
5. Foto Copy Ijazah. (bila ada)
6. Foto Copy KTP
7. Bukti-bukti rekaman hasil produk kerja dalam portofolio

B. Proses Evaluasi
LSP mengkaji ulang permohonan sertifikasi untuk menjamin bahwa:
1. LSP mempunyai kemampuan untuk melakukan sertifikasi sesuai ruang lingkup yang
diajukan;
2. LSP menyadari kemungkinan adanya kekhususan kondisi peserta dan dengan alasan
yang tepat dapat mengakomodasikan keperluan khusus peserta seperti bahasa dan/atau
ketidakmampuan (disabilities) lainnya.

C. Proses Uji Kompetensi/Asesmen


1. LSP-KMK menugaskan tim asesor untuk mengases kompetensi dari asesi berdasarkan
persyaratan skema melalui satu atau lebih metode seperti tertulis, lisan, praktek,
pengamatan dan/atau portofolio.
2. Asesmen direncanakan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa
semua persyaratan skema diverifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti
terdokumentasi sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon profesi.
7|Page
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

3. LSP-KMK menjamin kinerja dan kerahasiaan hasil evaluasi termasuk kinerja dan hasil
asesmen, yang didokumentasikan secara tepat dan dimengerti.

D. Keputusan Sertifikasi
1. Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk seorang peserta oleh LSP-KMK harus
berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personel yang membuat
keputusan sertifikasi tidak boleh berperan serta dalam pelaksanaan ujian dan/atau pelatihan
calon.
2. LSP-KMK memberikan sertifikat kepada semua profesi yang disertifikasi.

E. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


Pembekuan dan pencabutan sertifikat dilakukan jika seorang pemegang Sertifikat Kompetensi
Konsultan Manajemen Kesehatan Pratama terbukti menyalahgunakan sertifikat yang dimiliki
dan dapat merugikan LSP-KMK.

F. Pemeliharaan Sertifikasi

Untuk memelihara kompetensi, LSP-KMK melakukan surveilan kepada pemegang sertifikat


kompetensi, yang mencakup:
1. Evaluasi rekaman kegiatan minimal sekali dalam setahun
2. Evaluasi asesi (sampling)
3. Witness (bila diperlukan)

G. Proses Sertifikasi Ulang

1. Sertifikat kompetensi profesi berlaku selama tiga tahun.


2. LSP menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk
menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir
3. Fokus metode asesmen
a. Rekaman kegiatan asesmen
b. Portofolio
c. Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang memuaskan dan rekaman pengalaman
kerja

H. Banding

Asesi dapat melakukan banding jika Asesi tidak puas atas keputusan yang diambil oleh Asesor
Kompetensi, dengan mengisi form Banding.

I. Penggunaan Sertifikat

Profesi yang disertifikasi harus menandatangani persetujuan untuk:


1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi;
2. Menyatakan bahwa sertifikatnya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan;
3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP-KMK dan tidak memberikan
4. Persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP-KMK dianggap dapat
menyesatkan atau tidak sah;

8|Page
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI OKUPASI KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN BIDANG ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT SS-OKUPASI-KMK-ADMINKES 2017

5. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang


memuat acuan LSP-KMK setelah dibekukan atau dicabut sertifikatnya serta mengembalikan
sertifikat kepada LSP-KMK yang menerbitkannya.

12. Kode Etik Profesi

Pedoman Perilaku harus meliputi:


1. Setiap konsultan kesehatan wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan etik dan
peraturan tentang konsultan kesehatan Indonesia yang berkaitan dengan pemberi tugas dan
masyarakatnya. Dalam menjalankan tugasnya, seorang konsultan kesehatan akan mengambil
keputusan profesional secara independen dan menerapkan perilaku profesional dalam ukuran
tertinggi.
2. Setiap konsultan kesehatan wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri
dan dalam melakukan pekerjaannya, seorang konsultan kesehatan tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Senantiasa
berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan penemuan tehnik baru yang belum diuji
kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
3. Seorang konsultan kesehatan dalam menjalankan tugas pekerjaannya, wajib memberikan
pelayanan secara kompeten dengan kebebasan tehnis dan moral disertai rasa tanggung jawab
dan penghormatan atas martabat manusia serta hanya memberikan surat keterangan dan
pendapat setelah memeriksa sendiri kebenarannya.
4. Seorang konsultan kesehatan wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan sejawatnya dan
berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang pada saat menjalankan tugas diketahui
memiliki kekurangan dalam karakter dan kompetensi, atau melakukan perbuatan tidak terpuji.
5. Seorang konsultan kesehatan wajib menghormati serta wajib menjaga dan melindungi pemberi
tugas, tenaga mitra lain dan masyarakatnya.
6. Dalam melakukan tugasnya, seorang konsultan kesehatan memperhatikan keseluruhan aspek
pelayanan kesehatan dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif yang seimbang
dengan upaya kuratif dan rehabilitatif serta unsur-unsur manajemen kesehatan. Berusaha
menjadi pendidik dan mitra yang baik terhadap pemberi tugas dan wajib saling menghormati
dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan dan bidang lainnya
serta masyarakat.
7. Seorang konsultan kesehatan wajib bersikap tulus ikhlas dalam mempergunakan seluruh
keilmuannya dan keterampilannya untuk kepentingan pemberi tugas dan masyarakat dan ketika
tidak mampu menjalankan pekerjaannya, ia wajib merujuk kepada konsultan kesehatan yang
lebih kompeten, dengan persetujuan pemberi tugas.
8. Setiap konsultan kesehatan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
pemberi tugas sepanjang waktu yang sudah diatur/ditetapkan dan menerima imbalan jasa yang
layak dan dapat dipertanggungjawabkan secara professional.
9. Setiap konsultan kesehatan memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan dan tidak boleh mengambil alih pekerjaan dari teman sejawatnya kecuali dengan
persetujuan keduanya.
10. Setiap konsultan kesehatan wajib selalu memelihara gaya hidup sehat ( healthy life style) dan
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi supaya dapat bekerja dengan baik.
9|Page

You might also like